Bab 11 : Marvel Ardiansyah.

"Hei Nona, apa kamu tidak akan bertanggung jawab padaku?"

Luna nampak gelagapan saat ditanya seperti itu. Dia melihat sepatu miliknya yang dia lempar tadi sekarang tengah berada ditangan pria yang berdiri dihadapannya.

Luna melihat pada mobil yang dia kejar tadi, mobil itu sudah tidak terlihat lagi. Kemudian Luna kembali menatap pria dihadapannya.

"Maaf... Maaf... Aku pikir kamu tadi jambret jadi aku lempar kamu pakai sepatu." bohong Luna, dia tidak mungkin mengatakan sebentar jika tadi dia sedang mengejar pria yang tidak dia kenal.

Pria itu mengernyitkan keningnya, "Jambret? Memangnya kamu baru saja dijambret? Kenapa tidak berteriak minta tolong dan malah melempar sepatu?"

Luna nampak berfikir, dia harus mencari jawaban yang tepat. "Aku sampai lupa untuk berteriak karena aku sangat panik tadi. Syukurlah aku tidak jadi kerampokan."

Luna mengambil sepatu miliknya ditangan pria itu dengan cepat. Dia langsung memakainya kembali dikakinya.

"Maaf aku harus segera pergi, soalnya aku buru-buru sekali."

Luna tidak ingin berlama-lama disana, dia ingin segera pergi namun pergelangan tangannya ditahan oleh pria itu. Bahkan pria itu merebut tas Luna dengan paksa dan membukanya.

"Hei apa yang kamu lakukan? Cepat kembalikan tasku! Aku akan ganti rugi, kamu tinggal katakan saja berapa yang harus aku bayar sebagai ganti rugi." Luna berusaha mengambil tasnya kembali, namun pria itu menjauhkan tasnya dari Luna dan mengambil sesuatu dari dalam tas Luna.

Rupanya pria itu mengambil ponsel milik Luna dan segera memasukkan nomor kontaknya disana.

"Aku tidak butuh uangmu, aku hanya butuh nomor ponselmu untuk berjaga-jaga." jawab pria itu dengan santai. Lalu dia memberikan kembali tas dan ponsel Luna setelah berhasil mendapatkan nomor wanita itu.

"Memangnya untuk apa kamu meminta nomorku. Aku tidak ingin berurusan dengan pria seperti kamu!" Luna merasa sangat kesal karena pria itu mengambil paksa nomor telefon miliknya.

"Kamu tidak ingat jika tadi sepatumu itu mengenai kepalaku? Bagaimana jika aku sampai mengalami amnesia? Setidaknya kamu harus bertanggung jawab untuk itu, Nona."

"Memangnya sejak kapan ada orang bisa amnesia hanya karena ditimpuk dengan sepatu? Lagipula aku kan sudah bilang kalau aku tidak sengaja." Luna nampak sangat kesal sekali. Nafasnya sampai tidak beraturan karena menahan marah.

Luna menatap pria itu dengan tajam. "Jangan coba-coba untuk menghubungi aku. Karena aku adalah seorang wanita bersuami. Jika kamu macam-macam maka suamiku tidak akan tinggal diam."

Luna hanya menakut-nakuti pria itu saja. Padahal selama ini suaminya saja selalu mengabaikan dirinya. Mungkin saja Andra juga tidak akan perduli jika dirinya berhubungan dengan pria lain. Karena mereka tidak saling cinta.

Setelah berkata seperti itu Luna segera pergi meninggalkan pria itu. Dia kembali kearah mobilnya dan pak Toni, supir keluarga Harrison yang sedang menunggunya.

Sementara pria itu hanya tersenyum manis saat melihat kepergian Luna. Dia segera menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

"Non Luna tidak apa-apa?" tanya pak Toni saat melihat raut wajah kesal diwajah Luna.

"Gak apa-apa, pak. Kita pulang aja ya sekarang." jawab Luna lalu segera menaiki mobilnya.

