Bab 9 : Laura Pohan.

"Jangan munafik, Ndra. Kita sama-sama sudah dewasa. Jika kamu mau, aku bisa memberikan apa yang kamu inginkan sekarang." Laura menurunkan bagian lengan dress yang dia pakai, hingga belahan gundukan melon miliknya terlihat dan nampak begitu menggoda. Jika sudah seperti ini tidak akan ada pria yang berani menolak pesonanya.

"Berhentilah menggodaku, Laura. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah tertarik padamu." Andra memasang wajah datar, dia sama sekali tidak tertarik dengan tubuh Laura. Sekalipun Laura akan bertelanjang dihadapannya, sedikitpun dia tidak ingin menyentuh wanita itu.

"Benarkah? Ayo kita buktikan."

Tangan Laura bermain di dada milik Andra. Meraba dada bidang milik pria itu dari balik kemejanya. Laura mulai mendekatkan wajahnya dan ingin mencium Andra, namun Andra langsung mencekal tangannya.

"Cukup Laura! Sebaiknya sekarang kamu keluar dari ruanganku."

Kemudian Andra segera bangun, namun tangannya langsung dicekal oleh Laura dan ditarik dengan kuat hingga tubuh Andra terjatuh diatas sofa. Tanpa menunggu waktu, Laura langsung naik ke atas tubuh pria itu.

"Apa yang kamu lakukan, Laura!!" bentak Andra, raut wajahnya menunjukkan kekesalan.

"Bukankah tadi aku sudah bilang ingin membuktikannya sama kamu." jawab Laura enteng.

Andra ingin mendorong tubuh Laura kebelakang, disaat bersamaan Luna masuk karena didorong oleh Felicia. Andra langsung terpaku menatap Luna yang tiba-tiba muncul di ruangannya, wanita itu nampak kebingungan dan sekarang sedang menatap kearahnya dengan tatapan kaget.

Kemudian Andra segera mendorong tubuh Laura kebelakang, dia segera bangun dan merapikan jasnya. Andra menghampiri Luna yang masih nampak tegang.

"Kenapa kamu ada disini?" tanya Andra pada Luna.

Luna tidak menjawab pertanyaan Andra, dia masih menatap Laura, wanita itu sedang membenarkan pakaiannya.

Sementara dibalik pintu, Felicia masih menguping, dia sedang menunggu adegan jambak-jambakan Luna dan Laura.

"Ayo Luna, jambak rambut wanita rubah itu." batin Felicia tidak sabar menunggu suara keributan dari dalam ruangan bosnya itu.

Luna berjalan kearah Laura, dia menaruh rantang susun ditangannya keatas meja. Kemudian dia menatap Laura kembali dengan mata berbinar, membuat Laura nampak kebingungan kenapa Luna menatapnya seperti itu.

"Kamu kak Laura Pohan bukan? Yang bermain di sinetron Ganteng-Ganteng Garangan itu?" tanya Luna yang dijawab anggukan oleh Laura.

Laura memang seorang model dan pemain film. Sekarang dia sedang membintangi sinetron yang melambungkan namanya, yaitu Ganteng-Ganteng Garangan, sinetron favorit Luna.

"Aaaaaaa..... Akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan Laura Pohan. Ternyata lebih cantik aslinya daripada di tv." puji Luna pada Laura, mata Luna nampak berbinar-binar mengagumi wajah cantik Laura.

Andra yang melihat tingkah Luna hanya bisa mengusap wajahnya. Sungguh diluar dugaan, bukannya marah karena melihat suaminya berduaan dengan wanita lain, Luna malah nampak biasa saja dan malah memuji kecantikan wanita itu. Walaupun Andra juga tidak berharap jika Luna akan cemburu padanya, karena mereka tidak saling mencintai.

"Kamu siapanya Andra?" tanya Laura pada Luna.

"A-aku.... Aku...." Luna nampak kebingungan untuk menjawab.

"Dia istriku." jawab Andra dengan cepat, lalu menghampiri kearah Luna dan Laura.

"Istri?" Laura nampak tidak percaya, karena setahunya istri Andra sudah meninggal. Dan dia juga mengenal istri Andra karena mereka pernah beberapa kali bertemu.

Andra menganggukkan kepalanya, "Ya, dia Luna, istriku." Kemudian Andra menatap Luna. "Kamu tunggu disini sebentar, aku akan mengantar Laura dulu kebawah."

Dibalik pintu, Felicia merasa keheranan karena dia tidak mendengar keributan apapun dari dalam. Malah dia mendengar Luna memuji kecantikan Laura.

"Dasar bodoh kamu, Luna. Bukannya kamu marah malah memuji wanita rubah itu." gumam Felicia kesal. Namun dia segera pergi meninggalkan tempat itu karena mendengar Andra mengatakan akan mengantarkan Laura kebawah.

Luna masih terdiam, dia melihat Andra keluar bersama dengan Laura. Tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi sedih, tidak tau kenapa hatinya merasa sangat sakit saat tadi melihat Andra berduaan dengan Laura.

