Bab 15 : WCTR

Marvel merasa sangat senang sekali karena dia telah mengancam Luna. Gadis itu pasti tidak akan menolak untuk bertemu dengannya.

"Aku rasa tidak masalah menggunakan sedikit ancaman supaya bisa bertemu dengannya lagi. Salah sendiri dia mengabaikan panggilanku sejak semalam." ucap Marvel pelan, saat ini dia sudah berada di taman dan masih duduk di dalam mobilnya.

Menaklukkan hati seorang wanita bukanlah hal yang sulit bagi Marvel. Seorang model cantik seperti Laura Pohan saja pernah menjadi mantannya semasa mereka kuliah dulu. Apalagi hanya seorang gadis polos seperti Luna. Dalam sekali kedipan mata, gadis itu pasti langsung klepek-klepek.

Setengah jam kemudian terlihat taksi yang dinaiki oleh Luna sampai di taman. Marvel yang melihat gadis itu turun dari dalam taksi pun segera menghampirinya.

"Akhirnya si Nona datang juga. Takut ya kalau aku teror terus? Atau takut kalau suami kamu menceraikan kamu?" ledek Marvel.

Luna mendengus kesal. "Maaf kak, tapi aku datang bukan karena aku takut. Aku adalah orang yang bertanggung jawab jadi aku akan mentraktir kamu makan setelah itu anggap saja kita tidak saling kenal."

Tujuan Luna datang ke taman sebenarnya bukan untuk Marvel. Dia ingin mencari pria yang kemarin, siapa tau pria itu datang lagi ke taman hari ini.

Marvel mengangguk-anggukkan kepalanya, "Jadi siapa nama kamu, Nona?"

"Ngapain nanya-nanya nama. Aku kesini untuk mentraktir kamu makan siang sebagai permintaan maaf, bukan untuk...." Luna tidak melanjutkan kata-katanya, dia menjauhkan tasnya dari Marvel saat pria itu ingin merebut tasnya. "Kamu mau apa?"

"Mau lihat KTP kamu. Aku mau lihat nama kamu. Kalau kamu tidak mau kasih tau biar aku cari tau sendiri!" Marvel memang senang sekali memaksa. Apalagi jika yang dipaksa adalah wanita cantik.

"Iya, iya, namaku Luna. Puas?" jawab Luna dengan sewot, namun nampak menggemaskan dimata Marvel.

"Aku Marvel. Marvel Ardiansyah." ucap Marvel memperkenalkan diri.

"Aku gak nanya." lirih Luna namun masih terdengar oleh Marvel. Hingga pria itu menyunggingkan senyum diwajahnya.

"Kenapa? Apa kamu takut kalau suami kamu memergoki kamu sedang jalan berdua denganku?" tanya Marvel karena Luna tidak mau menatapnya. Pandangan gadis itu seperti sedang mencari sesuatu.

Marvel kembali berkata-kata, "Atau jangan-jangan suami kamu tidak setampan aku ya? Makanya kamu takut jatuh cinta padaku?"

Luna menatap kesal pada Marvel. "Jangan terlalu percaya diri. Suamiku itu tampannya gak ketulungan. Seperti artis-artis China yang sedang populer itu."

Marvel tertawa mendengar ucapan Luna. Dia menjadi penasaran, setampan apakah suaminya Luna. Apakah lebih tampan dari dirinya.

"Ayo cepat naik ke mobil, aku sudah sangat lapar, Nona. Kamu sudah membuat aku menunggu lama." ujar Marvel membukakan pintu mobil untuk Luna.

Sebelum naik ke dalam mobil, Luna melihat ke sekelilingnya. Dia berharap bisa melihat pria itu lagi. Namun sepertinya pria yang dia cari tidak ada disana.

Marvel ingin mengajak Luna makan di restauran. Namun Luna menolak dan meminta Marvel berhenti disalah satu warung makan dipinggir jalan.

"Kamu yakin kita mau makan disini?" tanya Marvel pada Luna. Beberapa orang yang sedang makan siang disana adalah para pegawai proyek.

Luna menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Kenapa tidak? Disini makanannya enak kok. Tidak kalah dengan makanan restauran-restauran elit."

Seorang wanita berusia 40 tahunan membawakan dua piring yang sudah diisi dengan nasi dan lauk. Marvel nampak geli menatap makanan dalam piring itu. Seumur hidupnya belum pernah dia makan ditempat seperti itu.

"Apa kamu yakin makanan ini higienis? Apa tidak sebaiknya kita makan di restauran saja. Tenang saja, aku yang bayar." ucap Marvel. Namun Luna menggelengkan kepalanya sembari memakan makanannya dengan lahan.

Marvel terus melayangkan protes pada Luna, namun Luna tidak menanggapi Marvel. Gadis itu makan dengan begitu lahap. Hingga akhirnya mau tidak mau Marvel pun ikut menyantap makanan itu dengan ragu-ragu.

"Semoga aku tidak sakit perut setelah memakan makanan ini." batin Marvel sambil menyendokkan nasi kedalam mulutnya dengan terpaksa.

Luna tersenyum melihat Marvel akhirnya mau memakan makanan itu. Pria itu tidak tau saja jika Luna sudah memasukkan sesuatu ke dalam makanan Marvel saat dia memesannya tadi. Di warung makan seperti ini tidak mungkin ada cctv, hingga tidak akan ada yang mengetahui kejahatan Luna pada Marvel.

"Setelah ini kamu pasti membutuhkan toilet. Salah sendiri berani mengancamku." batin Luna sambil tertawa jahat.

Selesai makan, Marvel ingin mengantarkan Luna pulang kerumah gadis itu. Namun Luna menolak karena melihat wajah Marvel nampak pucat.

"Tidak perlu repot-repot. Aku sudah memesan taksi online." ucap Luna sambil menunjuk taksi yang sudah menunggunya didepan warung makan. "Lagipula aku lihat kakak seperti tidak enak badan, sebaiknya kakak istirahat saja dirumah."

Luna segera pergi dan masuk ke dalam taksi. Sementara Marvel memegangi perutnya yang terasa sakit seperti diaduk-aduk. Dia sudah menahannya sejak tadi.

...☘️☘️☘️☘️☘️...

Malam ini pukul 7 malam.

Saat ini Andra dan Luna sudah berada di dalam mobil. Andra sengaja pulang lebih awal karena dia harus menjemput Luna dirumah mertuanya. Dia bahkan menolak saat papa mertuanya itu mengajak untuk makan malam bersama lebih dulu. Karena dia ingin makan malam berdua dengan Luna.

"Apa yang kamu lakukan seharian sampai tidak sempat untuk mengangkat telefonku?" tanya Andra menoleh ke arah Luna sebentar, lalu kembali menatap lurus ke depan karena saat ini dia sedang fokus menyetir mobilnya.

"Apa? Telefon?" Luna segera membuka tasnya yang berada di pangkuannya. Dia mengambil ponselnya dan mengeceknya.

Betapa terkejutnya Luna saat melihat ada panggilan tak terjawab dari Andra sebanyak 77 kali. Ini merupakan sebuah rekor baru untuk Luna.

"Maaf kak, tadi ponselnya aku silence jadi aku tidak mendengar kakak telefon. Memangnya kenapa kakak menelfonku sebanyak itu?" tanya Luna.

"Aku hanya ingin memastikan kalau kamu sudah tidak sakit lagi. Aku tidak mau disalahkan jika kamu sampai kenapa-napa." sebenarnya Andra ingin menanyakan tentang pria yang bernama Radit. Namun dia tidak ingin kecewa setelah mendengar jawaban dari Luna nantinya jika pria itu adalah pria spesial untuk Luna.

Luna mengangguk-anggukkan kepalanya, sebenarnya dia berharap jika Andra benar-benar mengkhawatirkan dirinya. Namun sepertinya hati Andra memang tertutup untuk dirinya.

"Apa yang ingin kamu makan untuk makan malam kita?" tanya Andra.

"Biar aku masak saja nanti dirumah kak. Tapi sepertinya kita perlu membeli beberapa bahan makanan soalnya persediaan makanan dirumah sudah habis semua." jawab Luna.

Tentu saja Nyonya Devina adalah dalang dibalik semua habisnya stok makanan dirumah. Dia sengaja mengosongkan kulkas supaya Andra mau menemani Luna untuk berbelanja bahan makanan. Dengan begini hubungan putra dan menantunya itu akan semakin dekat.

Akhirnya Andra terpaksa menemani Luna pergi ke swalayan terlebih dahulu. Bahkan dia sampai rela mendorongkan troli untuk Luna, sungguh hal yang tidak pernah dia lakukan selama menjadi suami Aleena dulu. Karena biasanya Aleena akan pergi berbelanja bersama dengan salah satu dari tiga pelayan dirumah mereka.

Keberadaan mereka berdua tentunya tidak luput dari pandangan para pegawai swalayan dan orang-orang yang juga sedang berbelanja disana, khususnya para kaum hawa. Mereka terpesona dengan ketampanan Andra yang mirip seperti artis China, Dylan Wang. Membuat mata para wanita berbinar-binar seolah enggan untuk berkedip saat menatapnya.

"Itu bukannya Rafandra Harrison? Ternyata aslinya lebih tampan." ucap seorang pengunjung wanita.

"Siapa wanita yang datang bersamanya itu ya? Mungkinkah itu saudaranya? Rafandra Harrison sudah menjadi seorang duren empat bulan lalu." ucap wanita lainnya.

Kabar meninggalnya Aleena memang langsung diketahui oleh publik. Mengingat keluarga Harrison merupakan orang yang sangat terpandang dikota itu. Walaupun hari itu pemakaman Aleena dilangsungkan secara tertutup, karena mereka sangat berduka hingga tidak ingin menanggapi pertanyaan-pertanyaan para wartawan.

"Terimakasih ya kak karena sudah mau menemani aku berbelanja." ucap Luna, saat ini mereka sudah keluar dari swalayan dan baru saja menyimpan barang-barang yang mereka beli di bagasi mobil.

"Lain kali aku tidak mau lagi. Ini karena terpaksa saja." jawab Andra kembali bersikap dingin.

Luna menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, "Iya aku mengerti. Walaupun sekali seumur hidup tapi aku senang karena suami aku sudah mau menemani aku berbelanja."

Drdrdttt....

Drdrdttt....

Ponsel Andra bergetar, rupanya ada panggilan masuk dari Marvel.

"Ya, Vel. Ada apa?" tanya Andra.

"Ndra, kamu dimana Ndra? Udah pulang belum?" tanya Marvel dengan suara seperti sedang menahan sesuatu.

Andra menatap Luna, gadis itu juga sedang menatapnya. "Aku masih dijalan. Ini mau pulang."

"Ndra tolong beliin obat dulu, Ndra. Perut aku sakit banget, udah aku keluarin sejak siang tapi masih sakit." ucap Marvel.

"Kenapa kamu tidak panggil Dok...."

Marvel segera memotong ucapan Andra. "Udah dulu ya, Ndra. Aku mau buang air lagi, udah gak tahan."

Sambungan telefon terputus. Andra menarik nafas panjang.

"Kenapa kak? Apa ada sesuatu?" tanya Luna.

Andra nampak terdiam sebentar, kemudian dia menganggukkan kepalanya. "Sebelum pulang, kita mampir ke apartemen temanku dulu. Dia sedang sakit dan minta dibelikan obat."

Luna mengangguk setuju. Mereka kembali naik ke dalam mobil dan mampir ke apotek dulu untuk membelikan obat sakit perut untuk Marvel, sebelum akhirnya Andra melajukan mobilnya menuju gedung apartemen yang ditempati oleh Marvel.

"Luna, ayo kita turun."

...💃💃💃💃💃💃...

☘️Aku tunggu like, komen, vote dan hadiahnya ya kakak-kakakku. Terimakasih 🙏🥰

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

kira2 ad yg panas ga ya

2024-04-22

1

Rona Risa

Rona Risa

bakalan seru nih 🤣🤣🤣

2024-03-31

1

Rona Risa

Rona Risa

devina si mama mertua pintar 😂👍

2024-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!