Bab 20 : WCTR

Wajah Luna nampak lesu setelah dia turun dari dalam taksi. Sayangnya taksi yang dia naiki tadi tidak berhasil mengejar mobil yang ditumpangi oleh Dokter Adrian.

Dengan langkah gontai Luna berjalan memasuki pintu utama sebuah gedung. Dia memilih kembali ke gedung Rainbow Group karena takut Andra mencarinya. Dia sudah meninggalkan ruangan Andra terlalu lama. Bahkan dia lupa tidak membawa ponselnya hingga tidak bisa menghubungi suaminya itu.

Langkah Luna terhenti saat dia melihat dua pasang sepatu yang sedang berdiri di depan lift. Dia langsung mendongakkan kepalanya untuk melihat pemilik dua pasangan sepatu itu. Luna nampak sangat terkejut sekali.

Marvel melambaikan tangannya pada Luna, dengan senyuman yang mengembang diwajahnya.

"Hai, Luna. Kita bertemu lagi. Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk berjodoh." ucap Marvel tanpa dosa.

Luna merasa begitu sulit untuk menelan salivanya sendiri. Bisa-bisanya dua pria itu ada disana dalam waktu yang bersamaan. Apalagi saat ini tatapan mata Andra seperti ingin memakannya. Bagaimana jika Andra salah paham dengan ucapan Marvel barusan?

"O,ya. Kenalin, dia ini Rafandra Harrison. Putra pemilik perusahaan Rainbow Group ini. Katakan siapa nama suami kamu itu, temanku ini pasti mengenalnya."

Luna hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Sepertinya Marvel sudah terlalu banyak bicara. Ingin sekali rasanya dia menyumpal mulut pria itu dengan sepatunya.

"Su-suamiku. Itu...."

Andra memotong ucapan Luna. "Marvel, aku masih banyak pekerjaan. Sebaiknya kamu temani temanmu ini untuk ngobrol. Aku naik dulu."

Andra menekan tombol lift. Dia segera masuk begitu pintu lift terbuka. Pandangannya kembali bertemu dengan mata Luna hingga pintu lift itu kembali tertutup.

Luna ingin menekan tombol lift, namun Marvel menghalanginya dengan tubuhnya.

"Kak Marvel, menyingkir lah! Kita sudah tidak ada urusan apapun lagi."

Luna hanya ingin mengejar Andra. Dia tidak ingin suaminya itu salah paham dengan kedekatan dirinya dengan Marvel.

"Tidak, aku...." Marvel tidak melanjutkan kata-katanya karena Luna mendorong tubuhnya kesamping.

Luna segera menekan tombol lift, kemudian dia menatap Marvel kembali.

"Maaf, kak. Tapi tolong jangan dekati aku lagi. Urusan kita sudah selesai. Karena aku harus menjaga hati seseorang."

Pintu lift terbuka, Luna segera masuk kedalamnya. Marvel memandangi wajah Luna sampai pintu lift kembali tertutup.

"Sebenarnya siapa pria yang sudah beruntung itu, Luna?" gumam Marvel sambil mengukir senyum tipis diwajahnya.

Saat sudah sampai di lantai paling atas digedung itu, Luna langsung masuk ke dalam ruangan kerja Andra. Nampak Andra baru saja menelfon seseorang. Pria itu sedang berdiri di depan meja kerjanya.

"Bersiaplah, Hansen akan mengantarmu pulang." ucap Andra tanpa menatap Luna.

Luna meraih lengan Andra hingga tatapan mereka bertemu.

"Kenapa bukan kamu saja yang mengantarku pulang?" tanya Luna. Matanya menjelajahi mata Andra. Nampak seraut kekecewaan yang terpendam dimata itu.

"Aku masih banyak pekerjaan." jawab Andra.

"Aku tidak sengaja bertemu dengan kak Marvel tadi dibawah. Aku juga baru mengenalnya beberapa hari ini. Sungguh, aku tidak ada hubungan apapun dengannya." Luna mencoba menjelaskan pada Andra.

"Aku tidak peduli kamu ada hubungan dengan dia atau tidak. Semua itu bukan urusanku."

Mata Luna nampak berkaca-kaca. "Kenapa kamu bicara seperti itu? Aku sudah bilang bukan jika aku mencintaimu."

"Jika kamu mencintaiku, kamu tidak akan pergi dengan pria lain!" ucap Andra dengan nada tinggi.

Kemudian Andra melanjutkan kata-katanya. "Aku menolak ajakan klien aku untuk makan siang, karena aku memikirkan kamu. Aku ingin mengajak kamu untuk makan siang. Tapi apa? Kamu malah pergi makan siang dengan Marvel."