Akhirnya Luna memutuskan untuk pulang ke rumah. Dia mengirimkan pesan pada Felicia jika dia akan menemui kakaknya itu besok saja. Walaupun dia masih sangat penasaran dengan foto-foto Aleena dengan seorang pria. Apalagi tadi dia sempat melihat pria yang mirip dengan pria yang didalam foto kemarin.

Namun Luna merasakan perutnya sedikit sakit dan suasana hatinya juga sedang kesal gara-gara pria tadi meminta nomor telefonnya dengan paksa. Sehingga dia terpaksa menunda pertemuannya dengan Felicia.

...💖💖💖💖💖...

Sore ini Andra kembali kedatangan tamu. Itu adalah Marvel Ardiansyah, teman semasa kuliahnya dulu.

"Sorry Ndra, saat Aleena meninggal aku sedang ada diluar negeri untuk urusan pekerjaan. Jadi aku tidak sempat menghadiri pemakaman Aleena." ucap Marvel. Saat ini mereka sedang duduk dikursi sofa, diruangan kerja Andra.

"Tidak apa-apa. Aku hanya tidak menyangka jika Aleena akan pergi secepat ini meninggalkanku." sampai saat ini Andra memang belum bisa melupakan Aleena. Bahkan dia belum memindahkan barang-barang milik Aleena dari dalam kamarnya. Sehingga

"Yang sabar ya Ndra. Aku yakin suatu saat nanti kamu pasti akan bisa menemukan pengganti Aleena." Marvel memang belum mengetahui jika Andra sudah menikah lagi.

Tiba-tiba Marvel teringat dengan wanita yang tadi dia temui didepan taman. Wanita yang sudah melemparkan sepatu hingga mengenai kepalanya.

"Ada apa? Aku lihat suasana hatimu sedang senang." tanya Andra saat melihat Marvel sedang senyum-senyum sendiri.

"Tadi aku ketemu sama seorang gadis. Gadis ini benar-benar berbeda dengan wanita-wanita yang biasa aku temui. Dia sangat unik dan menggemaskan." cerita Marvel mengingat pertemuannya dengan gadis tadi.

"Siapa gadis itu? Kamu pasti sudah tau namanya kan?" tanya Andra.

Marvel menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak tau namanya, tapi aku punya nomor telefonnya."

"Dia bilang dia sudah memiliki suami. Tapi aku tidak percaya, dia masih sangat muda. Itu pasti hanya akal-akalan dia supaya aku tidak menelfonnya. Karena tadi aku meminta nomor telefonnya dengan paksa." ucap Marvel sambil terkekeh.

Andra tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu masih tidak berubah. Selalu saja memaksakan keinginan kamu."

"Ayolah, Ndra. Wanita mana sih yang tidak bisa aku luluhkan hatinya."

Marvel memang terkenal playboy saat di kampus dulu. Dia sering gonta-ganti pacar. Dalam sebulan dia bisa ganti dua sampai tiga kali pacar. Marvel memang gampang bosan dengan wanita-wanita yang dia kencani.

"Lihat umurmu sekarang, harusnya kamu sudah menikah dan tidak memilih-milih pasangan lagi. Kapan kamu akan serius hanya dengan satu wanita?" Marvel memang seumuran dengan Andra, 28 tahun. Hingga Andra ingin jika sahabatnya itu bisa mencintai satu wanita saja.

Andra sangat tau sekali jika Marvel tidak pernah benar-benar cinta dengan wanita-wanita yang dia kencani selama ini. Marvel hanya merasa kesepian saja hingga dia mengencani wanita-wanita itu secara bergantian. Maklum saja, kedua orang tua Marvel sudah bercerai sejak Marvel berusia 10 tahun, hingga Marvel merasa sangat kesepian dan butuh kasih sayang dari seseorang. Mungkin Marvel belum mendapatkan wanita yang benar-benar dia cintai, hingga Marvel masih berkelana mencari cinta sejatinya.

