Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Andra, Felicia naik kelantai dua. Felicia pernah masuk ke kamar Andra dulu sekali saat menjenguk Aleena yang sedang sakit kala itu.

Ceklek....

Pintu terbuka, terlihat Luna yang baru keluar dari kamar mandi menatap kaget pada Felicia.

"Kak Felicia? Bagaimana kakak bisa ada disini?" tanya Luna.

Felicia tidak menjawab, dia menutup kembali pintu dengan rapat dan berjalan ke arah lemari. Felicia membuka lemari milik Andra dan melihat ada baju-baju milik Aleena yang memang belum dipindahkan dari kamar itu. Andra memang belum bisa merelakan kepergian Aleena begitu saja, sehingga semua barang-barang milik Aleena tidak boleh dipindahkan.

"Kak Felicia mau apa kak?" tanya Luna lagi sambil berjalan kearah Felicia.

Felicia mengambil baju milik Aleena. Itu adalah sebuah dress pendek berwarna merah. Kemudian Felicia membuka lemari yang berisikan sepatu, dia mengambil sepasang sepatu hak tinggi berwarna merah. Merah memang adalah warna favorit Aleena. Dan dress yang Felicia ambil adalah dress pemberian dari Andra saat Andra mengajak Aleena untuk makan malam romantis beberapa bulan lalu. Felicia bisa mengetahuinya karena kebetulan waktu itu dia yang menemani Andra ke butik untuk membeli dress itu sebagai hadiah untuk Aleena.

"Luna, cepat kamu pakai ini." Felicia menyodorkan dress dan sepatu ditangannya pada Luna.

Luna menggelengkan kepalanya, "Tidak kak, itu punya kak Aleena. Aku tidak berani untuk memakainya."

Felicia nampak menarik nafas berat, "Luna, kamu dengar ya? Kak Andra yang sangat berharga saja diserahkan sama kamu, jadi baju-baju ini tidak penting. Kamu bisa memakainya sesuka hati kamu. Barang Aleena berarti barang kamu juga, kamu kan adik kandungnya. Tidak akan ada yang marah jika kamu memakainya."

Felicia berusaha mempengaruhi Luna, namun Luna masih terdiam. Luna tidak mengerti mengapa Felicia sangat ingin dirinya memakai baju milik Aleena itu.

"Memangnya kenapa aku harus memakai baju itu? Dan kakak sendiri ngapain dikamar aku? Bukankah seharusnya kakak sedang pergi bekerja?" Luna malah bertanya pada Felicia, membuat Felicia bertambah kesal.

"Sudah cepat pakai sana! Kak Andra sudah menunggu dibawah. Dia mau mengajak kamu makan siang di luar." ucap Felicia.

Mata Luna langsung berbinar begitu mendengar nama Andra disebutkan. Mungkinkah suaminya itu ingin mengajak makan siang sebagai permintaan maaf karena sudah membentaknya tadi pagi.

"Jadi kak Andra sudah pulang? Kalau begitu aku akan menemuinya dulu." Luna ingin segera pergi, namun Felicia menarik tangannya kebelakang.

"Kamu boleh turun dan menemui kak Andra jika kamu sudah memakai baju dan sepatu ini."

Luna menggelengkan kepalanya, "Tidak kak, aku tidak mau memakainya. Aku tidak mau membuat kak Andra marah lagi."

Luna masih mengingat dengan jelas ucapan Andra tadi pagi yang memintanya untuk tidak menyentuh barang-barang milik Andra. Itulah sebabnya Luna juga tidak ingin menyentuh barang-barang milik Aleena yang masih tertata rapi dikamar itu.

Kemudian Luna menatap kopernya yang berada disamping lemari.

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memakai barang-barang milik kak Aleena. Sekalipun itu kak Andra yang memintanya."

Kemudian Luna mengambil baju dan sepatu ditangan Felicia. Luna menaruh kembali dress milik Aleena didalam lemari, kemudian dia ingin menaruh sepatu milik Aleena namun Felicia malah merebut sepatu itu dari tangannya.

"Kembalikan sepatu itu kak!" Luna ingin merebutnya, namun Felicia menyembunyikan sepatu hak tinggi itu dibelakang tubuhnya.

"Jangan munafik, Luna. Ini kan yang kamu inginkan? Bisa hidup enak dan menikmati harta keluarga Harrison?" cibir Felicia.

Kemudian Felicia melanjutkan kata-katanya, "Atau jangan-jangan kamu yang sudah mencelakai kak Aleena? Karena kamu iri dengan kak Aleena yang bisa mendapatkan suami tampan dan kay...."

