Tidak terasa sekarang usia kandungan Lusi sudah memasuki 9 bulan. Sebentar lagi Lusi akan segera melahirkan.
Bu Asih dan Lusi sudah mulai mempersiapkan alat-alat untuk dede bayinya nanti.
Hari ini Bu Asih dan Lusi pun pergi berbelanja ke pasar, Bu Asih menyuruh Lusi untuk memilih mana saja pakaian bayi yang Lusi suka. Lusi pun memilih baju berwarna pink 1,warna merah 1 dan warna biru 1,Lusi bingung memilih warna untuk bayinya, soalnya kandungan nya tidak di USG jadi Lusi tidak tau apa bayinya itu laki-laki atau perempuan.
Bu Asih membeli perlak untuk bayi dan ibunya nanti, tidak lupa Bu Asih juga membeli pampers untuk dewasa yaitu untuk Lusi nanti setelah melahirkan, dan juga pampers bayi baru lahir.
Lusi sangat senang membeli kebutuhan buat bayinya, apalagi melihat sarung tangan dan sarung kaki bayi, yang mungil dan lucu.
Lusi menunjukkan beberapa aksesoris bayi pada Bu Asih
"Lihat Bu.. ini lucu banget"
" Iya nak. belilah. Jangan lupa topi, popok, sama gurita nya ya.. "
Jawab Bu Asih sambil mengambil 3 buah kain panel untuk bedong bayi nanti.
Mereka asik membeli keperluan buat bayi Lusi, sementara di sebrang sana ada 2 pasang mata yang dari tadi memperhatikan gerak gerik Bu Asih dan Lusi.
Sudah cukup lama Bu Asih dan Lusi berbelanja. Barang belanjaan nya pun sudah banyak.
Bu Asih bertanya pada Lusi
"Apalagi ya, yang belum kita beli?.."
" Biar besok lagi saja Bu kita kesini lagi kalau ada yang kurang. Sekarang kita pulang saja, tanganku udah pegel jinjing belanjaan ini. "
Kata Lusi sambil tersenyum ke arah Bu Asih.
Lalu merekapun pulang dari pasar naik mobil bak terbuka. Barang bawaannya di taruh di bak belakang. Sedangkan Bu Asih dan Lusi duduk di depan dengan Pak Sopir.
Merekapun sampai ke rumah. Diturunkannya berbagai belanjaan tersebut oleh Pak Sopir, sementara Lusi cepat-cepat ke kamar mandi dia tidak tahan pengen buang air kecil.
Mendekati waktu melahirkan Lusi sering kebelet pipis, bahkan waktu di pasar tadi pun dia hampir 3 kali buang air kecil ke kamar mandi.
Selesai dari kamar mandi Lusi mendengar suara orang ngomong di luar. Lalu Lusi menghampiri mereka.
Ternyata di luar ada Diana yang sedang membantu Bu Asih mengakut barang belanjaan ke dalam rumah.
Lalu mereka mengecek barang-barang belanjaan tersebut dan menyusunnya dengan rapi.
"Bu minyak telon, baby oil, bedak, minyak rambut sama sabun dan sampo bayinya, belum beli ya?.. "
Tanya Diana.
"Oh iya.. pantas saja tadi ibu merasa ada yang belum di beli, ternyata itu. Besok saja ke pasar lagi"
" Gak usah bu.. biar Diana saja yang membelinya,anggap saja kado buat si dede bayi"
Ibu pun mengacungkan jempol tanda setuju.
Hari demi hari pun berlalu
Lusi semakin merasa punggung nya agak sering sakit, Malam hari pun sekarang jadi susah tidur. Apalagi dia sering buang air kecil jadi tidur nya pun semakin terganggu.
Kaki Lusi sekarang agak membengkak.
Bu Asih menyarankan agar Lusi agak banyak bergerak, walau cuma berjalan kaki di dalam rumah. Agar janin nya cepat masuk pinggul.
Pagi hari Lusi mengepel lantai.
Ketika sedang mengepel, perutnya terasa agak sakit.
Tapi rasa sakit itu tidak berlangsung lama. Mungkin itu hanya kontraksi palsu.
Bu Asih pun mengajak Lusi agar diperiksa lagi kandungan nya ke Bu Bidan.Mereka naik mobil bak terbuka dan duduk di depan bersama pak sopir. Sekarang Bu Asih melarang Lusi naik motor.
Bu Bidan memeriksa kandungan Lusi. Alhamdulillah katanya posisi kepala bayi nya sudah berada di bawah. Lusi akan secepatnya melahirkan. Bu Bidan memperkirakan kalau hari perkiraan lahirnya kurang lebih 3 hari lagi.
Setelah selesai di periksa Bu Asih mengajak dulu Lusi jalan-jalan. Ada berbagai jenis jajanan disana.Barang kali saja Lusi pengen jajan bakso atau apa dulu.
"Lihat nak, disini ada Sate ayam, bakso, dan ketupat, kamu mau beli apa?"
Bu Asih bertanya pada Lusi.
Lusi pun memilih untuk membeli ketupat saja. sedangkan untuk minuman nya Lusi memilih teh manis hangat.
Sedangkan Bu Asih membeli sate ayam dan air putih saja. Tidak lupa Bu Asih juga membeli sate ayam dan ketupat buat suami nya di rumah di tambah dengan minuman nya es campur, itu adalah minuman kesukaan suami nya dari dulu.
Mereka pun pulang ke rumah.
Pak Rahmat yang baru saja pulang dari sawah langsung menyantap makanan yang dibeli istrinya tadi.
Keesokan harinya Lusi bangun pagi-pagi seperti biasa. Dia kaget merasakan ada cairan putih kental keluar dari kemaluannya.
Lusi pun berteriak memanggil Bu Asih.
Tidak menunggu lama Bu Asih pun datang, dan melihat cairan itu.
"Ya ampun nak, air ketuban nya sudah pecah"
Kita harus ke Bidan sekarang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments