Bab 6 : Ah, SHITT

"Apa kita akan tidur satu tempat tidur, Om?" tanya Hanum polos.

"Kenapa? Kita suami istri? Nggak ada salahnya kan kita tidur satu tempat tidur?"

"Emmmm, iya. Tapi….?"

"Kau tenang saja aku tidak akan meminta hak ku sebelum kau sendiri yang akan memberikannya." Jawab Ken dengan santai.

"Emmmmm, bukan begitu, Om. Aku hanya belum yakin!"

Ken menautkan kedua alisnya, "Kenapa belum yakin?"

"Pernikahan kita itu karena terpaksa. Tidak ada cinta diantara kita. Emmmm, sementara aku akan memberikan mahkota ku hanya untuk pria yang kucintai, yaitu suamiku!"

"Aku kan suamimu. Berarti kamu mau memberikannya padaku?" Ken mengerling nakal.

"Eh, maksud Hanum bukan seperti itu. Hanum akan memberikannya kalau Hanum sudah ada cinta untuk Om!"

"Baiklah. Mulai besok aku akan membuatmu jatuh cinta padaku!" ucap Kenzo percaya diri.

"Ihhhh, Om kok percaya diri sekali. Kenapa Om begitu yakin Hanum akan mencintai Om?"

"Kenapa tidak? Aku tampan. Kaya.0 Mempesona. Manly. Mandiri. Mapan. Pekerjaanku bagus. Siapa sih wanita yang akan menolak pesonaku ini?"

"Ih, kepedean!" Hanum memutar bola matanya malas.

Sementara Ken tergelak melihat tingkah lucu Hanum.

"Hanum, bolehkah aku bertanya?"

"Hem, silakan saja. Om mau bertanya apa?"

"Hanum, apa kau merasa senang dengan pernikahan ini? Emmmm, maksudku apakah kau menyesal atau tidak?" tanya Ken, ia kembali bicara pada istrinya.

"Emmm, sebenarnya aku terkejut, Om. Belum bisa menerima. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini sudah jalan hidup ku!" jawab Hanum.

"Mari buat kesepakatan!" tawar Ken.

"Maksud Om?"

"Kamu kan tahu, aku ini pria dewasa. Aku butuh kehangatan seorang wanita. Emmm….! Kau pasti mengerti kan maksudku!"

Meski Hanum masih berusia 19 tahun, ia sangat paham apa yang dimaksud oleh suaminya.

"Iya, Om, Hanum paham!"

"Aku tidak mungkin mencari kehangatan di luar sana. Karena sekarang sudah ada kau di sisiku!"

"Iya, Om. Tapi beri waktu Hanum untuk mengenal Om lebih jauh lagi. Hanum janji, jika Hanum sudah siap, Hanum sendiri yang akan mengatakannya."

"Kapan?"

"Emmmm, beri Hanum waktu 1 bulan!"

"No, itu sangat lama. Emmm, aku ini pria normal, Hanum."

"Tapi….!"

"Dua Minggu. Aku akan memberikan kamu waktu 2 Minggu untuk mempersiapkan dirimu!"

Mulut Hanum ternganga lebar, dia tidak membalas ucapan Ken lagi. Dia memilih untuk tidur, karena tubuhnya juga sudah lelah dan mengantuk. Berbeda dengan Hanum, berbeda pula dengan Ken. Ken malah tidak memejamkan matanya.

Dia yang terbiasa tidur sendiri, dengan adanya Hanum disisinya, membuat Ken terjaga semalaman. Apalagi melihat Hanum tertidur pulas hanya mengenakan daster tanpa lengan, tentu saja itu sangat mengganggu mata dan otak Ken.

Ken terasa bingung, seolah-olah dihantui oleh keinginannya untuk menyentuh Hanum, namun ia sadar bahwa gadis itu masih terlalu muda dan polos. Kepusingan yang mendera membuatnya memutuskan untuk menghubungi temannya, berharap mendapatkan solusi yang tepat untuk kegelisahan yang mendera hatinya.

Begitu menyadari Ken pergi dan tidak kembali lagi ke kamar, Hanum membuka matanya perlahan, mengakui bahwa tadi ia hanya berpura-pura tidur agar terhindar dari pertanyaan-pertanyaan Ken yang mungkin muncul. Hanum mencoba mengumpulkan kekuatannya, beradaptasi dengan lingkungan baru dan kamar barunya. Di dalam hati, ia tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri—apalagi istri sahabat ayahnya, bukan pria yang selama ini dicintainya.

