Bab 16 : WCTR

"Luna, ayo kita turun."

"Emm, kak. Bolehkah aku tidak ikut turun? Tiba-tiba aku merasa tidak enak badan." jawab Luna.

"Kenapa? Apa kamu sakit?" raut wajah Andra berubah menjadi cemas.

Bukannya menjawab, Luna malah terdiam dan menatap Andra. Hatinya begitu senang melihat Andra khawatir seperti ini.

"Kak Aleena, sekarang aku tau kenapa kakak mencintai kak Andra. Ternyata dibalik sikap dinginnya, kak Andra adalah seorang pria yang penuh dengan perhatian. Tapi kenapa kakak malah...." batin Luna.

Luna menggelengkan kepalanya, "Tidak, kak. Aku hanya ingin istirahat saja disini. Karena seharian ini aku...." Luna tidak melanjutkan kata-katanya. Tidak mungkin dia bicara jujur pada Andra tentang apa yang sudah dia lakukan seharian ini.

Bahkan Luna tidak memiliki waktu untuk beristirahat sebentar saja hari ini. Karena setelah bertemu dengan Marvel, Luna memilih kembali ke taman dan duduk di sana sampai sore, berharap bisa bertemu dengan pria kemarin lagi. Namun nyatanya pria itu tidak datang ke taman hingga Luna akhirnya memutuskan untuk pulang sebelum Andra sampai duluan dirumah papanya.

"Baiklah, tunggu disini. Aku hanya sebentar." Andra membuka pintu mobil dan ingin segera turun, namun Luna menahan pergelangan tangannya.

"Jangan lama-lama ya kak, aku takut sendirian di sini." ucap Luna yang dijawab anggukan kepala oleh Andra.

Dan Andra pun meninggalkan Luna sendirian di dalam mobil. Dia bergegas menuju ke ruangan apartemen yang dihuni oleh Marvel. Wajah Marvel sudah nampak memucat karena sejak siang dia menjadi penghuni kamar mandi. Bahkan Marvel sampai rela tidak memakai ce-lana da-lam dan hanya memakai handuk kimono saja karena repot jika harus bolak-balik buka.

"Ini gara-gara wanita itu, dia mengajakku makan di warung pinggir jalan. Pasti makanan disana tidak higienis sampai perutku sakit seperti ini." ucap Marvel saat Andra sudah berada di dalam ruangan apartemen miliknya.

Andra tersenyum mendengar penuturan Marvel. "Nikmati saja, anggap saja berkorban sedikit demi cinta."

"Jangan meledekku, Ndra." ucap Marvel sambil memegangi perutnya yang mulai terasa mules lagi.

"Ya, sudah. Aku langsung balik ya. Jangan lupa minum obatnya." ucap Andra memberikan obat yang dia beli tadi pada Marvel.

"Ngapain buru-buru, Ndra. Baru jam 8 ini. Mending kamu duduk dulu, minum-minum dulu kita." ajak Marvel menunjuk ke arah sofa.

Andra menggelengkan kepalanya, "Ada yang menungguku dibawah, jadi aku tidak bisa lama-lama."

"Menunggu? Jangan bilang kamu sudah menemukan pengganti Aleena? Siapa wanita itu, Ndra? Kenapa tidak kamu ajak naik dan kenalkan padaku saja tadi." ucap Marvel merasa penasaran.

Kemudian Marvel kembali berkata-kata, "O,ya Ndra. Minggu depan ikut aku yuk datang ke acaranya Laura. Sekalian ajak pacar kamu itu dan kenalin ke kita-kita."

"Aku tidak janji." jawab Andra.

"Ayolah, Ndra. Sekali-sekali kita...." Marvel tidak melanjutkan kata-katanya saat perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.

'Duuuuuuttttttt....'

Suara itu lolos begitu saja dari arah belakang Marvel. Andra yang mendengarnya hanya bisa menahan tawanya, menutup bibirnya dengan punggung tangannya. Dia jadi penasaran dengan wanita yang sudah membuat Marvel jadi seperti ini.

"Aku sudah tidak tahan lagi, Ndra!" Marvel buru-buru pergi ke kamar mandi. Dia sudah tidak tahan untuk membuang hajatnya.

Andra menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Marvel.

"Marvel, aku tinggal ya? Jangan lupa obatnya diminum." teriak Andra sebelum pergi meninggalkan ruangan apartemen Marvel.

Sementara itu, Luna sedang tertawa-tawa sendiri didalam mobil. Dia sedang membayangkan bagaimana Marvel saat ini. Pria itu pasti sedang menjadi penghuni kamar mandi.

"Salah sendiri berani mengancamku. Sekarang rasakan akibatnya." ucap Luna sambil tertawa.

Luna segera menghentikan tawanya saat mendengar suara pintu mobil dibuka, rupanya itu adalah Andra. Pria itu segera duduk di sampingnya.

"Sepertinya suasana hatimu sedang senang?" tanya Andra tanpa menoleh ke arah Luna.

Luna tidak menjawab, dia menggigit bibir bawahnya, takut suaminya itu berfikir yang tidak-tidak tentang dirinya.

"Emm... Itu...."

"Apa pria yang menelfonmu semalam yang membuatmu senang?" tebak Andra memotong ucapan Luna.

