Bab 12 : Tamu Bulanan.

Disebuah Villa elit yang terletak di dekat pantai. Nampak disalah satu kamar di villa itu, Tuan Antonio tengah duduk di atas ranjang. Dia tengah bersantai sambil membaca sebuah buku. Sementara istrinya, Nyonya Devina tengah sibuk menyisir rambutnya didepan meja rias.

"Mama ngapain sih ngajakin papa kesini? Kan kasihan Luna ditinggal sendirian di rumah." tanya Tuan Antonio tanpa melepaskan pandangannya dari buku yang dia baca.

"Papa ini nggak ngerti banget sih. Ini sudah empat bulan setelah Luna dan Andra menikah. Tapi tidak ada perkembangan sedikitpun pada hubungan mereka. Memangnya papa tidak khawatir?"

"Memangnya apa yang perlu dikhawatirkan?" tanya Tuan Antonio lagi masih dengan nada santai.

Devina tidak menjawab, dia segera bangun dan ikut duduk diatas ranjang, menghadap ke arah suaminya.

"Luna sedang datang bulan, pa." ucap Devina membuat Tuan Antonio melepaskan pandangan dari buku yang dia baca. Sekarang pandangannya beralih pada istrinya yang sedang duduk di sampingnya.

"Memangnya kenapa kalau datang bulan? Namanya juga wanita ya pasti datang bulan. Mama ini aneh-aneh aja." Tuan Antonio nampak menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Papa ini gak ngerti banget deh! Itu artinya Luna dan Andra belum pernah main lato-lato pah. Kapan mereka akan punya anak kalau begini terus? Padahal kan mama udah pengen nimang cucu." ucap Devina dengan begitu menggebu-gebu.

Tuan Antonio tertawa mendengar ucapan istrinya.

"Sejak kapan main lato-lato jadi bisa punya anak, ma? Mama ini ada-ada saja."

"Ikhhh... Papa ini gak ngerti bahasa gaul. Makanya papa jangan sibuk kerja, kerja dan kerja terus. Sudahlah, mama mau tidur aja. Ngobrol sama papa gak nyambung." Devina merebahkan tubuhnya miring diatas ranjang, memunggungi suaminya. Dia menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya.

Tuan Antonio tidak protes, dia menaruh buku ditangannya diatas nakas dan memilih ikut merebahkan dirinya disamping istrinya. Dia juga sangat lelah setelah menempuh perjalanan jauh dari rumah ke villa tadi sore. Tuan Antonio memang menyetir mobilnya sendiri tadi. Hampir semua orang yang bekerja di rumahnya diberi cuti dadakan oleh istrinya, kecuali Mang Dadang yang berjaga untuk menjaga pintu gerbang. Dan tidak lupa Devina sudah menjanjikan akan membayar gaji Mang Dadang 3x lipat dari biasanya.

...💐💐💐💐💐...

Setelah memakan waktu cukup lama diperjalanan karena jalanan yang sangat padat petang ini, akhirnya Andra sampai rumah. Rumahnya nampak sepi seperti tidak berpenghuni. Dia langsung mencari keberadaan Luna sambil memanggil nama gadis itu.

"Luna...! Luna....!"

Andra mencari di setiap sudut ruangan dilantai bawah. Matanya menjelajahi ke mana-mana sambil terus meneriakkan nama istrinya. Namun yang dipanggil tetap tidak menyahut.

"Pergi kemana dia?" gumam Andra sambil berkacak pinggang. Dia merasa sangat khawatir, lalu dia merogoh ponselnya dan mencoba menelfon Luna kembali.

Suara nada dering ponsel Luna terdengar di lantai atas. Andra yang mendengarnya segera menyusul ke sana. Rupanya suara itu berasal dari dalam kamar mereka. Itu artinya Luna sedang berada di dalam kamar.

Andra segera membuka pintu kamar dan melihat ponsel milik istrinya yang ditaruh di atas nakas, namun dia tidak melihat keberadaan si pemilik ponsel disana.

"Luna?!" Andra kembali memanggil dan ingin mengecek ke dalam kamar mandi. Namun pintu kamar mandi dikunci dari dalam.

"Luna apa kamu didalam?" Andra mengetuk pintu kamar mandi dengan keras, dia khawatir terjadi sesuatu dengan Luna didalam sana.

"Iya kak, aku didalam." sahut Luna dari dalam kamar mandi.

Andra menarik nafas lega, akhirnya dia bisa mendengar suara gadis itu lagi. Dia sempat berfikir jika Luna mungkin diculik.

"Aku menelfon kamu berkali-kali, apa kamu tidak mendengarnya?" tanya Andra yang masih berdiri didepan pintu kamar mandi.