"Kak, ini tidak seperti yang kamu pikirkan...."

Andra tidak ingin mendengarkan penjelasan Luna lagi. Dia membalikkan tubuhnya, berdiri memunggungi Luna.

"Sudahlah, sebaiknya kamu pulang sekarang. Dan malam ini kamu tidak perlu menunggu aku pulang." nada suara Andra kali ini terdengar pelan.

Air mata lolos begitu saja dari mata Luna. Dadanya bergemuruh merasakan sesak atas sikap Andra padanya. Jika tidak cinta, kenapa Andra harus semarah ini saat mendengar ucapan Marvel tadi.

Luna ingin meraih punggung Andra, namun dia mengurungkan niatnya. Kemudian Luna segera pergi dari ruangan kerja suaminya itu. Bahkan dia tidak menghiraukan saat Felicia bertanya karena melihatnya keluar dari ruangan kerja Andra sambil menangis.

...💔💔💔💔💔...

Sejak sore hujan sudah mengguyur kota, seolah tau bagaimana suasana hati Luna saat ini. Sekarang didalam kamarnya Luna sedang duduk meringkuk sambil memeluk kedua kakinya. Matanya sudah sembab karena air matanya seolah tidak ingin berhenti keluar dari pelupuk matanya.

Luna meraih ponselnya yang dia taruh di atas nakas. Sejak siang tidak ada panggilan ataupun pesan dari Andra. Kecuali Marvel, pria itu masih saja terus mencoba untuk menghubunginya, namun selalu Luna abaikan.

Terpampang jam dilayar ponsel sudah menunjukkan pukul 10 malam. Namun tidak ada tanda-tanda Andra akan pulang. Akhirnya Luna mengalah, dia mencoba menelfon suaminya itu. Namun ponsel Andra tidak aktif.

"Kak, kamu kemana? Kenapa harus seperti ini?" isak Luna.

"Maafkan aku, kak. Apa aku yang tidak menyadari sesuatu? Aku tau kamu menyembunyikan sesuatu jauh didalam lubuk hatimu. Sesuatu yang tidak diketahui oleh siapapun."

Tiba-tiba Luna teringat dengan pertemuannya dengan Dokter Adrian saat dia sedang makan siang bersama Marvel tadi.

"Kak Marvel mengenal pria itu. Jadi dia adalah seorang Dokter, Dokter Adrian. Haruskah aku menemui kak Marvel lagi untuk mencari tau tentang Dokter Adrian? Tapi bagaimana dengan kak Andra? Aku tidak ingin kak Andra salah paham terus dengan aku dan kak Marvel."

Luna nampak bingung untuk mengambil keputusan. Disatu sisi dia membutuhkan Marvel untuk mencari tau tentang Dokter Adrian. Disisi lain dia ingin menjaga hati dan perasaan Andra.

...💔💔💔💔💔...

Disebuah apartemen mewah milik keluarga Harrison. Disebuah salah satu kamar apartemen nampak Andra sedang duduk diatas lantai dengan menyenderkan punggungnya pada sisi ranjang. Penampilan pria itu sudah nampak kusam dan berantakan. Dengan kancing kemeja yang sudah terbuka dua kancing atasnya. Bahkan rambutnya sudah nampak acak-acakan.

Beberapa botol minuman beralkohol sudah dia teguk sampai habis.

"Karena aku sudah jatuh cinta padamu, kak!"

"Kenapa kamu bicara seperti itu? Aku sudah bilang bukan jika aku mencintaimu."

Tersirat dibenak Andra kata-kata yang pernah diucapkan oleh Luna padanya. Hingga sebuah senyuman terukir di wajahnya dengan mata yang mulai berembun.

"Aleena, apa kamu sudah lihat bagaimana hancurnya aku sekarang?" Andra meneguk kembali minuman didalam botol. Dia sudah benar-benar mabuk sekarang.

Ting Tong

Terdengar suara bel berbunyi. Andra mencoba mengabaikannya. Saat ini dia sedang ingin sendiri. Namun suara bel berkali-kali terdengar menggema di telinga. Akhirnya dengan bersusah payah Andra mencoba untuk bangun. Dia berjalan keluar dari dalam kamarnya menuju ke ruangan depan dengan sempoyongan.

Andra membuka pintu apartemennya. Nampak seorang wanita sudah berdiri di hadapan Andra sekarang.

...💔💔💔💔💔...

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

semangat kak. lanjutkan ceritanya.

2024-04-16

1

Rona Risa

Rona Risa

aduuh siapa?

2024-04-06

1

Rona Risa

Rona Risa

simalakama ya luna 🥲

2024-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!