Happy Ending- 17

"Siapa yang mengetuk pintu begitu keras?"tanya Sherli yang baru saja turun dari lantai atas. Lalu, di susul Juwita dan juga Rifki. Barulah turun Nico dan Charlie dengan wajah yang masih mengantuk.

"Ayo, kita lihat!"saran Charlie. Mereka semua bergegas ke pintu utama. Tak lama turun Wilson dan juga Clarisa.

Mereka terbangun pagi-pagi sekali oleh ketukan keras di pintu villa mereka. Para penghuni villa yang masih mengantuk segera membuka pintu dan dikejutkan dengan kehadiran pihak kepolisian yang datang untuk mengusut kasus kematian Kang Dadang beberapa hari lalu.

"Kami menemukan bukti baru dalam kasus ini, sebuah rekaman CCTV," kata seorang polisi sambil menunjukkan layar ponselnya kepada para penghuni villa. Rekaman itu memperlihatkan sebuah mobil jeep hitam berhenti di depan villa pada malam kejadian. Seseorang dengan topeng turun dari mobil tersebut dan menghilang di balik pagar. Keesokan harinya, Kang Dadang ditemukan tewas di dalam kulkas dengan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.

 "Kami yakin Kang Dadang mengetahui sesuatu tentang rahasia pria bertopeng ini, dan itulah yang menyebabkan kematiannya," jelas polisi itu. Wajah para penghuni villa berubah pucat, tak menyangka bahwa kematian Kang Dadang ternyata memiliki kaitan dengan pria misterius itu. Mereka merasa semakin terjepit, berusaha mengingat-ingat apakah ada sesuatu yang pernah mereka dengar atau lihat tentang pria bertopeng tersebut.

Mereka pun bersama-sama menghadapi pihak kepolisian, berusaha mencari tahu siapa sebenarnya pria bertopeng yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan Kang Dadang.

Mendengar ungkapan pihak kepolisian. Charlie justru melirik ke arah Nico. Karena topeng itu pernah dipakai oleh Nico waktu itu. Nico nampak tenang dan tak menunjukkan kegelisahan sama sekali. Tetapi, justru Charlie yang terlihat geram dan ingin mengungkapkannya di depan semua orang.

"Apa Anda curiga pelakunya adalah salah satu dari kami?"tanya Sherli. Petugas itu pun mengangguk dan membuat semua orang terkejut dalam waktu yang bersamaan.

"Kenapa nggak diperiksa saja kami semua. Siapa tahu Anda menemukan sesuatu,"saran Clarisa yang ikut mendengar ucapan itu membuat semuanya panik.

"Sepertinya apa yang dikatakan Clarisa ada benarnya. Kita periksa semua barang bawaan teman kita,"lanjut Charlie.

"Apa kamu gila?!" bentak Nico. Charlie mengerutkan keningnya saat melihat wajah Nico yang setengah takut.

"Biar semuanya jelas. Lagian, tidak mungkin pembunuh salah satu dari kita ini,"sambung Charlie lagi. Akhirnya, pihak kepolisian memutuskan untuk memeriksa semua kamar milik mereka tanpa kecuali.

Charlie juga ingin tahu apa alasan Nico melakukan ini semua. Jika petugas kepolisian bisa menemukan topeng di dalam tas Nico. Charlie ingin membantu pihak kepolisian untuk mengungkapkan kasus kematian Alia secara terang-terangan. Karena, Charlie yakin pelaku adalah orang yang sama meskipun belum diketahui motifnya.

Ketegangan menguasai suasana ketika polisi memutuskan untuk memeriksa kamar mereka. Sherli, Nico, dan Juwita tampak gugup, sedangkan Rifki dan Charlie terlihat tenang menunggu giliran mereka. Semua orang setuju untuk pemeriksaan ini demi mengungkap siapa pelaku pembunuhan Kang Dadang. Polisi pertama kali memeriksa kamar Wilson dan Clarisa.

Mereka mencurigai bahwa salah satu dari mereka adalah pembunuh. Sementara itu, Charlie terpaksa setuju agar kebohongan Nico yang sebelumnya memiliki topeng tersebut bisa terungkap sekarang juga. Suasana semakin tegang ketika polisi mulai menyisir kamar Wilson dan Clarisa.

Mereka mencari setiap sudut, menggeledah laci dan lemari, mencoba menemukan barang bukti yang bisa menghubungkan mereka dengan pembunuhan tersebut. Wilson dan Clarisa saling berpandangan, mencoba merasakan apa yang dirasakan satu sama lain. Mereka sama-sama merasa takut, namun tetap berusaha untuk terlihat tenang. Setelah selesai dengan kamar Wilson dan Clarisa, giliran kamar Sherli dan Juwita yang diperiksa. Mereka berdua semakin gugup, terutama Juwita.

Dia takut barang yang pernah ia miliki akan ditemukan dan menjadi bukti untuk penangkapannya karena mengedar obat terlarang.

