Selesai mengganti bajunya Rain tampak lebih segar keningnya masih di perban. Tangan kiri Rain di gip. Untungnya kakinya tidak ikut patah.
Rain dan Mikha duduk di meja makan, karena kamar menginap Rain VIP, mereka akan menyantap sarapan mereka di meja makan.
Mikha sudah menyiapkan makanan Rain dari rumah sakit ditambah dengan Mikha yang meminta pengawal Rain memesan makanan di kantin rumah sakit.
Menu yang menyelerakan apalagi perut Rain sudah terasa lapar. Rain sudah tak sabar ingin sarapan perutnya baru terasa lapar setelah terbaring di bed pasien.
Mikha ingin menyuapkan sup daging ke Rain.
"Kakak makan sendiri aja Kha, tangan kanan kakak nggak sakit jadi bisa makan sendiri,"
"Eh, oh iya kak," Mikha jadi salah tingkah sendiri.
Rain tersenyum tipis melihat tingkah adiknya yang tampak grogi.
Adik? Baru kemarin mantan istri, sekarang udah menjadi adik lagi, batin Rain.
Rain dan Mikha akhirnya makan masing-masing tanpa bersuara.
Rain dan Mikha merasa suntuk di dalam kamar, mereka berdua berjalan menuju ke taman.
Saat akan menuju ke taman, seorang lelaki tampan berjalan mendekati mereka.
"Mikha," panggil lelaki tersebut.
Mikha dan Rain menoleh. Mikha dan Rain mengenali siapa lelaki tersebut.
"Alka!" Mikha kaget masih pagi lelaki yang sibuk itu sudah menyempatkan datang ke rumah sakit.
"Pak Alka," ucap Rain sambil tersenyum.
Alka tersenyum ke Rain dan Mikha.
"Mau kemana? Pak Rain, semoga segera pulih ya, ini ada sedikit buah tangan buat Pak Rain," Alka menyerahkan parcel buah yang di tentengnya ke Mikha dan menyalami Rain.
"Terimakasih pak Alka sudah repot-repot datang, kami mau ke taman, bosan di dalam kamar terus, mau menghirup udara segar ini," jawab Rain.
"Apakah saya boleh ikut bergabung?" tanya Alka basa basi.
"Tentu saja boleh Pak Alka,"
"Terimakasih, Pak Rain,"
Rain, Mikha dan Alka akhirnya berjalan berdampingan.
"Bagaimana Pak Alka, kerjasama kemarin?"
"Ohh itu draft perjanjian sedang di buat Pak Rain,"
"Baiklah, semoga saja semua sesuai dengan perencanaan awal kita,"
"Saya, berharap juga demikian Pak Rain,"
Mikha hanya mendengarkan saja pembicaraan kedua pengusaha muda ini. Keduanya sama-sama tampan, sama-sama memiliki aura yang mampu mengintimidasi lawannya.
Mereka sampai di taman, terlihat ramai oleh para pesien juga pengunjung yang sedang bersantai, terutama anak-anak yang sedang berlarian di taman.
Suasana di taman tampak ramai, banyak pasien yang mencoba menghirup udara pagi yang segar.
Mereka bertiga duduk di bangku taman, Mikha duduk di tengah di antara dua laki-laki tampan. Banyak pasang mata yang menatap ke mereka.
Dua lelaki tampan dengan satu cewek cantik duduk di tengah-tengah.
"Pak Alka kenal sama Mikha?" tanya Rain dari tadi dirinya ingin menanyakannya.
"Kenal Pak Rain, belum lama juga sih,"
Rain manggut-manggut.
"Alka apa kamu gak terlambat masuk ke kantor?" tanya Mikha.
"Kantornya milik sendiri Kha, siapa juga yang mau protes," Rain menimpali.
"Oh iya ya, pak Alka pewaris Sadewa Grup, salam buat tante Maura ya Alka,"
"Iya nanti saya sampaikan, baiklah karena saya harus ke kantor sekarang saya permisi Pak Rain, Mikha, untuk Pak Rain semoga cepat pulih kembali, bisa beraktivitas kembali,"
"Baik, Pak Alka, terimakasih atas kunjungannya," jawab Rain ramah.
"Terimakasih Alka sudah sempat mampir ke sini,"
Alka menatap wajah cantik di depannya ini ia tersenyum sangat manis ke Mikha.
"Baiklah, kalo begitu saya permisi, jaga kesehatan Mikha,"
"Baik Alka, terimakasih,"
Alka menyalami Rain dan juga Mikha. Genggaman tangannya di tangan Mikha agak lama dan itu di perhatikan oleh Rain, posisi mereka sekarang sedang berdiri karena Alka akan pamit.
