Bab 9 : First Kiss

Hanum kaget saat membuka mata yang pertama dilihat adalah wajah Ken. Jarak mereka begitu dekat. Jantung Hanum kan langsung deg-degan.

Belum lagi tangan kokoh Om Ken memeluk pinggangnya. Hanum merasa risih dipeluk mesra seperti itu.

Dengan perlahan Hanum mengangkat tangan Ken agar menyingkir dari pinggangnya. Sengaja Hanum letakkan tangan Ken pada guling agar pria itu memeluk guling. Setelah itu Hanum tersenyum melihat Ken tidur sambil mendusel pada guling.

Bukankah tadi gulingnya ditengah-tengah. Kenapa tadi tidak di sana ya? gumam Hanum seraya menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.

Sementara Ken dengan mata yang masih tersisa terpejam, mengulum senyum tipis mendengar gumaman istrinya.

Hari pertama masuk kuliah, Hanum sudah berdandan rapi dan cantik sekali. Wajah cantik Hanum memang menurun dari sang ibu. Kulit putih, mulus, dan bersih, memang sudah dari sananya. Padahal dia tidak memakai pelembab atau pemutih wajah apapun, tapi wajahnya sudah glowing tanpa make up.

Hanum hanya menaburkan bedak baby di mukanya, dan lipstik pink yang memang bukan barang baru dan mahal. Tapi tetap saja tidak mengurangi kecantikan wajah Hanum.

"Om, bangun!" Hanum menggoyangkan pundak Ken.

Hanum tadi ke dapur, lalu membuat kopi untuk suaminya. Setelah itu ia kembali lagi ke kamar untuk memberikan kopi itu pada Ken, ternyata sang suami masih terlelap. Entah suaminya begadang hingga jam berapa, Hanum memang tidak tahu, karena ia sudah ke alam mimpi duluan.

"Om, hari ini aku kuliah. Katanya om mau mengantarku kuliah?" tanya Hanum masih menggoyangkan tubuh suaminya.

"Tuh aku sudah buat kopi. Nanti kopinya dingin. Ayo, Om, bangun!"

Ken mengerjapkan mata, lalu ia menatap mata indah istrinya. Gadis itu tersenyum manis. Senyum ala Pepsodent. Mendapat senyuman Hanum saja, Tarzan kecilnya sudah berdiri tegak.

Sial. Tarzan sialan! Kenapa kau malah bangun sih? Tadi malam kan kau sudah muntah banyak!

"Aku sudah buat kopi untuk om. Kalau tidak diminum nanti dingin!" ujarnya malu-malu.

"Terima kasih, Hanum. Kau sudah siap ternyata!"

"Hemm, ini adalah hari pertamaku kuliah. Aku harus berangkat awal. Aku sudah tidak sabar ingin sampai ke kampus!" senang gadis itu.

"Wah, kau senang sekali rupanya!

"Tentu saja. Om, cepatlah bangun!"

"Ya. Ya. Baiklah. Siapkan baju kantorku!" titah Ken pada istrinya.

"Eh, aku yang menyiapkan baju kantor, Om?"

"Kenapa? Tidak ada yang salah kan istri menyiapkan baju kantor untuk suaminya!"

"Hehehe. Nggak ada sih, Om! Tapi aku tidak pernah menyiapkan baju kantor sebelumnya. Emmm, bagaimana kalau om tidak suka. Atau warna yang kupilihkan untuk Om tidak cocok!"

"Siapkan saja. Apa yang nanti kau pilihkan akan aku pakai!"

"Hah, benarkah? Tapi nanti jangan protes ya!" senyum gadis itu mengembang.

"Hem. Cepat siapkan untukku!" perintah Ken seraya memasuki kamar mandi.

Hanum berjalan ke lemari pakaian suaminya. Ia memilih baju kantor untuk sang suami. Di sana sudah berjejer rapi pakaian kantor Ken, Hanum tinggal memilihkannya saja.

Ternyata tidak sulit. Tinggal menyocokkan saja kemeja dan dasinya, urusan pakaian selesai.

Setengah jam kemudian, Ken sudah selesai mandi. Pria itu keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di pinggangnya, melihat itu, Hanum jadi malu sendiri. Hanum pun langsung mengalihkan pandangannya pada tempat lain.

Ken yang melihat itu malah sengaja memamerkan otot-otot tangannya yang sangat seksi. Bahkan sengaja berlama-lama memamerkan dada bidangnya yang berbentuk kotak-kotak itu. Seketika pipi Hanum langsung berubah warna kemerahan. Merah bukan karena alergi, tapi saking malunya melihat suaminya bertelanjang dada seperti itu.

"Cepatlah pakai pakaian, Om! Aku tunggu Om di bawah!" ucap Hanum beranjak dari tempat duduknya.

