Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!

Hanum mengerjapkan mata, merasa asing dengan kamar yang ditempatinya. Ia mulai ingat, tadi malam memang berada di dalam mobil. Lalu sekarang ia berada di tempat asing.

Manik indahnya menelusuri setiap sudut ruangan, ia tak menemukan keberadaan Om Ken. Kemudian ia meraba dirinya sendiri, takut Om Ken melakukan hal tak senonoh, lalu meninggalkannya begitu saja. Seperti di sinetron yang Hanum sering tonton. Dan Alhamdulillah, sepertinya pria yang kini sudah sah menjadi suaminya itu tidak melakukan apa-apa. Pakaiannya masih lengkap. Hanum menarik nafasnya lega.

"Om Ken kemana ya?"

Baru saja kakinya turun dari tempat tidur, pintu dibuka dari luar. Hanum tersentak kaget, namun melihat wajah tampan pria dewasa itu seketika perasaan canggung menyelimutinya.

"Kamu sudah bangun?" tanya Kenzo begitu melihat Hanum duduk di sisi ranjang.

"Om Ken darimana?" tanya Hanum.

"Beli makanan untuk sarapan. Ayo kita sarapan!" ajak pria itu tersenyum manis.

"Hanum mandi dulu, Om!"

Hanum merasa bingung, ia hanya berdiri mematung, tidak berani bertanya. Ken yang paham, ia tersenyum kecil. Kemudian meraih paper bag diatas kursi, dan menyerahkannya pada gadis cantik itu.

"Apa ini, Om?" tanya Hanum polos.

"Itu pakaian, aku membeli satu setel pakaian untuk kamu ganti!" jawab Ken.

"Tapi Hanum membawa pakaian, kenapa harus membeli, Om?"

"Kopermu ada di bagasi mobilku. Rasanya ribet kalau harus mencari satu stel pakaian di kopermu. Yah, aku beli saja di butik terdekat. Di situ juga sudah lengkap dengan pakaian dalamnya. Semoga muat!"

Seketika pipi Hanum langsung memerah. Maniknya tidak berani menatap ke arah Kenzo, ia lebih memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Kenzo tersenyum kecil saat melihat tingkah polos Hanum. Gadis itu sedang malu-malu, tapi terlihat begitu menggemaskan.

Tak berselang lama, Hanum sudah keluar dari kamar mandi dengan memakai dress yang Kenzo belikan tadi. Dress tersebut sangat pas ditubuh Hanum. Dress bunga-bunga sebatas lutut, dengan pita ditengahnya, memberikan kesan manis pada si pemakai.

Manis. Batin Ken menatap ke arah Hanum yang menunduk malu-malu.

"Apakah lantai di bawah lebih tampan dari wajahku? Kenapa sedari tadi hanya lantai yang kau tatap?" tanya Ken terkekeh.

"Emmm, bukan begitu!" Hanum menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Hanum nggak biasa memakai dress mahal, Om!" jawabnya lirih.

"Tau dari mana itu dress mahal?" Ken yakin tadi sudah mencopot label harganya.

"Ya Ampun, Om. Meski Hanum cuma tamatan SMA, Hanum bisa membedakan mana barang mahal dan barang murah. Hanum yakin ini dress mahal!" Hanum meninggikan suaranya beberapa oktaf, "Eh, Maaf, Om. Hanum nggak bermaksud____!" lirihnya.

Bukannya marah Ken justru terbahak. Ternyata gadis itu cukup cerdas juga, pikirnya.

"Lupakan soal dress. Sekarang duduklah. Kita sarapan dulu!" ajak Ken pada gadis itu.

Hanum menurut. Perutnya juga sudah sangat lapar. Ia duduk di hadapan Ken, menyiapkan sarapan yang sudah dibeli oleh suaminya. Uhuy, Suami ....

"Om, kenapa kita menginap di hotel? Bukannya menginap di hotel mahal ya, Om?" tanya Hanum disela makannya.

