Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.

Keputusan Andra untuk menikahi Luna sesuai permintaan terakhir Aleena tentunya menjadi perdebatan antara Soraya dan Damar. Karena sejak dulu Soraya sebenarnya ingin menjodohkan putra keluarga Harrison itu dengan anak kandungnya, Felicia Mercury.

"Mas! Kenapa kamu tidak protes tadi? Kita masih memiliki anak lain yang bisa menikah dengan Andra, kenapa harus Luna, mas?" Soraya segera duduk disamping suaminya, saat ini mereka sudah berada dirumah mereka.

"Ini keinginan Aleena, papa tidak bisa melarang. Lagipula nak Andra juga menyetujui rencana pernikahan ini, lalu apa yang harus dipermasalahkan??" Damar merasa sangat kesal karena istri keduanya itu selalu saja menyalahkan setiap tindakan yang dia lakukan, sepertinya dirinya tidak pernah benar dimata Soraya.

Satu tahun lalu saat Andra dan keluarganya datang untuk melamar Aleena, Soraya juga protes dengan alasan Felicia juga sangat mencintai Andra. Bahkan Felicia lebih dulu mengenal Andra daripada Aleena.

"Kamu kan tau mas kalau Felicia sangat mencintai Andra. Kenapa tidak Felicia saja yang menikah dengan Andra? Luna kan baru berkumpul dengan kita. Sebaiknya Luna jangan menikah dulu mas, lagipula usia Luna masih sangat muda, Felicia jauh lebih dewasa dan lebih pantas untuk menggantikan Aleena sebagai istri Andra."

Felicia memang saat ini sudah berusia 24 tahun dan sudah pantas untuk menikah. Dulu diam-diam Damar dan Soraya menjalin hubungan gelap dibelakang istri pertama Damar, Dania. Sehingga saat Aleena berusia 2 tahun, Damar sudah memiliki putri lain yaitu Felicia. Hingga saat Felicia sudah berumur 4 tahun, Soraya datang menemui Dania dan menceritakan tentang hubungan dirinya dengan Damar yang sudah menikah siri dan sudah memiliki seorang anak.

Damar menarik nafas panjang, "Papa tidak bisa berbuat apa-apa ma, semua keputusan ada di tangan nak Andra. Dia tau apa yang harus dia lakukan."

Soraya merasa kesal mendengar ucapan suaminya, dia segera bangun dari duduknya.

"Kamu memang tidak berguna, mas. Tidak pernah bisa diandalkan!"

Setelah berkata seperti itu Soraya langsung pergi kekamarnya, meninggalkan Damar sendirian duduk di sofa ruang tengah. Pertengkaran seperti ini sudah biasa untuk Damar. Sebagai istri, Soraya memang tidak pernah menghargai dirinya sebagai seorang suami. Sifat Soraya sangat berbeda sekali dengan istri pertamanya, Dania. Dania adalah wanita yang lembut dan penuh dengan kasih sayang. Sekarang Damar menyesal karena dulu telah tergoda dengan Soraya hingga dia berselingkuh dibelakang Dania.

...❣️❣️❣️❣️❣️...

Keesokan harinya...

Sejak semalam Andra tidak bisa tidur, dia terus mengurung diri di dalam kamar sambil memandangi foto mendiang istrinya. Kepergian Aleena yang begitu tiba-tiba menyisakan kesedihan yang sangat dalam dihati Andra. Aleena adalah sosok wanita berhati lembut, mungkin sepanjang hidupnya Andra akan sulit untuk jatuh cinta lagi pada wanita lain walaupun Andra sudah memutuskan untuk menikah dengan Luna sesuai keinginan terakhir Aleena.

"Aleena, sayang. Kenapa kamu harus pergi secepat ini. Aku tidak bisa hidup tanpa kamu, aku sangat mencintai kamu, Aleena."_ kata hati Andra.

Andra berjalan menuruni tangga dengan menggunakan kemeja putih dan jas berwarna hitam. Semua orang sudah menunggunya untuk mengucapkan ijab kabul. Lalu dia duduk disamping Luna yang sudah memakai baju kebaya berwarna putih.

