Malam telah larut.
Semua orang telah tertidur, kecuali Lusi. Dia meneteskan air mata membasahi bantal.
Dari hati yang paling dalam Lusi begitu menyayangi bayi nya, Tapi disisi lain dia tidak mungkin merawatnya.
Apalagi orang tuanya yang begitu keras menentang Lusi membawa bayinya pulang.
Lusi teringat kata ayahnya waktu di telpon:
"Ayah bolehkah aku membawa Syifa pulang? Dia sangat lucu sekali,aku gak tega meninggalkan dia di sini."
"Kalau kamu ingin menambah aib pada kami,bawalah dia ke sini.dan mulai hari itu juga kamu bukan lagi anakku"
"Ayah bukan kah dia cucu mu?"
"Cucu yang tidak ku inginkan.Jika saja dulu kamu mendengar kata-kata kami mungkin semua ini tidak akan terjadi"
"Maaf ayah,Lusi menyesal"
"Jadikanlah itu sebagai pelajaran untuk mu,agar kedepannya kamu bisa mawas diri"
"Iya ayah,"
"Cepatlah pulang,biarkan bayi mu bu Asih yang rawat"
"Baik yah"
Karena aibnya akan terbongkar oleh semua orang di sana, Lusi pun menuruti perintah ayahnya.
Lusi menangis tersedu-sedu,lalu dia teringat akan ayah dari bayinya
"Semua ini karena kamu mas.. Kamu tidak mau bertanggung jawab sehingga kami jadi terpisah.Semua ini salahmu mas.. Aku akan membalas dendam padamu atas perbuatan mu padaku"
"Syifa.. maafkan ibu nak.."
Syifa yang sedang tidur lelap pun menggeliat, dan akhirnya dia menangis.
Seorang bayi akan merasakan perasaan yang di rasakan ibunya.
Bila ibunya sedih, dia biasanya akan rewel. Begitu pun sebaliknya.
Matahari telah menyibakkan sinarnya. Lusi tamat tidak memejamkan mata sama sekali.
Kepala nya terasa pusing. Dia pun pergi ke kamar mandi, mengguyur seluruh tubuhnya dari mulai kepala hingga ujung kaki.
Tidak terasa Syifa sekarang sudah mau tujuh hari. Lusi sudah bisa memandikan Syifa. Dia juga sekarang sudah bisa menggendongnya.
Pagi hari Lusi membawa Syifa untuk berjemur di luar ,selesai berjemur lalu Syifa dimandikan menggunakan air hangat.
Lusi menatap bayi mungil nya sambil mengusapkan sampo di rambutnya.
"Sungguh cantik paras mu nak.. Semoga kelak kamu jadi anak yang bernasib tidak seperti ibu mu ini"
Selesai di mandikan Lusi pun memakaikan baju pada Syifa.
"Wah, Syifa sudah cantik dan wangi"
Kata Bu Asih, sambil mencium si bayi mungil lucu itu.
Hari ini adalah hari terakhir Lusi di sini.
Dia selalu bersama Syifa, tidak sebentar pun meninggalkan nya.
Besok Lusi akan pulang ke rumah orang tua nya di Lampung.
Syifa dia gendong, air mata nya tak henti-hentinya mengalir.
Syifa pun jadi rewel, dia ingin di gendong terus oleh Lusi.
Siang hari nya Lusi mengurus surat adopsi anaknya.
Bu Asih dan Pak Rahmat sekarang jadi orang tuanya.
"Suatu saat kamu boleh lihat anakmu ini nak.. biarpun kami sudah mengadopsinya"
Kata Bu Asih pada Lusi
Lusi pun memeluk Bu Asih sambil berkata:
"Terima kasih Bu, Ibu sudah mau merawat anak ku, tolong jaga dan rawat dia seperti ibu merawat anak kandung ibu sendiri"
"Iya nak.. ibu akan merawat nya se kemampuan ibu"
"Bukan nya Lusi tega bu memberikan anak sendiri kepada orang lain, keadaan lah yang menyebabkan ini semua"
Kata Lusi sambil menangis.
"Iya nak, ibu mengerti"
Bi Asih pun menggendong Syifa
"Jadilah anak yang solehah anakku.. turuti nasihat Bu Asih, Jangan rewel ya nak.. Suatu saat nanti ibu akan mengunjungi mu"
Lusi mencium anaknya yang ada di pangkuan Bu Asih.
Malam hari nya Lusi mempersiapkan segala macam yang akan dia bawa pulang.
Sebenarnya dia tidak begitu banyak membawa barang-barang. Hanya baju ganti buat di kapal nanti dan sedikit cemilan juga air minum yang dia bawa.
Setelah membereskan semua nya, Lusi pun pergi ke rumah Diana naik ojek untuk berpamitan, karena mungkin besok dia akan berangkat pagi-pagi sekali.
Sampai di rumah Diana dia berpamitan dan menitipkan Syifa agar Diana sering menengok nya.
"Kak besok aku akan pulang,aku titip Syifa.Tolong kakak sering jenguk dia,"
"Baik Lus,jangan khawatirkan Syifa,dia aman bersama kami"
"Iya kak"
"Kamu juga di jalan harus hati-hati,semoga selamat sampai tempat tujuan"
"Aamiin"
Mereka berdua menangis sambil berpelukan.
"Aku akan merindukan mu Lusi"
"Aku juga sama, aku pasti merindukan mu kak Diana"
"Jam berapa kamu akan berangkat?"
"pagi-pagi sekali kak"
"oh iya,maaf ya besok aku gak bisa mengantarkan mu"
"Iya gak apa-apa kak,doain saja aku agar di beri kelancaran di perjalanannya"
"Iya aku pasti mendoakan mu"
Setelah berpamitan Lusi pun pulang kembali ke rumah Bu Asih.
Lalu Lusi tidur sambil memeluk Syifa.
'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments