Chapter 16

Setiba nya mereka bertiga di rumah Mama Salsa, Andra turun dari mobil terlebih dahulu dan membantu Anjani turun. Dengan sigap, Andra lngsung menggendong istri nya masuk ke dalam rumah, tak memperdulikan keberadaan Vina yang ada di belakang nya.

Mbok Ina datang menyambut dengan sedikit khawatir saat melihat Anjani yang sedang di gendong majikan nya.

“Mbak Anjani kenapa, Mas?” Mbok Ina segera menghampiri Anjani yang sudah di duduk kan di sofa tamu.

“Sedikit pusing. Oh ya, Tolong buatkan teh hangat ya, Mbok.” Setelah Andra mendudukkan istri nya, dia mengecek

suhu badan Anjani yang sedikit hangat.

“Baik, Mas.” Saat Mbok Ina ingin menuju ke dapur, mata nya tertuju pada sosok wanita yang masuk ke rumah dengan membawa koper.

“Mbak, siapa?” tanya Mbok Ina penasaran. Pandangan mata nya menyelidik.

“Saya Vina, Mbok. Sepupu Mas Andra” Ucap Vina yang langsung menyelonong masuk dengan segala keangkuhan nya.

“Oh, silahkan masuk, Mbak.. saya buatkan minum dulu.” Mbok Ina segera menuju dapur dan menyiapkan minum untuk mereka bertiga.

“Mas Andra, Tante Salsa kemana?” Tanya Vina berusaha mencari perhatian, karena sedari tadi, Andra sama sekali

tidak menghiraukan nya. Dia lebih sibuk memperhatikan Anjani.

“Ngga’ tau, kayak nya ada pertemuan ibu-ibu kompleks atau apa gitu, ngga’ tau lah!” jawab Andra dengan malas.

“Mas, kamu ngga’ ke kantor hari ini?” tanya Anjani khawatir jika Andra harus meninggalkan pekerjaan nya demi

diri nya.

“Izin dulu.” jawab Andra dengan santai nya, sembari mengusap kepala Anjani dengan lembut.

“Aku antar ke kamar ya? Kamu istirahat aja di kamar atas,” pinta Andra pada Anjani yang di jawab dengan anggukan kepala.

“Vin, sebentar lagi Mama datang, kamu tunggu disini dulu ya. Aku mau nemenin Anjani dulu.” Andra langsung menggendong Anjani menuju ke kamar atas.

“It’s oke, semoga Mbak Anjani lekas membaik.” ucap Vina basa basi sembari menatap Anjani dengan tatapan sinis.

Anjani langsung mengalungkan tangan nya di leher Andra dengan sangat erat. Takut diri nya terjatuh, karena harus

menaiki anak tangga.

“Mas yakin kuat gendong aku? Aku berat loh,” ucap Anjani, sengaja godain suami nya.

“Ah, biasa aja tuh! Kalau pun berat juga ngga’ pa-pa, demi kamu, apapun aku lakukan” gombalan Andra terlihat basi, namun cukup membuat Anjani tersipu malu.

“Hobi kok ngegombal mulu!” gerutu Anjani berpura-pura kesal.

Sampai di kamar, Andra menurunkan Anjani di ranjang.

“Capek ya, Mas?” Melihat Andra yang sedikit ngos-ngosan, Anjani jadi tidak enak hati.

“Lumayaann….” Jawab Andra dengan nafas yang belum teratur.

“Aku pijitin, yah.” Anjani mencoba menawarkan diri, yang tentu saja tawaran nya itu langsung di-iya-kan oleh Andra.

“Boleh. Pijit Plus-plus juga boleh, kok.” Andra memulai aksinya.

“Plus-plus? Plus apa?” tanya Anjani pura-pura tidak mengerti.

“Plus itu tuh..” Jari Andra menunjuk ke bibir nya sendiri, memberi isyarat untuk meminta kecupan.

“Dasar cowok! Mesum aja pikiran nya!” Anjani memukul Andra dengan bantal yang ada di samping nya.

“Ngga’ apa-apa lah, sama istri sendiri kan memang harus..”

“Hmm, ngga’ jadi deh, aku batalin tawaran pijit nya.” Anjani memalingkan wajah nya ke samping.

Dengan gaya nya yang terlihat manja, membuat Andra tak kuasa ingin memeluk nya karena gemas.

“Aduh, aku lupa!” ucap Anjani tiba-tiba, membuat Andra kaget.

“Kenapa?”

“Mas, bisa minta tolong ngga’?”

“Bisa… selalu bisa kalau buat kamu, tolong apa, Sayang?”

“Hemmm, gombal! Itu.. Mas Andra bisa belikan pembalut ngga’?”

“Hah?” ekspresi Andra antara kaget dan gak percaya. Seumur-umur, belum pernah dia disuruh beli barang begituan. Malu lah.. secara, itu kan barang khusus cewek.

“Kenapa? Mas ngga’ mau? Malu ya?” Anjani sudah mengetahui kalau Andra pasti bakalan nolak permintaan nya.

“Hmm.. gimana yah? Sebenarnya, mau aja sih. Asalkan ada imbalan nya. Karena ini menyangkut harga diri seorang Andra,” timpal Andra berusaha mencari kesempatan dalam kesempitan.

“Okee.. aku kasih imbalan nanti, asalkan Mas Andra ngga’ minta yang aneh-aneh lagi.”

“Ngga’ aneh kok, Cuma menggairahkan,” goda Andra sambil berbisik di telinga Anjani.

