Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan

"Aku akan melakukannya pelan-pelan!" jawab Ken tersenyum lebar.

Hanum menutup matanya erat-erat saat merasakan sentuhan Kenzo. Ken seolah-olah tak ingin melepaskan dirinya, ia perlahan menurunkan ciumannya ke leher jenjang Hanum yang putih bersih dan wangi. Jejak merah pun mulai terbentuk di permukaan kulit halus tersebut. Hanum berusaha menahan rasa nikmat yang melanda hatinya, matanya berair dan ia menutup mulutnya rapat-rapat. Ia tak ingin keluarkan suara desahan saat Ken terus menggigit dan menghisapnya dengan penuh nafsu.

"Mendesah saja tidak apa-apa. Kamar ini kedap suara. Tidak akan ada yang mendengar!"

"Mmmmpppphhhhh!" Hanum mendesah kecil. Ia merasa malu, geli, takut dan aneh pada sekujur tubuhnya, karena memang itu adalah pertama kalinya dia bersentuhan langsung dengan seorang pria.

Entah mengapa, desahan kecil tak terduga terlontar dari bibir Hanum. Selama berpacaran dengan Edo, ia tidak pernah berani melakukan kontak fisik secara intens, apalagi seintim seperti saat itu bersama Ken.

Namun, dengan berat hati, Hanum mencoba pasrah akan situasi yang tengah dihadapi.

Melihat reaksi Hanum, Ken pun semakin termotivasi. Dengan gerakan cepat, ia melepaskan kemeja yang dikenakannya dan membuangnya asal. Tangannya kemudian mulai membuka gaun yang dikenakan Hanum. Hanum merasakan merinding, ketika gaun itu akhirnya terlepas dari tubuhnya, apalagi saat merasakan tangan Ken mengelus-elus tubuhnya yang rentan. Hanum tak bisa menahan ketegangan yang melanda dirinya.

Ketika Ken hampir melepas bra dan celana dalam Hanum, tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar menyadarkan mereka. Ken langsung mengeluh frustrasi, segera mengenakan kemejanya dengan gerakan yang tergesa-gesa. Hanum pun ikut panik, segera meraih gaunnya dan mengenakannya dengan penuh kegugupan.

Di dalam hati mereka, detak jantung mereka bergemuruh bak ombak samudra. Emosi mereka teraduk-aduk, antara nafsu yang belum terpuaskan dan rasa ketakutan yang melumpuhkan pikiran. Mereka berusaha melupakan apa yang baru saja mereka lakukan, namun bayangan peristiwa itu terus menghantui benak mereka.

Mereka berdiri di tepi tempat tidur, meresapi apa yang sedang terjadi, tak mampu membendung perasaan canggung dan malu. Masing-masing berusaha menyimpan rahasia itu dalam-dalam, berharap tak ada yang mengetahui apa yang baru saja mereka coba jalani. Hingga akhirnya Ken pun mengumpat seseorang yang sudah menganggu ritualnya dengan sang istri.

Ahhhh, sial! Siapa sih? Menganggu saja! Tarzan dah otw bergelantungan! Ada saja yang menganggu! Gerutu Ken, Hanum tersenyum geli.

Setelah membuka pintu ternyata Bi Nur yang datang untuk mengantarkan makanan. Ken pun menerima tanpa menyuruh Bi Nur masuk ke dalam, lalu ia meletakkan makanan tersebut di meja yang ada di kamarnya.

"Ayo makan dulu, Sayang! Ini Bi Nur membawakan bubur untukmu!" ucap Ken meletakkan nampan berisi makanan dan minuman di meja.

"Terimakasih, Bie!" Hanum menerimanya dengan senang hati, lalu ia mengambil sendok segera melahap bubur tersebut.