"Kamu ketiduran di mobil. Aku nggak tega melihatmu tidak nyaman tidur di mobil. Aku juga lelah, seharian menyetir sendiri!"

Hanum menundukkan kepala, dia merasa bersalah.

"Kalau Om capek, Kita gantian menyetir?" tawar Hanum dengan wajah polosnya.

Ken tersenyum, "Memang kamu bisa menyetir?"

"Bisa. Dulu Edo pernah ngajarin Hanum nyetir mobil, Om. Hanum juga sering nonton Edo balapan liar, pernah ikut nemenin juga!" Hanum membanggakan dirinya karena dia pernah ikut balap liar.

Ken mengerutkan keningnya, "Kamu ikutan balapan liar?"

Hanum mengangguk bangga. Ken jadi semakin tertarik dengan kehidupan yang Hanum jalani.

"Apa Edo adalah pria yang akan nikahin kamu itu?" tanya Ken, penasaran.

"Iya, Om," sahut Hanum, wajahnya muram.

"Kalian pacaran sudah lama?" tanya Ken lagi.

Hanum memilin jarinya. Sebenarnya dia malas untuk bercerita, tapi sepertinya Om Ken penasaran. Dengan sedikit helaan nafas Hanum pun bercerita sedikit kisahnya dengan Edo.

"Dia itu pria yang sangat aku cintai, Om. Kami berpacaran saat kami sama-sama SMA. Dia baik, perhatian, dan tentunya sangat sayang sama aku. Bapak sering lihat Edo nganterin aku pulang malam. Nggak mau terjerumus ke hal-hal yang dilarang agama, bapak pun menyuruh orang tua Edo untuk melamar aku setelah lulus SMA. Padahal aku punya keinginan untuk meneruskan pendidikan hingga kuliah. Tapi sumpah, Om. Aku dan Edo nggak ngelakuin apa-apa. Aku hanya nemenin dia balap liar doang. Tapi bapak keburu curiga dan berprasangka buruk! Yah rencananya kami dinikahkan!" jelas Hanum panjang lebar.

"Lalu, kenapa dia kabur? Katanya kalian saling mencintai! Saling sayang!" ledek Ken.

"Nah, itu. Aku juga nggak paham, kenapa Edo sampai kabur?" Hanum menunduk, matanya kembali mengembun. Dia sudah tidak sanggup berbicara. Tak terasa air mata mengalir di pipinya.

Meski Ken sedikit nakal pada wanita, dia adalah sosok pria yang nggak tegaan. Apalagi melihat seorang wanita menangis di depannya.

"Sudah. Sudah. Jangan menangis. Aku minta maaf kalau membuatmu sedih."

"Hanum cuman nggak habis pikir, Om. Kenapa Edo tega ninggalin Hanum disaat kami akan menikah?" Hanum masih terisak, "Andai sejak awal dia mau membatalkan pernikahan, kejadiannya nggak akan kayak gini. Bapak nggak meninggal. Om pun nggak perlu nikahin Hanum!"

"Hey, kamu ngomong apa sih?" Ken mengusap air mata yang sudah mengalir ke pipi Hanum, "Semua sudah takdir. Tidak ada yang bisa melawan takdir Tuhan, Hanum!"

Hanum mengangkat kepalanya menatap Ken, "Seandainya Om tidak tahan dengan Hanum, Om boleh meninggalkan Hanum. Atau jika istri Om marah pada Om karena menikahi Hanum, saat itu juga Om boleh meninggalkan Hanum. Hanum tidak apa-apa! Sungguh!"

Mendengar itu Ken terkekeh kecil, "Istri yang mana? Aku belum menikah!"

Hanum mendongak, lalu menatap lurus manik indah Ken, "Om belum menikah? Bapak saja sudah punya anak sebesar aku. Masa Om belum _____!"

"Hahaha!" Ken sudah tidak bisa menahan tawanya. Hanum itu cantik, manis, menggemaskan, dan juga sangat lucu.

"Bapak kamu itu menikah muda. Lulus SMA dia sudah nikah. Yah, tentu saja anaknya sebesar kamu!"