Sepeninggal Alka, Rain menatap Mikha, begitu juga dengan Mikha. Rain tersenyum tipis.
"Sepertinya Alka sedang mencari perhatian kamu Mikha,"
Mikha mengerutkan alisnya.
"Mencari perhatian gimana Kak?"
"Ya kamu pasti tau sendirilah," Rain terkekeh.
"Ayo kembalj ke kamar nanti dokter datang mau periksa. Semoga hari ini bisa langsung balik, kakak gak suka lama-lama di rumah sakit,"
"Iya Kak semoga saja hari ini kakak bisa pulang,"
Rain dan Mikha kembali ke kamar Rain. Tiba di kamar ternyata mami Zayna sudah berada di dalam ruangan rawat inap Rain.
"Mami, udah datang?" tanya Mikha.
"Barusan juga kok, darimana kalian?"
"Dari taman Mi, suntuk di dalam ruangan terus," jawab Rain.
"Ini mami bawain kesukaan kamu Rain, sop buntut, kalian sudah sarapan?"
"Sudah Mi, mami sudah sarapan?" tanya Mikha.
"Sudah, tadi mami di telpon maminya Yara katanya mereka mau datang kesini,"
"Siapa yang mau datang Mi? Yara? Emang masih ada muka mau ketemu kak Rain? Hhhh,"
"Hush, gak boleh ngomong gitu sayang, mami gak tau siapa aja yang mau datang, cuma tadi maminya Yara yang telpon mami,"
"Kita tunggu aja Mi," ucap Mikha, Rain hanya diam saja tidak berkomentar.
Hati Rain masih sakit di bohongi oleh Yara mentah-mentah berhubung karena Yara perempuan kalo laki-laki pasti udah di hajarnya.
"Kakak mau berbaring? Bentar lagi dokter datang,"
Rain mengangguk, tubuhnya udah mulai agak enakan, apalagi dirinya sudah mau makan.
Mami duduk di sofa, Mikha membantu Rain berbaring di tempat tidur.
Tidak lama kemudian dokter dan perawat datang memeriksa kondisi Rain.
Setelah di periksa beberapa menit, dokter tersenyum ke Rain.
"Alhamdulillah semua sudah bagus, hanya menunggu tangannya aja yang normal, besok pagi boleh pulang ya pak Rain," ucap dokter sambil tersenyum.
"Alhamdulillah," jawab Rain, mami dan Mikha.
Dokter dan perawat keluar ruangan. Rain kembali berbaring. Tubuhnya baru terasa pegal-pegalnya.
Mami dan Mikha duduk di sofa, Mikha melihat ponselnya. Ada notif pesan masuk di grup toko bunganya, dari mami Maura, maminya Alka, dari Alka juga ada.
Mikha membuka yang dari Alka duluan, entah kenapa Mikha suka membaca pesan dari teman barunya itu.
Alka
Selamat pagi nona Mikha cantik, aku otw ke rumah sakit, kamu masih di rumah sakitkan? Tunggu aku ya.
Membaca itu Mikha senyum-senyum ponselnya tadi tidak dibawanya waktu ke taman, ada di dalam tasnya. Sekarang baru sempat di bacanya.
Alka, kamu selalu saja pinter ngegombal, batin Mikha masih dengan senyum di bibirnya.
"Kamu senyum-senyum sendiri? Apa ada yang lucu?" tanya mami sambil mengernyitkan alisnya menatap ke putri cantik di depannya ini.
"Ehh, nggak, nggak ada mami, ini ada yang lucu videonya ada yang kirim," bohong Mikha ke maminya.
Mami dan Mikha sedang berbincang tentang toko bunga Mikha, terdengar pintu ruangan terbuka. Seorang lelaki dan wanita masuk ke dalam ruangan.
Mami dan Mikha berdiri, ternyata Papi dan Mami Yara yang datang.
"Assalamu'alaikum, selamat siang Jeng," uncap mami Yara ramah ke mami Zayna dan Mikha.
"Waalaikumsalam, jeng Ambar," mami dan Mikha menghampiri tamu mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
gak habis fikir kadang sm yara,kok tega sm sahabat sendiri
2024-08-31
0
🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀
dihhh kyak org jatuh hati ya baca chat HP senyun' sendiri 🤭
Mikha pasti senang tuh🤭
2024-08-29
0
𝐕⃝⃟🏴☠️នӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ❤️⃟Wᵃf
Cieee Alka udah berani perhatian nih sama Mikha, jadi penasaran gimana kedepannya apa kah Mikha sama Alka
2024-08-28
2