 Sementara itu, Nico terus memperhatikan dari kejauhan, hatinya juga berdebar-debar, tidak sabar mengetahui hasil pemeriksaan tersebut. Di dalam kamar Sherli dan Juwita juga bebas. Kamar Rifki juga tak ditemukan adanya topeng itu ataupun barang lain.

Akan tetapi, ketika petugas kepolisian berlanjut ke kamar Charlie, semua orang cemas dan gugup menunggu hasilnya. Petugas menelusuri setiap sudut ruangan dan semua laci serta membongkar tas milik Charlie.

Akhirnya, polisi menemukan sebuah topeng yang mereka cari. Semua mata tertuju pada Charlie, termasuk Nico yang terkejut dan merasa kecewa. Charlie merasa tertekan dengan pandangan tajam yang ditujukan padanya, ia berusaha menjelaskan bahwa topeng itu bukan miliknya,.

Namun sepertinya tak ada yang percaya. Misteri pembunuhan Kang Dadang semakin mendalam dengan temuan topeng tersebut. Masing-masing orang mulai saling curiga dan menuding satu sama lain. Suasana semakin mencekam dan penuh kegugupan. Semua orang berharap bahwa polisi segera menemukan siapa pelaku sebenarnya di balik topeng itu, agar ketegangan yang melanda mereka segera berakhir.

"Ini bukan milikku!"bantah Charlie secepatnya.

"Tetapi itu ditemukan di kamar kamu,"Sherli berkata pelan. Sejak awal Sherli curiga dengan Charlie. Tetapi, dia tak menyangka jika Charlie bisa membunuh Kang Dadang dan apa motifnya?

"Apa ini Charlie? Jadi, selama ini kamulah pelakunya? Nggak heran kami menemukan foto kami di dalam tas kamu,"ucap Sherli lirih dan merasa cukup kecewa dengan hal itu. Tetapi, Charlie berulang kali mengatakan jika itu bukan miliknya.

Charlie tak menjawab dan memilih untuk segera ikut dengan petugas ke polisian ke kantor mereka.

SUasana tegang menyelimuti ruangan kantor polisi. Charlie, yang terlihat tenang dan berusaha untuk mengontrol diri, duduk di kursi saksi sambil memegangi topeng yang diduga digunakan pelaku pembunuhan Kang Dadang.

Sekelilingnya, beberapa polisi dan detektif yang menatapnya dengan tajam, siap menggali informasi dari mulut Charlie.

"Jadi, kamu benar-benar tidak tahu mengenai topeng ini?" tanya Inspektur Andi, seorang detektif berusia paruh baya yang bertugas dalam kasus ini.

Charlie menggelengkan kepalanya sambil berkeringat dingin, "Saya ulangi, Pak, saya tidak tahu apa-apa tentang topeng ini. Saya tidak pernah melihatnya sebelumnya, apalagi menggunakannya untuk membunuh Kang Dadang." Wajah Inspektur Andi terlihat semakin curiga.

"Lalu, kenapa topeng ini ditemukan di tas pribadimu, Charlie?" tanya Inspektur Andi dengan nada menekan. Charlie merasa kalut dan terpojok. Dia merasa kalau dirinya telah difitnah.

"Saya juga tidak tahu, Pak. Saya tidak pernah menyimpan topeng itu di tas saya. Saya yakin ada yang memasukkannya ke tas saya untuk menjatuhkan saya." Inspektur Andi mengepalkan tinjunya di atas meja.

"Kami memiliki banyak bukti yang mengarah padamu, Charlie. Jadi, lebih baik kamu mulai jujur dan mengakui kesalahanmu, agar kami bisa membantu kamu!" Charlie menundukkan kepalanya, merasa putus asa. Air mata mulai mengalir di pipinya.

"Saya tidak bersalah, Pak. Saya tidak pernah membunuh siapa pun. Tolong percayai saya! Saya tidak memiliki musuh di sini. Terlebih lagi kepulangan Saya ke kota ini untuk mengungkapkan kasus kematian adik saya bukan untuk terlibat dalam kasus kematian Kang Dadang," Akhrinya, Charlie membeberkan jati dirinya kepada pihak kepolisian agar kesaksiannya bisa di tangguhkan. Charlie menunjukkan identitas pribadinya.

"Jika benar saya pelakunya, tunjukkan bukti lain yang memberatkan saya selain topeng ini. Karena, orang lain bisa saja menjebak saya!"Charlie berkata dengan tegas. Charlie tak lagi bersikap lemah karena dia sudah membongkarkan identitasnya.

"Baiklah. Kami akui kami tak cukup bukti untuk hal ini, karena pelaku benar-benar melakukannya dengan bersih. Jadi, Charlie apa kamu mencurigai seseorang?"tanya inspektur Andi kepada Charlie.

"Iya!"jawab Charlie tegas.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

hebat benar pelakunya,, smpe bingung aq ...,, siapa yaa pelaku sebenarnya

2024-04-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!