Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.

Sejak pulang dari kantor suaminya, Luna menjadi pendiam dan mengurung diri di dalam kamar. Bahkan Nyonya Devina, mamanya Andra, sudah mengajak ngobrol Luna namun Luna hanya menjawab seperlunya.

Hingga malam ini saat Andra pulang, Devina langsung menemui putranya itu sebelum Andra sempat menaiki tangga menuju kamarnya.

"Ndra, kamu tadi bicara apa sama Luna dikantor? Kamu gak marahin dia kan? Mama yang nyuruh dia untuk nganterin makan siang untuk kamu." ucap Devina mencoba untuk menjelaskan.

"Memangnya kenapa dengan Luna?" Andra malah bertanya, seingatnya dia tidak mengatakan sesuatu yang buruk pada Luna saat dikantor tadi.

"Kok kamu malah nanya sama mama. Justru harusnya mama yang nanya sama kamu. Sejak pulang tadi, Luna gak banyak ngomong dan mengurung diri di kamar terus. Dia juga belum makan sejak siang." ujar Devina mengatakan yang sejujurnya.

Andra mengambil nafas berat, dia memilih pergi kekamarnya untuk menemui Luna ketimbang berdebat dengan mamanya lagi. Andra membuka pintu kamarnya dan melihat Luna yang sedang berbaring miring di atas ranjang. Andra segera duduk di tepi ranjang dengan dipunggungi oleh Luna.

"Apa kamu sakit?" tanya Andra pada Luna. Dia tau istrinya itu belum tidur.

"Tidak."

"Lalu kenapa kamu tidak makan?"

"Aku tidak lapar."

Andra menghela nafas berat karena Luna hanya menjawab seperlunya saja.

"Apa ini karena kejadian tadi siang? Laura adalah temanku, aku tidak ada hubungan apapun dengannya. Tadi dia hanya berkunjung untuk mengobrol saja." entah mengapa Andra ingin menjelaskan kejadian tadi siang pada Luna. Walaupun Luna tidak menanyakan hal itu padanya.

Luna segera bangun untuk duduk, dia menatap wajah suaminya dengan senyuman menggoda.

"Apa kamu sedang menjelaskan padaku? Kamu takut aku cemburu? Jika seperti ini bukankah kita terlihat seperti...."

Andra segera memotong ucapan Luna. "Jangan salah paham. Aku hanya tidak ingin disebut sebagai pria yang suka bermain dengan perempuan, padahal aku sudah beristri."

Luna kembali tersenyum dan mendekatkan wajahnya kearah Andra, hingga wajah mereka sangat dekat sekali.

"Jadi sekarang kamu sudah mengakui aku sebagai istri kamu?" Luna mengangkat sebelah alisnya, dia sedang ingin menggoda Andra saja.

Andra merasa sangat gugup karena wajah mereka sangat dekat. Dia memilih bangun dari duduknya dan melonggarkan dasinya.

"Aku mau mandi, sebaiknya kamu makan dulu sebelum tidur. Aku tidak mau disalahkan jika kamu sampai sakit." Andra segera pergi kekamar mandi setelah berkata demikian. Dia tidak ingin Luna sampai salah paham jika dia bersikap manis padanya.

Luna kembali termenung setelah Andra masuk ke dalam kamar mandi, sebenarnya dia sedang memikirkan tentang foto-foto Aleena yang dia lihat tadi siang. Setahunya Aleena begitu mencintai Andra, jadi mana mungkin Aleena berselingkuh. Tapi foto-foto Aleena dan pria itu begitu nampak mesra.

...💐💐💐💐💐...

Pagi ini setelah Andra berangkat ke kantor, Luna memilih untuk datang ke makam Aleena. Sebelumnya dia sudah berpamitan pada Devina hingga Devina menyuruh supir keluarga mereka untuk mengantarkan Luna kemanapun dia pergi.

Saat ini Luna sudah berada disamping makan Aleena. Dia juga sudah mendoakan kakaknya itu semoga tenang di alam keabadian bersama dengan mama mereka.

"Kak, sebenarnya ada yang mengganggu pikiranku sejak kemarin. Kak Felicia memiliki foto-foto kakak dengan seorang pria. Sebenarnya siapa pria itu kak? Apa hubungan kakak dengannya? Aku yakin kakak tidak mungkin mengkhianati kak Andra kan? Kakak sangat mencintai kak Andra, dan kak Andra juga sangat mencintai kakak." Luna berbicara dengan makam Aleena, seolah Aleena sedang mendengarkan ucapannya.

Kemudian Luna kembali berucap. "Aku tidak tau rahasia besar apa yang kakak sembunyikan. Bagaimana caraku untuk mengetahuinya? Aku tidak tau masa lalu kakak seperti apa. Apakah dihati kakak dulu benar-benar hanya ada kak Andra?"

