Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu

Ternyata, dua kakak ipar Hanum bagai jelmaan iblis, betapa kejam dan tidak berperikemanusiaan mereka. Kemarin, Hanum berhasil lolos dari cengkraman kedua wanita itu, namun kali ini, nasibnya tak seberuntung itu. Sofia dan Monika mengeluh pada Mama Ambar tentang luka cakaran di tangan dan wajah mereka, lalu ujung-ujungnya Hanum lah yang kena hukuman.

Kini, Hanum dihukum untuk membersihkan air kolam renang yang luasnya sungguh menguji kesabaran.

"Astaga, ini rumah atau penjara, sih? Baru pulang kuliah, udah disambut hukuman. Kenapa harus ada aturan ketat seperti ini?" keluh Hanum dalam hati, sambil tangannya terampil menggerakkan leaf skimmer untuk membersihkan kolam.

"Itu yang di sana juga!" teriak Sofia dengan suara lantang, menyadarkan Hanum dari lamunannya. Dia menoleh, menahan emosi yang mendidih, dan berusaha menghadapi segala perlakuan kejam wanita itu. Setiap sentuhan leaf skimmer, seolah-olah menjadi bentuk perjuangan Hanum dalam menghadapi kekejaman hidup, meneguhkan tekadnya untuk terus bertahan.

Hanum melangkah perlahan menuju tepi kolam renang yang cukup dalam, hatinya berdebar kencang dan ragu-ragu.

"Aku benar-benar takut jatuh ke dalam air," gumamnya pelan, raut wajahnya menunjukkan ketakutan.

Rasa cemas itu bermula dari sebuah trauma masa lalu yang tak pernah pudar. Hanum merasa air yang melingkupinya adalah simbol takdir gelap yang siap menelannya kapanpun.

Dengan tubuh gemetar, Hanum melangkah penuh kewaspadaan, seolah takut tersandung sesuatu. Namun entah siapa, tiba-tiba saja ada tangan jahat yang mendorongnya kuat dari belakang. Lantai tepian yang licin membuat Hanum tergelincir, dan gadis cantik itu tak kuasa menahan tubuhnya yang jatuh ke dalam kolam renang.

Sebagai seseorang yang tak bisa berenang, Hanum berusaha keras meminta tolong pada Sofia yang hanya tersenyum sinis. Wanita itu tertawa lebar, diikuti tawa Monika yang juga tak kalah mengejek. Namun, yang membuat Hanum merasa terhempas adalah melihat mama Ambar, yang juga berdiri di antara mereka. Tak mampu mengingkari kebenaran di hadapannya, pikiran Hanum mendadak menjerit: "Apakah ini memang direncanakan?"

Tenaga Hanum semakin lama semakin menipis. Tak terhitung banyaknya air yang tanpa sengaja ia telan, hingga perutnya terasa kembung. Tubuh Hanum mulai tenggelam ke dasar kolam, kelemahan merajai dirinya. Beberapa detik sebelum kesadarannya lenyap, ia merasakan benturan keras di kepalanya - darah segar mengalir dari lukanya, memenuhi permukaan air di atasnya.

"Pak, sepertinya Hanum tidak bisa bertahan! Maafkan Hanum yang sudah mengecewakan bapak, Pak!"

Sebelum menutup mata, Hanum sempat menangkap bayangan tubuh tinggi tegap yang meraih dirinya. Namun sayang, kesadarannya perlahan memudar.

"Hanum, bangun!" Teriakan itu berasal dari Ken. Pria itu datang tepat saat Hanum terjerembab ke dasar kolam, menyerah pada cengkraman air yang mengancam jiwanya.

Tanpa keraguan, pria itu melompat, mengambil risiko diri demi menyelamatkan nyawa istrinya. Ken membawa tubuh Hanum kembali ke permukaan, mengepalkan tangan, dan memberikan pertolongan pertama untuk mengeluarkan air yang sempat tertelan sang istri.

"Ayo, Sayang, bertahanlah! Keluarkan semua air yang ada di perutmu!" Desakan Ken dengan getir, masih berusaha mengeluarkan air dari tubuh istrinya.

Dalam kerapuhan hatinya, dia memohon, "Ayo, Sayangku, wanita hebatku! Aku tahu kamu bisa melalui ini. Jangan menyerah!" Ken berusaha mengeluarkan air yang tertelan sang istri.

Hingga sepuluh menit berlalu, dan ....

Uhuk ... Uhuk ... Uhuk...

Dengan terengah-engah, Hanum mengeluarkan semua air yang menggenangi perutnya, terbatuk-batuk tak terkontrol. Ken, dengan penuh perhatian, mengusap punggung Hanum dengan lembut, berusaha menenangkannya. Bi Nur dan beberapa asisten yang ditugaskan menjaga Hanum hanya bisa menyaksikan dari kejauhan, ketakutan yang membuncah membuat mereka menunduk, tak berani mendekat.