Namun tangan Hanum langsung dicekal oleh Ken. Pria itu menatap intens manik istrinya. Tubuh Hanum membeku ditatap seperti itu.

"Om, mau apa?" jantung Hanum berdebar-debar.

Tanpa meminta izin Hanum, Ken mencium dan melumat bibir mungil gadis itu. Mata Hanum membelalak lebar, ini adalah pertama kali dirinya dicium oleh pria. Dan ciuman pertamanya sudah dicuri oleh suaminya sendiri. Apakah Hanum akan marah?

Tidak. Dia hanya terkejut dan syok. Saking syoknya, gadis itu menangis ketakutan. Ia berpikir kalau dirinya sedang diperkosa.

Melihat Hanum menangis, Ken menghentikan ciumannya. Ia baru tersadar kalau dirinya sudah menyakiti Hanum dengan memaksanya.

"Ma-af, Hanum. A-ku!"

"Aku tunggu, Om, dibawah!" ucap Hanum bergegas keluar dari kamar, meninggalkan Ken di kamar.

Hanum tidak ikut sarapan di ruang makan. Pasalnya Hanum takut dengan tatapan nakal suami Sofia. Matanya berkedip-kedip mirip lampu bohlam 5 Watt. Sungguh menyebalkan sekali.

"Kenapa kamu tidak ikut sarapan?" tanya Rangga pada Hanum.

Hanum yang tengah asyik dengan ponselnya, terkejut mendengar suara Rangga yang sudah berdiri di sampingnya sambil tersenyum lebar.

"Kau cantik sekali. Bagaimana bisa gadis secantik dan semuda dirimu menikah dengan pria dewasa seperti Ken? Apakah kau hamil duluan?"

Mata Hanum membola, "Ti-dak!"

"Jika bukan hamil duluan, lalu apa?" pria itu hendak memegang tangan Hanum, tapi Hanum langsung menepisnya, "Apa karena uang? Berapa per malamnya? Aku akan membayar 3x lipat apa yang diberikan Ken asal kau mau melayaniku juga!"

PLAKKK ....

Refleks tangan Hanum menampar pipi Rangga.

"Saya bukan wanita murahan, jaga ucapan Anda!" galak Hanum terlihat menahan amarahnya.

Rangga menatap tajam, gerahamnya menggertak kuat, tangannya terangkat ingin membalas, sayangnya saat itu juga Ken keluar dari rumah, berjalan ke arah mereka.

"Ada apa ini?" tanya Ken menatap heran pada Rangga.

"Ah, kami cuma mengobrol biasa!" ujarnya sambil mengulas senyum.

"Om, ayo! Aku sudah kesiangan ini!"

"Ah, baiklah. Ayo!"

Tanpa menoleh ke arah Rangga, Hanum langsung menaiki mobil suaminya. Jujur, sebenarnya dia sangat takut. Bahkan sempat tubuhnya bergetar hebat, tangan yang ia gunakan untuk menampar tadi, terasa kebas.

"Maafkan aku, Hanum. Tadi aku memang keterlaluan. Sekali lagi aku minta maaf!" Ken pikir, Hanum murung karena perbuatannya tadi. Ken tidak tahu saja, Hanum ketakutan gara-gara ulah Rangga.

"Tidak apa-apa, Om. Maaf, aku sudah menolak, Om. Aku belum terbiasa. Ciuman tadi memang pertama buat aku!" lirih Hanum.

"Apa? Serius kamu, Num? Jadi, tadi aku dong yang pertama nyuri ciuman kamu?" tanya Ken heran. Hanum menganggukkan kepalanya.

"Memang kamu nggak pernah ciuman sama si Edo itu?"

"Nggak, Om. Dia sangat menjaga aku. Makanya aku sayang banget sama Edo. Eh....!" Hanum keceplosan, "Maaf, Om. Hanum bukannya...!"

"Aku paham. Sepertinya kamu sayang banget sama cowok pengecut itu." Entah kenapa Ken tidak suka mendengar istrinya mengatakan sayang pada pria lain.

Hanum diam saja saat Ken mengatai Edo pengecut. Karena memang faktanya seperti itu. Edo memang pengecut.

Pria itu benar-benar sudah menyakiti hati Hanum, dengan meninggalkan Hanum sendirian di pelaminan. Bukan itu saja, gara-gara pria itu, bapaknya mengalami serangan jantung, dan akhirnya......

"Om, jangan salah paham. Dulu aku emang sayang sama Edo. Tapi dulu sebelum Edo menyakiti hatiku. Sekarang, aku sedang berusaha untuk menghapus jejak Edo di hati dan pikiran aku. Aku sedang belajar untuk menerima pernikahan kita. Aku harap, Om lebih sabar menghadapi aku ya. Dan bantu Hanum untuk...!"

"Untuk.....!" Ken menunggu kelanjutan ucapan istrinya.

"Untuk melangkah ke depan."

"Kalau begitu, ayo kita buat kesepakatan!" Ken menghentikan laju mobilnya di bahu jalan.

"Kesepakatan apa, Om?"

"Ayo kita sama-sama belajar menjalani rumah tangga ini. Aku menjadi suami yang baik, begitu juga dirimu, menjadi istri yang baik untukku."

"Om, yakin dengan pernikahan ini?"

"Kenapa? Apakah kau tidak yakin dengan pernikahan kita?"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Aku ini bukanlah siapa-siapa. Aku hanyalah gadis miskin yatim-piatu. Jika bukan karena Om, entah jadi apa aku sekarang!"

"Jadi maksudmu Kau yakin menjalani pernikahan ini?" tanya Ken sekali lagi.

"Hemm!" Hanum menganggukkan kepalanya.

"Ah, aku pikir kau tidak yakin!" gumam Ken terlalu senang.

"Apa, Om? Om bilang apa?"

"Ah, tidak ada." Ken senyum-senyum sendiri. Ken kembali melanjutkan laju mobilnya.

"Emmm, tapi, Om tidak minta yang itu dulu kan?" tanya Hanum, malu sebenarnya bertanya seperti itu.

"Itu apa?" Ken sengaja menggoda Hanum.

"Itu.....! Sesuatu yang harus dilakukan suami istri!"

Krikk .... Krikk ... Krikk

Bersambung .....

Ayo kasih author semangat dengan kasih like, vote, dan rate bintang 5.

Terpopuler

Comments

Rosliza Maznah

Rosliza Maznah

maluuu

2024-09-09

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussemangat

2024-07-29

0

🟢⏤͟͟͞R🔰π¹¹™𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆❤

🟢⏤͟͟͞R🔰π¹¹™𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆❤

dan tiba2 jangkrik pun berbunyi di dalam mobil🤣🤣🤣

2024-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79 Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80 Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81 Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82 Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83 Bab 83 : Keluarga Rakus
84 Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85 Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86 Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87 Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88 Pengumuman
89 Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90 Bab 90 : Teman Bule
91 Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92 Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93 Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94 Episode 94 : Kecelakaan
95 Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96 Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97 Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98 Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99 Bab 99 : Rencana Ngelamar
100 Bab 100 : Pengumuman
101 Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102 Bab 102 : Rumah Sakit
103 Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104 Bab 104 : Calon Mertua
105 Bab 105 : Belum Disunat
106 Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107 Bab 107 : Disunat
108 Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109 Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110 Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111 Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112 Bab 112
113 Bab 113 : Lamaran Diterima
114 Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115 Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116 Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117 Bab 117 : Rencana Melamar
118 Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119 Bab 119 : Ziarah
120 Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121 Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122 Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123 Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124 Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125 Bab 125 : Kamila Andini
126 Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127 Bab 127 : Pengumuman
128 Bab 128 : Rencana Pindah
129 Bab 129 : Akhirnya Sah
130 Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131 Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132 Bab 132
133 Bab 133 : Baba
134 Bab 134 : Selamat Ya!!!
135 Bab 135 : Karya Baru
136 Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137 Bab 137 : Papa
138 Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139 Bab 139 : Penjelasan Jane
140 Bab 140 : Akhirnya
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146 Bab 146
147 Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79
Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80
Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81
Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82
Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83
Bab 83 : Keluarga Rakus
84
Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85
Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86
Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87
Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88
Pengumuman
89
Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90
Bab 90 : Teman Bule
91
Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92
Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93
Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94
Episode 94 : Kecelakaan
95
Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96
Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97
Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98
Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99
Bab 99 : Rencana Ngelamar
100
Bab 100 : Pengumuman
101
Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102
Bab 102 : Rumah Sakit
103
Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104
Bab 104 : Calon Mertua
105
Bab 105 : Belum Disunat
106
Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107
Bab 107 : Disunat
108
Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109
Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110
Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111
Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112
Bab 112
113
Bab 113 : Lamaran Diterima
114
Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115
Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116
Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117
Bab 117 : Rencana Melamar
118
Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119
Bab 119 : Ziarah
120
Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121
Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122
Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123
Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124
Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125
Bab 125 : Kamila Andini
126
Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127
Bab 127 : Pengumuman
128
Bab 128 : Rencana Pindah
129
Bab 129 : Akhirnya Sah
130
Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131
Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132
Bab 132
133
Bab 133 : Baba
134
Bab 134 : Selamat Ya!!!
135
Bab 135 : Karya Baru
136
Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137
Bab 137 : Papa
138
Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139
Bab 139 : Penjelasan Jane
140
Bab 140 : Akhirnya
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146
Bab 146
147
Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!