"Kenapa denganku? Kenapa rasanya tiba-tiba sakit sekali. Mungkinkah aku...." Luna berkata dalam hatinya. Namun dia tidak ingin menebak-nebak perasaannya sendiri. Dia takut kecewa.

Namun ada sedikit kebahagiaan dihati Luna saat tadi Andra menyebutnya sebagai 'Istri' dihadapan Laura. Mungkinkah itu berarti Andra sudah menganggap ada kehadiran dirinya?

...💐💐💐💐💐...

Supir Laura sudah menunggu didepan, dia membukakan pintu mobil untuk Laura. Sebelum masuk kedalam mobil, Laura kembali menatap kearah Andra.

"Apa tadi itu beneran istri kamu?" tanya Laura.

Dia ingin memastikan lagi, karena yang dia tau Andra sangat mencintai Aleena. Rasanya tidak mungkin Andra langsung menikah lagi padahal Aleena baru meninggal empat bulan yang lalu.

Andra menganggukkan kepalanya, "Kamu lihat sendirikan jika aku sudah memiliki istri yang sangat cantik. Jadi kamu tidak perlu berpikir jika aku akan merasa kesepian. Aku sangat mencintai istriku, jadi tidak mungkin aku akan merasa kesepian."

Andra sengaja berkata seperti itu pada Laura supaya wanita itu tidak terus mengganggu dirinya dan terus menggodanya.

Tanpa menunggu jawaban dari Laura, Andra langsung masuk kembali kedalam gedung itu. Membuat Laura merasa sangat kesal karena Andra selalu bersikap cuek dan dingin padanya.

Andra memasuki kembali ruangan kerjanya dan melihat Luna yang sedang duduk di atas sofa. Luna langsung berdiri saat melihat suaminya datang.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Andra.

"Maaf kak jika aku sudah lancang datang kemari. Mama menyuruh aku untuk mengantarkan makan siang untuk kamu." Luna menunjuk rantang susun yang dia bawa diatas meja. Itu adalah makanan yang sengaja Luna siapkan untuk makan siang suaminya.

Andra menatap rantang susun itu sebentar kemudian kembali menatap Luna. "Lain kali tidak perlu datang kesini hanya untuk mengantarkan makan, aku bisa makan diluar." Andra kembali bersikap dingin pada Luna.

Luna menganggukkan kepalanya dan memaksakan sebuah senyuman diwajahnya. "Baiklah, aku akan pulang sekarang. Selamat menikmati makan siangmu."

Padahal Luna ingin sekali jika Andra memintanya untuk menemani makan siang. Namun semua itu sepertinya hanya mimpi bagi Luna. Hingga dia memilih untuk pergi meninggalkan ruangan kerja suaminya itu. Luna tidak ingin membuat Andra kesal.

...💐💐💐💐💐...

Melihat Luna keluar dari ruangan kerja Andra, Felicia dengan membawa beberapa lembar foto berjalan ke arahnya dan sengaja menabrakkan dirinya pada Luna hingga foto yang dia pegang jatuh diatas lantai.

"Maaf... Maaf kak...." Luna merasa bersalah karena tadi dia memang sedang melamun dan tidak memperhatikan jalan.

Kemudian Luna segera berjongkok untuk membantu mengambilkan foto-foto yang berserakan diatas lantai.

Deg...

Jantung Luna seakan berhenti berdetak saat melihat salah satu dari foto itu, kemudian dia melihat foto-foto yang lain. Itu adalah foto-foto Aleena bersama seorang pria. Mereka nampak sangat mesra. Luna menggelengkan kepalanya tidak percaya, rasanya tidak mungkin jika Aleena dulu berselingkuh dan sudah mengkhianati Andra.

Luna segera berdiri, dengan masih menatap foto ditangannya dengan tatapan tidak percaya. "Apa ini kak? Apa maksud foto-foto ini?"

Felicia tidak menjawab ucapan Luna, dia malah merebut foto-foto itu dari tangan Luna.

"Aku baru saja ingin memberikan foto-foto itu pada kak Andra. Tapi karena kamu sudah melihatnya jadi aku punya penawaran untuk kamu." ucap Felicia.

"Penawaran? Penawaran apa?"

"Aku ingin kamu meminta cerai dari Andra, jika kamu tidak mau foto-foto ini sampai jatuh ke tangan Andra." ancam Felicia.

...💐💐💐💐💐...

💐Kalian ngebayanginnya yang jadi Luna dan Andra siapa nih readers? tulis dikolom komentar ya..... 🤭

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

Luna sadar pa lunaaa...Felicia tuh ga baik

2024-04-22

1

💗vanilla💗🎶

💗vanilla💗🎶

wkwkkw.. dia malah nge fans

2024-04-09

1

Rona Risa

Rona Risa

aduuh cara bunuh valak gimana? tolong singkirkan dia dari hidup saya, eh, luna 😤

2024-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!