"Lalu, kenapa Om belum menikah? Padahal Om kan sudah _____!"

"Tua, maksud kamu?"

Hanum meringis, merasa tidak enak kalau mengatai Ken tua. Tapi kalau diperhatikan lebih seksama, Ken itu tampan. Malah sangat tampan diusianya yang sangat matang. Eh ...

"Bukan aku yang ngomong. Om sendiri loh yang ngomong!" Hanum terkikik kecil.

"Aku ini bukan tua. Tapi matang!" Ken tidak terima kalau dirinya dikatai tua. Hanum terkekeh mendengar itu.

"Habiskan makananmu, setelah ini kita melanjutkan perjalanan lagi!"

"Emmm, apakah kita ke rumah Om?"

"Hem, tentu saja. Kau akan ke rumahku."

"Ada siapa saja di sana?" tanya Hanum penasaran.

"Hanya ada ibu dan kedua kakakku!"

Hanum mengernyit lucu.

"Hati-hati, Ibuku galak. Dia suka makan orang! Haum!" ucap Ken menirukan auman harimau.

"Ommmmm____!"

Bersambung .....

Kasih Like buat om Ken dong.....

Terpopuler

Comments

Rosliza Maznah

Rosliza Maznah

gamat

2024-09-09

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-07-29

0

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Dasar anak durjana ibu sendiri di bilang kayak Harum🤭🤭

2024-06-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79 Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80 Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81 Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82 Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83 Bab 83 : Keluarga Rakus
84 Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85 Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86 Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87 Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88 Pengumuman
89 Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90 Bab 90 : Teman Bule
91 Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92 Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93 Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94 Episode 94 : Kecelakaan
95 Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96 Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97 Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98 Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99 Bab 99 : Rencana Ngelamar
100 Bab 100 : Pengumuman
101 Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102 Bab 102 : Rumah Sakit
103 Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104 Bab 104 : Calon Mertua
105 Bab 105 : Belum Disunat
106 Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107 Bab 107 : Disunat
108 Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109 Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110 Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111 Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112 Bab 112
113 Bab 113 : Lamaran Diterima
114 Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115 Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116 Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117 Bab 117 : Rencana Melamar
118 Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119 Bab 119 : Ziarah
120 Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121 Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122 Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123 Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124 Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125 Bab 125 : Kamila Andini
126 Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127 Bab 127 : Pengumuman
128 Bab 128 : Rencana Pindah
129 Bab 129 : Akhirnya Sah
130 Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131 Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132 Bab 132
133 Bab 133 : Baba
134 Bab 134 : Selamat Ya!!!
135 Bab 135 : Karya Baru
136 Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137 Bab 137 : Papa
138 Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139 Bab 139 : Penjelasan Jane
140 Bab 140 : Akhirnya
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146 Bab 146
147 Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79
Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80
Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81
Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82
Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83
Bab 83 : Keluarga Rakus
84
Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85
Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86
Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87
Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88
Pengumuman
89
Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90
Bab 90 : Teman Bule
91
Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92
Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93
Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94
Episode 94 : Kecelakaan
95
Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96
Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97
Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98
Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99
Bab 99 : Rencana Ngelamar
100
Bab 100 : Pengumuman
101
Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102
Bab 102 : Rumah Sakit
103
Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104
Bab 104 : Calon Mertua
105
Bab 105 : Belum Disunat
106
Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107
Bab 107 : Disunat
108
Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109
Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110
Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111
Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112
Bab 112
113
Bab 113 : Lamaran Diterima
114
Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115
Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116
Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117
Bab 117 : Rencana Melamar
118
Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119
Bab 119 : Ziarah
120
Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121
Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122
Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123
Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124
Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125
Bab 125 : Kamila Andini
126
Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127
Bab 127 : Pengumuman
128
Bab 128 : Rencana Pindah
129
Bab 129 : Akhirnya Sah
130
Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131
Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132
Bab 132
133
Bab 133 : Baba
134
Bab 134 : Selamat Ya!!!
135
Bab 135 : Karya Baru
136
Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137
Bab 137 : Papa
138
Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139
Bab 139 : Penjelasan Jane
140
Bab 140 : Akhirnya
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146
Bab 146
147
Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!