Dan pernikahan itu pun akhirnya terjadi. Dalam sekali tarikan nafas Andra menyebutkan nama Luna didepan para saksi dan wali nikah hingga kini mereka sudah sah menjadi sepasang suami istri. Pernikahan itu hanya dihadiri oleh dua keluarga tanpa mengundang tamu lain. Karena mereka masih dalam keadaan berduka atas meninggalnya Aleena.

Tuan Antonio menghampiri Damar yang sedang berdiri termenung didepan rumahnya. Antonio sangat mengerti sekali dengan kesedihan Damar, pasti sangat berat bagi Damar untuk melepaskan Luna karena mereka baru saja bertemu setelah terpisah selama 20 tahun lamanya.

"Damar, sekarang Luna sudah menjadi menantu dikeluarga Harrison. Jadi mulai hari ini Luna akan tinggal disini bersama dengan kami." ujar tuan Antonio mengingatkan status baru Luna.

"Saya tidak keberatan, memang sudah seharusnya Luna ikut dengan suaminya karena dia sudah menikah. Tapi, jika Luna melakukan kesalahan tolong dimaklumi tuan Antonio. Dia masih harus beradaptasi dengan lingkungan barunya." jawab Damar yang mengkhawatirkan keberadaan Luna ditengah-tengah keluarga Harrison.

Damar memang bekerja diperusahaan milik keluarga Harrison. Itulah sebabnya dia sangat patuh pada tuan Antonio. Damar hanya merasa takut jika Luna tidak bisa mengimbangi keluarga itu dan Luna akan merasa malu atau dipermalukan nantinya.

Tuan Antonio menepuk-nepuk punggung Damar, "Jangan khawatir, kami pasti akan memperlakukan Luna dengan baik disini. Kami akan memperlakukan Luna seperti kami memperlakukan Aleena."

Damar hanya menganggukkan kepalanya, dalam hatinya dia tetap merasa khawatir. Kemudian mereka segera bergabung dengan Luna dan Andra yang sedang duduk bersama dengan Soraya dan Devina diruang tengah.

Andra masih nampak terdiam dan tidak banyak bicara. Pembicaraan itu hanya obrolan antara kedua orang tua saja karena Luna juga memilih untuk diam.

Setelah mengobrol cukup lama, kini waktunya Damar dan Soraya untuk berpamitan pulang.

"Luna, papa sama mama pulang dulu ya nak? Kamu baik-baik ya disini." Damar mengatakannya dengan menangis. Baru dua bulan dia berkumpul dengan putri bungsunya itu, namun sekarang dia harus kembali berpisah karena Luna harus tinggal dengan suaminya.

Luna memeluk Damar, dia berusaha untuk tidak menangis. Dia tidak ingin membuat papanya semakin bertambah sedih.

"Papa jangan khawatir, Luna pasti bisa menjaga diri dengan baik. Luna sudah besar, pa." ucap Luna.

Damar melepaskan pelukannya, dia membelai wajah putrinya itu dengan lembut. Dari kecil Luna tidak mendapatkan perhatian dari dirinya, bahkan sekarang pun dia seperti tidak diijinkan untuk menjaga dan mengurus Luna.

"Sudahlah, mas. Ayo kita pulang, ini sudah malam. Kasian Felicia sendirian dirumah." Felicia memang tidak mau hadir dipernikahan itu, sehingga Soraya harus berbohong jika putrinya itu sedang tidak enak badan karena masih sangat kehilangan Aleena. Padahal Felicia sedang merasakan kecewa untuk yang kedua kalinya.

Setelah berpamitan, Damar dan Soraya pun meninggalkan kediaman keluarga Harrison. Tuan Antonio memandang ke arah Andra dan Luna, saat ini mereka masih berdiri didepan rumah setelah mengantarkan kedua orang tua Luna.

"Andra, bawa Luna kekamar. Luna pasti lelah dan ingin beristirahat." ucap tuan Antonio.

