SYIFA JULIA anak kandung dari LUSI LUTFIA ZAHIRA.
Yang sekarang di adopsi oleh Bu Asih dan Pak Rahmat.
Bayi mungil yang sangat lucu.Bu Asih merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Pak Rahmat pun berusaha memenuhi semua kebutuhan Syifa,dari mulai susu formula,pampers,baju-baju lucu,mainan dan semua kebutuhan Syifa lainnya.
Walaupun pekerjaan Pak Rahmat hanya sebagai petani,tapi dia berusaha keras untuk bisa menghidupi Syifa dengan layak.
Syifa pun tumbuh berkembang dengan bagus.Berat badan Syifa pas lahir tiga kilo gram,usia satu bulan bertambah satu kilo jadi empat kilo gram dan sekarang usianya menginjak tiga bulan empat hari berat badannya pun bertambah lagi menjadi lima koma dua kilo gram.
Setiap bulan Bu Asih rutin membawa Syifa ke Posyandu.Untuk di lihat perkembangan nya dan untuk Imunisasi.
Di usia tiga bulan Syifa sudah mulai mengenali bu Asih sebagai mama nya.Syifa semakin sering tersenyum pada bu Asih.
Jika di tengkurap kan sekarang Syifa sudah bisa mengangkat kepala nya.
Diana pun sering mengunjungi Syifa dan mengajak Syifa bermain.
Rumah yang dulu nya sepi sekarang jadi ramai dengan celotehan bayi.
Walaupun terkadang masih ada saja orang yang pedas kata-kata nya terdengar oleh bi Asih.Seperti hal nya sekarang.
Bi Asih pergi ke Supermarket terdekat untuk membeli kebutuhan Syifa seperti susu formula,pampers dan minyak telon yang sudah mau habis.Tiba-tiba dia bertemu dengan tetangga jauh nya.
"Hai bu Asih! lagi belanja ya?"
"Iya nih bu,saya lagi membeli kebutuhan anak saya."Kata bu Asih sambil mengelus pipi mungil Syifa
"Oh ini ya anak pungut bu Asih?"
Masya Alloh mendengar kata anak pungut rasanya hati bi Asih sangat sakit.Dia tidak ingin kalau orang lain ada yang memanggil Syifa dengan sebutan seperti itu.Karena Syifa sudah bu Asih anggap sebagai anak kandung nya.
Bu Asih pun berlalu meninggalkan ibu itu, sambil mencoba memaksakan tersenyum padanya.
"Ya Alloh,jauhkan lah aku dan anak ku dari mulut orang-orang jahil,Aamiin.."
Bu Asih pun melanjutkan kembali belanjanya.
Sekarang Syifa tertidur pulas di gendongan nya.Bu Asih pun sudah selesai berbelanja mereka pun pulang naik ojek(maklum di desa angkutan yang mudah itu ya ojek).
Sampai rumah bi Asih menidurkan Syifa kemudian dia membereskan barang belanjaan nya.
Setelah selesai beres-beres bi Asih merasa lapar.Dia pun mengambil sepiring nasi bersama lauk nya.baru saja satu suap terdengar Syifa menangis bi Asih pun menaruh piring nya dan segera menggendong Syifa.
Bi Asih pun menemani Syifa main,sekarang perutnya jadi tidak terasa lapar lagi.
Suatu malam Syifa mendadak menangis kencang.Pak Rahmat dan Bu Asih segera bangun.
Ternyata badan Syifa panas sekali.Waktu menunjukkan jam dua pagi.Mereka tidak mungkin memeriksa Syifa sekarang akhirnya sambil menunggu pagi tiba Bu Asih mengompres Syifa menggunakan air hangat.
Bu Asih dengan telaten mengompres bagian kening,ketiak dan selangkangan Syifa.
Walaupun di kompres badan Syifa masih saja panas.
"Bagaimana ini Pak?badan Syifa panas banget.
"Kita tunggu pagi bu,biar kita bawa Syifa untuk di periksa"
"Iya Pak"
Syifa terus menangis,Bu Asih dan Pak Rahmat pun bergantian menggendong nya.
Tiba-tiba Syifa kejang-kejang di pangkuan bi Asih bola matanya ke atas,bibir nya pun jadi membiru
"Ya Alloh Pak,bagaimana ini.."
"Tenang bu,Ayo tidurkan Syifa biar hawa panas tubuh kita tidak menambah parah kondisinya"
Bi Asih pun menaruh Syifa di kasur,dia belum berhenti kejang-kejang.
"Ya Alloh..Syifa kenapa kamu nak?"
Cepat ambil lagi air hangat bu,kita kompres lagi Syifa.
Bi Asih pun kembali ke dapur membawa air hangat lagi.
Syifa pun sekarang sudah tidak kejang lagi,namun suhu tubuhnya masih panas.
Hari pun kini sudah pagi,matahari sudah menampakkan sinar nya,Pak Rahmat dan Bu Asih segera membawa Syifa ke Puskesmas.
Syifa langsung di tangani oleh dokter,ternyata suhu tubuhnya saat itu mencapai 39 derajat Celsius.
Jadi pantas saja Syifa sampai mengalami kejang-kejang(step).
Dokter menyarankan agar Syifa di rawat dulu beberapa hari di Puskesmas itu.Sampai panasnya turun.
Pak Rahmat menelpon Diana agar segera datang ke Puskesmas untuk membawa segala yang di perlukan oleh Syifa.
Diana segera ke rumah ayahnya,dia menaruh beberapa baju dan semua perlengkapan yang di butuhkan Syifa,Diana juga membawa baju ganti buat Pak Rahmat dan Bu Asih,karena untuk persiapan takutnya Syifa lama di rawat.
Lalu Diana memasak nasi di rice cooker,sambil menunggu nasi matang,Diana menggoreng tahu,tempe dan daging ayam.Semua itu akan Diana bawa ke Puskesmas tempat Syifa di rawat.
Diana pun selesai mengerjakan semuanya dia pun akan segera berangkat.
Tiba-tiba saja motor nya tidak bisa menyala,sudah beberapa kali di stater motornya masih tidak mau hidup.
"Ada apa dengan ini motor,Ya Alloh.Kasihan bapak dan ibu mungkin mereka sudah lapar,hari sudah semakin siang lagi"
Diana pun mendorong motor nya untuk di bawa ke bengkel terdekat.
Susah payah Diana mendorong,keringat nya sampai bercucuran.Walaupun jalan nya datar tapi rasanya motornya sangat berat sekali.
Setelah beberapa kali Vina berhenti dia terus mencoba lagi mendorong motor itu,dan akhirnya sampai juga di bengkel.Montir pun segera memperbaiki motornya.Kata nya busi nya sudah rusak dan harus di ganti.Setelah di ganti motor pun bisa nyala lagi.
Diana segera membayar uang perbaikan motornya dan langsung menuju ke Puskesmas.
Pas Diana datang Syifa sedang rewel dia di pangku oleh Bu Asih dan di bantu Pak Rahmat yang membawa infusan nya.
"Angkat Pak botol infusan nya,agar darah tidak masuk ke selang infusan itu"
Pak Nana pun dengan segera mengangkat nya.
Diana memegang kening Syifa yang masih terasa panas.
"Kasihan kamu Syifa.."
"Iya,mana kondisi Syifa sedang sakit di tambah cuacanya sangat panas,kasihan Syifa."Kata bu Asih
Diana pun mencoba mengipasi Syifa menggunakan kertas.Di Puskesmas kebetulan tidak ada AC maupun kipas angin.Diana menggunakan alat seadanya.Akhirnya Syifa pun tertidur.
Ketika sedang tidur Syifa pun kembali kejang.Diana segera memanggil Dokter.Dokter dan perawat nya segera datang memeriksa Syifa.
Alhamdulillah kali ini kejang Syifa cuma beberapa detik saja.
Menjelang sore hari suhu badan Syifa agak turun menjadi 38 derajat celsius.
Pak Rahmat dan Bu Asih sekarang baru mau makan.Diana pun menjaga Syifa di sampingnya.
Pukul lima sore Diana memutuskan untuk pulang dahulu dan kembali lagi besok pagi.
Pak Rahmat dan Bu Asih dengan telaten menjaga Syifa.Mereka takut kalau sampai Syifa kejang lagi.
Bahkan sampai-sampai Pak Rahmat dan Bu Asih tidak tidur semalaman.
Alhamdulillah malam ini Syifa tidak terlalu rewel.
Keesokkan hari nya Diana pun datang lagi.Dia membawa makanan untuk orang tuanya itu.
Pukul delapan pagi Dokter datang memeriksa Syifa lagi.
"Alhamdulillah bu,sekarang kondisi Syifa sudah mulai membaik.Suhu tubuhnya sudah turun,Kalau sudah normal besok sudah boleh di bawa pulang."
"Alhamdulillah,terima kasih Dok."Kata bu Asih
"sama-sama"
Dokter dan perawat pun keluar ruangan.
Mereka semua merasa senang dengan penuturan Dokter tadi.
Makin lama kondisi Syifa semakin membaik,suhu tubuhnya semakin turun.Sekarang Syifa sudah bisa tidur nyenyak lagi.
Alhamdulillah keesokkan harinya suhu tubuh Syifa sudah kembali normal.Setelah Dokter memeriksa lagi kondisi Syifa,mereka semua bersiap-siap untuk pulang.
Pak Rahmat segera membayar biaya selama Syifa di rawat di sana,karena mereka tidak mempunyai BPJS kesehatan.
Sedangkan Bu Asih dan Diana menunggu di ruangan.
Sesudah semuanya beres mereka pun pulang ke rumah.
Syifa sekarang kembali ceria,bila di ajak ngobrol Syifa tersenyum dan dia mulai bisa berceloteh menirukan kata ma-ma-ma,da-da-da.
Bahkan sekarang Syifa sudah bisa menggulingkan badan nya sendiri dari terlentang jadi tengkurap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments