Bab 14 : Melakukan Apa?

"Mas, kamu sudah pulang?" tanya Monika dengan mimik wajah takut.

"Apa yang kau lakukan pada istri Ken?" tanya Harun dengan nada tegas.

"A-ku ti-dak melakukan apa-apa, Mas!"

"Jangan bohong, Monika!"

"Sungguh aku tidak melakukan apa-apa!"

"Lalu bagaimana bisa dia tenggelam di kolam renang jika bukan kalian yang mengerjainya?"

"Aku tidak mengerjainya. Tapi kak Sofia yang sedikit menjahilinya!" sahut Monika.

"Sedikit kau bilang?" Harun tidak habis pikir dengan keluarga istrinya itu, "Dia harus dijahit bagian kening karena mengalami sobekan di sana!"

"Mas, kali ini percayalah! Aku tidak ikut-ikutan mama dan kak Sofia!"

"Tapi tetap saja kau mendukung perbuatan tidak baik mereka!"

"Yah mau bagaimana lagi, mereka keluargaku, Mas!"

"Itulah yang tidak kusuka dari sifat mu, Monika. Kau ini tidak punya pendirian. Kau selalu menjadi bayang-bayang mereka!"

"Massss!"

Harun segera berlalu masuk ke kamar mandi, kesabaran hatinya telah habis dengan semua kelakuan anggota keluarga istri yang membuat ia tak tahan. Sombong, arogan, egois, dan angkuh, itulah karakteristik menyakitkan yang selama ini Harun rasakan.

Tak ada keharmonisan, tidak ada ketenangan, bahkan rasa bahagia pun hanya menjadi angan-angan belaka. Harun merasa terperangkap dalam lingkaran pekat kesedihan, tiada cahaya kebahagiaan yang mampu menerangi jiwanya. Maka dari itu, Harun seolah-olah tercekik ketika harus tinggal di rumah mewah milik Alvaro yang nyaris menjadi penjara bagi hatinya.

Tok .... Tok .... Tok

"Mas, buka! Aku mau bicara!"

Tok .. Tok ... Tok

"Massss!"

Cekreek....

Tatapan Monika terpaku kala melihat sang suami sudah rapi keluar dari kamar mandi.

"Kamu mau kemana, Mas?" tanya Monika mengekor dibelakang Harun.

"Aku ada urusan!" jawab Harun singkat, menambah kecurigaan Monika.

"Kamu baru sampai loh, Mas. Masa mau pergi lagi!" kesal Monika melihat suaminya sudah rapi dan hendak pergi lagi.

Harun menghela nafasnya panjang, "Maaf aku harus pergi!" jawab Harun.

"Jadi benar apa yang dikatakan mama dan Kak Sofia. Kamu selingkuh kan, Mas? Kamu menduakan aku, Mas?" teriak Monika dengan raut wajah merah padam.

Langkah Harun terhenti mendengar teriakkan sang istri, ia menatap dalam manik Monica yang sudah berlinangan air mata.

"Katakan! Apa benar kau selingkuh? Apa benar kau menduakan aku? Hah!" seru Monika seraya memukuli dada suaminya.

"Kenapa kau bisa berasumsi seperti itu?" tanya Harun mendongakkan kepalanya, menatap tajam manik sang istri.

"Kak Sofia bilang, suami yang tidak betah di rumah dan jarang pulang, pasti memiliki wanita idaman lain di luaran sana. Jika memang itu benar, aku bersumpah, Mas. Aku tidak akan membiarkan hidup kalian bahagia. Terutama selingkuhan mu itu!"

"Aku baru saja pulang, Monika!" sentak Harun, "Harusnya kau instrospeksi diri dan sadar! Kesalahan apa yang membuatku tidak betah hidup denganmu!" setelah mengatakan itu Harun langsung menyambar jaket dan kunci mobilnya.

"Kamu mau kemana?"

"Aku ingin menenangkan diri. Lama-lama berbicara denganmu, aku bisa semakin gila!"

"Mas jangan pergi! Kamu baru kembali! Masssss!"

"Massss!"

Teriakan Monika seakan tenggelam ditelan angin, tak sedikit pun menggugah hati suaminya. Harun sudah terlanjur diliputi amarah dan kejengkelan oleh tuduhan-tuduhan Monika. Padahal seharusnya dia merengkuh istirahat di kasur setelah pulang dari perjalanan bisnis, namun istrinya langsung melontarkan berbagai tuduhan padanya. Tentu saja, hal ini membuat Harun berang.

Namun, sejujurnya apa yang Monika katakan bukanlah kebohongan belaka. Di balik diam-diam, Harun telah menikahi seorang wanita lain. Wanita sederhana yang bisa memberinya rasa hormat dan kasih sayang sebagai seorang suami. Namun pria itu terlalu pengecut untuk mengakui pernikahan sirinya di hadapan Monika.