Ken memperhatikan Hanum dari sudut pandangnya, pikirannya terhanyut dalam belitan fantasi romantis yang menggebu-gebu. Sebelum menikah, Ken dikenal sebagai pria petualang asmara yang senang menjelajahi berbagai pesona perempuan. Ketenaran melingkari sosoknya, namun hatinya selalu merasa kosong dan haus akan cinta serta kasih sayang yang tulus dan abadi.

Dalam mengejar petualangan cintanya, Ken selalu berhati-hati, mengedepankan perlindungan diri demi menghindari risiko yang tidak diinginkan. Akan tetapi, pertemuan dengan Hanum telah mengubah segalanya. Seolah tersihir, keinginan Ken untuk berganti-ganti pasangan sirna seiring berlalunya waktu. Kini, gairah yang pernah membara dalam hatinya kian meredup, seakan terkikis oleh arus perasaan yang mulai luruh demi satu hati, satu cinta.

Hanum telah membawa perubahan pada Ken, memaknai hidupnya dengan cinta yang sejati dan tak tergantikan. Seiring berjalannya waktu, sebuah harapan perlahan mulai tumbuh di dalam hati Ken, bahwa ia mungkin bisa menemukan cinta yang sesungguhnya dan melupakan kegelisahan di masa lalunya.

"Enak?" tanya Ken melihat Hanum begitu lahap menikmati makanannya. Tangannya terulur, mengelap bubur yang menempel di sudut bibir sang istri

"Enak, Bie. Bi Nur memang sangat pandai memasak!" puji Hanum pada Bi Nur yang sudah memasak makanannya. Ken senang melihat Hanum lahap memakan makanannya. Ia pun tersenyum, melihat sang istri tidak malu-malu lagi.

"Bie, aku boleh bertanya tidak?" tanya Gadis itu mengulum senyum manis. Senyumnya itu mengingatkan dirinya dengan wanita masa lalu. Wanita yang pernah sangat ia cintai dengan segenap jiwa.

Ken langsung mengernyitkan alisnya, "Mau bertanya apa? Tanya saja, memang aku melarang mu bertanya!"

Hanum tertawa cekikikan.

"Emmm, apakah Hubby pernah jatuh cinta?" tanya Hanum tiba-tiba.

Uhuk ... Uhuk ... Uhuk

Pertanyaan Hanum membuat Ken terkejut sampai terbatuk-batuk.

"Bie, pelan-pelan saja makannya! Lagipula aku tidak akan merebut makananmu karena aku sudah kenyang!" celetuk gadis itu membuat Ken langsung memutar bola matanya malas. Hanum menyodorkan gelas yang berisi air mineral untuk suaminya, Ken langsung meminumnya.

Aku terbatuk-batuk karena mendengar pertanyaanmu Hanum! Kenapa dia tiba-tiba bertanya soal percintaanku? batin Ken dalam hati.

"Bie, jawab!" Ken pikir Hanum lupa akan pertanyaannya, ternyata tidak. Gadis itu kembali bertanya.

"Apa yang harus kujawab?"

"Ya itu tadi pertanyaanku. Hubby pernah jatuh cinta tidak?"

"Pernah." Balas Ken.

"Wah, ternyata Hubby pernah jatuh cinta. Lalu, kenapa sampai sekarang Hubby belum pernah menikah?" tanya Hanum dengan konyolnya.

"Dia jatuh cinta pada pria lain." Sahut Ken.

"Oh, jadi cinta Hubby bertepuk sebelah tangan?" Hanum malah tertawa renyah seperti sedang mengejek.

"Jangan tertawa! Tidak lucu!" muka Ken sudah ditekuk mirip koran bekas.

"Siapa wanita yang tidak beruntung itu? Padahal Hubby kan ganteng, keren, cool, macho dan paling penting kaya! Hehehehe!" kekeh gadis kecil itu menekan kata 'Kaya'.

Ken menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Krikk ... Krikk .... Krikk

Wanita yang tidak beruntung itu ibumu, Hanum! Tapi aku beruntung karena mendapatkan kamu! Masih muda, cantik, dan kinyis-kinyis! Eh ....

