Kecelakan calon pengantin laki-laki yang gagal tersebut menyebar seperti angin yang berhembus.
Kecelakaan yang menimpa Rain sampai di telinga para tamu dan juga mami Zayna yang masih berada di ballroom hotel.
Pernikahanb Yara tetap dilangsungkan dengan lelaki yang datang yang mengaku sebagai ayah dari bayi yang di kandung Yara.
Keluarga Yara dengan muka tebal seolah tidak ada kejadian meski di dalam hati mereka sudah merutuki laki-laki yang tiba-tiba saja datang ke acara pernikahan tanpa di undang.
Mami Zayna langsung lemas begitu mengetahui kecelakaan putra angkatnya tersebut. Mami segera menuju ke rumah sakit diantar oleh sopirnya.
Jantung mami bedegup kencang, mami meminta salah satu pengawal menghubungi putrinya Mikha.
Mami sampai di rumah sakit Rain sudah berada di ruangan IGD sedang di tangani oleh dokter.
Mami berharap keadaan Rain tidak terlalu parah. Kejadiannya cepat sekali membuat mami shock.
Rain masih ditangani oleh dokter mami hanya di temani oleh pengawalnya saja. Info dari pengawalnya jika Mikha sudah di hubungi dan akan segera pulang.
Mami merasa lega putrinya bisa dihubungi dan akan segera pulang.
Tanpa terasa Mami Zayna meneteskan airmatanya. Putra putrinya harus mengalami kejadian yang buruk. Pernikahan pertama yang gagal dan sekarang putranya sedang berjuang di bed rumah sakit, belum tau bagaimana keadaannya.
***
Sementara di Bali Mikha sedang menyantap sarapan pagi bersama teman barunya Alka. Alka memutuskan untuk tetap menemani Mikha di Bali, ia tidak jadi pergi ke undangan mitra bisnisnya Rain.
Ponselnya berbunyi, Mikha segera mengambil ponselnya di dalam tasnya.
Nomor tidak dikenal menelpon Mikha mengernyitkan alisnya.
Ada sampai lima kali menelpon. Bunyi sekali lagi Mikha mengankatnya.
"Iya, ini dengan Mikha, apaa! Kecelakaan?! Sekarang dimana? Baiklah kasih tau ke mami aku akan pulang segera,"
Alka menghentikan gerakan tangannya di atas piring, dipandanginya wajah Mikha yang tampak pucat.
"Kenapa Mikha? Ada apa?" tanya Alka penasaran.
"Rain Ka, Rain kecelakaan,"
"Apa?! Rain kecelakaan?! Bukannya saat ini dia seharusnya udah ijab kabul? Di undangan kemarin aku liat acara alad nikah pukul delapan pagi, kok bisa?"
"Aku gak tau Alka, aku harus segera pulang kasihan mami sendirian di rumah sakit,"
"Ya, ya kita pulang hari ini, pakai pesawat pribadiku aja,"
Alka menawarkan pulang dengan menaiki pesawat pribadinya.
Mikha hanya mengangguk saja. Mereka segera beranjak dari duduknya dan kembali ke kamar masing-masing.
Alka menelpon anggotanya untuk mempersiapkan pesawat pribadinya segera.
Dengan gerakan cepat Alka dan Mikha segera menuju ke bandara setelah mereka cek out dari penginapan.
Wajah Mikha tampak sedih, ia manahan air mata yang akan menetes di pipinya.
Alka meraih bahu Mikha berjalan bersama menenangkan Mikha.
"Kamu harus tenang Mikha, jangan perlihatkan wajah sedih kamu di depan mamimu, meski itu pasti sangat berat, kamu harus memperlihatkan ketegaranmu di depan mami Mikha, jika kamu memperlihatkan kesedihan mami pasti akan bertambah sedih, paham ya?" jelas Alka ke Mikha.
Mikha hanya menganggukan kepalanya.
Alka dan Mikha berjalan berdampingan keluar dari penginapan menuju bandara.
Pengawal Alka yang menyopiri mereka ke bandara.
Setelah sampai di bandara Alka dan Mikha menuju ke pesawat pribadi milik keluarga Alka.
Di dalam pesawat Mikha banyak melamun. Mikha duduk di sebelah Alka di samping jendela pesawat.
Alka membiarkan Mikha dengan lamunannya. Alka membuka minuman kotak rasa buah. Di sodorkannya ke Mikha.
"Minum dulu Mikha, jangan melamun terus,"
Alka menoleh dan menatap minuman kotak rasa buah tersebut.
Mikha menerima minuman kotak tersebut, terasa segar di tenggorokannya.
Alka senang Mikha mau meminumnya.
Tak terasa pesawat mereka telah sampai di bandara ibukota.