Reflek Anjani langsung mendorong suami nya menjauh.

“Udah buruan beliin dulu sana! Keburu bocor nih, Mas!”

“Iya iya.. aku keluar dulu, ya! Kamu jangan kemana-mana.” Andra segera melesat keluar, menuju ke toko dekat rumah.

Saat akan keluar rumah, dia melewati ruang tamu, ternyata sudah ada Mama nya dan Vina yang sedang mengobrol.

“Mama.. kapan datang?” langkah nya terhenti untuk menyapa Mama nya.

“Baru aja datang. Anjani gimana keadaan nya? Kata Mbok Ina, dia sakit.”

“Cuma pusing sedikit, Ma. Tapi udah ngga’ pa-pa kok. Aku keluar dulu, Ma.” Andra berlari menuju ke toko yang berada tak jauh dari rumah nya. Dan segera membeli apa yang di butuhkan istri nya.

Setelah selesai, dia langsung kembali pulang. Sedikit berlari, agar istrinya tidak terlalu lama menunggu.

Dan benar saja, di dalam kamar, Anjani terlihat gelisah menunggu kedatangan Andra, dia harus segera mengganti pembalut nya karena pembalut yang di pakai nya sudah terasa penuh, takut bocor kemana-mana.

Setiba nya di kamar, Andra langsung menyerahkan barang titipan istri nya itu.

“Makasih, Mas.” Anjani langsung melesat ke kamar mandi.

Sembari menunggu istrinya, Andra merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia menatap langit-langit kamar nya. Pandangan nya kosong, pikiran nya kemana-mana. Dia sudah tak sabar menantikan imbalan yang akan di berikan Anjani nanti. Diri nya terkekeh sendiri.

Mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, Andra langsung turun dari ranjang dan menghampiri Anjani yang sudah keluar dari kamar mandi.

“Sudah selesai?” bisik Andra di telinga Anjani, yang mana posisi nya sekarang berada di belakang Anjani,

membuat Anjani sedikit merinding saat Andra berbisik di telinga nya.

“Mas Andra, ngagetin aja deh!” Anjani langsung berbalik menghadap Andra.

Tanpa aba-aba lagi, Andra langsung menggendong Anjani menuju ranjang.

Anjani yang kaget dengan aksi suami nya, hanya bisa pasrah.

Andra lalu merebah kan istri nya. Posisi nya yang menindihi Anjani, dengan kedua tangan bertopang di atas bantal

yang di pakai Anjani.

“Mas Andra apa-apaan sih? Aku lagi sakit loh!” ucap Anjani memelas, berharap Andra sedikit iba dengan kondisi nya.

“Tenang aja, Anjani sayang.. aku ngga’ akan menyakiti kamu. Aku Cuma butuh kehangatan,” gombalan Andra sukses membuat wajah Anjani memerah.

“Kalau mau yang anget-anget, deket kompor aja, Mas!” canda Anjani yang masih dalam posisi dibawah kungkungan suami nya.

*cup*

Satu kecupan Andra mendarat dengan lembut di bibir tipis Anjani.

“Lagi?” tanya Andra, dan..

*cup*

Kecupan kedua

Ketiga

Keempat

Dan berakhir dengan saling melumat bibir masing-masing. Anjani mengalungkan tangannya di leher Andra, menandakan kalau dia juga sangat menikmati kehangatan ini.

Anjani menepuk punggung Andra, memberi isyarat agar Andra menghentikan aksinya. Dia sudah merasa sesak nafas, karena Andra tak memberikan jeda sedikitpun.

“Mas Andra, berhenti dulu! Aku ngga’ bisa nafas nih!” pinta Anjani sambil menata nafas nya yang tak teratur.

Andra pun menghentikan permainan bibir nya.

“Mas Andra jahat banget. Kalau aku mati kehabisan oksigen gimana? Kan konyol.”

“Hahaha… iya iya, aku minta maaf. Lagian, bibir kamu enak sih. Aku jadi ketagihan.. hahaha..”

“Hiih.. jangan bicara lagi deh, Mas.. aku risih sendiri denger nya.”

“Risih apa risih….? Ah, bilang aja kalau kamu juga suka kan..? Ikut menikmati juga..” Andra menggoda istri nya,

dengan posisi nya yang sudah berbaring di samping Anjani.

“Sudah, ah Mas! Aku ngantuk nih.. badan ku rasanya pegel semua,” ucap Anjani sambil mengubah posisi tidur nya membelakangi Andra.

“Ya sudah, kamu istirahat aja dulu. Aku temenin tidur.” Andra langsung memeluk Anjani dari belakang.

Siang ini mereka habis kan dengan tidur bersama. Sampai lupa, sudah waktu nya makan siang.

Di lantai bawah, ruang tamu, Bu Salsa dan Vina masih mengobrol. Di akhir percakapan nya, Bu Salsa memberi tawaran pada Vina untuk menginap sementara di rumah nya.

“Daripada nginap di hotel, kamu tidur disini aja, Vin. Di bawah masih ada kamar kosong, kok.”

“Kalau aku nginap disini beneran ngga’ apa-apa, Te?”

“Bener..”

“Iya deh, Te, aku tidur disini aja dulu. Besok lusa aku cari hotel terdekat, biar bisa main-main kesini, ngunjungi Tante dan Om.”

Dalam hati Vina, ini adalah kesempatan emas buat dia untuk merebut hati Andra. Dia berencana untuk menarik

perhatian Andra, dan menggoyahkan hati nya agar berpaling dari Anjani.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!