Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!

"Maaf ya, Bie! Tiba-tiba aku ____kedatangan tamu bulanan," ujar Hanum cengar-cengir.

"Terus? Nggak dilanjut lagi?" seketika wajah Ken berubah kecewa.

"Maaf, Bie. Ini memang sudah jadwalnya. Ini juga bukan keinginan ku!"

Ken mengusap wajahnya kasar. Padahal tadi dia sudah bersemangat siap tempur. Apalagi sudah diisi amunisi, tapi setelah mendengar ucapan Hanum kalau sang istri tengah menstruasi, semangatnya langsung redup.

Ah, senam jari lagi deh!

"Huft!" Ken mengambil nafas panjang, lalu membuangnya kasar.

Ia pikir setelah makan, dia dan Hanum akan melanjutkan kegiatan tadi yang sempat tertunda, namun ternyata aksinya harus berhenti karena Hanum tiba-tiba kedatangan tamu bulanannya.

"Maaf ya, Bie!" ucap Hanum merasa bersalah.

"Iya, nggak apa-apa." Ken melirik ke arah nakas, dia melihat sebuah kotak terikat rapi dengan kertas kado, lalu ada pita cantik berwarna merah di atasnya.

"Kado dari siapa ini?" tanya Ken baru menyadari ada kado tersebut di atas meja.

"Nggak tau, Bie. Aku malah baru lihat!" jawab Hanum yang memang tidak tahu pasal kado tersebut, "Dari siapa sih?"

"Nggak ada nama pengirimnya. Tapi disini tertulis untuk kamu!"

Hanum mengernyit heran, lalu menghampiri Ken, dan duduk di sampingnya.

"Iya juga, Bie. Ini buat aku. Tapi dari siapa ya?"

"Aneh!" Ken juga merasa aneh dengan kado tersebut.

"Buka saja, Bie!" merelakan kadonya untuk dibuka sang suami.

"Nggak ah. Kadonya kan buat kamu, kamu saja yang buka!" ucap Ken sembari menyerahkan kado tersebut pada sang istri.

"Oke, aku buka ya, Bie!" Hanum mulai membuka kertas kado tersebut, dan dengan mudahnya ia berhasil membuka.

"Wow, liontin, Bie. Indah sekali!" puji Hanum terlihat begitu senang.

"Cie, Cie, yang punya penggemar rahasia?" ledek Ken merasa heran. Hanum diberi liontin seperti itu saja senangnya bukan main.

"Ih, apaan sih, Bie. Ini baru pertama kalinya aku dapat kado loh, Bie, ya aku seneng lah!"

"Memang kamu nggak pernah dapat kado? Kado dari pacar kamu!"

"Hihihi, nggak pernah, Bie. Maklum Edo juga bukan dari kalangan berpunya!" Hanum terkikik geli.

"Huh, sayang sekali. Pacaran kok sama cowok kere!"

Hanum merotasi kan bola matanya malas. Gadis cantik itu masih menikmati memakai liontin cantik itu. Sayangnya itu tidak berlangsung lama, tiba-tiba Ken langsung menyerobot, dan menyimpan liontin tersebut disaku jasnya.

"Nanti aku akan membelikan untuk kamu! Aku nggak mau kamu memakai pemberian orang lain. Apalagi orangnya nggak jelas. Nggak gentle. Aku bisa membelikan yang lebih mahal dari yang ini!" tandas Ken.

Hanum hanya menggigit bibirnya rapat-rapat, tak sanggup membantah kata-kata suaminya. Ia sadar bahwa ada benarnya di balik peringatan tersebut, pengirim benda misterius itu tidak jelas, dan bisa saja berbahaya. Dalam hati, ia merasa kecewa dan kehilangan, namun Hanum tak berani menyampaikan perasaannya. Akhirnya, dengan berat hati, ia memilih untuk tak memikirkan liontin itu lagi dan membiarkan suaminya menyimpannya.

"Ayo ganti baju, aku akan mengajakmu ke suatu tempat!" ajak Ken pada istrinya.

"Mau kemana, Bie?"