Andra hanya menganggukkan kepalanya, kemudian dia menatap Luna sebentar sebelum berjalan masuk ke dalam rumah. Luna terpaksa harus mengikuti berjalan dibelakang Andra. Mulai malam ini dia harus menjalani kehidupan barunya sebagai nyonya Rafandra Harrison.

Andra masuk kedalam kamar, lalu dia membalikkan badannya dan menatap Luna. Luna yang merasa Andra terus menatapnya merasa sangat gugup, apalagi ini adalah pertama kalinya dia berada dalam satu ruangan bersama dengan seorang pria.

"Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Aleena dihati aku, sekalipun kamu adalah adik kandungnya." ucap Andra, pria itu menatap Luna dengan tatapan dingin.

Luna menganggukkan kepalanya mengerti, lagipula dia juga tidak mencintai Andra. Pernikahan mereka hanya untuk sekedar menjalankan wasiat dari Aleena saja. Kemudian Andra masuk ke dalam kamar mandi dan meninggalkan Luna yang masih berdiri terpaku. Luna memandang ke arah ranjang, itu adalah ranjang milik Aleena. Haruskah malam ini dia tidur di ranjang itu bersama dengan Andra?

Tok...

Tok...

Tok...

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Luna. Devina masuk ke dalam kamar itu karena memang kebetulan pintu kamar itu belum ditutup.

"Ta-tante..."

"Kok Tante sih? Panggil mama dong, sekarang kamu kan sudah jadi istri Andra, menantu mama." protes Devina pada Luna.

"I-iya mama..."

Devina tersenyum dan mengusap wajah Luna sebentar. Kemudian dia menunjukkan koper Luna yang dia bawa.

"Mama kesini untuk anterin koper kamu. Sama ini, mama punya hadiah buat kamu." Devina memberikan paper bag ditangannya pada Luna.

Tiba-tiba wajah Devina berubah sedih dan matanya berkaca-kaca, "Mama tau ini pasti tidak mudah untuk kamu. Tapi mama percaya pilihan Aleena pasti tidak akan salah."

Devina segera keluar dari kamar putranya setelah berkata demikian, dia menutup pintu kamar itu dengan rapat. Luna menatap pintu yang sudah tertutup rapat itu. Dia merasa Aleena begitu beruntung karena semua orang sangat menyayanginya.

Kemudian Luna menarik kopernya kepinggir ranjang setelah Devina keluar. Dia menaruh paper bag yang diberikan mama mertuanya itu diatas ranjang, Luna membuka paper bag itu dan mengeluarkan isinya, seketika matanya langsung membulat sempurna melihat sebuah lingerie berwarna merah yang begitu menerawang. Bisa-bisanya ibu mertuanya menyiapkan hal seperti itu untuknya?

Ceklek...

Pintu kamar mandi terbuka, Andra keluar dari dalam kamar mandi dan sudah mengganti bajunya dengan kaos berwarna putih dan celana panjang putih. Luna yang merasa kaget langsung menyembunyikan lingerie ditangannya kebelakang tubuhnya. Sangat memalukan rasanya jika Andra melihat benda haram itu.

Andra berjalan mendekati Luna, gadis itu nampak sangat gugup sekali. "Ada apa? Apa yang kamu sembunyikan?"

Luna berpura-pura tertawa untuk menutupi kepanikannya. "A-aku mau mandi dulu kak!"

Luna langsung berlari cepat kedalam kamar mandi dan menutup pintunya dengan keras. Luna sampai tidak sadar jika dia tidak membawa baju ganti dan malah membawa lingerie pemberian mama mertuanya kedalam kamar mandi.

...❣️❣️❣️❣️❣️...

💐 Ditunggu like dan komennya ya kakak-kakak 🤗💐

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

sepertinya ada sesuatu dengan ibu sambungnya Luna...

2024-11-06

2

anita

anita

awalnya bilang g suka,awas ndra bucin

2024-08-26

2

Dewa Rana

Dewa Rana

Terima kasih Thor sudah menulis dg rapi, tata bahasa yg baik dan penempatan tanda baca yg pas. Soalnya saya sering merasa ilfeel kalau bahasanya kacau, dan tanda bacanya amburadul

2024-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!