Tangisan Dari Toilet [Sembilan]

"La, soal keluarga Pak Dirga, lo yakin mau nyari tahu?" tanya Jenny dengan sedikit meninggikan intonasi suaranya.

Pagi itu Kamalla dan Jenny berangkat sekolah bersama mengendarai motor. Kali ini Jenny yang menjadi juru kemudi mengingat kondisi sahabatnya yang baru sembuh dari sakit.

"Malla!"

"Eh iya apa Jen?"

"Lo bengong ya?" tanya Jenny. "Untung gue inisiatif buat nyetir, kalau nggak bisa terjadi kecelakaan part dua nih."

"Lagi di jalan, jangan ngomong aneh-aneh," ujar Kamalla. "Lo nanya apa tadi?"

"Lo lagi ngelamunin apa sih?"

"Gue belum siap ketemu Kia, Jen."

"Mau gimana lagi La. Lo berdua harus ketemu, harus diomongin."

"Justru itu, gue belum bisa Jen."

"Terus lo mau gimana?"

"Gue nggak bisa mikir Jen," balas Kamalla. "Kenapa jadi begini ya akhirnya?"

"Hidup nggak selalu mulus, La. Semuanya juga punya masalah. Apalagi lo tahu sendiri gimana polosnya si Kia."

"Tapi kenapa harus Kia? Sahabat gue, sahabat kita Jen!"

Jenny terdiam sejenak. "Lo masih mau berteman sama Kia 'kan?"

"Iya Jen."

"Ya udah, nanti kita omongin. Kita kelarin semuanya. Termasuk soal si monyet."

Kamalla hanya diam tak menyahut sepatah katapun.

"Jangan bengong lagi, ntar kesurupan!"

"Soal Monik, lo masih yakin kalau dia ada kaitannya sama semua kejadian aneh yang gue alamin?"

"Seratus persen yakin, La. Gue yakin makhluk itu dikirim sama dia, dan soal kecelekaan yang lo alamin pasti ada sangkut pautnya."

"Gue jatuh karena emang gue nggak fokus aja kok. Bukan karena diganggu makhluk itu."

"Terserahlah. Yang jelas gue bakal labrak dia. Monik itu licik, La."

"Gue masih nggak yakin, Jen. Nggak mungkin Monik ngelakuin hal gila kayak gini cuma buat dapetin Radhit brengsek itu."

"Karena dia belum tahu kalau Radhit sebrengsek itu. Ini baru lo yang kena, gue nggak mau dia sampai tahu soal hubungan Kia sama Radhit. Bisa-bisa Kia ikut dijahatin."

"Iya juga sih, Jen."

"Makanya kita harus omongin ini sama Kia. Kita harus bikin Kia putusin Radhit. Biarin si Radhit jadi milik Monik seutuhnya, cocok tuh sama-sama gila."

"Jenny ah!"

"Emosi gue, La. Gue nggak akan biarin dua sahabat gue kenapa-kenapa."

Kamalla tersenyum senang mendengar ucapan sahabatnya itu kemudian memeluknya dari belakang. "Setelah masalah soal Kia dan Monik selesai, lo masih mau bantuin gue satu hal lagi 'kan?"

"Duh! Kalau soal keluarga dari rumah kosong itu gue nggak janji. Apalagi harus ketemu sama siapa itu namanya?" tanya Jenny sambil mengarahkan kemudi motor ke arah kiri.

"Bara maksud lo?"

"Iya dia. Lo kok bisa sih percaya sama orang yang baru lo kenal? Gue yakin pasti ada sesuatu yang dia mau."

"Lo terlalu kritis Jen. Siapa aja dicurigain."

"Habisnya lo gampang banget percaya sama dia. Meskipun gue tahu sih dia ganteng."

Kamalla memutar bola matanya. "Bukan soal gantengnya, tapi dia emang kelihatan baik kok. Lagian cowok satu-satunya yang bisa gue mintain tolong ya cuma dia sekarang."

"Nggak La. Gue nggak mau kejadian semalam terulang lagi!"

"Ayolah Jen. Nanti 'kan member kita bertambah satu, ada Kia. Bantuin gue ya?"

"Oke deh. Kalau jaminannya lo sama Kia baikan, gue mau."

...****************...

Pagi itu jam pertama di kelas sebelas IPA satu dimulai dengan kelas olahraga. Setelah semua siswa dan siswi mengganti seragam menjadi atribut olahraga, mereka berkumpul dan mulai menyusun barisan di lapangan.

"Selamat pagi semuanya," sapa Pak Ridwan pada barisan siswa dan siswi di hadapannya.

"Pagi Paaak!" jawab mereka kompak.

"Hari ini pengambilan nilai untuk kalian yaitu main futsal," ujar sang guru yang memiliki postur tubuh jauh dari kata atletis itu, mesikpun dia guru olahraga. "Satu kelompok terdiri dari lima orang yang akan Bapak pilih secara acak."

Disela penjelasan Pak Ridwan, seorang siswi yang berdiri di barisan paling belakang terlihat sedang berbisik pada teman sebelahnya.

"Jen, dari tadi kok Malla diam aja? Kayak cuek banget gitu," bisik Kia.

