20 ~ Cemburu

“Moza, ada masalah di tempat magang kamu?” tanya Arya, membuat Moza tersadar dari lamunannya.

Sarah pun ikut menatap putri sulungnya dan juga menjadi perhatian Mada, sedangkan Gita  tetap santai menikmati hidangannya. Saat ini keluarga Arya sedang makan malam dan pria itu melihat ada gelagat aneh dari putrinya.

“Tidak Pah, malah aku senang beberapa hari ini ada di tim kreatif. Mama tahu ‘kan infotainment yang tayang pagi dan sore?” Sarah mengangguk menjawab pertanyaan Moza. “Aku ada di tim program itu.”

“Yaelah jadi tim ghibah aja seneng,” ejek Mada yang kemudian memekik karena Moza mencubit perutnya. “Sakit tahu.”

“Atasan kamu siapa namanya? Papa lupa.”

“Pak Dewa,” jawab Mada. “Jangan kasih restu Pah. Apaan kali masih kuliah udah cinta-cintaan, lagian bosnya sudah dewasa banget. Memang papa mau Moza cepat nikah.”

“Memangnya kamu dengan bos kamu itu, pacaran?” tanya Arya penasaran.

“Nggak Pah, itu bisa-bisanya Mada aja. Iri karena aku banyak yang dekati, tapi dia nggak.”

“Kalaupun kalian ada jodoh dengan pasangan beda usia, ya nggak masalah. Nggak lihat Papa dan Mama kayak gimana, malah yang dewasa itu biasanya lebih pengalaman.”

“Arya,” tegur Sarah karena ucapan pria itu mulai tidak tahu tempat, mereka sedang makan dan ada Gita di sana yang belum cukup umur mendengar guyonan Arya.

“Tuh dengar Mada, kata Papa nggak masalah.”

“Jadi lo beneran suka sama bos lo?” tanya Mada, membuat Moza salah tingkah.

“Sudah, lanjutkan makannya. Ngobrol bisa nanti lagi,” tegur Sarah dan kembali menuangkan air ke gelas Arya.

“Iya, Papa jadi nggak sabar mau reunian sama Mama kamu.”

“Mulai deh, udah tau anaknya jomblo suka ngumbar kemesraan,” keluh Mada dan Arya hanya terkekeh sedangkan Sarah menggelengkan kepala karena sikap suaminya masih seperti dulu.

Berada di kamarnya, Moza melamun menatap langit-langit kamar. mengingat moment di mana Dewa bersikap tidak biasa dengan begitu acuh apalagi interaksi dengan perempuan bernama Mahalina cukup mengganggunya.

“Ah terserah deh, mau Pak Dewa sama Mahalina atau siapapun nggak ada urusannya sama aku,” gumam Moza lalu memeluk guling dan berusaha memejamkan mata. Tidak lama mata itu kembali terbuka.

“Tapi ‘kan Pak Dewa bilang nggak ada pacar dan katanya suka sama aku. Dasar playboy, ya begitu. Harusnya aku jangan terlena.”

***

Karena sabtu dan jatuhnya lembur, meskipun tidak diwajibkan untuk karyawan magang. Namun, Moza tetap datang sesuai arahan seniornya. Tidak seperti hari biasa mengenakan putih hitam, hari ini Moza mengenakan jeans biru dan atasan blouse wrap top dan hand bag dilengkapi dengan wedges. Berencana pergi ke mall setelah  selesai dengan urusan di Go TV.

“Mau ke mana lo?” tanya Mada yang baru beres berenang bahkan titik-titik air masih turun dari rambutnya.

Biasanya Moza akan bangun siang di weekend, tapi pagi ini dia sudah rapi. Padahal mereka tidak ada acara keluarga.

“Lembur.”

“Sejak kapan mahasiswa magang diminta lembur, janjian sama Dewa ya?”

