Sejak kepergian orang tuanya Lusi semakin tertekan. Dia lebih banyak diam dan mengurung diri di kamar.sambil terlentang menatap kosong langit-langit kamar,air matanya pun membasahi pipinya.Lusi selalu murung sudah jarang sekali melihat tawa di bibirnya.
Pak Rahmat dan Bu Asih sangat khawatir melihat Lusi sekarang.Mereka takut terjadi apa-apa pada Lusi dan bayi dalam kandungan nya. Pagi hari Bu Asih memutuskan untuk mengajak Lusi memeriksa kandungan , Bu Asih dan Lusi pergi ke bidan naik ojek,jarak dari rumah Bu Asih ke tempat bidan desa tersebut tidak terlalu jauh sehingga tidak menghabiskan waktu lama mereka pun sampai.
Bidan pun memeriksa kandungan Lusi. Alhamdulillah janin yang ada dalam kandungan Lusi baik baik saja. hanya saja HB ibunya ny rendah. Bidan pun memberi Lusi Vitamin dan obat penambah darah dan menyuruh agar Lusi memakannya satu kali sehari.Bu bidan pun bertanya tentang asal tempat tinggal Lusi,Lusi pun menjawab dengan jujur.Setelah selesai pemeriksaan Bu Asih dan Lusi pulang naik ojek yang mereka tumpangi tadi.
Di jalan ada beberapa kerumunan orang-orang, mereka menggunjingkan Lusi, ketika Lusi lewat, walaupun tidak terlalu jelas tapi samar-samar terdengar ocehan mereka. "oh itu ya wanita yang hamil anak haram itu.., "
Sungguh sakit Lusi mendengar nya.
Sampai rumah Lusi langsung masuk kamar. Dia menangis sejadi-jadinya. kondisi kehamilan yang begitu menyiksa,gunjingan orang tentang kehamilan nya yang di luar nikah,mana ditinggal pulang oleh orang tua nya , jauh dari keluarga. Berat rasanya yang Lusi rasakan.Lalu Lusi berpikir "apa dia harus mengakhiri hidupnya agar dia terbebas dari rasa malu?.."
Setan pun berhasil mempengaruhi pikiran nya.Lusi melihat ke sekeliling kamar, barangkali ada sesuatu yang bisa dia pakai untuk mengakhiri hidupnya. "Jika saja aku mati mungkin aku tidak akan merasakan derita ini,".Tiba-tiba dia melihat ada silet bekas dia memotong kuku. Lusi pun perlahan berdiri mengambil silet tersebut. Lusi buka bungkus nya dan perlahan Lusi letakan di atas pergelangan tangannya. Lusi memejamkan mata dan berbicara dalam hati.
"Ya Alloh.. aku gak kuat menjalani hidup ini, lebih baik aku mati saja."
" Ibu.."
" bapak.."
" selamat tinggal.. "
Lalu Lusi mau menyayat kan silet ke pergelangan tangannya,
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan suara bu Asih memanggil.
"tok tok tok.."
"Lusi.. sini keluar.. ada Diana berkunjung ke sini,"
Lusi sangat kaget, silet yang ada di tangannya pun terjatuh. Lalu dia mengusap muka sambil beristighfar "Astaghfirullah.. kalau aku bunuh diri, pasti bu Asih orang yang begitu peduli padaku akan sedih, dan akan lebih malu dengan apa yang aku lakukan, Maafkan aku Ya Alloh.. "
Bu Asih mengetuk lagi pintunya.
tol tok tok...
"Nak buka pintu nya, Apa kamu tidur?.. "
Lusi pun cepat menjawab sambil berjalan menuju pintu dan membuka nya. "iya sebentar.. "
Lusi pun keluar dan berjalan bareng bu Asih menuju dapur. Di Sana ada Diana yang sedang membuat nasi goreng ikan asin. Baunya tercium menusuk hidung, bau wangi ikan asin dan bawang goreng, entah kenapa Lusi suka dengan bau masakan yang di buat Diana.
Diana pun menoleh ke arah Lusi.
"hai sini.. kita makan nasi goreng sama-sama."
Lalu Diana mengangkat wajannya dari tungku, dan menaruhnya dibawah. Diana pun mengambil piring untuk nasi goreng nya.
"Tolong iris mentimun nya ya Lusi.. "
"Baik kak " Lusi menjawab lalu mengambil pisau dan mengiris tipis-tipis mentimun tersebut.
Setelah selesai Lusi, Diana dan Buk Asih menyantap nasi goreng nya, menu sederhana yang nikmat nya luar biasa. itulah yang mereka rasakan.
Selesai makan Lusi mencuci piring-piring kotornya, Sedangkan Diana mengupas buah mangga yang dia bawa dari rumah nya.
Piring pun sudah bersih dan Lusi menghampiri Diana. Dan mereka memakan buah mangga nya.
Diana memulai pembicaraan: "Bagaimana dengan kondisi kehamilan mu sekarang?.. "
"Alhamdulillah kata bu bidan tadi kondisi janinnya baik kak"
"Oh syukurlah . . . Sebenarnya aku juga pengen sekali punya anak, Tapi sekarang Alloh belum mempercayai kami. "
Lusi mendengarkan curhatan Diana.
Mereka berbicara panjang lebar, Diana berbicara tentang pertemuan nya dulu dengan suaminya, Lusi menceritakan tentang daerah nya dan keseharian nya di sana.
Kemudian Diana bertanya:
"Maaf Lus.. kalau boleh tau bagaimana cerita nya kamu bisa hamil sekarang..? "
Lusi pun menjawab:
"begini ceritanya kak.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Yani
Untung Diana datang jadi Lusi ga jadi bunuh dirinya
2024-05-06
1