Dan bapak kamu yang lebih dulu mendapatkan cinta ibumu? Aku sakit hati, Hanum. Hingga saat itu aku memutuskan untuk pergi, dan melanjutkan kuliah ke luar negeri.

Ah, sayangnya, ucapan itu hanya Ken simpan dalam hati. Biarlah dia simpan nama Miranti dalam hatinya, hanya ia dan Arman yang tahu tentang kisah cintanya saat itu.

Wkwkwkwk....

Bersambung .....

Heyyyy, semuanya!!!! Apa kabar???? Ini dobel update ya!!!!

Mana semangatnya nih??? Ayo dong kasih vote untuk karya ini biar melambung tinggi!!! Setinggi bintang di langit. Yea Yea ....

Kasih bunga boleh, bantu promosi di IG atau FB kalian????? Boleh banget.......🤭🤭

Tetap klik like, vote, rate bintang 5, nanti aku Carikan visualnya.... Terimakasih banyak.....

Muuuuuuuuaaaaaaaccccchhhhhh ...

Terpopuler

Comments

Bundanya Aulia

Bundanya Aulia

pending lagi,,,😊

2025-01-04

0

Rosliza Maznah

Rosliza Maznah

harus

2024-09-10

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79 Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80 Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81 Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82 Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83 Bab 83 : Keluarga Rakus
84 Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85 Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86 Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87 Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88 Pengumuman
89 Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90 Bab 90 : Teman Bule
91 Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92 Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93 Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94 Episode 94 : Kecelakaan
95 Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96 Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97 Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98 Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99 Bab 99 : Rencana Ngelamar
100 Bab 100 : Pengumuman
101 Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102 Bab 102 : Rumah Sakit
103 Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104 Bab 104 : Calon Mertua
105 Bab 105 : Belum Disunat
106 Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107 Bab 107 : Disunat
108 Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109 Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110 Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111 Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112 Bab 112
113 Bab 113 : Lamaran Diterima
114 Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115 Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116 Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117 Bab 117 : Rencana Melamar
118 Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119 Bab 119 : Ziarah
120 Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121 Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122 Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123 Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124 Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125 Bab 125 : Kamila Andini
126 Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127 Bab 127 : Pengumuman
128 Bab 128 : Rencana Pindah
129 Bab 129 : Akhirnya Sah
130 Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131 Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132 Bab 132
133 Bab 133 : Baba
134 Bab 134 : Selamat Ya!!!
135 Bab 135 : Karya Baru
136 Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137 Bab 137 : Papa
138 Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139 Bab 139 : Penjelasan Jane
140 Bab 140 : Akhirnya
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146 Bab 146
147 Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79
Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80
Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81
Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82
Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83
Bab 83 : Keluarga Rakus
84
Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85
Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86
Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87
Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88
Pengumuman
89
Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90
Bab 90 : Teman Bule
91
Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92
Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93
Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94
Episode 94 : Kecelakaan
95
Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96
Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97
Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98
Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99
Bab 99 : Rencana Ngelamar
100
Bab 100 : Pengumuman
101
Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102
Bab 102 : Rumah Sakit
103
Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104
Bab 104 : Calon Mertua
105
Bab 105 : Belum Disunat
106
Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107
Bab 107 : Disunat
108
Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109
Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110
Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111
Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112
Bab 112
113
Bab 113 : Lamaran Diterima
114
Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115
Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116
Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117
Bab 117 : Rencana Melamar
118
Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119
Bab 119 : Ziarah
120
Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121
Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122
Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123
Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124
Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125
Bab 125 : Kamila Andini
126
Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127
Bab 127 : Pengumuman
128
Bab 128 : Rencana Pindah
129
Bab 129 : Akhirnya Sah
130
Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131
Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132
Bab 132
133
Bab 133 : Baba
134
Bab 134 : Selamat Ya!!!
135
Bab 135 : Karya Baru
136
Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137
Bab 137 : Papa
138
Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139
Bab 139 : Penjelasan Jane
140
Bab 140 : Akhirnya
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146
Bab 146
147
Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!