Luna hanya takut jika Felicia akan memperlihatkan foto-foto itu pada Andra. Dia tidak ingin Andra sampai terluka hatinya dan sedih jika melihat foto-foto itu. Luna ingin mengetahui kebenaran tentang foto-foto itu, sepertinya dia harus menemui Felicia lagi untuk bertanya pada kakak tirinya itu.

Setelah berbicara banyak pada makam Aleena, Luna segera pergi meninggalkan area makam. Dia ingin menemui Felicia dikantor suaminya.

"Tidak, sebaiknya aku jangan menemui kak Felicia dikantor. Nanti kak Andra akan curiga. Lebih baik aku menghubungi kak Felicia dan memintanya bertemu siang ini." gumam Luna, saat ini dia sudah berada di dalam mobil.

Kemudian Luna mengirim pesan pada Felicia.

[ Kak, aku ingin bertemu denganmu. Bisakah kita bertemu siang ini? Ada yang ingin aku tanyakan padamu, ini tentang kak Aleena. ]

Luna melihat jam dilayar ponselnya, sekarang baru menunjukkan pukul 10 siang. Jika dia pulang dulu kerumah maka akan sulit baginya untuk pergi lagi. Dia pasti harus memberikan alasan lagi pada mama mertuanya nanti.

Mungkin Devina tidak akan mempermasalahkan karena dia hanya ingin bertemu dengan Felicia, saudaranya. Namun Luna takut jika Devina menaruh curiga karena tidak biasanya dia bertemu dengan Felicia diluar seperti ini.

Akhirnya Luna memilih untuk duduk-duduk di taman sambil menunggu waktu. Felicia juga belum membalas pesannya, mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Luna mencoba menelfon Felicia dulu, namun Felicia tidak mengangkat telefonnya. Luna sudah mencoba sampai empat kali namun hasilnya tetap nihil. Mungkin Luna harus bersabar sampai Felicia membaca dan membalas pesannya.

"Mungkin kak Felicia sedang sibuk. Sebaiknya aku tunggu saja disini." gumam Luna pelan. Kemudian dia memasukkan kembali ponselnya kedalam tas.

Mata Luna menjelajahi isi taman itu, tiba-tiba matanya berhenti pada sosok yang membuatnya sangat penasaran. Nampak disebuah bangku lain seorang pria sedang duduk bersama dengan seorang anak perempuan yang berusia sekitar 3 tahunan.

"Dia... Dia...." Luna mencoba mengingat-ingat lagi. Itu adalah pria yang berada di dalam foto bersama dengan Aleena.

Luna segera bangun dari duduknya, dia berjalan mendekati pria dan anak kecil perempuan itu.

"Permisi...." sapa Luna dengan sopan.

Pria itu memandang ke arah Luna yang sedang berdiri dihadapannya.

"Maaf, siapa ya?" tanya pria itu.

"Aku Luna." Luna menatap sebentar pada anak kecil yang sedang bermain boneka. "Maaf, bolehkah aku meminta waktumu sebentar? Ada yang ingin aku tanyakan."

"Katakan saja apa yang ingin kamu tanyakan." ucap pria itu dengan angkuh.

"Apa kamu mengenal Aleena? Aleena Anindita?"

Pria itu nampak terkejut begitu Luna menyebut nama Aleena. Dia menatap Luna dengan tajam, memperhatikan penampilannya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Kemudian pria itu segera bangun dan menggendong anak perempuan yang bersamanya.

"Aku tidak mengenalnya. Permisi!!"

Pria itu pergi meninggalkan Luna, dia berjalan dengan sangat cepat. Luna yang merasa masih penasaran segera mengejar pria itu.

"Hei... Tunggu...." teriak Luna sambil berlari mengejar pria dan anak kecil perempuan itu.

Namun pria itu sudah keluar dari taman dan masuk ke dalam mobilnya. Mobil itu segera melaju pergi meninggalkan area taman. Luna berusaha mengejar mobil itu, bahkan dia sampai melepaskan satu sepatunya dan melemparkannya ke arah mobil yang dinaiki pria dan anak kecil itu.

Buuukkkkk....

Sial nasib Luna, sepatu yang dia lempar malah mengenai kepala seseorang. Luna langsung berhenti berlari dengan matanya membulat sempurna dan mulut yang menganga.

Luna merasa sulit untuk menelan salivanya saat orang yang dia timpuk kepalanya dengan sepatu kini sedang berjalan ke arahnya.

"Hei Nona, apa kamu tidak akan bertanggung jawab padaku?" ucap seorang pria dengan menunjukkan sepatu Luna yang mengenai kepalanya.

...💐💐💐💐💐💐...

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

apa aleena ada main sama pria masa lalunya

2024-04-22

2

Anita Jenius

Anita Jenius

Lanjut ceritanya kak. semangat

2024-04-09

1

Rona Risa

Rona Risa

jadi makin penasaran... siapa laki-laki itu? dan anak kecil itu?

2024-03-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!