Wajah Luna nampak begitu tegang saat Andra menatapnya dengan tatapan tajam. Namun sesaat kemudian Andra kembali mengarahkan pandangannya lurus kedepan. Dia segera melajukan mobilnya tanpa menunggu jawaban dari Luna.

Luna beberapa kali menoleh ke arah Andra saat berada di dalam mobil. Baru saja sesaat lalu dia memuji pria itu yang nampak begitu lembut dan perhatian, sekarang Andra berubah menjadi sosok yang dingin lagi.

"Padahal aku yang sedang datang bulan, tapi kenapa malah dia yang moodnya tidak bagus!" gerutu Luna dalam hati.

Sesampainya di rumah, Luna membantu Andra menurunkan barang-barang belanjaan yang mereka beli tadi dari bagasi mobil. Luna ingin menegur Andra tapi pria itu masih saja mendiamkan dirinya. Seolah dia memiliki dosa besar pada suaminya itu.

"Apa ini? Apa tadi kita membelinya." Luna mengambil sebuah paper bag kecil dari bagasi mobil, namun Andra langsung merebutnya dari tangan Luna.

"Jangan menyentuhnya! Ini barang pribadiku." Andra membawa paper bag kecil itu bersamaan dengan barang belanjaan yang lainnya kedalam rumah.

Luna mengangkat kedua bahunya sebelum akhirnya dia mengikuti Andra masuk ke rumah.

"Sebaiknya kakak mandi saja dulu, biar aku masak untuk makan malam kita." ucap Luna saat melihat Andra sudah meletakkan barang-barang belanjaan diatas meja.

Andra hanya menganggukkan kepalanya, kemudian dia pergi ke pantai dua dan masuk ke dalam kamarnya. Sebelum mandi Andra mengecek lemari lebih dulu, sekarang isi lemari itu dipenuhi dengan barang-barang milik Luna. Bahkan Andra juga meminta Hansen tadi untuk memborong pakaian dibutik termahal di kota itu untuk Luna.

Andra merasa puas dengan kerjaan Hansen, kemudian dia menaruh paper bag ditangannya di atas meja dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri supaya lebih segar.

...☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️...

Luna sudah selesai masak dan sudah mengisi meja makan dengan makanan masakannya. Dia melihat ke arah tangga dan tidak ada tanda-tanda Andra akan turun. Padahal suaminya itu sudah naik ke atas dari satu jam yang lalu.

"Lama sekali dia mandinya? Sebaiknya aku susul saja ke kamar." pikir Luna.

Dan Luna pun pergi menyusul Andra ke kamar mereka. Namun dia tidak melihat keberadaan Andra didalam kamar. Sepertinya suaminya itu masih belum selesai mandi.

Mata Luna menatap ke arah samping lemari, dia tidak melihat kopernya disana, karena biasanya Luna menaruh kopernya disamping lemari.

"Dimana koperku? Apa mungkin ada maling masuk ke dalam rumah ini tadi?" Luna merasa sangat panik.

Luna berfikir akan memanggil Andra didalam kamar mandi, namun dia mengurungkan niatnya.

"Tapi jika ada maling kenapa juga koperku yang harus dibawa?" pikir Luna lagi. "Atau jangan-jangan???"

Luna segera membuka lemari, dia takut jika maling itu juga membawa barang-barang lainnya dari dalam kamar itu. Namun Luna dibuat terkejut saat melihat lemari itu sekarang sudah dipenuhi dengan barang-barang miliknya.

"Kak Andra, mungkinkah dia yang melakukan semua ini?" lirih Luna dengan mata berkaca-kaca.

Luna tidak bisa berkata-kata lagi, dia merasa sangat terharu dan senang. Mungkinkah sekarang Andra sudah bisa menerima dirinya sebagai seorang istri.

Namun senyum itu tiba-tiba memudar saat Luna teringat ucapan Andra malam itu. Dimalam pengantin mereka.

"Sampai kapanpun kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Aleena dihati aku, sekalipun kamu adalah adik kandungnya."

Luna menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak... Tidak.... Aku tidak boleh berfikir yang macam-macam. Mungkin saja kak Andra melakukan ini karena aku adalah adiknya kak Aleena. Selamanya aku tidak akan pernah ada dihati kak Andra."

Kemudian Luna segera menutup lemari itu kembali. Luna ingin segera keluar dari kamar dan ingin menunggu Andra dimeja makan saja. Namun pandangan Luna terhenti di atas meja. Dia melihat paper bag yang tadi dia lihat di bagasi mobil ada disana. Luna jadi penasaran sebenarnya apa isi paper bag itu hingga tadi Andra merebutnya dari tangannya. Seolah-olah Andra sangat takut jika dia sampai melihat isinya.

Luna mendekati paper bag itu, membukanya dan mengambil isinya. Betapa kagetnya Luna saat melihat sesuatu yang ada ditangannya. Hingga mata Luna membulat sempurna.

...💫💫💫💫💫💫...

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

rasa penasaran kamu tuh biasa membuat kamu mali sendri Luna haizzz

2024-04-22

1

Cenayang F10

Cenayang F10

TAMPAN /Drool/

2024-05-11

1

Rona Risa

Rona Risa

gagal komen di paragraf kak... yaudah... andra ganteng yah 😍❤️

2024-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!