7 ~ Siapa dia ?

Penilaian dan persepsi Moza kalau Dewa itu menyebalkan dan selalu berbuat sesuatu di luar nurul dan membuatnya tidak habis fikri, lewat saat dia menyaksikan pria itu di tengah rapat. Melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atas apa yang disampaikan dengan  lugas, cerdas dan dewasa. Bahkan bibirnya sempat mengucap “daebak” meski lirih dan hanya dirinya yang paham.

“Gimana-gimana, apa sudah mulai terpesona sekarang?” bisik Ema karena sejak tadi Moza terus memperhatikan Dewa.

Moza hanya mencebik pada Ema. Baik itu asisten atau sekretaris menduduki kursi di barisan belakang para atasannya dan ada Fabian juga di sana. Pemimpin Go TV. Ternyata ada untungnya dia menjadi asisten Dewa, karena bisa bertemu dengan para petinggi perusahaan.

“Oke, saya setuju,” ujar Fabian. “Konsep oke, anggaran aman. Sepertinya kamu menuruni kemampuan Mommy kamu Sadewa,” ujar Fabian lagi. “Dia punya banyak ide waktu masih bekerja di Go TV.”

Moza dan Ema saling tatap mendengar pernyataan tersebut.

“Bukan Cuma kreatif, tapi nasibnya oke karena bertemu dengan GM baru terus menikah dan sekarang Go TV malah dikasih ke aku,” tambah Fabian lagi.

Dewa terkekeh mendengar cerita Fabian karena sedikit banyak dia juga tahu bagaimana kisah Daddy dan Mommynya dulu.

“Ah satu lagi,” ujar Fabian. “Ada beberapa acara dengan rating rendah, coba kamu dengan tim diskusikan lagi bagaimana meningkatkan rating. Program acara tidak selalu harus diganti ketika rating tidak bagus."

“Itu sudah masuk agenda kami, salah satu acara dalam proses.”

“Hm. Good job,” ujar Fabian.

Rapat pun berakhir, semua peserta rapat sudah meninggalkan ruangan. Dewa terlihat fokus dengan tablet sementara Moza menutup file presentasi dan merapikan berkas lalu membantu cleaning service menyingkirkan botol-botol air mineral.

“Moza,” ucap Dewa.

“Iya Pak.”

“Saya sudah kirim ini ke laptop, kamu teruskan ya. Kalau sudah selesai segera kirim balik, saya ada pertemuan di luar,” titah Dewa dan sudah berdiri.

“Saya harus kirim kapan Pak, hasilnya?”

Dewa menatap Moza, kali ini bukan tatapan seperti serius dan dewasa. Bukan tatapan mengintimidasi apalagi bossy. Bahkan saat Dewa mendekat membuatnya melangkah mundur.

“Secepatnya. Sebenarnya besok pagi aku harus laporkan, tapi sebelum itu aku perlu mempelajari lagi.” Dewa menepuk bahu Moza dan berlalu.

“Eh Pak Dewa,” panggil Moza dan berhasil membuat pria itu berhenti melangkah. “Saya boleh kerjakan di luar ruangan Bapak?”

“Menurutmu kenapa aku kirim lagi ke laptop bukan ke ponsel kamu?” tanya Dewa dan Moza menggelengkan kepala setelah berpikir sejenak.

“Karena rahasia. Tetap kerjakan di laptop milikku dan tidak boleh ke luar dari sana sebelum selesai.”

Baru juga dipuji, udah balik lagi ke mode awal, batin Moza.

“Kenapa saya yang kerjakan, ‘kan rahasia?”

Dewa kembali menghampiri Moza. “Tidak mungkin informasi itu kamu sebarkan ke semua karyawan Go TV apalagi sampai keluar,” ujar Dewa lalu menyentil kening Moza. “Mengerti kamu?”

“Siap bos.”

***

“Mau ke mana sih, buru-buru amat?” tanya Ema ketika mereka berada di kantin.