"Namanya juga baru sembuh."

"Jenny Amira Lian!"

"Saya Pak!" sahut gadis itu ketika mendengar panggilan Pak Ridwan.

"Kamu masuk kelompok dua ya."

Pembagian kelompok telah selesai. Kamalla yang berada di kelompok satu saat itu melawan kelompok dua yang beranggotakan Jenny dan Kia. Lima menit pertama pertandingan berjalan dengan seru. Meskipun isi dari pertandingan lebih banyak dipenuhi oleh teriakan-teriakan manja dari tiap kelompok yang membuat siswa laki-laki dan siswi dari kelompok lain tergelak dan bersorak.

Sampai disatu momen saat Kia dan Kamalla bersinggungan saling merebut bola, Kamalla tak sengaja mendorong sahabatnya itu hingga tersungkur.

Kamalla memandangi kedua tangannya dengan ekspresi tak percaya setelah itu mengulurkan tangannya kepada Kia. "Maaf Ki, gue nggak sengaja."

"Gue nggak apa-apa kok," jawab Kia lalu meraih uluran tangan sahabatnya itu.

Permainan itu akhirnya dilanjutkan kembali. Bahkan menjadi semakin seru ketika tim yang dipimpin oleh Jenny unggul satu poin dari tim satu dan mengakhiri poin seri.

Ketika Jenny sedang menggiring bola, Kamalla berhasil menghalau dan mengambil alih dan menggiring kearah gawang lawan. Beberapa meter dari arah gawang kelompok dua, Kamalla mulai menyepak bola sekuat tenaga yang dia miliki. Anehnya bola yang dia tendang justru menikung dan mendarat tepat di wajah Kia sampai gadis itu terkapar.

Semua yang ada disana khususnya para siswi sontak berteriak melihat kejadian itu. Pak Ridwan dan beberapa siswa berlari ke tengah lapangan untuk memastikan keadaan Kia. Beruntungnya tidak terjadi sesuatu yang fatal, Kia hanya mengeluarkan darah dari rongga hidungnya.

"Kia, gue minta maaf. Gue nggak sengaja," ujar Kamalla lirih.

Kia baru saja bangkit dari posisinya kemudian menyeka cairan merah yang keluar dari hidungnya. "Gue nggak apa-apa, La."

"Nggak apa-apa gimana? Lo berdarah Ki!" ujar Jenny panik.

"Nggak, gue nggak apa-apa."

"Kok lo kayak gini sih La?" bentak Jenny pada Kamalla. "Lo boleh marah, tapi nggak gini caranya. Ternyata omongan lo di jalan itu nggak ada artinya ya La."

"Tapi gue beneran nggak sengaja Jen."

"Kecewa gue sama lo!" seru Jenny akhirnya.

"Kok lo marahin Malla sih Jen?"

Kamalla hanya mematung. Wajahnya mendadak panas sementara dadanya terasa sesak sekarang. Rasa sakit yang sempat hilang akhirnya datang lagi. Namun kali ini jauh lebih sakit dari sebelumnya. Bagaimana tidak, selain mendapat pengkhianatan dari sahabat dan kekasihnya, kali ini satu lagi sahabat dekatnya tidak mempercayainya.

"Sudah sudah! Kita break dulu," ujar Pak Ridwan. "Jenny bawa Kia ke UKS!"

Jenny masih menatap Kamalla dengan sorot mata penuh amarah sebelum akhirnya merangkul Kia dan memboyongnya ke arah UKS.

Kamalla yang semula mematung memutuskan pergi ke toilet khusus puteri ketika dia menyadari airmatanya mulai menetes. Tangisannya pecah di salah satu bilik toilet. Dia merasa kali ini benar-benar sendiri, seolah semua orang meninggalkannya disaat keadaanya sedang terpuruk.

Ditengah tangisannya, Kamalla mendengar suara tangisan gadis lain dari bilik sebelah. Tangisannya terdengar begitu pilu diiringi dengan rintihan seolah orang itu sedang merasakan sakit yang termangat sangat. Namun saat Kamalla mempertajam indera pendengarannya, suasana mendadak hening. Suara rintihan itu tak terdengar lagi, sampai tiba-tiba sebuah pukulan keras pada sekat antar toilet itu berhasil mengejutkan Kamalla.

BRAKKK!

"Pergi dari sini!" teriak seorang gadis dari bilik itu.

Kamalla yang masih diliputi rasa penasaran itu akhirnya memutuskan untuk keluar dari biliknya dan mengetuk pintu bilik sebelah. Khawatir telah terjadi sesuatu pada siapapun orang yang ada di dalamnya.

"Siapa di dalam?" tanya Kamalla. Namun tak ada sahutan dari sana.

"Lo nggak apa-apa 'kan?" tanyanya lagi memastikan. Disela ketukannya, Kamalla menyadari sesuatu. Pintu bilik itu tidak dikunci. Perlahan dia mulai mendorong pintu itu sampai benar-benar terbuka. Alih-alih mendapati seseorang, Kamalla justru kembali dibuat heran karena tak ada satupun orang di dalam sana.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!