“Apaan sih, orang beneran suruh lembur. Mau ada acara live apa gitu, jadi sedang persiapkan. Hebat dong aku bisa terlibat di acara penting.”

“Awas kalau bohong, aku samperin ke Go TV,” ancam Mada lalu meninggalkan Moza dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Moza mengabaikan ancaman Mada, merasa tidak ada yang salah karena memang dia akan ke Go TV. Tidak pamit pada orang tuanya, karena belum terlihat dan sepertinya masih di kamar mereka.

“Mau saya tunggu atau gimana Mbak?” tanya supir ketika mobil sudah berhenti di depan lobby.

“Jangan Pak, nanti saya mau ke mall paling minta Mada yang jemput. Bapak sudah boleh pulang.”

Saat Moza keluar dari mobil, ada sepasang mata yang mengawasinya. Sabtu begini suasana Go TV malah ramai, entah ada acara apa. Lift dan koridor menuju studio juga ramai lalu lalang orang. Kedatangan Moza berbarengan dengan para seniornya.

Pukul satu siang, Moza sudah keluar dari lift. Sambil menghubungi Mada yang ternyata tidak aktif.

“Kemana sih, sekarang susah kalau lagi dibutuhkan,” gumam gadis itu.

Menatap sekeliling lobby, dan pandangan Moza lagi-lagi melihat Dewa bersama Mahalina disana. Menghela nafasnya pelan dan kembali menghubungi Mada, Moza berbelok menuju coffee shop. Sambil menunggu es kopi mint pesanannya, kembali menghubungi Mada dan masih zonk.

“Ish, sumpah nyebelin banget ini orang.”

“Siapa yang nyebelin?”

Moza menoleh, ternyata sudah ada Dewa duduk di sampingnya. Mereka berada di meja panjang di depan barista yang sibuk membuatkan pesanan.

“Yang jelas manusia, Pak.”

“Bukan aku, ‘kan?”

Salah satunya dan tokoh utamanya.

Moza mengedikan bahu. Dewa merapatkan posisinya semakin dekat dengan Moza setelah memesan menu pilihannya.

“Sabtu kok masuk?”

“Lagi gabut di rumah,” sahut Moza asal dan Dewa malah terkekeh.

“Bilang aja kalau kangen sama aku,” bisik pria itu lalu mengusap kepala Moza dan kembali terkekeh karena tatapan lirikan tajam mata gadis itu.

“Gimana tawaran aku, sudah dapat tempat untuk kencan kita berikutnya?”

“Kok tanya saya sih, kenapa nggak tanya ke Mahalina.”

“Hah, Mahalina? Kenapa harus tanya dia?”

“Ya ‘kan Pak Dewa lagi dekat sama cewek itu. Fotonya aja lagi heboh dikomentari netizen dan tiap aku lihat lagi pelak peluk mulu.”

“Dia ‘kan artis wajar kalau jadi pembicaraan, tapi kami tidak pacaran dan aku tidak peluk dia. Dianya aja yang setiap ketemu langsung pengen nyosor kayak soang.”

“Tapi suka ‘kan, buktinya Pak Dewa diam saja karena menikmati,” ungkap Moza dan berhasil membuat Dewa mengernyitkan dahi sambil menatap ke arahnya.

“Kamu … cemburu ya?”

“Hah, cemburu? Ya nggak lah,” jawab Moza salah tingkah. Dalam hati dia mengumpat kenapa juga harus bicara begitu dan bisa dipastikan setelah ini Dewa akan besar kepala dengan terus mengejek juga mengajaknya kencan karena merasa cintanya sudah berbalas.

“Cemburu Za, kamu itu cemburu.”

Terpopuler

Comments

Es Cendol

Es Cendol

lanjutttt thor

2024-03-04

1

Defi

Defi

masuk jebakan betmen ini si Moza 😜🤣

2024-03-03

0

Lilis Wn

Lilis Wn

dewa itu bikin mood Moza anjlok troooosssss 😂😂

2024-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!