Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum

"Wow, enak sekali hidup kamu! Pulang kuliah langsung naik ke atas, terus muncul kalau perut lapar. Merasa jadi ratu dirumah ini ya?" nyinyir Sofia mengulas senyum sinis.

"Maaf, Kak. Aku memang baru pulang kuliah!" jawab Hanum. Hanum berani menjawab pertanyaan dari Sofia, karena sudah diizinkan oleh Ken.

"Alah, alasan saja! Setidaknya bantu-bantu pekerjaan bibi kek!" sahut Monika tidak tinggal diam ingin membully Hanum juga.

"Nanti setelah saya meletakkan tas, aku bantu bibi!" ujar Hanum.

"Ya sudah sana! Ganti baju, lalu langsung turun bantu bibi cuci semua korden jendela!" ucap Sofia telak.

"Cuci korden?" Hanum mengernyit.

"Iya. Cuci semua korden di rumah ini!" tegas Sofia.

"Tapi di rumah ini kan banyak art, kenapa harus aku yang mencuci? Percuma dong kalau suamiku bayar mereka, tapi tetep aja nyonya rumah yang turun tangan!" balas Hanum, membuat kedua kakak iparnya melotot tajam.

"Oh, kau sudah berani menjawab dan melawan rupanya!" geram Sofia.

"Aku nggak mau mencuci korden. Itu bukan tugasku!" Hanum keukeh tidak mau melakukan perintah Sofia dan Monika. Lagipula mereka orang kaya, kenapa tidak membawa korden lebar itu ke laundry. Kenapa harus dirinya yang melakukannya? itu yang ada di pikiran Hanum.

"Oh, berani melawan perintah kami.....!"

"Aku hanya akan mematuhi perintah suami. Tapi kalau kakak yang memerintah, aku minta maaf! AKU NGGAK MAU!" tolak Hanum tegas.

"Berani sekali kau...!" Sofia yang geram mengepalkan tangannya erat, sambil mendekat dengan cepat pada Hanum, keganasannya terpancar jelas di matanya.

Dalam sekejap, Sofia meraih rambut Hanum dengan kuat, menariknya hingga membuat Hanum meringis kesakitan. Hanum tidak tinggal diam, ia lantas mengumpulkan tenaganya untuk melawan. Tangannya terulur dengan cepat dan penuh kekuatan, mencengkeram erat rambut Sofia.

Mereka terlibat dalam aksi tarik-menarik rambut yang semakin brutal, saling menahan sakit dan amarah yang terus menggebu. Sementara itu, Monika serta pelayan-pelayan di sana hanya bisa menyaksikan ketegangan memuncak dan perkelahian seru antara mereka.

Monika tidak mampu menahan diri lagi melihat pertarungan tersebut. Ia akhirnya melibatkan diri, menyerang Hanum dengan segenap kekuatannya. Kini, Hanum harus berhadapan dengan dua wanita yang ganas sekaligus, bagaikan seekor singa yang terjepit di antara dua musuh berbahaya.

Keringat mengucur deras, tatapan kosong bercampur marah, dan teriakan melengking memecah kesunyian di rumah mewah itu, menggambarkan betapa mereka saling terluka dan terpukul oleh peristiwa ini. Tidak ada yang tahu bagaimana konflik ini akan berakhir, tetapi satu yang pasti, akan ada luka yang sulit untuk disembuhkan.

Mereka mungkin tidak tahu, Hanum bukanlah wanita lemah seperti yang terlihat. Bukan hanya mampu diam dan menangis saat ditekan, mereka harus segera menyadari bahwa Hanum akan menunjukkan sisi terkuatnya saat keadaan sekitarnya mengancam nyawanya. Ketika ada orang yang mencoba mengganggunya, dia akan membalas serangan itu dengan kekuatan dua kali lipat.