Perlahan, Ken mengalihkan pandangannya, menatap tajam ke arah Mama Ambar dan kedua kakaknya. Ekspresi wajah mereka berubah drastis; kaget dan ketakutan menyelinap di balik tatapan tajam yang diterima dari Ken. Mereka bisa merasakan gelombang kemarahan yang tersimpan rapat dalam sanubari adik mereka, seolah akan meledak kapan saja.

Entah apa yang sedang terbersit di benak sang adik, namun satu hal yang pasti, mereka yakin bahwa Ken saat ini sedang menahan amarahnya, bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya.

"Bi Nur, ambilkan handuk bersih!" teriak Ken menggema di seluruh penjuru ruangan.

"Baik, Tuan." Sahut Bi Nur lekas mengambil handuk bersih.

Wanita itu kembali dengan membawa handuk bersih, dan memberikannya pada sang majikan. Ken menerimanya, lalu membungkus tubuh pucat Hanum dengan handuk tersebut. Yah, Ken akan membawa istrinya ke rumah sakit.

"Ada apa ini?" tanya seorang pria yang usianya lebih tua sedikit dari Ken menatap heran melihat Ken membopong tubuh seorang gadis dengan terburu-buru.

Dia adalah Harun. Suami Monika. Pria itu baru pulang dari perjalanan bisnisnya. Entah bisnis apa yang sedang dilakoninya, tidak ada seorang pun yang tahu.

"Bro, bantu aku!" ujar Ken pada pria itu, "Antarkan kami ke rumah sakit!" titah Ken penuh penekanan.

"Oh, Oke. Tapi.....siapa gadis cantik yang kau bawa, Ken?"

"Istriku!" sahut Ken datar, "Cepetan! Malah bengong!" sentak Ken sedikit kesal.

"Oh, baiklah. Naik ke mobil!" ujar pria tersebut.

Ken meletakkan tubuh istrinya di kursi penumpang dengan dirinya juga ikut duduk di sana. Sementara Harun fokus membawa mobilnya menuju rumah sakit.

"Kenapa dengan istrimu, Ken? Wajahnya sangat pucat!"

"Aku nggak tahu. Pulang dari luar kota, aku mendapati dia dalam keadaan tenggelam di kolam renang. Dan tak ada satupun orang yang menolongnya!" jelas Ken terlihat putus asa.

"Kau sudah menikah Ken? Kenapa tak memberitahu ku?" tanya Harun mengernyitkan alisnya.

"Ck, buat apa? Emang kamu peduli?"

"Tapi kita adalah keluarga!"

"Hahahaha, keluarga?" Ken terkekeh geli, "Rasanya sangat lucu kau mengatakan kalau kita keluarga! Kau sendiri saja tidak jelas. Meninggalkan istri sampai berbulan-bulan lamanya. Bahkan aku sama sekali tidak pernah melihatmu seperti suami kebanyakan. Kau hobi sekali berkeliling dunia, sebenarnya bisnis apa sih yang sedang kau kerjakan?" cemoh Ken pada Harun.

Bukannya marah, pria itu malah tersenyum sumbang, "Adalah. Yang terpenting aku bisa memberikan nafkah yang layak untuk kakakmu itu. Kau tau sendiri gaya hidup Monica yang serba mewah, aku harus bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi uang untuk membuat senang kakakmu!"

"Untuk apa kau terus hidup bersamanya, kalau kau tidak bahagia!" ejek Ken tersenyum hambar.

Harun, salah satu sahabat baik Ken, yang juga rekan bisnis, awalnya dekat dengannya karena sering bekerja bersama dalam proyek-proyek perusahaan. Namun, begitu Harun menjadi bagian keluarga Alvaro, jarak di antara mereka semakin melebar dan suasana pun berubah menjadi canggung. Ken menyadari, dibalik perubahan itu terdapat rasa kecewa Harun padanya.

Mata Harun kala itu tajam menatap Ken. Di saat yang genting, sahabatnya ini telah membuat kesalahan dengan melibatkan Harun untuk menikahi Monica. Padahal sebelumnya, Harun telah menjelaskan secara jelas kepada Ken bahwa hubungan antara dirinya dan Monica hanya kesalahpahaman semata.

Tetapi Ken tetap keukeh menuntut Harun menikahi Monica, dan saat itu pula emosi Harun mencapai puncaknya. Amarah yang terpendam dan keyakinan yang dilanggar menjadikan Harun putus asa. Harun pun akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerjasama perusahaannya dengan Varo Ltd sepihak, mengubur pertemanan lama dan harapan masa depan perusahaan mereka pupus sudah.

"Andai aku punya pilihan!" ujarnya.

Bersambung ....

Kasih like dan vote buat Om Ken....

Terpopuler

Comments

Rini Shop

Rini Shop

pindah ke apartemen Napa Ken

2024-03-29

0

Fang

Fang

Untung om Ken datang

2024-03-01

1

Setitik Embun

Setitik Embun

Untung Om Ken datang tepat waktu.... syukurlah.....😁😁

2024-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!