4 ~ Moza ....

“Heh, sebentar,” ujar Mada menahan tangan Moza yang menyodorkan helm.

Mereka sudah tiba di rumah, seperti biasa Moza langsung turun sedangkan Mada masih berapa di atas motor. Ada yang aneh dengan adiknya menurut pria itu. Selain penampilannya agak kacau dan lelah, sepanjang perjalanan Moza bungkam.

Tidak seperti biasanya yang banyak omong, bahkan memukul atau menyubit kalau motor tiba-tiba ngebut. Moza juga sering mengomentari apa yang dia lihat di jalan. Namun, kali ini seakan dunia baik-baik saja dan tidak menjadi perhatian bagi gadis itu. Sebagai saudara kembar yang sudah bersama sejak mereka dalam bentuk gumpalan sampai sebesar ini, Mada merasakan ada yang tidak beres.

“Apa sih, aku capek.”

“Lo pikir gue nggak. Harusnya dari tadi gue udah rebahan, tapi malah nungguin lo. Ada apa?” tanya Mada setelah melepas helm dan menggantungkan di motornya.

“Nggak ada apa-apa lah, aku bukan tukang roti yang bisa jawab ada coklat, keju, kelapa dan … Mama.” Moza menjerit sambil berlari karena dikejar saudara senasib dan sepenanggungan.”

“Mada,” panggil Sarah dan menghentikan putranya berlari.

“Nanti dulu mah, ada urusan dulu sama si bocah ngeselin itu atau Mama mau ikut kucing-kucingan sama kita?” tanya Mada sudah menaiki anak tangga dan hanya membalas dengan mendessah pelan.

“Arya banget sih,” gumam Sarah.

Sedangkan di lantai dua, tepatnya di kamar Moza. Mada sudah berbaring di ranjang milik adiknya dengan kaki menjuntai ke lantai.

“Zaaaa,” teriak Mada mendengar suara gemericik air dari shower dalam toilet.

Cukup lama Mada menunggu dengan posisinya sekarang, sampai akhirnya terdengar suara pintu dan aroma sabun. Sepertinya Moza langsung ke wardrobe dan mengenakan pakaian.

“Zaaa,” panggil Mada lagi.

“Minggir.” Moza mengusir Mada dari atas ranjangnya.

“Yaelah pelit amat.”

“Nanti kotor, kamu belum bersih-bersih pula.”

“Lo kenapa?” tanya Mada dan kali ini dia bicara serius.

“Nggak apa-apa,” jawab Moza berubah biasa saja. 

Padahal ingin sekali dia cerita kalau hari ini mengerjakan tugas yang tidak masuk akal. Mana ada mahasiswa magang ditempatkan di pantry. Jika itu sampai di telinga Mada, ada dua kemungkinan yang akan terjadi.

Yang pertama, Mada akan menyampaikan itu pada orangtua mereka lalu besok akan terjadi kehebohan di Go TV karena putri Arya Bimantara dan Sarah Alesha diperlakukan seperti cleaning service.

Yang kedua, Mada akan berteriak dan tertawa mengejeknya. jelas-jelas dia dan Papa Arya sudah merekomendasikan tempat yang hanya akan memberikannya  kenyamanan dan tidak perlu capek seperti sekarang.

Tidak, itu tidak boleh terjadi. Moza tidak akan mengatakan masalah Pak Bos yang agak bersikap di luar nalar pada Mada.

“Kenapa muka lo jelek banget waktu gue jemput.”

“Hah, serius aku jelek. Bukannya cantik banget, malah tiap ada cewek yang deketin terus kamu nggak suka malah bawa-bawa aku. Minimal penampilan dan kecantikan lo kayak saudara kembar gue, enak dilihatnya,” tutur Moza mengikuti gaya bicara Mada.

“Yaelah Za, itu nggak serius. Gue Cuma bercanda doang kali. Gimana ceritanya kalau pasangan gue mirip-mirip sama lo, bosan yang ada.”

“Ish rese. Keluar!”

“Pasti ada sesuatu ‘kan di Go TV. Lo ditaksir abang security apa Mas-mas office boy?”

