Sepeninggal mami pulang, Mikha lah yang menjaga kakak angkat sekaligus mantan suaminya itu yang masih tertidur lelap karena pengaruh obat.
Mikha mendekati ranjang Rain, dipandanginya wajah tampan mantannya itu. Mikha menarik ujung bibirnya tipis.
"Cepat sembuh kak Rain, jangan lama-lama sakitnya, semua akan baik-baik saja kak, begitu juga dengan aku kak, kakak harus kuat,"
Mikha menyentuh rahang tegas kakak angkatnya itu. Rahang yang masih bersih habis dicukur karena acara pernikahannya.
Mikha tak habis pikir dengan sahabatnya yang begitu tega menjebak kakak angkatnya dan membohongi semua pihak.
Perlahan mata Rain terbuka, Mikha menyadari itu, Rain menatap ke Mikha.
"Mi-kha?" panggil Rain lirih.
"Iya kak, ini aku, kenapa kakak bangun, tidur lagi kakak,"
Rain bukannya tidur lagi malah membuka matanya lebar-lebar, dirinya tersenyum tipis ke arah Mikha.
"Kakak mau minum? Aku ambilkan air,"
Mikha mengambil gelas yang ada di atas meja kemudian memberikan minum ke Rain dengan menggunakan pipet.
"Terimakasih Mikha,"
"Sama-sama Kak,"
"Apa kamu gak marah sama kakak, a-duh," Rain agak merintih lukanya terasa perih di tangannya.
"Jangan banyak gerak Kak," Mikha menyentuh lengan kiri mengangkatnya pelan dan mendekatkan ke diri Rain.
"Udah Kak, diem aja napa? Sakit juga gak bisa diem nanti lama sembuhnya loh," Mikha mulai cerewet.
"Terimakasih Mikha, kamu istirahat aja kakak juga mau tidur lagi,"
"Iya kak paling bentar lagi dokter datang ngecek kondisi kakak,"
"Assalamu'alaikum, selamat malam Pak Rain," sapa dokter diiringi oleh perawat.
"Waalaikumsalam Dok, silahakan Dok," Mikha mempersilahkan dokter memeriksa Rain.
Dokter memeriksa kondisi Rain.
"Anda termasuk kuat fisiknya pak Rain, kondisi anda sudah stabil, apa ada keluhan?"
"Ini Dok, saya kadang merasa perih di tangan tiba-tba,"
"Baiklah biar saya periksa dulu," dokter memeriksa tangan Rain.
Selesai memeriksa dokter menatap ke Rain.
"Semua baik-baik saja pak Rain, mungkin ini pengaruh obat bius bisa juga,"
"Ohh, baiklah dokter terimakasih,"
"Kondisi anda sudah mulai membaik Pak Rain, saya harap anda segera sembuh Pak,"
"Baiklah dokter, terimakasih," ucap Rain.
"Sama-sama Pak, saya permisi,"
"Terimakasih Dok," Rain dan Mikha sama-sama mengucapkan terimakasih.
Mikha dan Rain saling menatap. Mikha mengalihkan pandangannya.
"Tidur lagi kak, udah malam,"
"Kamu tidur juga ya, kakak gak apa-apa kok, terimakasih Mikha, kamu masih mau di sini,"
Mikha tersenyum menarik ujung bibirnya tipis.
"Ya udah kita sama-sama istirahat, aku tidur bed sebelah sana,"
Mikha tidur di bed khusus untuk yang menjaga pasien, Rain di rawat di ruangan VIP.
Mikha berjalan menuju ke sofa tidak langsung ke bed. Belum jam 22 malam, Mikha mengambil ponselnya ada di lihatnya ada notif pesan masuk.
Mikha membuka pesan masuk ternyata dari Alka.
Alka
Mikha, aku belum sempat ke rumah sakit lagi, besok aku ke rumah sakit jenguk Rain. Apa Rain sudah sadar?
Mikha tersenyum membacanya.
Alka kenapa kamu baik sekali.
Mikha membalas pesan Alka sambil tersenyum. Dari tempat tidurnya Rain memperhatikan Mikha yang sedang fokus dengan ponselnya.
Rain sedikit lega melihat Mikha bisa senyum kembali. Setelah bercerai Rain merasa menjadi kakak kembali buat Mikha. Rain merasa tidak kagok tidak canggung lagi berkomunikasi dengan Mikha.
Rain sebenarnya bingung dengan perasaannya sendiri. Benarkah dirinya hanya menganggap Mikha adik angkatnya. Tetapi selama berumah tangga mengapa ia tak bisa bersikap layaknya suami bagi Mikha. Rain menjadi kaku dan dingin semenjak menikah dengan Mikha.
Selama menjadi suami Mikha, Rain jarang berkomunikasi dengan Mikha di rumah pun hanya saat pagi sebelum berangkat kerja. Pulang kerja malam, saat Mikha sudah tertidur. Bagitu setiap malam. Sampai kejadian malam ia di jebak oleh Yara di hotel tempatnya menginap.
Pada saat itu Rain sedang kacau akibat pernikahan dengan adik angkatnya. Kebetulan dirinya ada acara di luar kota. Rain yang galau ikutan minum alkohol bersama relasi bisnisnya.
