8 ~ Dampingi Pak Bos

Dua hari ini Moza lebih santai, hanya membantu sekretaris Dewa karena Pak Bos tidak terlihat ke kantor. Dengar-dengar karena sibuk di rumah sakit. Apapun itu yang jelas Moza happy, beberapa kali dia hadir di studio melihat produksi siaran langsung infotainment dan berita sore.

Saat Mada menjemput, gadis itu dalam mood yang baik bahkan dengan wajah berseri-seri.

“Lo kenapa sih?”

“Kenapa? Nggak kenapa-napa deh.”

“Fix ada yang salah,” ujar Mada lalu memberikan helm.

“Eh, nonton yuk. Besok ‘kan sabtu, aku libur magang jadi kita bisa pulang agak malam nih.”

“Nggak ah, malah gue mau ajak lo mampir ke Rumah sakit. ada kawan gue dirawat,” tolak Mada dan langsung mendapatkan cibiran dari Moza.

“Ya habis dari rumah sakit ‘kan bisa. Mada, ayo kita nonton. Papa lebih percaya aku jalan sama kamu dibanding sahabat-sahabat aku.”

“Ck, bawel. Ayo naik, tapi lo yang bayar ya.”

Sampai di rumah sakit, Moza tidak ikut masuk kamar rawat menjenguk teman Mada. Memilih menunggu di koridor da fokus pada gadgetnya. Tidak sampai setengah jam, Mada sudah kembali.

“Ayo.”

“Sudah beres?”

“Belum, kelamaan nanti gue malah bertingkah. Mbak-mbak perawatnya cantik,” ujar Mada lalu terkekeh.

“Jangan macam-macam, aku bilangin Mama loh.”

“Yaelah, cuma bercanda kali za.”

Mada merangkul bahu Moza menuju parkiran, sesekali mereka tertawa. Bahkan Mada sempat mengusap kepala saudaranya atau Moza mendorong tubuh Mada agar menjauh. Interaksi tersebut disaksikan oleh seseorang.

“Moza, gue yakin itu Moza,” ujar Dewa lalu, bergegas mengikuti langkah pasangan itu. “Malam itu gue lihat dia makan malam sama dua pria dan bukan orang sembarangan, sekarang dia sama laki-laki seumuran. Hebat juga nie bocah, gue yakin dia bukan gadis baik. Nyesel juga ada perasaan sama ini cewek,” batin pria itu.

“Dewa.”

Langkah Dewa terhenti. Kedua orangtuanya berjalan menghampiri, kondisi Krisna sedang kritis dan keluarga besarnya sudah berkumpul di sana.

“Mau ke mana kamu?”

“Ah nggak, ini mau balik ke kamar Opa,” ujar Dewa.

***

Keluarga besar Sadewa sedang berduka, Krisna -- opa atau ayah Gentala -- meninggal dunia. Tentu saja menjadi kedukaan juga bagi bisnis keluarga tersebut, termasuk Go TV. Moza yang sedang menikmati weekend dengan malas mandi dan berada di ranjangnya memutar drama korea sampai kepala pusing, terkejut mendapatkan informasi dari grup kelompok magangnya.

“Oh, pantas nggak kelihatan dua hari kemarin. Taunya sedang berduka."

Moza mengganti tayangan drama dengan channel Go Tv. ada siaran langsung dari rumah duka. Sebagai salah satu tokoh yang pernah menjadi pemimpin daerah (baca : Bosku Duda Arogan) tentu saja ramai yang datang. Bahkan Krisna pun dikenal sebagai pengusaha sukses.

“Eh, itu Pak Bos. Eh busyet, lagi berduka penampilannya tetap …handsome,” gumam Moza memandang sosok Dewa yang sengaja disorot kamera. 

Pria itu terlihat memakai kemeja hitam lengan panjang yang digulung sampai siku, juga bawahan hitam. Tidak lupa kacamata hitam bertengger di hidungnya yang mancung menutupi kedua mata yang mungkin saja menunjukan kedukaan.

“Lagi begitu, Pak Bos nggak terlihat menyebalkan. Jadi pengen peyukk.”