Lamunan tentang Edo menyelimuti pikiran Hanum. Andai saja Edo tidak meninggalkannya begitu saja, mungkin kini Hanum sudah menjadi seorang istri yang bahagia, bersama pria yang tulus dicintai dan mencintainya. Namun realitas berkata lain. Edo menghilang, tanpa memberikan penjelasan yang pasti, meninggalkan Hanum tersungkur dalam kepedihan di atas pelaminan.

Hanum menghela nafas berat, mengekang rasa sakit yang menggelayuti hatinya. Tanpa terasa, air matanya mengalir deras, mencuci pilu yang tersimpan dalam lubuk jiwanya yang paling dalam. Tanpa ia sadari, air matanya mengalir begitu saja.

"Kenapa bapak meninggalkan Hanum? Hanum merasa asing di sini, Pak!" gumam Hanum sambil terisak.

Setelah melamunkan nasib dirinya, akhirnya Hanum pun merasa mengantuk. Rasa lelah dan keadaannya yang sedih membuat mata Hanum berat untuk tetap terbuka. Tangannya mencari-cari bantal untuk mendukung kepala yang terasa begitu berat. Kasur milik Om Ken memang sangat nyaman, berbeda jauh dengan kasur yang ada di rumahnya, yang keras dan tipis. Tak butuh waktu lama, lelap pun menyelimutinya.

Ken pulang pukul 2 malam. Suasana rumah terasa sangat sepi. Semua orang sudah tertidur di kamarnya masing-masing, bahkan langkah kaki Ken terasa menggema seiring langkahnya semakin dalam ke dalam rumah. Ia merasa sedikit kesal setelah perbincangan yang ia lakukan bersama temannya belum lama tadi. Bukannya mendapatkan solusi, kata-kata nasihat yang ia harapkan justru berubah menjadi candaan mengejek. Ken hanya bisa menghela napas panjang sambil merapikan barang bawaannya sebelum akhirnya menuju ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Ken menelan ludahnya kasar. Ia melihat Hanum tidur dengan posisi telentang, tanpa memakai bra. Karena bra berwarna merah maroon, tergeletak persis di sebelah Hanum.

"Apa Hanum Hanum tidur tidak memakai bra?" Kenzo bergumam sendiri.

"Apa-apaan dia? Dia sadarkan kalau aku seorang pria dewasa. Kenapa tidurnya seperti itu?"

Ken mendekati tempat tidur dimana Hanum sedang tertidur pulas. Lagi lagi dia harus menelan salivanya kasar saat melihat dua tonjolan kecil tercetak jelas di depannya.

"Ah, SHITT!"

Seketika rudalnya mulai berkembang. Celananya menjadi sesak karena rudalnya terlalu aktif setelah melihat tonjolan itu. Berkali-kali Ken mengumpati dirinya sendiri.

Buru-buru dia pergi ke kamar mandi untuk melepaskan segala beban dan hasratnya yang sudah berada di ubun-ubun kepala. Dan akhirnya berkat Miss Lux, dia berhasil mendapatkan pelepasannya.

Wajah sumringah tersungging di bibir Ken, setelah itu barulah ia bisa tidur di samping Hanum dengan nyaman menyusul istrinya ke alam mimpi.

To be continued ....

Terimakasih yang sudah mendukung novel ini. Beri dukungannya untuk Om Ken dong dengan rate bintang 5, like, favorit, bunga, dan vote. Author sangat berterimakasih sekali....

Baca terus kisah ini, Kisah cinta manis antara dua insan manusia dengan perbedaan usia yang cukup jauh namun akhirnya mereka disatukan dalam ikatan suci pernikahan.

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terimakasih semuanya....

Terpopuler

Comments

Gagas Permadi

Gagas Permadi

Sian bgt si Ken🤣🤣🤣

2024-04-17

0

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Om pingin mimi.....

2024-04-22

0

CintaAfya

CintaAfya

aduuuhh sabar ya Om Ken...tak akan lari Gunung yg dikejar🤣🤣🤣🤣

2024-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!