"Iya, aku dengar kak." jawab Luna.

"Lalu kenapa tidak kamu angkat telefonnya?"

Luna tidak menjawab pertanyaan Andra, dia membuka pintu kamar mandi dan hanya menunjukkan wajahnya saja. Wajah Luna terlihat lesu dan nampak sedikit pucat.

"Apa kamu sakit?" tanya Andra khawatir.

Luna menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku hanya sedang kedatangan tamu bulanan saja. Jadi perutku sangat sakit."

Andra langsung mengerti apa yang dimaksud Luna. Karena dulu Aleena juga sering merasakan sakit diperutnya jika sedang datang bulan. "Kalau begitu keluarlah. Akan aku buatkan minuman hangat untukmu."

Luna menggelengkan kepalanya pelan, masih dengan wajah yang tidak bersemangat.

"Sepertinya aku menjatuhkan sesuatu tadi." ucap Luna.

"Menjatuhkan apa?"

Luna tidak menjawab, dia menunjuk ke arah bawah Andra dengan menggunakan jari telunjuknya. Tenyata tadi Luna ingin mengganti pembalut ke kamar mandi dan dia tidak sengaja menjatuhkan pembalut itu didepan pintu kamar mandi. Luna ingin keluar untuk mengambilnya namun dia mendengar suara Andra berteriak memanggil namanya hingga Luna mengurungkan niatnya untuk keluar.

Andra langsung mengikuti arah jari telunjuk Luna. Dia menarik nafas panjang sambil memejamkan matanya saat melihat sepatunya menginjak sesuatu.

"Bisakah kamu mengambilkan itu untukku kak?" pinta Luna dengan wajah memohon.

"Ambil saja sendiri!" Andra segera menarik kakinya mundur dan mengarahkan pandangannya ke arah lain.

Luna menatap kesal pada Andra. "Dasar suami tidak pengertian. Minta tolong seperti itu saja tidak...."

Luna tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat Andra dengan cepat mengambilkan pemb*lut itu untuknya dan mengulurkan tangannya ke arahnya.

"Cepat ganti, aku akan menunggumu dibawah." ucap Andra. Dia segera pergi setelah Luna menerima pemb*lut itu.

Luna tersenyum senang memandangi kepergian Andra dari dalam kamar mereka, lalu dia menatap pemb*lut ditangannya.

"Rupanya dia masih memiliki sisi baik juga." gumam Luna pelan.

Luna segera menutup pintu kamar mandi, dia akan membersihkan dirinya lebih dulu. Luna tidak ingin membuat suaminya menunggunya terlalu lama dibawah.

Selesai membersihkan diri, Luna turun ke lantai bawah. Tadi dia sempat mengecek ponselnya dan melihat begitu banyak panggilan masuk dari Andra. Mungkinkah Andra begitu khawatir padanya? Karena ini adalah untuk pertama kalinya pria itu menelfon dirinya. Bahkan Luna juga mendapatkan nomor suaminya itu dari mama mertuanya. Karena dia tidak berani meminta pada Andra langsung.

Dan tidak perlu ditanyakan, jika Nyonya Devina juga yang sudah memasukkan nomor kontak Luna di ponsel Andra.

"Duduklah, dan minum teh ini selagi masih hangat. Siapa tau ini bisa membantu meredakan rasa sakit perutmu." ucap Andra sambil menarik kursi untuk Luna duduk, saat ini mereka sedang berada di meja makan.

Bahkan meja makan juga sudah dipenuhi dengan berbagai macam makanan. Andra sengaja menyuruh Hansen tadi untuk memesan semua makanan itu karena Luna sedang sakit. Sehingga dia tidak ingin Luna merasakan makan malam untuk mereka.

Luna menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, dia meletakkan ponsel ditangannya ke atas meja.

"Terimakasih, kak." Luna merasa sangat senang karena ini untuk pertama kalinya Andra bersikap manis padanya.

Andra tidak menjawab ucapan Luna, dia menarik kursi dan duduk di hadapan Luna dan segera memakan makanannya.

"Dirumah sedang tidak ada orang, besok sebelum berangkat ke kantor aku akan mengantarmu ke rumah papamu lebih dulu. Sebaiknya kamu tinggal disana dulu saat aku sedang pergi ke kantor. Aku akan menjemputmu setelah aku pulang dari kantor." Andra tidak ingin meninggalkan Luna sendirian di rumah. Dia tidak ingin disalahkan jika sampai terjadi sesuatu pada Luna.

"Tapi aku..." Luna tidak melanjutkan kata-katanya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu.