Sebenarnya bukan masalah pengakuan semata yang menjadi pertimbangan Harun. Yang lebih menyiksanya, Harun takut apabila Monika mengetahui pernikahan siri yang telah ia lakukan, istrinya akan mengambil tindakan nekad untuk menuntaskan perasaan cemburunya. Dan akhirnya, kebahagiaan yang baru saja ia raih bersama istri siri akan sirna tanpa jejak.

*

*

*

Sementara ditempat lain, Hanum mulai mengerjapkan mata, mengedarkan pandangannya pada setiap sudut ruangan serba putih tersebut. Ia merasa sangat asing, namun begitu melihat kedatangan Ken mengulum senyum tipis, Hanum sekarang baru ingat kalau dia kini sedang berada di rumah sakit.

"Om!" begitu Ken mendekat Hanum langsung berhambur ke pelukan suaminya.

"Om yang menyelamatkan aku ya? Hiks! Untung Om datang tepat waktu, kalau tidak....!"

"Kenapa Om meninggalkan aku sendiri di rumah? Kenapa om tidak mengajakku saja?" cecar Hanum membuat bibir Ken berkedut.

"Hey, maaf ya! Tapi aku janji lain kali aku tidak akan meninggalkanmu sendiri di rumah. Bagaimana dengan lukamu? Masih sakit?" Ken mengusap lembut kening Hanum, dan meniupnya seperti seorang ibu meniup luka anaknya.

"Masih. Tapi aku sudah tidak apa-apa. Aku hanya takut dengan kedalaman air. Aku trauma, Om!"

"Maafkan aku ya, Hanum. Aku tidak bisa menjagamu dengan baik."

"Kenapa om pergi tanpa pamitan padaku? Om bilang perginya dua hari lagi, tapi kenapa langsung berangkat hari itu juga? Aku kesepian tanpa Om tau!" keluh Hanum pada suaminya.

"Iya, aku tau, kalau aku salah. Tapi aku kan sudah kasih pesan sama pak sopir yang menjemput kamu!"

"Tapi tetep aja beda, Om! Seharusnya om langsung pamitan sama aku. Om juga tidak menghubungi aku sama sekali. Memang Om tidak khawatir denganku?"

"Tentu saja aku khawatir, makanya aku buru-buru pulang untuk mengetahui keadaanmu." Jelas Ken terkekeh kecil, "Dan benar saja kau sedang tidak baik-baik saja. Untung aku datang tepat waktu!"

"Dengar, aku tidak memiliki nomormu. Kau juga tidak menanyakan nomorku. Tapi sekarang aku sudah menyimpan nomormu di ponsel ini. Ambilah!" Ken menyerahkan paper bag kecil kepada sang istri.

"Ini ponsel siapa, Om?"

"Ponselmu. Aku membeli baru khusus untukmu!"

"Lalu bagaimana dengan ponselku?"

"Museum kan saja ponsel bututmu itu! Masa ponselmu mirip nasi rames, pake ikat karet segala!" kekeh Ken.

Hanum tersenyum malu. Apa yang dikatakan suaminya memang benar, ponselnya seperti nasi rames. Diikat mirip bungkusan nasi. Maklum ponselnya sudah lama banget. Dipake bapaknya kemudian turun temurun menjadi milik Hanum. Beberapa kali sudah sering terjatuh dan pecah, untung masih bisa buat telepon dan SMS.

"Om janji ya, jangan pergi tanpa aku! Aku takut sendirian di rumah itu!" ujar Hanum masih trauma.

"Tidak lagi, aku akan selalu di dekatmu. Jika aku pergi ke luar kota, aku akan mengajakmu!" ucap Ken tersenyum tipis, "Sekarang katakan, selama aku pergi, apa yang mereka lakukan padamu?" tanya Ken penasaran.

Hanum pun menceritakan semuanya pada sang suami. Ken nampak mendengarkan dengan penuh antusias, sesekali pria itu menghela nafasnya panjang, lalu menatap istri kecilnya dengan iba. Hanum yang cerewet kembali ceria seperti sediakala setelah kedatangan Ken dan menemaninya seharian di rumah sakit.

"Sekarang tidurlah! Aku akan menjagamu disini!"

"Tapi kalau aku terlelap, Om tidak akan meninggalkan ku kan?"

"Tidak. Aku akan stand by disini. Nanti biar aku suruh asisten ku untuk membawakan baju ganti kesini!"

"Om!"

"Hemmm!"

"Terimakasih banyak. Om menyelamatkan nyawaku. Aku pikir, aku akan mati, dan bertemu dengan bapak dan ibu di sana."

"Ish, kau ini ngomong apa sih? Menjagamu adalah kewajiban ku sebagai seorang suami. Kau adalah tanggung jawabku sekarang."

