Bab 17 : WCTR

Luna dibuat terkejut karena saat ini dia memegang ce-lana da-lam milik Andra yang dia jatuhkan empat bulan lalu. Andra memang belum sempat mengembalikannya ke dalam lemari lagi karena hari itu dia sampai membawanya ke kantor karena sangat kesal pada Luna. Dan baru hari ini Andra ingat dan membawanya pulang.

"Ya Tuhan, benda keramat ini lagi." Luna bergidik ngeri membayangkan si pemilik barang itu. Dia pasti akan kena marah lagi jika sampai Andra melihat dirinya sedang memegang benda berbentuk segitiga itu.

Cekleeek....

Pintu kamar mandi terbuka, Luna buru-buru menyembunyikan ce-lana da-lam itu dibelakang tubuhnya. Nampak Andra keluar dengan menggunakan handuk kimono berwarna navy. Dengan kedua tangannya sedang mengeringkan rambutnya sendiri dengan handuk kecil. Pemandangan itu nampak begitu menawan dimata Luna.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Andra saat menyadari kehadiran Luna didalam kamar itu.

"A-aku mau memanggilmu untuk makan. Aku pikir kamu sudah selesai mandi." Luna berkata dengan terbata-bata, dia nampak tegang dan sangat gugup.

Andra segera berhenti mengeringkan rambutnya, dia menatap tempat dimana Luna berdiri sekarang. Andra menatap pada paper bag dibelakang Luna, dia tau jika gadis itu pasti sudah membukanya.

Andra menarik nafas panjang, dilangkahkan kakinya ke arah Luna. Diraihnya dagu gadis itu hingga pandangan mata mereka saling bertemu.

"Apa yang kamu sembunyikan?" Andra bertanya dengan suara pelan. Bahkan tatapan mata Andra begitu teduh, hingga membuat Luna terenyuh.

"Ti-tidak ada, aku...." Luna tidak melanjutkan kata-katanya saat Andra mendekatkan wajahnya, hingga wajah mereka kini sangat dekat sekali.

Cukup lama mereka saling terdiam dan saling menatap. Membuat irama jantung Luna berdetak tak beriringan. Luna tidak bisa menahan dirinya lagi, dia benar-benar sangat gugup, berbeda dengan Andra yang masih nampak tenang.

"Mungkinkah dia akan...." ucap Luna dalam hati. Dia mulai berfikir jika Andra sepertinya ingin menciumnya dan mengajaknya untuk melakukan ritual makan pertama.

"Kak, aku sedang datang bulan!" ucap Luna akhirnya. Walaupun dia harus memejamkan matanya saat mengatakannya karena tidak kuat ditatap seperti itu terus oleh Andra.

Andra tersenyum dan mendekatkan bibirnya ke telinga Luna.

"Aku mau ganti baju, bisakah kamu keluar dulu. Atau masih ingin tetap disini." ucap Andra sambil mengambil ce-lana da-lam miliknya yang berada di tangan Luna.

Luna segera membuka matanya dengan cepat, dia merasa sangat malu karena sudah berfikir yang tidak-tidak. Bahkan Luna sampai tidak sadar jika ce-lana da-lam ditangannya kini sudah berpindah tangan.

"A-aku pikir...."

Andra segera memotong ucapan Luna. "Kamu pikir apa? Jangan berfikir yang macam-macam. Apa yang aku katakan sebelumnya masih sama, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Aleena dihatiku, termasuk kamu."

Kemudian Andra segera membalikkan badannya dan berjalan ke arah ranjang. Dia berdiri memunggungi Luna. Pandangannya kini beralih pada foto Aleena yang terbingkai diatas nakas. Saat ini dia tidak bisa menebak perasaannya sendiri.

Luna menatap punggung Andra, kekecewaan begitu nampak diraut wajahnya

"Apakah hanya aku yang berharap? Berharap akan ada cinta dipernikahan kita." lirih Luna dalam hati.

Luna berjalan tiga langkah ke arah Andra. "Bagaimana jika kamu memberiku waktu satu bulan lagi?"

Andra membalikkan badannya dan menatap Luna. "Untuk apa?"

"Jika dalam satu bulan kamu tidak bisa jatuh cinta padaku, maka kita akan bercerai!" Luna akhirnya mengucapkan kata keramat itu.

Sungguh, dalam hidupnya, Luna hanya ingin menikah sekali seumur hidup. Dia tidak pernah mengharapkan apa yang terjadi pada orang tuanya juga terjadi pada dirinya. Namun kenyataannya takdir membawanya untuk menikah dengan seorang Rafandra Harrison, atas permintaan terakhir Aleena.

"Pernikahan harusnya dilandasi atas dasar cinta. Untuk apa kita masih bersama jika tidak ada cinta diantara kita. Hubungan ini hanya akan menyakiti kita berdua. Jadi tolong berikan aku waktu satu bulan lagi untuk meraih hatimu. Karena aku...." Luna tidak melanjutkan kata-katanya, dia menarik nafas dalam-dalam, mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

"Karena aku sudah jatuh cinta padamu, kak!"

Keberanian itu akhirnya keluar dari dalam diri Luna. Keberanian untuk mengungkapkan perasaannya pada Andra, suaminya. Andra yang mendengarnya nampak kaget namun dia berusaha bersikap tetap tenang dihadapan Luna.

Setelah berkata seperti itu, Luna memilih pergi keluar dari dalam kamar. Dia menutup pintunya dengan kasar dan menyenderkan tubuhnya pada pintu. Menahan segala rasa didalam hatinya.