Plakkkk....

Sebuah tamparan mendarat diwajah Felicia sebelum wanita itu melanjutkan ucapannya. Luna melihat tangannya yang dia pakai untuk menampar Felicia, kemudian dia menatap Felicia dan merasa bersalah pada kakak tirinya itu.

"Kak, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk....."

Prangggg....

Belum sempat Luna melanjutkan ucapannya, Felicia melemparkan sepatu milik Aleena kearah foto pernikahan Aleena dan Andra yang terpajang di dinding kamar itu. Foto itu pun jatuh ke lantai dan bingkai kacanya pecah berserakan di atas lantai.

Tiba-tiba pintu kamar dibuka oleh Andra, dia melihat Luna dan Felicia secara bergantian. Lalu dia melihat foto pernikahannya dengan Aleena yang jatuh diatas lantai.

Felicia memegangi pipinya yang ditampar oleh Luna, dia berjalan ke arah Andra.

"Kak, ini semua salah Luna. Dia memaksa ingin memakai barang-barang milik kak Aleena. Aku sudah melarangnya tapi Luna malah marah dan melemparkan sepatu milik kak Aleena ke foto pernikahan kalian. Lihat kak, dia juga berani menampar aku." Felicia menunjukkan pipinya yang merah akibat tamparan dari Luna tadi. Dia juga berpura-pura menangis supaya Andra semakin percaya padanya.

"Kak, aku...."

Luna tidak melanjutkan kata-katanya saat Andra mengangkat kelima jarinya. Andra mencoba menahan marah dalam dirinya menghadapi sikap Luna. Kemudian Andra menatap Felicia yang berdiri di sampingnya.

"Felicia, sebaiknya kita kembali kekantor sekarang." ucap Andra yang dijawab anggukan oleh Felicia.

Kemudian Andra menatap kembali kearah Luna. "Dan kamu. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, termasuk memakai barang-barang milik Aleena."

Andra ingin segera pergi meninggalkan kamarnya, namun langkahnya terhenti didepan pintu ketika suara Luna memanggilnya.

"Tunggu, kak!"

Luna berjalan ke arah Andra dan berdiri tepat dihadapan suaminya. Dia berusaha untuk tidak menangis dihadapan Andra.

"Aku tau, kamu tidak percaya padaku kan?" Luna tau Andra sedang menahan marah padanya, nampak jelas dari tatapan matanya. "Tapi asal kamu tau kak, walaupun kamu meminta aku untuk memakai barang-barang kak Aleena, aku tidak akan mau. Karena aku Luna, bukan Aleena."

Andra nampak terdiam, dia mengalihkan pandangannya dari tatapan mata Luna. Bukan maksudnya menganggap Luna sebagai Aleena, hanya saja dia tidak ingin melarang Luna untuk memakai barang-barang milik mendiang kakak kandungnya sendiri.

"Kamu memang bukan Aleena. Dan sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Aleena. Aku menikahi kamu hanya karena wasiat dari Aleena. Jadi, jika suatu saat kamu menemukan pria yang kamu cintai. Maka aku akan segera melepaskan kamu." Andra segera pergi setelah berkata demikian, disusul oleh Felicia dibelakangnya.

Luna hanya bisa memandangi kepergian Andra dan Felicia dengan sedih. Air matanya menetes membasahi wajahnya. Entah apa salahnya, tapi tatapan dingin Andra padanya begitu membuat hatinya terasa sangat sakit. Dia juga tidak pernah mengharapkan pernikahan mereka terjadi. Jika boleh meminta keajaiban, Luna ingin Aleena bisa hidup lagi dan bisa berada di tengah-tengah mereka kembali.

...💐💐💐💐💐...

Sesampainya didepan gedung Rainbow Group, Andra segera menghentikan mobilnya.

"Turunlah, aku masih ada urusan lain." ucap Andra pada Felicia.

"Kenapa kamu tidak ikut turun? Apa kamu mau pergi lagi? Kamu mau pulang dan menemui Luna lagi? Kak, Luna itu...."

"Aku bilang turun!!" bentak Andra.

Felicia nampak kesal, dia segera turun dari mobil Andra. Lalu Andra segera melajukan mobilnya pergi meninggalkan area gedung itu kembali. Saat ini Andra sedang ingin sendiri, dia ingin menenangkan hati dan pikirannya.

...💖💖💖💖💖...

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

sabar ya lun akan ada pelangi setelah badai

2024-04-22

3

Anita Jenius

Anita Jenius

sabar ya

2024-04-05

1

Rona Risa

Rona Risa

HEHEHEHEHEHE 👏😁

2024-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!