Saat dirinya mabuklah Yara datang seakan ia kekasihnya. Rain sudah tidak sadar saat di dalam kamar.
Yara menjebak Rain malam itu. Rain yang tidak ingat sama sekali begitu di datangi Yara dengan pengakuan yang hamil anaknya membuat Rain tidak berpikir panjang.
Rain tidak mencoba untuk menyelidiki apakah benar itu anaknya atau tidak. Rain seakan terhipnotis dengan kata-kata Yara. Akhirnya terbukti jika bukan dirinya yang menghamili Yara sahabat adik angkatnya.
Rain yg belum bisa tidur memperhatikan Mikha yang sudah mulai mengantuk, Mikha masih saja asyik dengan ponselnya.
"Ehem," Rain sengaja membuyarkan konsentrasi Mikha.
Mikha kaget dan menoleh ke arah Rain.
"Loh kok kakak belum tidur?" tanya Mikha sambil mengernyitkan alisnya.
"Kamu juga belum tidur, Kha, ya udah ayo sama-sama tidur kamu jangan main ponsel terus, ini udah malam, tidurlah,"
"Iya, iya kakak,"
Mikha menyimpan ponselnya dan masuk ke kamar mandi. Mikha mengganti pakaiannya tadi pengawal maminya sudah membelikan pakaian baru buat dirinya.
Rain sudah mulai mengantuk. Mikha keluar dari kamar mandi sudah segar.
Dilihatnya kakaknya sudah tidur, Mikha pun berbaring di bed penjaga pasien.
Sepasang pria dan wanita tersebut sudah seperti di dalam kamar mereka sebelum mereka bercerai. Tidur masing-masing di tempat yang berbeda.
Malam semakin larut hanya keheningan yang terasa di kamar yang luas itu.
Sepasang mantan suami istri tersebut akhirnya tertidur dengan lelap.
***
Keesokan harinya Mikha terbangun duluan daripada Rain. Mikha membersihkan dirinya. Setelah bersih dan rapi Mikha mendekati bed kakaknya.
Rain ternyata sudah melek.
Kakak mau aku lap-lap badannya, gak papa kan?"
"Ya kamu gimana? Kakak sakit gini ya harus mau di lap-lap sama kamu Kha,"
"Ya sudah, aku ambil waslap dulu sama air hangat,"
Mikha kembali ke kamar mandi mengisi air hangat di baskom kecil.
Mikha kembali ke bed Rain. Rain sudah duluan membuka kancing piyama rumah sakitnya.
Wajah Mikha merona melihat dada bidang kakak angkatnya itu.
Sexy sekali, batin Mikha.
Dada bidang dan perut kotak-kotak Rain membuat seorang gadis menjadi salah tingkah. Mikha belum juga memulainya.
"Kha, kenapa wajahmu? Mana waslapnya biar kakak lap sendiri aja, kamu malu?"
Wajah Mikha semakin memerah.
"Eh iya, biar aku aja Kak," Mikha berusaha menormalkan detak jantungnya yang berpacu kencang.
Tubuh Rain memang mempesona, Rain rajin olahraga dan ngegym. Tubuhnya terbentuknya sempurna sebagai laki-laki.
Dengan dada yang terus berdebar, Mikha menguatkan dirinya untuk tidak gemetaran saat mengelap dada bidang, perut sixpack dan punggung kakaknya itu.
Rain sudah shirtless tubuh atasnya yang sempurna terpampang nyata di depan Mikha.
Biasanya di rumah saat masih suami istri Mikha jarang melihat kakaknya ini shirtless. Rain selalu bisa tidak menampakkan tubuh tegap atasnya ke Mikha.
Rain juga tidak pernah melihat tubuh Mikha hanya mengenakan handuk saja saat masih bersama. Mereka berdua saling menjaga untuk tidak melakukan pysichal touching satu dan yang lainnya.
Dengan pelan Mikha melap semua tubuh atas Rain. Rain senang saat Mikha melap tubuhnya, aroma harum tubuh Mikha menyeruak masuk ke indra penciumannya. Rain memejamkan matanya ketenanganlah yang di dapat Rain saat Mikha mengelap tubuhnya.
Mikha akhirnya selesai juga membersihkan tubuh atas Rain meski jantungnya terasa gak karuan. Mikha menghela napasnya.
"Sudah ya kak, apa kakak mau ke kamar mandi,"
"Ayo," Rain mencoba bergerak. Mikha membantu Rain turun dari bednya.
Pagi itu Mikha benar-benar telaten mau merawat kakak angkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
hubungan merekanmalah membaik setelah bercerai ya
2024-08-31
0
🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀
wkwkwk memerah kayak tomat kah wajah Mikha ya,
untung ada Mikha yg siap jagain rain dengan cekatan ya
2024-08-29
0
𝐕⃝⃟🏴☠️នӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ❤️⃟Wᵃf
Mikha benar2 tulus walaupun udah di sakiti tapi dia masih mau merawat dan tetap menjadikan Rain seorang kakak
2024-08-28
2