"Saat aku menemukan wanita yang bisa membuat hatiku ini bergetar. Jantungku seakan berhenti. Dan mataku seolah tidak mau lepas dari pandangan wajahnya." Marvel berkata seperti itu sambil membayangkan wajah Luna. Saat melihat Luna tadi, Marvel memang merasakan semua itu, hal yang belum pernah dia rasakan sebelumnya pada seorang wanita.

"Pasti gadis yang kamu temui tadi yang kamu maksud kan?" tebak Andra.

"Kok kamu bisa tau Ndra?" tanya Marvel merasa heran.

"Kita kenal sudah lama. Aku tidak pernah melihat kamu membicarakan seorang wanita dengan sorot mata seperti sekarang. Kamu sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita tadi bukan?"

Marvel menganggukkan kepalanya sembari tersenyum malu. Andra memang sahabat yang paling bisa mengerti dirinya.

Drdrdttt...

Drdrdttt...

Ponsel Andra bergetar, rupanya ada pesan masuk dari mamanya. Andra segera mengambil ponselnya dari atas meja dan membaca pesan itu.

[ Andra, hari ini mama sama papa berangkat ke Singapura. Papa kamu mendapatkan undangan dari Tuan Michael Janson. Kamu baik-baik sama Luna ya dirumah. Tiga pelayan dirumah kita, Lala, Lili dan Lulu juga sedang mengambil cuti mendadak. Dan jangan lupa untuk pulang lebih awal karena tadi Luna bilang jika dia sedang tidak enak badan. Tolong jaga Luna baik-baik ya, sayang. ]

Andra mengernyitkan keningnya begitu membaca pesan dari mamanya itu. Papanya tidak memberi tau apapun padanya jika Tuan Michael Janson mengundang papanya ke Singapura. Pantas saja Andra tidak melihat papanya hari ini dikantor. Papanya memang biasanya berangkat ke kantor agak siangan.

Andra jadi teringat dengan Luna, istrinya itu pasti sedang sendirian dirumah. Apalagi tadi mamanya bilang jika Luna sedang tidak enak badan.

Andra mencoba untuk menelfon Luna, namun Luna tidak mengangkat telefon darinya. Bahkan Andra mencobanya sampai beberapa kali. Kemudian Andra segera bangun dari duduknya, dia menatap Marvel yang masih duduk di sofa.

"Kenapa Ndra?" tanya Marvel.

"Sepertinya aku harus pulang ke rumah sekarang. Ada sedikit urusan dirumah."

Marvel melihat jam ditangannya. "Ini baru jam 5 sore. Memangnya ada hal penting apa yang bisa membuat seorang Rafandra Harrison ingin pulang lebih awal kerumah? Kecuali Aleena masih hidup, mungkin aku akan percaya jika kamu ingin pulang lebih awal."

Kemudian Marvel ikut bangun dan merangkul pundak Andra.

"Mending kita nongkrong dulu sebentar dicafe sama anak-anak. Ada Amanda juga lho disana." ajak Marvel. Amanda adalah mantan kekasih Andra semasa kuliah dulu.

"Maaf, tapi urusanku ini jauh lebih penting dari apapun. Aku tetap harus pulang sekarang." Andra segera pergi meninggalkan ruangannya dengan diikuti Marvel dibelakangnya.

Dua pria itu turun ke lantai bawah bersama, sebelum akhirnya mereka pergi dengan menaiki mobil mereka masing-masing. Selama didalam mobil Andra mencoba menghubungi Luna kembali, namun Luna tetap tidak menjawab telefonnya.

"Luna, ayo angkat telefonnya." gumam Andra mulai merasa khawatir.

...💐💐💐💐💐...

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Lanjut baca kak

2024-04-11

1

Rona Risa

Rona Risa

mulai ada rasa ❤️

2024-03-29

1

Rona Risa

Rona Risa

waduuh bakal jadi cinta segi berapa ini?

2024-03-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!