"Tunggu, aku bisa menjadikan kesempatan ini untuk menggeledah kamar kak Felicia dan kamar kak Aleena disana. Siapa tau aku menemukan sesuatu disana yang berhubungan dengan pria yang berada di foto itu." gumam Luna dalam hati.

Akhirnya Luna menganggukkan kepalanya dan setuju. "Baiklah, aku akan menunggu dirumah papa sampai kakak pulang kerja."

Luna menatap Andra yang sedang makan, sebenarnya dia merasa sangat bersalah karena dia tidak bisa memberi tau Andra tentang foto-foto Aleena dengan seorang pria. Luna tidak ingin melihat Andra sedih dan kecewa, karena dia bisa melihat jika Andra begitu sangat mencintai Aleena.

🎶 Du.. Du.. Du.. 🎶

Ponsel Luna berdering, ada panggilan masuk dari sebuah kontak yang diberi nama 'Pria Tampan'

"Kapan aku memiliki kontak dengan nama 'Pria Tampan' ???" pikir Luna dalam hati.

"Angkat saja jika memang itu penting." ucap Andra saat melihat Luna nampak termenung.

"Ah, tidak.. tidak.. ini bukan telefon penting." jawab Luna.

Namun panggilan itu tidak hanya sekali, nomor itu terus mencoba menghubungi Luna sampai berkali-kali. Membuat Luna tidak nyaman dan merasa tidak enak pada Andra.

"Angkat saja. Aku akan pergi ke atas untuk mandi." Andra segera bangun dari duduknya dan ingin pergi meninggalkan meja makan.

Luna ikut bangun dan menatap Andra yang sedang berjalan dengan memunggunginya.

"Tapi yang menelfonku adalah seorang pria." ucap Luna membuat langkah kaki Andra terhenti.

Luna ingat jika nomor yang sedang menghubunginya itu pasti nomor pria yang dia temui tadi siang saat ditaman. Pria yang sudah meminta nomor telefonnya dengan paksa.

"Aku tidak peduli, itu bukan urusanku." ucap Andra tanpa menoleh ke arah Luna. Kemudian dia segera naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya.

Andra tidak tau jika ucapannya tadi telah melukai hati Luna.

"Sedikit saja, apakah tidak ada perasaan untukku?" ucap Luna dalam hati.

Luna sadar, selama empat bulan ini tinggal satu atap dan berada di satu ranjang yang sama dengan Andra, membuat Luna memiliki sedikit perasaan pada pria itu. Walaupun pernikahan mereka terjadi tanpa ada rasa cinta. Namun saat ini cinta itu sedang mulai tumbuh dihati Luna. Apalagi Luna senang sekali menggoda Andra, hingga dia benar-benar terbawa perasaan pada suaminya itu.

...💐💐💐💐💐💐💐...

❣️ Jangan lupa beri like, vote dan hadiahnya ya kakak-kakakku. Mohon dukungannya. Terimakasih 🙏🥰

Terpopuler

Comments

Siti Nadiyah

Siti Nadiyah

d bikin mewek pas akhir bab

2024-04-22

1

Sarah Hani

Sarah Hani

ayoooooYoooo...knapa lh ada prasaan pda pakLaki...aduii..sakit nya hati ku mbca...