“Aku masih ada tugas dari Pak Bos dan ini tugas besar juga rahasia. Keren kan,” ujar Moza bangga lalu terbahak. “Sekarang dia percaya sama aku dan nggak lagi dikasih tugas yang kadang tidak bisa diterima logika.”

“Bangga bener mpok, bae-bae ya dari makan hati nanti jatuh hati.”

“Nggak akan, kalau itu nggak akan terjadi.”

Ponsel Moza berdering.

“Halo, Mah.”

Moza terdiam sesaat, mendengarkan suara dari ujung sana.

“Opa sama Om Edric? Malam ini?”

Terlihat Moza kembali terdiam. “Oke.”

“Kenapa?” tanya Ema ketika Moza mengakhiri panggilan.

“Nggak apa-apa, Cuma diminta temui Om Edric aja. Mereka tahu aku magang di tempat lain bukan di perusahaan Opa atau kantor Papa,” tutur Moza lirih.

“Anak emas ya gitu, lagian mereka benar sih kenapa juga lo nggak di tempat sendiri malah kayak gini. Lo dijadiin staf OB segala.”

“Udahlah, udah lewat ini. Yang penting sekarang aku dapat kepercayaan untuk tugasku sangat jelas.”

Moza kembali ke ruangan Dewa, ada sekretarisnya di sana. setelah menjelaskan apa yang diperintahkan, wanita itu mempersilahkan masuk. Membuka perintah yang masuk dari tablet Dewa, dahi Moza berkerut saat membaca instruksi tersebut.

“Dasar kampret, kalau cuma isi SPT di mana rahasianya.”

Meskipun kesal karena Dewa menginstruksikan untuk mengisi form SPT miliknya, dengan berkas acuan adalah dalam map di atas meja. Ketika selesai dia menyampaikan pada sekretaris Dewa lalu dicek.

“Tekan yang ini kalau sudah oke. Lalu kirim ke Pak Bos lagi, biar beliau sendiri yang bayar.”

“Oke Mbak.”

Sesuai arahan Sarah, menjelang malam Moza menemui Edric dan Opa Ryan. Bertempat di sebuah restoran karena kedua pria itu sedang makan malam. Kedatangan Moza disambut oleh Ryan. Masa tuanya dihabiskan dengan mengawasi perkembangan keempat cucunya. Gilang dan Gita adalah cucu yang paling dekat, berbeda dengan Mada dan Moza.

“Apa kabar kamu, sayang?”

“Baik opa, aku baik. Opa gimana?”

“Seperti yang kamu lihat,” ujar Ryan lalu terkekeh.

“Opa kamu doang yang ditanya, aku tidak,” ujar Edric lalu terkekeh.

Sambil makan malam, sesekali mereka terkekeh karena diselingi guyonan. Moza masih menunggu waktunya dia disidang, oleh kedua pria ini.

“Jadi kamu sedang magang?” tanya Ryan.

“Iya opa.”

“Hm, kenapa tidak dengan Edric.”

Moza menatap Edric yang mengedikan bahu lalu menatap Ryan.

“Opa, jurusanku memang broadcasting. Jadi lebih tepat kalau di Go TV.”

“Dari awal memang aku tidak setuju dengan pendidikan yang kamu pilih, tapi Opa bisa apa. Papa kamu saja mengizinkan. Ada kesulitan selama di sana?”

“Tidak ada, lagi pula baru dua hari kok.”

Obrolan masih berlanjut, Moza tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikannya.

Terpopuler

Comments

Lilis Wn

Lilis Wn

alah paling juga salah tafsir lg nih si dewa 🙄😂

2024-02-24

1

Aditya HP/bunda lia

Aditya HP/bunda lia

pasti yang merhatiin si calon boss bucin kalo dengar obrolan dan dengar moza manggil opa wah ... ketahuan akhirnya kalo Moza itu bukan gadis sembarangan ...

2024-02-23

2

Ila Latifah

Ila Latifah

pasri sadewa tu yg memperhatijan moza. lagian tinggal periksa KTP nya aja. ketahuan kan rumahnya dimana🤣 ntar cwritanya tamat kalau gitu

2024-02-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!