"Sudah ikuti saja. Jangan banyak tanya!" sahut Ken sambil matanya kedip-kedip. Hanum merinding melihat Ken kedip-kedip kayak gitu.

"Iya, tunggu 5 menit. Eh, nggak. Sepuluh menit!"

"Iya, baiklah. Cepetan!" titah Ken pada sang istri.

Hanum duduk di sebelah suaminya, sudah siap dalam balutan busana terbaiknya. Sementara itu, suaminya, Ken, tampak begitu fokus mengendalikan mobil. Ekspresi misterius tersungging di wajah Ken, membuat Hanum penasaran.

"Akh, Hubby mau ngajak ke mana sih?" gumam Hanum dalam hati, heran dan penasaran.

Gadis cantik itu mencuri-curi pandang ke arah suaminya, menahan rasa ingin tahu, takut dituduh cerewet jika terlalu banyak bertanya. Meski begitu, perasaan tidak sabar Hanum terus bergelora di dalam hati.

Mobil yang Ken kendarai ternyata berhenti disebuah mall besar. Sekarang Hanum tahu tujuan Ken mengajaknya ke mall.

"Hubby mau beli baju?" tanya Hanum dengan polosnya.

"Hemm!" Ken cuma menjawab pertanyaan Hanum dengan deheman saja.

Pria tinggi itu, dengan wajah tampan dan penuh percaya diri, tanpa ragu langsung menggamit pinggang Hanum, istrinya, memasuki mall mewah tersebut. Hanum hanya bisa tersenyum kecut, pasrah namun tidak melawan.

Ternyata sang suami mengajaknya ke toko perhiasan. Ken langsung menyuruh Hanum untuk memilih perhiasan yang disukainya. Hanum jelas bingung, bukannya dia tidak menghargai niat baik suaminya, tetapi dia tidak pernah mengutarakan keinginan untuk membeli perhiasan, terlebih perhiasan yang tampak begitu mewah di toko itu.

Kenapa kita kesini, Bie?" sambil matanya melirik harga perhiasan yang terpampang.

"Kan aku sudah bilang akan membelikanmu perhiasan. Sekarang pilihlah mana yang kamu suka. Lagian awal kita menikah, aku sama sekali belum membelikanmu perhiasan!" jawab Ken mengulas senyum.

"Tapi harganya mahal-mahal?" bisik Hanum ditelinga suaminya, jelas Ken tersenyum mendengar itu.

Dasar Hanum, disuruh memilih malah memperdebatkan masalah harga. Padahal aku sama sekali tidak keberatan jika memang ia memilih perhiasan yang paling mahal sekalipun. Ken membatin.

"Tidak masalah. Berapapun harganya akan aku bayar!" tandas Ken.

"Tapi, Bie.....!"

"Haduh, kamu ini wanita yang sangat aneh. Biasanya seorang wanita kalau diajak membeli perhiasan, apalagi disuruh memilih, dia akan langsung senang tanpa protes. Nah ini kamu malah protes terus!" ujar suaminya, dan Hanum langsung nyengir.

"Pilih saja yang paling kamu suka. Satu set perhiasan tidak akan membuatku miskin, Hanum Salsabiela!"

"Hehehe, iya, iya. Ini juga sedang memilih!" ujar Hanum sambil memperhatikan perhiasan-perhiasan itu.

Pilihan Hanum jatuh pada kalung dengan liontin batu zamrud di tengahnya. Terlihat anggun dan elegan, sangat pas dipakai di leher jenjang Hanum yang putih dan mulus. Ken menyukai pilihan istrinya, ternyata pilihan sang istri bagus juga.

"Aku mau satu set seperti ini!" ujar Ken pada pelayan toko.

Manik Hanum membelalak lebar, "Bie, kenapa harus satu set? Untuk siapa?"

"Untuk kamu lah!"

"Tapi untukku kalung saja cukup, Bie. Nggak perlu satu set perhiasan. Pasti harganya mahal banget!" itu yang Hanum cemaskan. Satu kalung saja harganya mencapai jutaan, apalagi ditambah satu setnya.