Terdengar teriakan dan sudah pasti suara Mada. Di rumah itu, hanya Mada dan Moza yang biasa berteriak dan membuat ramai diantara anak-anak Sarah dan Arya yang lain.

“Za, yang punya Go TV meninggal. Lo udah tahu?”

Mada langsung menghempaskan tubuhnya di samping Moza.

“Ya ampun, badan lo bau banget tau nggak. Minggir sana,” usir Moza karena Mada baru selesai jogging dan masih ada keringat di tubuhnya.

“Itu siapa Za?” tanya Mada menunjuk sosok yang ada di layar TV.

“Hm, yang itu pimpinan di GO TV. Nah yang itu, yang agak-agak cute dan kece badai. Namanya Sadewa, tapi karakternya sakarepmu dan kebetulan dia atasan aku langsung.”

“Lumayan keren Za, yakin lo nggak jatuh cinta?”

Moza menggelengkan kepalanya. Pasangan itu punya standar yang konyol dalam mencari tambatan hati. Untuk Mada, minimal perempuan itu secantik Moza. Sedangkan untuk Moza, minimal pria itu setampan Mada.

“Kalau dilihat memang dia lebih ganteng daripada kamu sih, tapi hati aku nggak kebat kebit dan jantung aku juga nggak dag dig dug kalau ketemu dia.”

“Halah sombong, mana tahu ada malaikat yang catat omongan lo barusan. Minggu depan nangis bombay karena cinta bertepuk sebelah tangan,” ejek Mada dan sukses mendapatkan pukulan bantal dari Moza.

“Kenapa sih semua tuh kayak demen banget jodoh-jodohin aku sama Pak Dewa. Em juga gitu dan sekarang kamu.”

“Aura lo kali.”

“Kenapa dengan aura aku?”

“Aur-auran.”

“Mada!!!!” Moza kembali berteriak sedangkan Mada langsung melesat meninggalkan kamar menuju kamarnya sendiri, sebelum ada barang yang melayang.

***

Senin pagi, Moza pikir hari ini akan tenang seperti sebelumnya. Mengingat Dewa masih berduka dan belum terlihat ada di kantor. Sekretaris pria itu pun belum terlihat dan digunakan Moza untuk berkeliling. Ema yang terlihat sibuk mendampingi sekretaris Fabian, terlihat kesal karena Moza malah dadah-dadah seperti pemenang Miss Universe.

Ponsel Moza bergetar, ada pesan masuk.

[Ke sini, segera!]

“Aish, nggak bisa lihat orang senang,” ucap Moza lalu bergegas kembali ke ruangan Sadewa.

Mbak Yuli -- sekretaris Dewa -- sudah berada di mejanya. Ada tumpukan bantex dan map juga tas laptop di sana.

“Ya Mbak.”

“Ck, kamu kemana aja sih. Kalau tidak ada instruksi, tetap standby di sini. kalau perlu berdiri di situ kayak security di lobby,” ujar Yuli.

“Kita bagi tugas, sesuai arahan Pak Dewa. Saya harus mendampingi yang lain untuk bertemu investor, kamu bawa ini,” titah Yuli menunjuk tas laptop dan beberapa map. “Mungkin saja kita akan komunikasi atau meeting online.”

“Ini dibawa kemana Mbak?”

“Ke rumahnya Pak Dewa dong, masa rumah saya. Beliau belum bisa datang karena masih berduka, jadi kamu dampingi beliau dan kerjakan apa yang diperintahkan.”

“Hahh.”

 

 

Terpopuler

Comments

Sintia Dewi

Sintia Dewi

katanya gk mau yg kyk moza karna bosen msk sumur hidup liat yg mirip moza mulu lah krang standarnya kembaran masing2 aneh kalian ini/Facepalm/

2024-05-03

0

Lilis Wn

Lilis Wn

asyik Moza main ke rumah calon mama mertua 😂😂

2024-02-24

2

hiro_yoshi74

hiro_yoshi74

makin penasaran aja dewa
ni moza di suruh dateng pasti ada udang di balik mendoan thaaaaaa 🤗

2024-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!