Seperti saat ini, Hanum mengepalkan tangan dan menarik rambut Sofia lebih keras, membuat helai-helai rambut Sofia tercabik dan rontok, layaknya daun yang tak berdaya dihempas angin. Bukan hanya itu, balasan amarah Hanum juga mengarah pada Monika yang sebelumnya mencakar pergelangan tangannya dengan begitu beringas. Kini, dengan segenap kekuatan yang terpendam, Hanum menciptakan luka cakaran yang dalam di wajah cantik dan mulus Monika, menorehkan rasa sakit yang sempurna mengikuti garis dendam.

"Nona Sofia, Nona Monika, sudah cukup, berhenti! Tolong jangan sakiti Non Hanum lagi!" teriak Bi Nur membela Hanum. Bi Nur memang mendapatkan tugas dari Ken untuk menjaga istri kecilnya itu hingga ia kembali.

Mereka tidak mendengar teriakkan Bi Nur, mereka masih asyik dengan kegiatan mereka, saling menjambak dan mencakar.

"Non Sofia, saya mohon berhenti!" ucap Bi Nur menarik tangan Sofia, namun wanita itu dengan brutal mendorong tubuh kurus Bi Nur hingga tersungkur ke lantai.

Hanum yang melihat itu langsung tidak suka melihat kebrutalan Sofia, Hanum pun langsung membalas berkali-kali lipat mendorong tubuh Sofia hingga terjerembab dan jatuh menindih tubuh Monika. Mereka terjatuh ke lantai dalam posisi saling bertindihan.

"Beraninya!" geram Sofia dan Monika.

"Kenapa? Aku nggak takut dengan kalian!" seru Hanum.

Maniknya menoleh ke arah Bi Nur yang masih tersungkur di lantai, lalu Hanum melangkah dan membantu Bi Nur untuk berdiri.

"Bibi nggak apa-apa?" tanya Hanum dengan lembut.

"Harusnya saya yang tanya seperti itu sama nona, nona nggak apa-apa kan? Ada yang terluka? Mana yang sakit biar bibi obatin?"

"Aku nggak apa-apa, Bi. Ini hanya luka kecil saja!"

"Tapi tetep saja pasti sakit!" ujar Bi Nur.

"Cuma perih doang kok, Bi! Ini sih nggak ada apa-apanya, lihat mereka!" Hanum menunjuk muka kedua kakak iparnya yang sudah merah-merah kena cakaran Hanum. Bi Nur mau tertawa tapi ia tidak berani.

"Ayo ikut bibi, biar bibi obatin luka-luka non Hanum!" Bi Nur langsung menarik tangan Hanum naik ke lantai 2.

"Non Hanum tuh pemberani sekali menghadapi dua singa betina itu. Hebat loh!" puji Bi Nur saat mengoleskan obat merah pada luka-luka Hanum.

"Mereka yang mulai jambak aku duluan. Aku nggak terima lah! Lah wong bapakku saja nggak pernah main kekerasan, kok mereka main kekerasan duluan!"

"Loh, jadi yang memulai mereka tah?"

"Iya, mereka duluan yang mulai. Aku kalau nggak diganggu dulu, ya nggak bakalan nyerang balik, Bi!"

"Hahahaha, salut loh bibi, Non. Baru kali ini ada yang berani melawan kedzoliman mereka!"

"Loh, maksudnya?"

"Yah, mereka kalau nyuruh para art nggak nanggung-nanggung. Padahal kami punya tugas masing-masing, jam kerja juga sudah ada aturannya sendiri, tapi terkadang mereka nyuruh kami tidak sesuai aturan, kami seperti budak di zaman penjajahan saja. Dikuras tenaga dan waktu istirahat kami. Belum juga kalau kami melakukan kesalahan, dimaki-maki lah, diomelin lah, kadang juga sengaja hak kami ditangguhkan. Padahal yang menggaji kami semua tuan Ken. Tapi mereka yang nyuruh ini dan itu seenaknya!" keluh Bi Nur pada Hanum.

"Kenapa bibi nggak ngomong jujur sama suamiku?"

"Nggak berani, Non! Ancamannya satu, kami dipecat tanpa gaji terakhir. Mereka juga ngancam nggak akan membiarkan kami hidup dengan tenang. Dengan kekuasaan uang, mereka akan melakukan apa saja termasuk mencelakai keluarga kami di kampung. Makanya semua KTP setiap art di tahan sama Non Monik!" ucap si bibi terlihat ketakutan.

"Ya nggak bisa dibiarkan dong, Bi. Itu sudah termasuk tindakan kriminal karena sudah mulai ngancem segala. Bibi harus melapor ke polisi!"

"Nggak ada yang berani. Setiap hari kami kerja di rumah, nggak boleh keluar kecuali membeli sayur dan kebutuhan rumah!"

"Suami saya tahu?"

Bi Nur menggeleng, "Tuan Ken mana tahu. Tuan jarang pulang ke rumah. Biasanya tuan menginap di apartemennya! Setelah menikah dengan nona, tuan Ken pulang kesini!" jelas bibi.

"Kejam sekali perbuatan mereka! Itu namanya tidak berperipembantuan!"

"Iya betul sekali, Non!" sahut Bi Nur terkekeh geli, "Sudah bibi obati, Nona istirahat saja. Nanti malam, bibi akan mengantarkan makan malam ke sini untuk nona!"

"Tidak usah. Nanti aku beli saja, Bi!"

"Eh, nggak bisa begitu. Bibi sudah diperintahkan tuan menjaga nona selama tuan pergi!"

"Suami aku nyuruh gitu, Bi?"

"Iya. Bibi disuruh jaga nona dari dua serigala betina dan induk serigalanya! Eh, ternyata nona nggak selemah yang tuan katakan! Hebat mah pokoknya!"

"Hahaha, bibi bisa saja!", Hanum tersenyum hangat, "Terimakasih, Bi!"

"Sama-sama, Nona. Itu sudah tugas kami sebagai pelayan di sini!"

Setelah Bi Nur keluar, Hanum mulai merebahkan tubuhnya di kasur. Ia meraih ponselnya yang ada di tas. Niatnya ingin menghubungi Kenzo, tapi sayang Hanum tidak memiliki nomor Kenzo. Hanum benar-benar merutuki dirinya sendiri.

"Ah, kenapa aku nggak minta nomor om Ken sih? Aku bodoh sekali. Om Ken juga, kenapa sampai sekarang tidak menelfon atau menghubungi! Apa dia juga tidak memiliki nomor ku?" gumam Hanum.

Sementara itu, di tempat yang jauh berbeda, Ken benar-benar disibukkan dengan urusan bisnis yang selama ini ia rahasiakan dari mama tiri dan kedua kakak tirinya. Bisnis yang ia bangun dari nol dengan jerih payahnya sendiri, tanpa menggunakan nama besar Varo Ltd. sebagai jaminan. Kini, bisnis tersebut semakin berkembang pesat dan berhasil melebarkan sayapnya hingga ke luar kota. Ken merasa bangga dengan kemampuannya sebagai seorang pengusaha mandiri.

"Mungkin tak lama lagi aku akan keluar dari Varo Ltd," gumam Ken dalam hati, sedikit lega.

Semua strategi telah ia persiapkan jauh-jauh hari tanpa sepengetahuan keluarga tirinya.

Namun, di tengah kesibukannya, Ken merasa ada yang terlewat. Dia terlalu sibuk sampai belum sempat memberi kabar pada istrinya, Hanum.

Tiba-tiba, wajah cantik dan manis Hanum terlintas di benaknya, membuat hatinya tidak tenang.

"Hanum! Ah, aku lupa memberinya kabar!" batin Ken.

Bersambung ...

Buat semangat penulis, Ayo berikan komentar terbaikmu!!!!

Terpopuler

Comments

Mbr Tarigan

Mbr Tarigan

elihat kelakuan ibu tiri vs kakak tiri tentu jauh2 hari sdh mempersiapkan masa depannya saluttt

2024-05-06

0

Soraya

Soraya

buat Hanum sepuluh jempol 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍

2024-04-25

0

CintaAfya

CintaAfya

bagus Hanum....jgn lemah utk menghadapi kelakuan jahat 3 org mak lampir yg licik... selagi ada kudrat tentangi mereka habis habisan..

2024-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!