"Apa yang sudah aku katakan tadi? Bisa-bisanya aku mengatakan kata cerai padanya! Luna kamu memang bodoh...." Luna menjitak kepalanya sendiri, mengingat apa yang tadi sudah dia katakan pada Andra didalam kamar.

Sementara itu didalam kamarnya Andra masih berdiri terpaku ditempatnya. Dia menatap pada pintu kamarnya setelah kepergian Luna.

"Luna, kamu masih terlalu polos untuk memahami semuanya. Aku hanya tidak ingin menyakitimu." batin Andra.

...❣️❣️❣️❣️❣️...

Peluh keringat tengah membanjiri tubuh dua insan yang tengah dimabuk gairah. Pakaian yang berserakan di atas lantai menandakan bahwa sekarang mereka tidak memakai sehelai kain pun. Decitan suara ranjang begitu terdengar ditelinga.

"Ahhh sayang....."

Racauan dan de-sa-han tidak ada hentinya terdengar memenuhi ruangan yang redup itu. Sekarang ini mereka sedang melakukan gaya doggy style. Kedua paha mereka saling bersahutan, sementara tangan si pria tidak tinggal diam, memainkan buah melon milk si wanita yang bergelantungan dari arah belakang.

"Aku hampir sampai!" Pria itu semakin menambah kecepatan temponya. Merasakan seperti ada yang ingin menyeruak keluar.

"Ahhhhh... Ahhhhh...."

Akhirnya pelepasan itu terjadi. Pria itu segera melepaskan miliknya dari milik Soraya. Setelah itu membaringkan tubuhnya terlentang diatas ranjang, dengan dijejeri oleh Soraya disebelahnya. Mata mereka memandangi langit-langit kamar hotel, sambil mengatur nafas mereka yang masih nampak tak beraturan.

"Jadi suamimu itu sudah tidak berguna? Kenapa tidak kamu ceraikan saja dia?" ucap sang pria.

"Aku masih membutuhkan pria tua itu untuk putriku, Felicia." jawab Soraya.

Soraya segera bangun dan duduk di tepi ranjang, saat ini dia masih dalam keadaan tela-njang. Dia mengambil bungkus rokok dari atas nakas, mengeluarkan satu batang dan menempelkannya di bibirnya. Kemudian menyalakan ujungnya dengan pemantik.

Soraya menghisap batang rokok, lalu meniupkan asapnya ke udara. "Pria tua itu sangat berpengaruh untuk keluarga Harrison. Karena saat ini putrinya, Luna, menjadi istri dari Rafandra Harrison."

Pria itu segera bangun dan memeluk Soraya dari arah belakang. Tangannya mere-mas buah melon yang tidak ditutupi oleh kain sedikitpun.

"Jadi apa tugas apa yang ingin kamu berikan padaku kali ini, sayang?" tanya pria itu sambil memilin dua bulatan kecil berwarna kecoklatan, membuat si pemiliknya merem melek keenakan.

"Setelah Dania, kali ini aku ingin kamu membantuku untuk melenyapkan putrinya, yaitu Luna." Soraya menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kata-katanya kembali.

"Semua ini gara-gara Aleena! Kenapa dia harus memberikan wasiat segala. Jika tidak, mungkin aku bisa menjodohkan Felicia dengan Andra... eenngghhh....." Soraya tidak bisa menahan untuk tidak mende-sah saat miliknya dibawah sana sedang dimanjakan oleh tangan pria selingkuhannya.

Kecelakaan yang menimpa Dania beberapa bulan lalu memang bukanlah sebuah kebetulan. Semua sudah direncanakan oleh Soraya karena saat itu Soraya mendengar Damar ingin mencari keberadaan mantan istri dan putri bungsunya itu. Hingga Soraya dengan dibantu pria selingkuhannya, Roni, segera mencari keberadaan Dania. Dan akhirnya mereka lebih dulu menemukan keberadaan wanita itu sebelum Damar. Hingga Soraya bisa menjalankan misinya untuk melenyapkan Dania dari hidup Damar selamanya.

Soraya menyimpan rokok ditangannya kedalam asbak yang ada di atas nakas. Dia membuka lebar kedua pahanya supaya tangan pria itu lebih leluasa menjamah miliknya.

"Itu adalah tugas yang sangat mudah. Asalkan kamu bisa terus memuaskan aku diatas ranjang. Apapun itu pasti akan aku lakukan untukmu, sayang." pria itu memutar kepala Soraya kesamping dan menyambar bibir wanita itu dengan brutal.

Dua insan itu kembali berbaring diatas ranjang dan kembali mengulang adegan panas mereka.

Ya, seperti itulah Soraya. Dia mengatakan ingin pergi bersama teman-teman sosialitanya hanya sebagai alasan saja pada Damar. Padahal dia ingin menemui pria selingkuhannya. Dia juga rela memberikan uang pada pria itu selama pria itu bisa diandalkan olehnya. Bahkan dia juga tidak peduli jika pria selingkuhannya itu usianya jauh lebih muda dari dirinya. Yang penting mereka bisa sama-sama enak dan saling menguntungkan.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Terpopuler

Comments

Irma Susanti

Irma Susanti

hahahaha

2024-04-19

1

Rona Risa

Rona Risa

bejaaaat

2024-04-06

1

Rona Risa

Rona Risa

soraya harus dapat karmanya sih ini... jahat banget 😭😭😭

2024-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!