Alka dan Mikha segera bergerak keluar pesawat. Banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka. Alka dan Mikha gak peduli.
Mereka berdua keluar dari area bandara pengawal Alka sudah menunggu. Alka akan pergi berdua ke rumah sakit menaiki mobil mewahnya.
Alka melajukan mobilnya sesekali di lihatnya wanita di sebelahnya ini masih saja menutup mulutnya.
"Yang sabar Mikha, Rain pasti bisa bertahan, Rain lelaki yang kuat," Alka menghibur hati Mikha.
Perjalanan ke rumah sakit dari bandara menempuh satu jam perjalanan.
Begitu sampai di halaman rumah sakit Alka meminta petugas valet untuk memarkirkan mobilnya.
Alka dan Mikha bergegas mencari ruangan IGD. Terlihat mami Zayna duduk seorang diri. Mikha mempercepat langkahnya menuju ke maminya.
Alka berjalan dengan tenang mengikuti jalannya Mikha menuju ke maminya.
"Mi," panggil Mikha dengan suara pelan.
"Mikha," mami tersenyum lembut ke putri cantiknya.
Mikha cipika cipiki ke maminya. Alka datang ke tempat Mikha dan mami Zayna.
Mami menatap lembut ke lelaki tampan yang datang bersama putrinya.
Mikha mengikuti mata maminya memandang ke Alka.
"Mi, kenalkan Alka teman baru Mikha Mi,"
Alka menyodorkan tangannya ke mami. Alka dan mami bersama saling menjabat.
"Gimana Kak Rain, Mi?" tanya Mikha ke maminya.
"Ini dokter belum keluar juga Kha,"
Tidak lama pintu ruangan di buka.
"Keluarga tuan Rain," panggil dokter
"Saya Dok," mami dan Mikha berdiri menghampiri dokter.
"Ohh, begini ibu, kami sudah menangani putra Ibu, kondisinya masih belum stabil, tetapi kami akan terus memantau perkembangan putra ibu,"
"Baik Dok terima kasih," ucap mami ke dokter.
Mami dan Mikha saling bergantian menjenguk Rain, hanya satu orang saja di perbolehkan masuk mereka gantian masuk satu persatu.
"Masih mau di sini? Aku pesankan makan ya? ini sudah lewat jam makan siang, sudah menjelang sore.
" Jangan repot-repot Al, kamu sudah sangat baik membantuku,"
"Gak repot Mikha, aku pesankan makannya," Alka memerintahkan anggotanya untuk membelikan makan siang.
Mami keluar dari ruangan dengan mata sembab,
Airmatanya gak berhenti menetes.
Mikha sedih melihat maminya begitu terpukul. Maminya sangat menyayangi Rain kakak angkatnya itu.
"Mami jangan sedih terus, kasihan kak Rain Mi, kita do'akan kak Rain segera sembuh ya Mi,"
"Iya kita do'akan bersama semoga Rain. cepat sembuh,"
Mikha selanjutnya yang masuk kebruangan
Kedua putra dan putri mama sedang berduka. Mami tau apa yang terjadi dengan keduanya. Rain dan Mikha saling menyanyangi dari kecil mereka selalu bersama.
"Bagaimana keadaan Rain tante?" tanya Alka.
"Rain mitra kerja saya tante," tambah Alka.
Mami Zayna memandang sendu wajah Alka.
"Rain masih belum sadar, nak Alka, doakan ya, semoga Rain cepat sembuh,"
"Pasti tante, Alka do'akan yang terbaik buat Rain tante,"
"Terimakasih nak Alka,"
"Sama-sama tante,"
Suasana hening, mami dan Alka sama-sama dengan pikiran mereka masing-masing.
Mikha keluar dari ruangan dengan muka sembabnya.
Alka mendekati Mikha menuntunnya ke tempat mami Zayna duduk.
"Mi, biar Mikha yang jagain kak Rain, mami pulang dulu istirahat ya,"
"Nanti aja mami pulangnya sayang, mami masih mau di sini temani Rain,"
"Ya udah terserah mami aja, Mikha yang akan jagain kak Rain Mi,"
Mereka bertiga masih duduk di depan ruangan IGD menunggu sampai Rain di pindah ke ruang rawat inap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀
alka caper bet ya ke Mikha aji mumpung kesempatan tuh,
rain semoga baik" saja
2024-08-29
0
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
pernikahan batal tp sm mikha sudah terlanjur bercerai gimana selanjutnya?
2024-08-28
1
🪐🦁§͜¢◌ᷟ⑅⃝ͩ●ⁿᶦᵗᵃᴸᵉᵉ●⑅⃝ᷟ◌ͩ🍁❣️
nahhhh lohhh bukan anak rain kan... akhirnya ketahuan juga akal bulus yara...tapi rain kecelakaan/Whimper/
2024-08-28
1