Moza berdecak, lalu menarik tangan Mada dan mendorong tubuh itu agar segera pergi dari kamarnya. Mada masih asyik menggoda Moza.

“Minimal manager apa direktur kali Za. Pasti ada eksekutif muda di Go TV.”

“Nggak “ada, atasan aku aja udah tua dan nyebelin. Sana keluar, aku mau rehat dulu.”

“Seriusan? Nggak jadi dapat jodoh dong, gue pikir lo bisa dapat jodoh kayak kisah di novel gitu.

“Keluar!!!!”

***

“Opa gimana Dad?” tanya Dewa baru tiba di rumah sakit, tepatnya di depan kamar rapat VIP. Sudah ada Gentala dan Genan di sana.

“Dalam perawatan, tadi sempat kena serangan jantung,” jelas Gentala lalu menatap bergantian Fabian dan Dewa yang masih berdiri di hadapannya.

“Kalian, Daddy serahkan Go TV pada kalian. Om Genan sudah fokus dengan perusahaan lain, jangan mengabaikan masalah segera sampaikan kalau memang masalah itu pelik.”

“Daddy memang mau ke mana?”

“Apa lagi kalau mau di rumah ongkang-ongkang kaki dan godain istrinya terus,” bisik Fabian dan didengar oleh semuanya. Genan sempat terkekeh mendengar Fabian mengejek sang kakak.

“Ck, mulutmu,” ucap Gentala untuk Fabian.

“Opa Krisna aja yang udah sepuh masih mau bertahan, ini yang masih gagah pengen pensiun dini,” sahut Fabian lagi.

“Mungkin dia ingin nambah anak, biarkan saja,” ujar Genan. “Kalian masuk dan sapa Opa,” titah Genan.

Dewa dan Fabian masuk tanpa bersuara, memandang opanya terbaring di ranjang dengan alat medis terhubung pada tubuhnya. Menghampiri Oma dan memeluknya lalu bergantian memeluk Mommy Ajeng. Kadang Dewa bertanya-tanya, umur berapa Mommynya menikah dengan Daddy karena sekarang masih terlihat muda.

“Opa baru saja tidur, tadi sempat kolaps. Dokter bilang, kalau terjadi hal itu lagi kemungkinan tidak akan selamat,” tutur Mommy Ajeng dan hanya mendapat anggukan kepala dari Dewa yang langsung berdiri dan mendekat ke ranjang memandang wajah lelah Opa Krisna.

Dewa masih berada di kamar perawatan, Fabian dan para Ibu-ibu sudah pulang. Gentala pun masih ada di kamar itu menjaga Papinya. Sambil berbaring di sofa dengan jas dan dasi sudah tergeletak di dekatnya, bahkan kemeja yang dikenakan Dewa sudah lolos melewati ikat pinggang.

Pikirannya menerawang, bukan karena persoalan Go TV melainkan hal lain. Masalah jodoh, karena sampai sekarang dia belum mendapatkan wanita yang bisa dijadikan kekasih dan paling jauh adalah istri. Meski banyak wanita disekitarnya atau beberapa kali jalan untuk memastikan perasaan, belum ada yang cocok dengannya dan Dewa tidak pernah melakukan yang aneh-aneh dengan para wanita itu.

“Moza,” gumam Dewa mengingat hari ini agak menggelikan karena ulahnya mengerjai mahasiswa magang yang menurutnya menarik. “Memang menarik,” gumamnya lagi.

“Menarik kepalamu, cepat mandi dan hilangkan pikiran mesum dari otak kamu,” titah Gentala yang mendengar gumaman putranya.

“Daddy juga suka mesumin Mommy.”

“Kamu!”

 

 

Terpopuler

Comments

Vita Liana

Vita Liana

wkwkwkwk

2024-05-07

0

Defi

Defi

ambyar hayalan Dewa Dad, Daddy gak ngerti kali jiwa muda Dewa yang meronta-ronta 😜🤣🤣

2024-02-20

3

Defi

Defi

copy paste Arya 🤣

2024-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!