Mikha masih terbaring di tempat tidurnya dirinya terus berpikir, meski tubuhnya terasa limbung tetapi Mikha harus membuat keputusan untuk hidupnya, ia merasa jika dirinya harus move on dari rasa yang membelenggu hatinya.
Mikha berpikir baik buruknya jika sudah mengambil keputusan nantinya. Mikha harus menemui maminya dan mengatakan yang sebenarnya tentang rumah tangganya dengan Rain kakak angkat nya.
Waktu seminggu hanya sekelip mata aja menjelang pernikahan Rain dan Yara, Mikha harus menyelesaikan masalahnya dengan suaminya sebelum semua akan menjadi ruwet.
Mikha mencoba memejamkan matanya, ia ingin bisa tidur lelap, besok ia berencana akan ke rumah maminya. Satu tekad yang membuat dirinya harus bersikap tegas, lepaskan Rain dan dirinya akan menjauh dari kehidupan Rain. Tapi akankah Rain mau menuruti kemauannya.
Mikha tidak bisa memejamkan matanya, perlahan ia turun dari tempat tidur dikuatkan dirinya untuk bisa berjalan, tanpa mengganti bajunya Mikha mengambil tasnya memasukkan ponsel dan mengambil kunci mobil dari dalam tasnya.
Perlahan Mikha turun ke lantai satu, suasana sepi bibi juga sudah tidak tampak di dapur.
Mikha berjalan pelan membuka pintu rumah, ia ke garasi mobilnya yang terparkir, mobil mewah putih miliknya sendiri.
Perlahan Mikha melajukan mobilnya ke jalan raya ia akan ke rumah maminya. Mikha akan menceritakan semuanya ke maminya, hidupnya dirinya lah yang menentukan ke mana arahnya, jika bersama Rain ia gagal, Mikha akan menjadikan ini sebagai pengalaman hidupnya meski terasa pahit mau gak mau ia harus menelan rasa pahit itu.
Sementara di sebuah tempat hiburan malam seorang lelaki tampan duduk seorang diri di bar. Dirinya memesan minuman beralkohol dan meneguknya. Sejenak menghilangkan kerisauan di hatinya.
"Hai bro, what's up? Are you ok?" seorang lelaki dengan suara beratnya menyapanya.
Lelaki tampan tersebut menoleh, ia menyipitkan sebelah matanya.
Lelaki yang menyapanya mengenal dirinya.
"Alka, lo di sini?"
"Yah, seperti yang lo lihat, barusan ketemu klien, ada masalah?" Alka duduk di samping lelaki tampan tersebut.
Lelaki itu terdiam. Ia kembali meneguk slokinya.
"Biasa masalah rumah tangga,"
"Oh ya? Lo udah married?"
Lelaki tersebut mengangguk.
"Aku sudah menikah, tetapi aku harus menikahi wanita lainnya yang sedang mengandung anakku,"
"What?! OMG!" Alka kaget dengan ucapan lelaki sebagai rekan bisnisnya ini.
Lelaki tersebut mengedikkan bahunya.
Ponsel di saku Alka bergetar berdering.
Mami is calling..
"Bro gue cabut dulu ya, udah malem juga, pulang bro, kasihan istri lo di rumah,"
Lelaki tersebut hanya menganggukkan kepalanya.
"Semoga masalah lo cepat selesai," Alka menepuk lengan lelaki tersebut dan pergi meninggalkannya.
Lelaki tersebut kembali meneguk slokinya, dirinya sudah mulai mabuk, malam semakin larut. Lelaki tampan tersebut akhirnya beranjak dari duduknya sebelum semakin mabuk dan pergi meninggalkan tempat hiburan malam tersebut.
Lelaki tersebut masih bisa mengendarai mobilnya meski kepalanya agak sedikit berat dan pusing. Ia melajukan mobilnya dengan pelan, jika kencang ia takut akan mengalami kecelakaan.
Rain lelaki tampan tersebut melajukan mobilnya pulang ke rumah. Jalanan mulai sepi, waktu terus berputar, malam semakin dingin.
Rain sampai di rumahnya keadaan sunyi sepi, di lihatnya mobil istrinya tidak ada di parkiran. Rain mulai panik.
Kemana dia? Bukannya sedang sakit?
Rain mencoba menelpon ke ponsel istrinya tetapi nomornya tidak aktif.
Shiitt..
Rain kembali masuk ke mobilnya, dilihatnya waktu sudah menunjukkan pukul 01.15 menit.
Rain memukul kemudi mobilnya kuat-kuat. Sudah tengah malam mau cari kemana.
Rain mengurungkan niatnya mencari istrinya. Feeling Rain istrinya pulang ke apartemennya sendiri.
Rain memutuskan besok pagi aja dirinya akan mencari istrinya.
***
Di kediaman almarhum papi Bimantara, Mikha sedang bersama maminya di kamar maminya.
Mami Gita kaget saat melihat kedatangan putrinya dengan wajah pucat dan lemas sudah malam lagi putrinya datang ke rumahnya.
Mikha datang masih memakai outfit sore hari saat acara ultah mami Maura. Ia belum mengganti pakaiannya.
Mikha datang langsung ke kamar maminya. Mami kaget.
"Mikha, kenapa nak?" mami Gita memapah tubuh lemah putrinya ke sofa kamarnya.
Mika tersenyum tipis dangan wajah sendunya.
"Kamu ada masalah dengan Rain?" tanya mami yang melihat putrinya diam saja.
Mikha memeluk maminya, airmatanya menetes jatuh ke pipinya. Ia segera menghapusnya. Mikha merenggangkan pelukan ke maminya.
Mikha menatap sendu wajah maminya.
"Maafkan Mikha mi, maafkan Mikha," Mikha menciumi tangan maminya.
"Mikha, ada apa? Ngomong yang jelas minta maaf kenapa?"
Mikha menatap wajah maminya, ia menguatkan hatinya.
"Maafkan Mikha mi, Mikha harus bercerai dengan kak Rain mi," Mikha menyebut nama Rain dengan panggilan kakak jika di rumah dan di depan orangtuanya.
"Ber-ce-rai?!" mami kaget. Mami mengernyitkan alisnya.
"Iya mi, Mikha harus bercerai segera mi, Mikha gak mau di madu,"
"Di madu?! Mikha kasih tau mami ini ada apa? Kenapa tiba-tiba kamu minta bercerai? Ada masalah apa nak?" mami berbicara dengan lembut ke putrinya.
Mami merasa ada yang tak beres dengan rumah tangga putrinya dan anak angkatnya.
"Kak Rain akan menikahi Yara mi minggu depan," ucap Mikha lirih.
"Apa!" mami kaget dadanya terasa sesak.
"Mi, mi, jangan kaget gitu mi, mi tarik napas hembuskan perlahan mi, Mikha gak bermaksud buat mami kaget dan shock,"
Mikha segera mengambil minuman air putih di kamar maminya dan memberikannya ke mami.
"Minum dulu mi, gimana Mikha mau terus terang mi, mami aja udah sesak duluan," ucap Mikha khawatir.
Mami meminum air putih yang diberikan Mikha, menarik napas dalam-dalam dan mengehembuskannya perlahan-lahan.
"Jelaskan ke mami pelan-pelan, mami akan mendengarkannya," ucap mami pelan.
"Mami gak apa-apa kalo Mikha cerita?"
"Kasih tau mami ada apa sebernarnya,"
Mikha menarik napasnya juga dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Mikha mau bercerai mi dengan kak Rain, Mikha iklhas, pernikahan kami juga bukan pernikahan lazimnya mi,"
"Maksudnya?" tanya mami heran.
"Mikha dan kak Rain tidak pernah berhubungan selayaknya suami istri mi,"
"Apa?!" mami kaget lagi, Mikha segera memberikan lagi air putih ke maminya.
Mami shock, napasnya agak sesak.
"Ya udah lah mi, Mikha gak mau cerita lagi, kondisi mami malah drop nanti, intinya Mikha ingin bercerai dengan kak Rain, mi, itu aja, do'akan Mikha agar mendapatkan jodoh yang menyayangi dan mencintai Mikha mi,"
Mami meneteskan airmatanya putrinya yang menurut kepada orang tuanya, harus mengalami nasib yang kurang beruntung jodohnya dengan umurnya yang sudah dewasa.
Mami memeluk tubuh putrinya.
"Maafkan mami dan almarhum papi, nak. Kamu harus menjalani hal seperti ini, mami gak akan bertanya ke kamu sayang, biarkan mami yang bicara dengan suamimu, mami akan dukung keputusanmu nak jika itu yang terbaik buat dirimu dan hidupmu," pelan dan lembut suara mami berbicara ke putri tunggalnya ini. Putri cantiknya yang ternyata jodohnya tidak secantik wajahnya.
"Mami akan menemui suamimu, sayang, mami akan bicara baik-baik dangan suamimu, kalau memang kamu ingin bercerai dengan kak Rainmu, lakukan saja, kalian juga menikahnya belum resmi di pencatatan sipil lakukan lah jika itu bisa membuat dirimu bahagia, mungkin kak Rain bukan jodoh yang tepat buatmu bersabar ya sayang," mami mengelus rambut halus putrinya.
"Udah malam tidur ya, kamu lemah begini, besok pagi mami masakan bubur ayam buatmu," mami mencium pipi putrinya.
Mikha menjadi lega dan tenang setelah berbicara dengan maminya. Mikha mencium punggung tangan maminya, mencium pipi maminya, kemudian ia beranjak dan keluar dari kamar maminya.
Malam ini Mikha akan tidur di kamarnya sendiri. Kamar saat dirinya masih gadis. Mikha berjalan gontai ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
𝓇𝒶𝒾𝒽𝒶𝓃𝓊𝓃
Cukup sudah sedihmu, kalau sesuatu atau seseorang tidak layak untuk dipertahankan, lepaskan saja, hidup di dunia cuma sekali, sayang banget kalau disia-siakan
2025-04-17
9
Sapna Anah
jadi nyeseg d dada bacanya
2024-10-10
0
Aisyah Christine
alhamdulillah.. ibunya mikha begitu pengertian sekali. Smoga bisa mendukung mikha utk mendapatkan penceraian dari rain.
2024-08-28
1