Mami, Mikha dan Alka masih menunggu perkembangan Rain. Alka tadi sudah meminta anggotanya membelikan makan siang yang sudah telat buat mereka bertiga.
Sambil masih menunggu kabar perkembangan Rain, Alka membuka kotak makan yang sudah di belikan oleh anggotanya.
"Makan dulu tante, Mikha," Alka menyerahkan box makanan ke mami dan Mikha.
"Harus di isi dulu perutnya jangan sampai kosong. Menjaga orang sakit tubuh harus fit jangan nanti malah yang jaga juga ikutan sakit," Alka memberikan minuman mineral ke mami dan Mikha.
"Terimakasih nak Alka," ucap mami dengan suara yang lemah.
"Terimakasih Alka," ucap Mikha.
"Sama-sama, ayo di makan dulu,"
Mereka bertiga makan dengan suasana sepi. Mami tampak tidak berselera makannya tetapi harus dipaksa perutnya terisi kalo tidak akan drop juga.
Selesai makan Alka menerima telpon dari Fardan asistennya. Ada hal yang harus di selesaikan segera oleh Alka. Mau tidak mau Alka berpamitan untuk pergi ke kantornya.
Setengah jam mami dan Mikha masih menunggu saat pintu ruangan ICU terbuka.
"Sore Ibu, pasien atas nama Rain sudah sadar Ibu, sudah melewati masa kritisnya, pasien sudah di pindahkan di ruang rawat inap Ibu, mari ikuti saya Ibu," seorang perawat berjalan duluan diikuti oleh mami dan Mikha.
Akhirnya mami dan Mikha dapat menjaga Rain di ruang rawat inap.
Rain terbaring lemah di atas bed, ia tersenyum lemah ke mami dan Mikha.
Mami dan Mikha mendekati bed Rain.
Mami meraih tangan putranya dan tersenyum lembut meski wajah mami tampak sendu.
"Rain, mana yang sakit nak?" tanya mami lembut.
Rain tersenyum tipis.
"Rain gak papa Mi, Mikha,"
"Gak papa apa Rain? Kepala di perban tangan patah gitu," ucap Mikha pura-pura marah.
Rain menatap Mikha sendu, adik kecilnya, mantan istrinya, masih juga mau menjenguk dirinya padahal baru saja diceraikan olehnya.
Tangan kiri Rain yang patah. Mami mengenggam tangan kanan puttanya memberi kekuatan.
"Yang kuat ya Rain, semoga segera pulih kembali," ucap mami.
"Terimakasih Mi,"
"Rain kamu bisa sembuh setidaknya tiga bulan lagi loh," ucap Mikha.
"Kamu nanti di bantu Mikha untuk merawatmu Rain,"
"Gak usah Mi, Rain bisa sendiri kok, jangan menganggu aktifitas Mikha Mi," ucap Rain.
"Mikha gak merasa terganggu Rain, biarkan Mikha yang merawat selama sakit,"
"Kakak bisa sendiri Rain," Rain keukeuh gak mau menyusahkan adiknya.
Mikha memanyunkan bibirnya.
***
Di rumah papa Yara, keluarga besarnya berkumpul membahas tentang pernikahan yang batal dengan Rain. Yara telah menikah dengan Anggara Abimanyu pria biasa saja bukan kalangan pebisnis seperti Rain calon menantunya yang batal.
Papa Yara, memarahi putrinya yang sudah berbohong kepada semua orang.
Yara di hukum oleh keluarganya akan di pindahkan ke kota lain. Yara yang telah membuat malu keluarga besarnya di minta oleh papanya untuk pindah dari kota ini.
Tentu saja Yara keberatan, dirinya menolak begitu juga dengan suaminya. Mereka masih ingin tinggal di kota ini dan dekat dengan keluarga besarnya.
Yara menangis sesenggukan di depan keluarga besarnya.
"Maafkan Yara Papa, Mama, Yara ngaku salah tetapi Yara tidak mau pindah dari kota ini, biarkan Yara tinggal di kota ini Pa, Ma,"
"Kamu keterlaluan Yara, apa yang sudah kamu lakukan merupakan kesalahan besar, kamu melibatkan suami sahabatmu sendiri, apa kamu gak merasa bersalah dengan sahabatmu, hah?" teriak papa Yara.
"Yara akan minta maaf, Pa, Ma, Yara akan menemui Mikha,"
"Masih ada muka kamu, Yara? Masih ada muka kamu bertemu dengan sahabatmu itu? Apa perasaan mereka yang sudah kamu sakiti, hah?!" Papa Yara masih saja emosi tingkat tinggi dengan kelakuan putrinya ini.
"Pak, maaf kalau saya ikut campur, saya akan bicara baik-baik dengan Yara Pak, saya sebagai suami Yara akan menegur istri saya jika dirinya salah,"
"Bagus, memang harus seperti itu nak Anggara, maafkan putri saya ini yang sudah berbohong ke banyak orang,"
"Pa, Yara melakukan ini karena Yara mencintai Rain Pa," Yara masih saja keras kepala padahal ada suaminya di sampingnya.
"Yara! Kamu memang tidak tau malu, kamu anggap apa suamimu Yara?" bentak papa Yara.
Yara menundukkan kepalanya. Anggara mengepalkan tangannya, istrinya sama saja tidak menghargainya.
Anggara dengan perasaan kesalnya berusaha menahan emosinya agar tidak meledak di depan keluarga besar istrinya.
Anggara akan menegur istrinya nanti saat mereka hanya berdua saja.
"Sudah, sudah!" eyang putri berbicara dengan tegas.
"Ajak masuk ke kamar Yara, Anggara, biarkan kami membahas masalah ini dengan keluarga besar di sini, istrimu hamil muda dirinya harus beristirahat,"
"Baik, eyang, ayo Yara kita ke kamar istirahat lagi, kamu tidak boleh stress kasihan bayinya," ucap Anggara dengan tenang.
Yara hanya diam saja, mau gak mau dirinya ikut suaminya ke kamar dirinya.
***
Di ruangan rawat inap rumah sakit, Rain sedang tertidur akibat efek dari obat yang baru di minumnya.
Mami dan Mikha duduk di sofa. Mikha mempertanyakan ke maminya apa yang sebenarnya terjadi.
"Ada apa sebenarnya Mi, kenapa kak Rain bisa kecelakaan? Bukannya Kak Rain seharusnya ijab kabul dengan Yara Mi," tanya Mikha penasaran.
"Mami juga tidak tau kenapa tiba-tiba ada lelaki yang datang yang mengakui bayi yang di kandung Yara adalah bayinya,"
"A-pa Mi?!" Mikha kaget bukan main.
"Kenapa bisa Mi? Siapa laki-laki itu Mi?"
"Kalo mami gak salah dengar dia menyebut namanya Anggara Abimanyu, Kha,"
"Apa?! Si Gara? Gara itu teman kami Mi, teman satu kampus waktu kuliah, Gara memang dekat sama Yara Mi,"
"Oh ya? Tapi kenapa Yara mengaku bayi di dalam perutnya anak Rain, Mikha?"
"Yara ngomong ke Mikha, dirinya mencintai kak Rain Mi,"
"A-pa?! Yara mencintai Rain?" gantian mami yang terkejut mendengarnya.
"Iya Mi, itu pengakuan Yara sendiri ke Mikha,"
Mami memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.
"Sudah mami gak usah mikirin Yara, jadi Yara menikah dengan Gara Mi?"
Mami menganggukkan kepalanya.
"Iya, Mikha dan untungnya keluarga besarnya mau menerima Anggara saat itu, gak tau juga kalau sekarang gimana kabar Yara dan suaminya,"
Mikha manggut-manggut. Ia mulai mengerti sekarang duduk persoalnnya.
Mikha menarik napas kasar, dadanya juga masih terasa sesak belum baik-baik saja di tambah lagi dengan permasalahan ini.
Rain kecelakaan tentu saja Mikha merasa khawatir dengan keadaan Rain.
Perasaan hati Mikha ke Rain masih sama belum berubah. Gak gampang bagi Mikha untuk menghilangkan rasa yang ada di hatinya untuk kakak angkatnya itu.
"Mami istirahat di rumah aja dulu Mi, biar Mikha yang jagain kak Rain, besok mami bisa ke sini lagi,"
"Baiklah, mami pulang dulu ya, jagain kakakmu baik-baik, besok mami kesini lagi,"
Mami beranjak dari duduknya di ciumnya pipi putrinya.
"Kamu yang sabar ya sayang,"
"Iya Mi,"
Mikha mengantar maminya sampai keluar ruangan pengawa mami yang langsung turun tangan untuk mengantar mami pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
maaf mungkin bisa,tp bekas luka itu sampai kapanpun gk akan hilang pasti membekas
2024-08-31
1
🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀
emang gak bakalan mudah mengubah rasa yg sudah ada di hati, Mikha sabar ya, tetap kuat, apalagi saat ini nambah jaga yg sakit
2024-08-29
1
𝐕⃝⃟🏴☠️នӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ❤️⃟Wᵃf
emang mudah sih bilang minta ma'af tapi apa kamu mikir kalau perbuatan mu udah menghancurkan hidup orang lain 🙄🙄
2024-08-28
2