"Tidak masalah. Anggap saja itu hadiah dari ku untuk pernikahan kita!" ujarnya sambil tersenyum, dan setelah itu Hanum tidak berani untuk bertanya lagi. Ken sudah menggenggam tangannya menuju toko baju.

"Mau beli apa lagi?" tanya Hanum.

"Pilihlah baju yang kamu suka. Kamu butuh baju bagus untuk kuliah, untuk menemani ku di kantor, dan yang paling penting menemani ku bobo!" kekeh Ken dengan wajah mesumnya.

"Baju apaan untuk menemanimu bobo, Bie. Paling piyama dan daster!"

"Tuh bagus!" Ken menunjuk baju malam warna-warni yang dipakai boneka manekin.

Mata Hanum melotot melihat baju kurang bahan dipakai boneka manekin. Untung itu hanya boneka, kalau manusia beneran, apa nggak melambai-lambai tuh hutan belantaranya yang di bawah sana. Orang bentuknya mirip saringan teh punya Bi Nur di rumah, tipis dan lebarnya cuma satu jari manusia. Hanum cuma bisa menggigit jarinya sambil geleng-geleng kepala.

Bersambung ....

Kira-kira visual untuk Om Ken dan Hanum bagusnya pake orang bule atau Oppa Korea ya????🤔🤔

Minta pendapatnya ya!!!!

Terpopuler

Comments

Bundanya Aulia

Bundanya Aulia

pengen diratukn seperti itu😞😞😞

2025-01-04

0

Rosliza Maznah

Rosliza Maznah

bagus bangat

2024-09-10

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

teussabar

2024-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79 Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80 Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81 Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82 Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83 Bab 83 : Keluarga Rakus
84 Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85 Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86 Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87 Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88 Pengumuman
89 Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90 Bab 90 : Teman Bule
91 Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92 Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93 Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94 Episode 94 : Kecelakaan
95 Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96 Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97 Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98 Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99 Bab 99 : Rencana Ngelamar
100 Bab 100 : Pengumuman
101 Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102 Bab 102 : Rumah Sakit
103 Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104 Bab 104 : Calon Mertua
105 Bab 105 : Belum Disunat
106 Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107 Bab 107 : Disunat
108 Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109 Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110 Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111 Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112 Bab 112
113 Bab 113 : Lamaran Diterima
114 Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115 Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116 Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117 Bab 117 : Rencana Melamar
118 Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119 Bab 119 : Ziarah
120 Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121 Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122 Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123 Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124 Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125 Bab 125 : Kamila Andini
126 Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127 Bab 127 : Pengumuman
128 Bab 128 : Rencana Pindah
129 Bab 129 : Akhirnya Sah
130 Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131 Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132 Bab 132
133 Bab 133 : Baba
134 Bab 134 : Selamat Ya!!!
135 Bab 135 : Karya Baru
136 Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137 Bab 137 : Papa
138 Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139 Bab 139 : Penjelasan Jane
140 Bab 140 : Akhirnya
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146 Bab 146
147 Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79
Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80
Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81
Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82
Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83
Bab 83 : Keluarga Rakus
84
Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85
Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86
Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87
Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88
Pengumuman
89
Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90
Bab 90 : Teman Bule
91
Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92
Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93
Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94
Episode 94 : Kecelakaan
95
Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96
Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97
Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98
Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99
Bab 99 : Rencana Ngelamar
100
Bab 100 : Pengumuman
101
Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102
Bab 102 : Rumah Sakit
103
Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104
Bab 104 : Calon Mertua
105
Bab 105 : Belum Disunat
106
Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107
Bab 107 : Disunat
108
Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109
Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110
Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111
Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112
Bab 112
113
Bab 113 : Lamaran Diterima
114
Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115
Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116
Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117
Bab 117 : Rencana Melamar
118
Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119
Bab 119 : Ziarah
120
Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121
Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122
Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123
Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124
Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125
Bab 125 : Kamila Andini
126
Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127
Bab 127 : Pengumuman
128
Bab 128 : Rencana Pindah
129
Bab 129 : Akhirnya Sah
130
Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131
Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132
Bab 132
133
Bab 133 : Baba
134
Bab 134 : Selamat Ya!!!
135
Bab 135 : Karya Baru
136
Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137
Bab 137 : Papa
138
Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139
Bab 139 : Penjelasan Jane
140
Bab 140 : Akhirnya
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146
Bab 146
147
Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!