Hanum tersenyum kecil, "Tapi maaf ya, Om. Hanum belum bisa menjadi istri yang baik. Tapi setelah Hanum sembuh, Hanum akan mencobanya!" ujar Hanum lirih.

"Mencoba apa?" tanya Ken, dia pikir tadi dia salah dengar.

"Emmmm, itu, jadi istri, Om, yang baik!" lirih Hanum lagi.

"Sudah jangan pikirkan. Pelan-pelan nanti kau bisa menjadi istri yang baik!"

"Maksudku......! Melakukan itu dengan, Om!"

"Melakukan apa?" Ken mengernyit tidak paham.

"Melakukan hubungan suami istri!" seru Hanum saking kesalnya karena Ken tidak paham-paham. Sadar dengan ucapannya sendiri, Hanum langsung menundukkan kepalanya.

Entah dari mana datangnya pemikiran itu, tapi sepertinya akar permasalahannya adalah film yang Hanum tonton kemarin. Seolah mempengaruhi pikirannya, Hanum jadi yakin bahwa suaminya mencari kehangatan wanita lain, hanya gara-gara ia menolak untuk disentuh. Kesalahpahaman semakin menjadi, Hanum pun yakin bahwa Ken pergi kemarin karena marah tidak diberikan 'hak' yang diinginkannya.

Padahal kenyataannya jauh berbeda. Permasalahan sesungguhnya bukanlah hak yang ditolak Hanum, melainkan rasa kesal Ken karena istrinya enggan mengakui dirinya sebagai suami di depan teman-teman Hanum. Menurut Ken, sekalipun ia telah menginjak usia kepala tiga, ia masih memiliki daya tarik dengan penampilan gagah, tampan, dan kuat. Meskipun dirinya bukan perjaka lagi, namun ia percaya bahwa ia tetap terlihat manly.

"Benarkah ini?"

Terpopuler

Comments

Rosliza Maznah

Rosliza Maznah

hebat

2024-09-10

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

terus sehat

2024-07-29

0

Ratih Hermansyah

Ratih Hermansyah

yah om ken nya ternyata bukan perjaka lagi😁😁

2024-07-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79 Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80 Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81 Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82 Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83 Bab 83 : Keluarga Rakus
84 Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85 Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86 Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87 Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88 Pengumuman
89 Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90 Bab 90 : Teman Bule
91 Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92 Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93 Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94 Episode 94 : Kecelakaan
95 Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96 Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97 Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98 Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99 Bab 99 : Rencana Ngelamar
100 Bab 100 : Pengumuman
101 Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102 Bab 102 : Rumah Sakit
103 Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104 Bab 104 : Calon Mertua
105 Bab 105 : Belum Disunat
106 Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107 Bab 107 : Disunat
108 Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109 Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110 Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111 Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112 Bab 112
113 Bab 113 : Lamaran Diterima
114 Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115 Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116 Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117 Bab 117 : Rencana Melamar
118 Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119 Bab 119 : Ziarah
120 Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121 Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122 Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123 Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124 Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125 Bab 125 : Kamila Andini
126 Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127 Bab 127 : Pengumuman
128 Bab 128 : Rencana Pindah
129 Bab 129 : Akhirnya Sah
130 Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131 Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132 Bab 132
133 Bab 133 : Baba
134 Bab 134 : Selamat Ya!!!
135 Bab 135 : Karya Baru
136 Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137 Bab 137 : Papa
138 Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139 Bab 139 : Penjelasan Jane
140 Bab 140 : Akhirnya
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146 Bab 146
147 Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79
Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80
Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81
Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82
Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83
Bab 83 : Keluarga Rakus
84
Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85
Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86
Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87
Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88
Pengumuman
89
Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90
Bab 90 : Teman Bule
91
Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92
Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93
Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94
Episode 94 : Kecelakaan
95
Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96
Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97
Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98
Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99
Bab 99 : Rencana Ngelamar
100
Bab 100 : Pengumuman
101
Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102
Bab 102 : Rumah Sakit
103
Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104
Bab 104 : Calon Mertua
105
Bab 105 : Belum Disunat
106
Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107
Bab 107 : Disunat
108
Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109
Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110
Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111
Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112
Bab 112
113
Bab 113 : Lamaran Diterima
114
Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115
Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116
Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117
Bab 117 : Rencana Melamar
118
Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119
Bab 119 : Ziarah
120
Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121
Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122
Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123
Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124
Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125
Bab 125 : Kamila Andini
126
Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127
Bab 127 : Pengumuman
128
Bab 128 : Rencana Pindah
129
Bab 129 : Akhirnya Sah
130
Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131
Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132
Bab 132
133
Bab 133 : Baba
134
Bab 134 : Selamat Ya!!!
135
Bab 135 : Karya Baru
136
Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137
Bab 137 : Papa
138
Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139
Bab 139 : Penjelasan Jane
140
Bab 140 : Akhirnya
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146
Bab 146
147
Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!