2024-04-01

1

Rona Risa

Rona Risa

definisi tresno jalaran soko kulino 🤗❤️

2024-03-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kepergian Aleena.
2 Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3 Bab 3 : Kehidupan Baru.
4 Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5 Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6 Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7 Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8 Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9 Bab 9 : Laura Pohan.
10 Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11 Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12 Bab 12 : Tamu Bulanan.
13 Bab 13 : Dirumah Papa.
14 Bab 14 : WCTR
15 Bab 15 : WCTR
16 Bab 16 : WCTR
17 Bab 17 : WCTR
18 Bab 18 : WCTR
19 Bab 19 : WCTR
20 Bab 20 : WCTR
21 Bab 21 : WCTR
22 Bab 22 : WCTR
23 Bab 23 : WCTR
24 Bab 24 : WCTR
25 Bab 25 : WCTR
26 Bab 26 : WCTR
27 Bab 27 : WCTR
28 Bab 28 : WCTR
29 Bab 29 : WCTR
30 Bab 30 : WCTR
31 Bab 31 : WCTR
32 Bab 32 : WCTR
33 Bab 33 : WCTR
34 Bab 34 : WCTR
35 Bab 35 : WCTR
36 Bab 36 : WCTR
37 Bab 37 : WCTR
38 Bab 38 : WCTR
39 Bab 39 : WCTR
40 Bab 40 : WCTR
41 Bab 41 : WCTR
42 Bab 42 : WCTR
43 Bab 43 : WCTR
44 Bab 44 : WCTR
45 Bab 45 : WCTR
46 Bab 46 : WCTR
47 Bab 47 : WCTR
48 Bab 48 : WCTR
49 Bab 49 : WCTR
50 Bab 50 : WCTR
51 Bab 51 : WCTR
52 Bab 52 : WCTR
53 Bab 53 : WCTR
54 Bab 54 : WCTR
55 Bab 55 : WCTR
56 Bab 56 : WCTR
57 Bab 57 : WCTR
58 Bab 58 : WCTR
59 Bab 59 : WCTR
60 Bab 60 : WCTR
61 Bab 61 : WCTR
62 Bab 62 : WCTR
63 Bab 63 : WCTR
64 Bab 64 : WCTR
65 Bab 65 : WCTR
66 Bab 66 : WCTR
67 Bab 67 : WCTR
68 Bab 68 : WCTR
69 Bab 69 : WCTR
70 Bab 70 : WCTR
71 Bab 71 : WCTR
72 Bab 72 : WCTR
73 Bab 73 : WCTR
74 Bab 74 : WCTR
75 Bab 75 : WCTR
76 Bab 76 : WCTR
77 Bab 77 : WCTR
78 Bab 78 : WCTR
79 Bab 79 : WCTR
80 Bab 80 : WCTR
81 Bab 81 : WCTR (FINAL)
82 Pengumuman
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 : Kepergian Aleena.
2
Bab 2 : Menjalankan wasiat dari Aleena.
3
Bab 3 : Kehidupan Baru.
4
Bab 4 : Tragedi Di Pagi Hari.
5
Bab 5 : Niat Untuk Meminta Maaf.
6
Bab 6 : Aku Luna, bukan Aleena.
7
Bab 7 : Belum bisa menerima kenyataan.
8
Bab 8 : 4 Bulan berlalu.
9
Bab 9 : Laura Pohan.
10
Bab 10 : Pria dari masa lalu Aleena.
11
Bab 11 : Marvel Ardiansyah.
12
Bab 12 : Tamu Bulanan.
13
Bab 13 : Dirumah Papa.
14
Bab 14 : WCTR
15
Bab 15 : WCTR
16
Bab 16 : WCTR
17
Bab 17 : WCTR
18
Bab 18 : WCTR
19
Bab 19 : WCTR
20
Bab 20 : WCTR
21
Bab 21 : WCTR
22
Bab 22 : WCTR
23
Bab 23 : WCTR
24
Bab 24 : WCTR
25
Bab 25 : WCTR
26
Bab 26 : WCTR
27
Bab 27 : WCTR
28
Bab 28 : WCTR
29
Bab 29 : WCTR
30
Bab 30 : WCTR
31
Bab 31 : WCTR
32
Bab 32 : WCTR
33
Bab 33 : WCTR
34
Bab 34 : WCTR
35
Bab 35 : WCTR
36
Bab 36 : WCTR
37
Bab 37 : WCTR
38
Bab 38 : WCTR
39
Bab 39 : WCTR
40
Bab 40 : WCTR
41
Bab 41 : WCTR
42
Bab 42 : WCTR
43
Bab 43 : WCTR
44
Bab 44 : WCTR
45
Bab 45 : WCTR
46
Bab 46 : WCTR
47
Bab 47 : WCTR
48
Bab 48 : WCTR
49
Bab 49 : WCTR
50
Bab 50 : WCTR
51
Bab 51 : WCTR
52
Bab 52 : WCTR
53
Bab 53 : WCTR
54
Bab 54 : WCTR
55
Bab 55 : WCTR
56
Bab 56 : WCTR
57
Bab 57 : WCTR
58
Bab 58 : WCTR
59
Bab 59 : WCTR
60
Bab 60 : WCTR
61
Bab 61 : WCTR
62
Bab 62 : WCTR
63
Bab 63 : WCTR
64
Bab 64 : WCTR
65
Bab 65 : WCTR
66
Bab 66 : WCTR
67
Bab 67 : WCTR
68
Bab 68 : WCTR
69
Bab 69 : WCTR
70
Bab 70 : WCTR
71
Bab 71 : WCTR
72
Bab 72 : WCTR
73
Bab 73 : WCTR
74
Bab 74 : WCTR
75
Bab 75 : WCTR
76
Bab 76 : WCTR
77
Bab 77 : WCTR
78
Bab 78 : WCTR
79
Bab 79 : WCTR
80
Bab 80 : WCTR
81
Bab 81 : WCTR (FINAL)
82
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!