Lusi semakin mendekat dan terus mendekat. Kini dia pas ada di depan Lusi,tangan Lusi mencoba untuk meraba dia,Jantung Lusi berdebar kencang,tangan Lusi pun jadi gemetaran,Belum juga tangan nya menyentuh pria itu dia membalikan badannya ke arah Lusi
Mulut Lusi menganga karena kaget,Lusi jadi mematung tak bergerak.
Untung saja Lusi tidak sempat memegang dia,karna laki-laki itu ternyata bukan Doni.Namun pas laki-laki itu berbalik tangan Lusi masih mengangkang di atas.
Setelah berbalik kelihatan dia itu pria berkumis muka nya pun banyak jerawatnya.Berbeda dengan Doni,dia tidak pernah memanjangkan kumis nya,mukanya pun mulus terawat.
"Maaf pa kirain teman saya"
Pria itu pergi tanpa berkata apapun.
Lusi menarik napas panjang.
"Ya Alloh ternyata bukan dia,kenapa yang tadi nya aku ingin balas dendam,sekarang hatiku malah merindukan dia lagi?"
Pas Lusi sadar ternyata Ani dan majikannya sudah tidak ada,Lusi melirik ke kanan ke kiri,dia tidak tau ke arah mana mereka pergi.
"Mana Ani dan majikanku,kenapa mereka ninggalin aku?"
"Ke arah mana ya aku harus menyusul mereka?"
Jauh di belakang Lusi tiga orang pria memperhatikan gerak-gerik Lusi
"Sekarang kesempatan kita,mumpung dia lagi sendiri"
Mereka pun segera menuju ke arah Lusi.
Lusi pun berjalan sendiri barang kali aja bisa nemuin Ani dan majikannya.
Lusi menengok kebelakang,karena terdengar suara sepatu yang mengikutinya.tapi pas di tengok di belakang hanya ada seorang anak kecil dan ibunya.Lalu Lusi berjalan lagi suara sepatu itu terdengar lagi,Lusi pun menengok untuk yang kedua kalinya.Lagi-lagi suara sepatu itu tidak ada.
"Ah mungkin aku salah dengar aja."Lusi pun melanjutkan perjalanannya dengan langkah yang sedikit ragu.
Lusi pun melanjutkan lagi langkah kakinya.
Di tempat lain Ani baru menyadari kalau Lusi tidak ada di belakangnya
"Kemana teh Lusi ya,kok tidak ada?"
Dia kebingungan sendiri.Lalu memberi tau kan pada majikannya
"Non,Lusi tidak ada di belakang"
"Kemana dia? tadi masih ada."majikannya pun turut kebingungan.
"Ani kamu cari dia,aku nunggu di sini"
"Iya non"
Ani pun kembali ke tempat yang tadi,dia pun melihat kanan kiri berharap bisa menemukan Lusi.Setelah perjalan yang cukup panjang bahkan Ani sudah sampai ke tempat tadi ternyata Lusi tidak dia temukan.Lalu dia ingat kalau Lusi membawa hp.Ani mencoba menelponnya.Tapi tidak ada jawaban.
"Teh Lusi,teteh di mana sih?"
Sementara Lusi berjalan semakin menjauh dari tempat itu.
Samar-samar Lusi melihat gerak gerik orang yang mencurigakan di belakang nya itu.ternyata mereka berjumlah tiga orang.Lusi mengetahui hal itu.karna melihat dari kaca mall tersebut.
"Siapa mereka?kenapa gerak geriknya mencurigakan,jangan-jangan dia berniat jahat"
Kemudian Lusi berjalan semakin cepat,walaupun dia bingung ke arah mana dia harus menuju yang penting dia bisa lolos dari orang yang mengikutinya.
Kebetulan ada serombongan orang-orang, Lusi masuk ke dalam rombongan itu dan berada di tengah-tengah nya,Lusi menundukkan kepalanya,dan berjalan searah dengan mereka.Namun sayang sekali sala seorang melihat keberadaan Lusi.Lusi pun keluar dari rombongan itu dan segera berlari.
Pengejarnya terhalangi oleh orang-orang itu
"Sial..kemana dia lari?"
Setelah rombongan nya tidak ada mereka pun segera mencari Lusi.
"Sekarang kita berpencar,cari dia sampai dapat.tapi jangan sergap dia di sini,karena di sini terlalu ramai.Iring wanita itu ke tempat yang sepi"
Mereka pun berpencar mencari Lusi.
Lusi sudah merasa kelelahan dia pun memutuskan untuk bersembunyi di balik baju,terlihat dua orang yang mengikutinya mencari kesana kemari keberadaan Lusi.Sedangkan yang satunya lagi entah mencari ke mana.
"Ya Alloh selamatkan aku"
Tubuh Lusi bergetar ketakutan.Setelah berapa lama Lusi bersembunyi Lusi berpikir dia tidak mungkin berada di situ terus,dia harus bisa menemukan Ani dan majikannya agar bisa pulang.
Lusi mencoba keluar dari balik baju itu setelah melihat dua orang yang mengikutinya tidak ada dan memutuskan untuk balik ke tempat tadi.
Lusi pun berlari tidak mempedulikan orang-orang yang memperhatikannya.
Lusi sampai di tempat tadi,dia menghentikan larinya dan mencoba mengatur napasnya.
Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundak nya,Lusi hampir saja berteriak karena takut.Tapi Ani segera menutup mulutnya.
"Tenang teh ini aku"
Ternyata itu Ani,Lusi pun bernapas lega.
"Teteh dari mana saja?"
"Ani,aku di kejar orang jahat"
"Apa? sekarang mana yang mengejar teteh?"
"Dia pergi ke arah sana,setelah mereka tidak ada aku segera ke sini"
"Kalau mereka ada di sini,akan ku hajar sampai babak belur"
"Memangnya kamu bisa bela diri?"
"eh jangan salah teh waktu Ani di kampung,Ani sering tuh menghajar preman-preman gadungan"
"Teh Lusi gak percaya?"
"Percaya deh biar kamu senang"
Ani pun merangkul pundak Lusi
"Bagaimana ceritanya kok teteh tadi bisa pisah dari kami?"
"Tadi aku melihat seseorang yang mirip Doni,lalu aku menghampiri nya,aku tidak sadar kalau kalian sudah pergi,setelah tau itu bukan Doni aku baru menyadarinya dan mencoba mencari kalian.Kemudian aku melihat tiga orang yang terus mengikuti kemana ku pergi,alhamdulillah aku bisa sembunyi dari kejaran mereka,lalu aku kembali ke sini"
"Alhamdulillah untung teteh selamat"
"Iya berkat pertolongan Alloh aku bisa lolos"
"Aku tadi menelpon teteh beberapa kali tapi tidak di angkat"
"Hp ku di kantongi di saku celana ,hp nya juga di silent jadi aku tidak mendengar apa-apa"
"oh pantesan"
Ayo kita cepat temui majikan kita,dia sudah lama menunggu.Takutnya penjahat itu kembali ke sini.
"iya"
"Mereka pun segera ke tempat di mana majikannya menunggu"
Majikannya sekarang sudah selesai berbelanja,akhirnya mereka semua kembali pulang.
Di jalan majikannya menanyakan ke mana tadi Lusi pergi,Lusi pun menceritakan semua kejadian tadi.
Sampai rumah
"Sekarang sudah malam,biar besok aja beresin barang belanjaan nya.Sekarang kalian istirahatlah"
"Iya non,tapi kami mau masukin dulu bahan makanan ke kulkas,kalau tidak sekarang di kerjakan akan busuk nantinya"
"iya"
Ani dan Lusi pun segera memasukan berbagai bahan-bahan masakan itu ke dalam kulkas.sambil mereka berbincang-bincang.
"Siapa ya teh orang yang mengejar teteh tadi?"
"Aku juga tidak tau,aku tidak mengenali mereka.aku juga tidak tau apa tujuannya"
"Ani,tadi aku takut banget.Mana kamu tidak ada,aku lari kesana kemari sendirian"
"Makanya kalau mau berhenti itu bilang-bilang dulu teh,biar teteh gak ketinggalan"
"Iya,tadi kan aku terlalu fokus pada laki-laki itu jadinya aku lupa pada kalian"
Kata Lusi sambil tersenyum.
"Teteh masih menyayanginya ya?"
"e enggak ."Kata Lusi sambil dia menundukkan kepalanya.
"Gak usah bohong teh,Aku punya indra ke enam loh buat membaca hati seseorang"
"Sedikit masih ada"
"Sedikit apa banyak?"
"Ani kamu malah ngomongin dia terus,bosan ah"
"eh teh jangan-jangan yang tadi itu orang suruhannya Doni loh!"
"Gak mungkin,dia kan gak tau kalau aku di sini"
"Siapa bilang?"
"Uupss..Hampir saja Ani keceplosan.
"Lain kali teh Lusi harus lebih hati-hati lagi,mereka mungkin saja akan mencoba menculik teteh lagi"
"Ah kamu bikin aku takut aja,oh iya sebentar lagi mertuanya non Veronica datang.Kerjaan kita nanti nya akan lebih banyak"
"Iya nih teh,mudah-mudahan aja orang nya gak bawel ya teh?"
"Kalau bawel nya kaya kamu sih gak apa-apa"
"Ah teh Lusi bisa aja"
"Itu tinggal sayuran yang belum di masukin"
"Iya teh,sebentar lagi kita tidur,kayanya aku akan tidur pulas nih,soalnya rasanya cape banget,badan Ani pada sakit semua"
"Mau di pijit dulu?"
"Gak ah teh,teh Lusi juga kan sama capenya.Apalagi tadi teh Lusi habis lari maraton"
Ani dan Lusi tertawa sambil berjalan menuju ke arah kamar.
"Teteh mau mandi dulu apa mau langsung tidur?"
"Mandi dulu ah,badan ku rasanya lengket"
"Ya sudah teteh mandi,aku mau langsung tidur aja"
Sementara di sebuah rumah tua.
Tiga orang laki-laki berbadan tegap masuk ke dalam rumah.
"Bagaimana apa kalian berhasil menculiknya?"
"Dia lolos bos"
"Apa? Kalian tidak becus menculik seorang wanita saja,percuma aku membayar kalian"
"Maaf bos,dia bersembunyi,jadi kami tidak bisa menemukannya"
"Lain kali kerjakan pekerjaan kalian sampai beres"
"Baik bos"
Mereka pun segera kembali untuk mencari Lusi lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments