Mikha selesai membersihkan dirinya setelah berenang tubuhnya terasa rileks dan segar. Penampilan Mikha menjelang siang hari. Mikha memakai outfit casual.
Alka memperhatikan penampilan gadis cantik di depannya ini.
"Gantian aku mandi ya kita nanti aku telpon aja kalo sudah selesai. Tunggu aku kita bareng jangan sendirian,"
Alka melompati pagar pembatas kamarnya masuk ke dalam kamarnya. Harusnya dari tadi ia juga mandi. Alka takut dirinya akan ditinggal pergi oleh Mikha kalau dirinya mandi tidak ada di sofa tempatnya duduk tadi.
10 menit Alka sudah kembali ke tempat Mikha. Mikha masih duduk di sofa sambil meminum air cappuccino hangat yang sempat dibuatnya 2 cangkir sambil menunggu Alka selesai.
"Di minum dulu cappuccinonya, Al," Mikha menyodorkan cangkir ke Alka.
Alka menerimanya dan menyeruputnya. Mereka duduk sebentar di sofa meminum cappucino yang dibuat oleh Mikha. Selesai minum, Alka dan Mikha berjalan keluar kamar melewati kamar Mikha.
Sekarang mereka sudah berada di restoran di sekitar penginapan. Alka dan Mikha berjalan kaki tidak jauh dari penginapan, menyusuri jalan dengan matahari yang mulai terasa menyengat kulit. Alka dan Mikha sudah memakai sunscreen di kulit mereka.
"Kamu kenapa tiba-tiba saja pergi Mikha berlibur sendirian Mikha? Apa aku boleh tau?"
Mikha diam saja tetap berjalan lurus di samping Alka.
"Aku ingin menyendiri Alka,"
"But why?"
"Kita belum sedekat itu untuk menceritakan masalah pribadi kita ke orang yang baru di kenal, bukankah kita baru saja kenal Alka?" Mikha bicara sambil menoleh ke Alka, Alka juga menoleh ke Mikha.
"Mikha kita memang baru kenal tapi aku serius ingin mengenal kamu lebih dekat, apakah boleh?"
Mikha mengernyitkan alisnya.
"Apa maksudmu Alka?"
Tanpa terasa kaki mereka sudah mengayun memasuki restoran yang tampak sederhana tapi ramai pengunjungnya.
Mereka mencari kursi kosong untungnya masih dapat. Alka menarik kursi untuk Mikha duduk.
Pelayan datang memberikan buku menu yang akan mereka pesan makanan dan minuman.
Alka kembali melanjutkan pembicaraan mereka tadi.
"Mikha, aku serius kamu tau kan aku sibuk jadwalku padat, tetapi aku menyusul kamu kesini itu karena apa, pasti ada alasannya,"
Mikha mengernyitkan alisnya.
"Apa alasannya Alka?"
"Aku ingin kita bisa lebih dekat dan saling mengenal, singkatnya aku ingin mengenal kamu Mikha, apa kamu mau menjadi kekasihku?"
Netra Mikha membola sempurna. Ia menatap wajah Alka lamat-lamat, netra mereka saling bertaut, sorot teduh netra Alka menatap dalam ke netra Mikha.
"Kamu belum tau siapa aku Alka, aku bukan wanita seperti yang kamu pikirkan Alka,"
"Emang apa yang aku pikirkan tentang kamu Mikha?" tanya Alka pandangan netra mereka tak lepas.
Pelayan datang, Mikha dapat terhindar dari menjawab pertanyaan Alka.
Pelayan menghidangkan makanan dan minuman.
"Silahkan Bapak Ibu, selamat makan siang," ucap pelayan ramah.
"Terimakasih mba," jawab Mikha ramah juga.
Mikha dan Alka makan siang dengan hening, sesekali Alka melirik ke Mikha yang makan dengan tenang.
Alka mengelap ujung bibir Mikha yang ada saosnya. Mikha kaget wajahnya merona.
Tatapan mata mereka kembali bertautan. Mikha langsung menundukkan pandangannya. Perutnya tiba-tiba terasa kenyang. Alka sudah membuat perutnya menjadi kenyang.
"Ayo makan lagi, gak baik loh buang-buang makanan, banyak orang yang tidak makan Mikha, mau di suapin?" goda Alka.
Mikha menarik senyumnya, wajahnya semakin memerah.
"Satu suap aja, aa," Alka memaksa Mikha membuka mulutnya.
Mikha malu sekali wajahnya sudah seperti pelangi aja berwarna-warni.
Mau gak mau Mikha membuka mulutnya, gak enak hatinya jika tidak menerima suapan Alka yang tangannya sudah berada di depan mulutnya. Alka memajukan tangannya ke mulut Mika.
Bibir merah Mikha yang sedang terbuka membuyarkan konsentrasi Alka.
Bibirnya sexy, menggoda iman aja Kha, batin Alka.
Satu suapan daging masuk ke dalam mulut Mikha. Alka tersenyum puas.
"Terimakasih," ucap Mikha setelah selesai mengunyah.
"Sama-sama," jawab Alka sambil kembali memasukkan satu potong steak daging ke dalam mulutnya.
Suasana kembali akward, tanpa suara.
Mikha menyeruput lemon tea dinginnya setelah memakan daging steak.
Mereka selesai makan, masih sama-sama terdiam.
"Mikha," panggil Alka.
Mikha mengangkat kepalanya menatap lelaki yang gak akan pernah bosan untuk di lihat. Sangat tampan dan menyejukkan.
"Iya," jawab Mikha mata mereka kembali bertatapan.
"Aku serius Mikha untuk mengenal diri kamu lebih jauh lagi. Hari Minggu nanti apa kamu mau menghadiri pernikahan teman bisnis saya," Alka sengaja tidak menyebutkan nama si pengantin.
Mikha mengernyitkan alisnya.
"Pernikahan siapa?"
"Rekan bisnisku, Mikha, Rain Bagaspati, apa kamu kenal," tanya Alka sambil menunggu reaksi dari wanita yang sudah menjadi janda dari Rain.
Tentu saja raut wajah Mikha langsung berubah. Tatap matanya tampak sendu. Wajahnya pias.
"Hei, kamu kenapa? Apa aku salah? Maafkan aku kalo aku salah," Alka ingin sekali menyentuh tangan mulus di depannya ini, tapi di tahannya.
"Maafkan aku Alka, aku tidak bisa ikut dengan kamu,"
"Kenapa?" tanya Alka yang sebenarnya ia sudah tau mengapa Mikha tidak mau pergi ke pernikahan Rain. Tapi Alka punya maksud tertentu ia tau Rain menikah dengan sahabatnya Alka.
"Kamu yakin? Aku ingin mengajakmu Mikha, anggap aja kita sebagai sepasang kekasih,"
Mikha memelototkan netranya.
"Jangan bercanda, Alka, aku tidak mau mempermainkan sebuah hubungan,"
"Siapa juga yang mempermainkan hubungan, bukannya udah aku bilang, aku tertarik sama kamu, Mikha, maukah kamu menjadi kekasihku, Mikha?"
"A-a-pa? Ke-ka-sih?" Mikha merasa tubuhnya oleng, baru saja dirinya di cerai dengan Rain, suaminya, ini langsung ada yang menawarkan menjadi kekasih. Takdir macam apa ini.
"Aku serius Mikha, aku jauh-jauh menyusul kamu ke sini, karena aku memang sudah tertarik dengan kamu Mikha,"
"Alka, kamu gak tau apa-apa tentang aku,"
"Siapa bilang," ucap Alka matanya tak lepas dari wajah cantik di depannya ini.
"Maksud kamu, kamu tau tentang aku? Kamu tau aku siapa Alka?"
Alka menganggukkan kepalanya.
Mikha mengerutkan alisnya.
"Apakah kamu menyelidiki tentang aku?" wajah Mikha tampak berubah. Ia merasa privasinya terganggu.
Alka diam saja, gadis di depannya ini sudah berubah raut wajahnya, ia yang salah.
Mikha beranjak dari duduknya, Mikha tersinggung, ia tidak Terima lelaki yang baru di kenalnya ini menyelidiki tentang dirinya.
Mikha kesal dan emosi, baru juga sehari di cerai ini malah mendapatkan masalah baru lagi. Mikha jadi pusing dengan Rain ataupun Alka, keduanya membuat luluh lantak perasaannya.
Alka yang tidak menyangka dengan reaksi Mikha segera beranjak juga dari duduknya. Alka mengejar wanita cantik yang sudah merajuk itu.
Sialan, salah gue, kenapa juga harus gue singgung tentang dirinya, susah pujuknya ini, Alka berlari kecil sambil bermonolog.
Mikha sudah pergi meninggalkan restoran dan menuju ke arah pantai. Padahal hari masih panas, sepanas hatinya yang terasa mau meledak meletup saja.
Laki-laki memang egois, maunya mereka saja yang harus dituruti. Mikha semakin laju berjalannya.
Alka terpaksa berlari mengejar wanita yang akan di dekatinya. Pasti tidak akan mudah Alka menaklukan Mikha, belum apa-apa dirinya sudah kena tinggal, nasib, nasib, batin Alka.
Mikha sudah di tepi pantai berdiri sambil memandangi laut luas membentang. Udara laut yang agak kencang menerbangkan sebagian rambut panjangnya ke belakang.
Alka berlari mengejar Mikha yang berjalan dengan cepat. Alka tadi harus membayar tagihan makannya dulu sehingga ketinggalan agak jauh saat mengejar Mikha.
Napas Alka ngos-ngosan saat tiba di samping Mikha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
weh bener2 gercep ini alkha,apa gk tau baru semalam mikha di cere suaminya?
2024-08-28
1
🪐🦁§͜¢◌ᷟ⑅⃝ͩ●ⁿᶦᵗᵃᴸᵉᵉ●⑅⃝ᷟ◌ͩ🍁❣️
hadehhhhh pak alka sudah mulai ngebucin ya... hayoooo bakal jd bucin paling akut nihh/Facepalm/
2024-08-28
1
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tentu tau lah dia mantan suamiku
2024-07-12
1