Bu Asih mempersiapkan segala macam kebutuhan untuk nanti si dede bayi sama ibunya.
Dari mulai baby oil,minyak telon, baju, popok, gurita, sarung tangan dan sarung kaki bayi, topi/ciput bayi, kain untuk bedong dan pampers di masukkan nya ke dalam tas.
Tidak lupa Bu Asih juga memasukkan pampers, baju ganti untuk ibu nya, Bu Asih pun membawa ember untuk baju kotor nanti.
Bu Asih memberi Lusi air gula merah, agar dia tak merasakan pusing.
Lusi pun meminumnya perlahan-lahan.
Segala macam persiapan sudah selesai, kemudian Pak Rahmat menelpon sopir untuk mengantarkan nya ke tempat Bu Bidan.
Tidak lupa Pak Rahmat juga menelpon Diana, memberitahu agar Diana datang ke tempat Bu Bidan.
Akhirnya mobil pun datang, mereka langsung berangkat.
Setibanya di sana Lusi langsung di tempatkan di ruang bersalin.
Bu Bidan langsung sigap memeriksanya. Ternyata baru pembukaan dua.
Lusi pun di suruh Bu Bidan jalan perlahan-lahan, agar pembukaan nya cepat bertambah.
Lusi menuruti perintah Bu Bidan, ketika perutnya tidak terasa terlalu sakit dia berjalan di papah oleh Diana.
Jika lagi terasa sakit mereka berhenti berjalan. Begitu terus yang Lusi lakukan. Sampai Bu Bidan menyuruhnya berhenti dulu, dia akan memeriksa lagi, apakah pembukaan nya telah bertambah.
Lusi pun berbaring kembali. Ternyata pembukaan nya masih tetap di pembukaan dua, padahal janin yang ada di kandungan Lusi terasa semakin menekan ke bawah, sehingga Lusi merasa sakit yang tak tertahankan.
Lusi pun sekarang di suruh Bu Bidan buat tidur miring ke kiri. Biasanya kalau tidur miring kiri dapat membantu agar pembukaan nya semakin bertambah.
Empat jam pun telah berlalu. Dan pembukaan nya masih tetap sama di pembukaan dua.
Semua orang sudah mulai khawatir. Apalagi Lusi yang sudah tak tahan dengan rasa sakitnya.
Bu Bidan merasa khawatir juga dengan keadaan Lusi, apalagi air ketuban nya sudah pecah tadi pagi.
Akhirnya Bu Bidan mengusulkan agar Lusi di bawa ke rumah sakit bersalin. Karena biar ibu dan bayi nya bisa selamat.
Pak Rahmat menelpon adiknya Rasyid, memberi tahu kan kalau Lusi akan segera melahirkan dan akan di bawa ke rumah sakit karena tidak ada perubahan di pembukaan nya.
Pak Rasyid pun menyetujuinya.
Pak Rasyid dan istrinya sangat cemas, tapi mereka hanya bisa berdoa dari rumah nya.Karena jarak dari rumah mereka ke rumah Pak Rahmat cukup jauh, hingga mencapai tiga hari tiga malam. Jadi mereka tidak mungkin pergi ke sana.
Lusi pun di bawa ke Rumah Sakit bersalin. Selama perjalanan Lusi merintih kesakitan.
Bu Asih mengelus-elus punggung Lusi, agar sakit nya sedikit mereda.
Sampai di rumah sakit Lusi pun langsung di bawa ke ruang bersalin.
Sedangkan Pak Rahmat langsung mendaftarkan Lusi dan mengurus administrasinya.
Dokter kandungan di sana langsung memeriksa Lusi, Alhamdulillah janin yang ada di dalam kandungan Lusi tidak sungsang, kepala nya sudah berada di bawah, jadi keluhannya hanya pembukaan nya saja yang tidak bertambah.
Hal seperti itu bisa di atasi dengan suntikan saja, jadi tidak perlu di operasi.
Bu Asih sekeluarga senang mendengar nya.
Akhirnya Lusi pun di beri suntikan.
Tidak menghabiskan waktu lama pembukaan nya pun semakin bertambah.
Lusi di bantu para suster agar sekuat tenaga mengejan, posisi kepala bayi sudah mulai terlihat. Lusi mengambil napas dalam-dalam dan mengejan sampai akhirnya, lahirlah bayi mungil perempuan yang lucu.
Suara tangis bayi terdengar sampai keluar. Pak Rahmat sekeluarga mengucap syukur kepada Alloh SWT. karena telah memudahkan proses melahirkan nya.
Bayi mungil itupun di taruh oleh suster di dada Lusi dan suster memotong tali ari-ari nya.
Setelah itu bayi nya di bersihkan lalu di pakai kan baju dan bedong.
Keluarga Pak Rahmat pun di perbolehkan masuk ke ruangan.
Bu Asih menaruh tali ari-ari beserta kainnya ke dalam ember.
Terlihat bayi mungil yang sangat cantik di samping Lusi. Diana pun menggendongnya dan memberikan nya pada Pak Rahmat agar di Adzan ni.
Pak Rahmat pun adzan di telinga kanan bayi itu, dan Iqamah di telinga kiri nya.
Kemudian Diana pun menggendong lagi bayinya.
Mulut bayi mungil itu seakan akan mencari ASI.
"Kamu lapar ya sayang?.. pengen minum ASI ya?.. "
Kata Diana sambil memberikan bayi itu pada ibu nya.
Tapi Lusi malah menggeleng kan kepala, tanda tidak mau.
"Beri saja susu formula kak. "
"Baiklah.. tunggu sebentar aku beli dulu."
Kata Diana dan memberikan bayi itu pada Bu Asih.
Diana pun keluar ruangan dan menutup pintu ruangan tersebut.
Ketika sedang menutup pintu, sekilas terlihat dua pasang mata mengawasi nya. Diana pun berbalik badan lagi untuk melihat mereka, namun sayangnya mereka sudah tidak ada.
"Ah.. mungkin saja itu orang lewat"
Diana berbicara dalam hati. Dan dia melanjutkan perjalanan nya untuk membeli susu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments