Bab 11 : Hanum Muram

"Om serius mau ke luar kota?" tanya Hanum dengan nada cemas, sambil mencoba memasangkan dasi di leher suaminya.

Meskipun tubuh Hanum lebih pendek daripada Ken, ia tetap semangat dan fokus pada tugasnya. Ken tersenyum melihat kegigihan istrinya, lalu ia membungkuk perlahan, agar sejajar dengan Hanum. Dengan perlahan, Hanum menggerakkan jari-jarinya yang lincah untuk menyempurnakan simpul dasi tersebut. Saat mereka saling menatap, suasana haru dan kehangatan memenuhi ruangan.

"Iya. Aku keluar kota hanya dua hari!" ucap Ken tersenyum lembut.

"Aku boleh ikut?"

"Kau kan baru satu hari kuliah! Masa mau libur?"

"Iya juga sih." Wajah Hanum nampak muram.

Sebenarnya Hanum sudah terbiasa dengan adanya Ken disisinya. Saat Ken mengatakan akan pergi untuk mengurus perusahaan cabang, entah kenapa Hanum merasa tidak rela.

"Jangan muram, aku hanya akan pergi selama dua hari, bukan dua tahun. Andai saja kau libur, pasti aku akan mengajakmu!"

"Baiklah."

"Ambil ini, Hanum!" Ken menyerahkan satu buah ATM pada istrinya.

"Apa ini, Om?"

"Itu ATM, masa kau tidak tahu!"

"Ya, aku tahu. Maksudku untuk apa?"

"Anggap saja itu nafkah dari ku. Sudah ada uangnya di ATM itu. Kamu bisa mempergunakannya untuk keperluan mu. Setiap bulan aku akan mentransfer sebagai nafkah dari ku. Kau juga bisa mentraktir teman-temanmu di kampus. Pokoknya, pandai-pandailah mengaturnya!" ucap Ken pada sang istri, "Oya, satu lagi, nomor pin-nya sesuai dengan tanggal pernikahan kita!"

"Baiklah, Om. Hanum paham!" Hanum menyimpan kartu ATM itu di dompetnya.

******

Sebelum berangkat ke kantor, Ken mengantar Hanum ke kampus. Sesampainya di area parkir kampus, Hanum disambut hangat oleh seorang gadis muda yang sepertinya seumuran dengan sang istri. Melihat Hanum tersenyum gembira dan cepat akrab dengan teman-teman barunya, Ken merasa lega dan senang karena istrinya tampak betah untuk belajar di sana.

"Siapa itu, Num?" tanya teman Hanum, dengan iseng.

"Itu...," ucap Hanum, raut wajahnya nampak kebingungan mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan temannya. Ia menoleh ke arah Ken yang masih setia menunggu sebelum dia masuk kelas.

"Om, kamu ya?" tanya gadis berambut kriwil itu lagi.

"Iya," jawab Hanum dengan ekspresi kikuk yang tersungging di bibirnya.

Sayangnya, jawaban Hanum terdengar oleh Ken. Hal ini membuat Ken merasa kecewa dan muram. Sebagai suaminya, Ken berharap Hanum lebih bangga dan percaya diri ketika memperkenalkannya.

"Kamu pasti malu ya, Num, memperkenalkan aku sebagai suamimu!" Ken berpikir dalam hati, kekecewaannya semakin mendalam seiring keberangkatannya ke kantor.

*

*

*

"Ayo kita ke kelas!" ajak Rini, gadis berambut kriwil itu, teman yang baru dikenalnya kemarin.

"Ayok!"

Di dalam kelas, Hanum dan Rini duduk bersebelahan. Hanum merasa sangat bahagia karena bisa mengenal Rini yang ternyata asyik diajak bertukar pikiran, terutama saat membahas pelajaran yang kerap membuat Hanum kesulitan. Rasa lega dan senang menghiasi wajahnya.

Dari sudut ruangan, terlihat seorang pemuda yang tengah memerhatikan keduanya dengan saksama. Tatapannya fokus pada Hanum, begitu tajam namun lembut, sesekali tersenyum tipis saat melihat Hanum terlihat percaya diri dan ceria dalam mengobrol dengan Rini. Pemuda itu, menatap Hanum dengan penuh kehangatan, terpesona oleh kecantikan alami gadis bermata coklat itu.

"Hey, boleh kenalan nggak!"

Hanum dan Rini yang tengah asyik mengobrol dikejutkan dengan kedatangan pemuda tampan itu meminta kenalan. Pemuda itu tersenyum manis, menampilkan deretan gigi putihnya yang rapih dan bersih.

"Wah, ganteng banget!" gumam Rini mengagumi sosok tersebut. Sementara Hanum menatap biasa, dia tenang dan tidak heboh seheboh Rini.

"Kenalin, Aku Aldi. Nama kamu siapa?" Aldi mengulurkan tangannya ke arah Hanum, namun Hanum tak menerima uluran tangan itu. Gadis itu menatap bingung, hingga Rini dengan tiba-tiba menyenggol lengannya.

"Dia mau kenalan sama kamu, Num! Kenapa kamu diem aja!" bisik Rini membuat Hanum terlonjak kaget.

"Ahh, saya Hanum!" sahut Hanum, namun enggan membalas uluran tangan Aldi.

Rini, yang berdiri di sampingnya, segera mengulurkan tangannya sambil tersenyum lebar, "Saya Rini, temannya Hanum!"

"Oh, iya, senang banget bisa ketemu dan kenalan sama kalian. Semoga kita bisa jadi teman yang baik, ya!" ujar Aldi bersemangat.

Hanum tersenyum kecil, masih ragu-ragu, sementara Rini sudah tersenyum lebar, mencari perhatian dan bersemangat menjalin pertemanan baru.

"Wah, senang sekali. Di kelas ini ada kalian, Suasana kelas pasti seru!" ujar Rini. Hanum hanya tersenyum hambar.

Waktu berjalan dengan cepat, Hanum melirik ke arah jam tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Waktu makan siang tiba.

Gadis itu berdiri, dan mengajak Rini untuk pergi ke kantin. Padahal Rini sedang terlibat obrolan serius dengan Aldi.

"Sudah, ngobrolnya dilanjutkan nanti. Aku lapar, tadi di rumah tidak sempat sarapan. Ayo kita ke kantin, aku traktir kamu!" ajak Hanum pada Rini. Mendengar kata traktir, Rini langsung bersemangat.

"Kamu mau ke kantin bersama kami!" ajak Rini pada Aldi.

"Duh, ngapain sih si Rini ngajakin Aldi! Bikin keki aja!" gumam Hanum dalam hati,"Semoga dia menolak!"

"Wah, kebetulan aku juga sudah lapar! Ayo kita ke kantin bareng!" Aldi malah semakin bersemangat mendengar ajakan Rini. Itu berarti peluang mendekati Hanum sangatlah besar.

Hanum mencebik sebal pada Rini, harusnya dia meminta persetujuannya terlebih dahulu. Bukan asal mengajak seseorang.

Mereka bertiga sampai di kantin, lalu langsung mencari tempat kosong. Hanum memesan satu porsi ketoprak dan es teh untuk makan siangnya. Rini memesan bakso dan es teh untuk dirinya sendiri. Sementara Aldi, dia memesan menu makanan yang sama dengan Hanum.

"Wah, selera kita sama. Jangan-jangan kita berjodoh!" celetuk Aldi dengan guyonan garingnya.

Sontak saja membuat Hanum hampir tersedak mendengar guyonan garing tersebut. Buru-buru Hanum meminum es teh nya.

"Pelan-pelan, Num!" ujar Aldi hendak menepuk punggung Hanum, namun Hanum langsung menepisnya.

"Aku bisa sendiri!" ketus Hanum.

"Kalau makan itu pelan-pelan. Jadi tersedak kan?"

"Rayuan gombal kamu yang membuatku tersedak!" cebik Hanum sambil memanyunkan bibirnya.

Aldi terkekeh geli mendengar ucapan gadis cantik itu, sementara Rini terlihat tidak suka, karena sedari tadi Aldi terus saja menggombali Hanum. Harusnya dia yang digombali, bukan Hanum. Kan dia yang suka Aldi duluan.

"BRAKK, aku mau ke toilet!" tiba-tiba Rini berdiri dengan sedikit menghentakkan meja.

"Ah, iya." Sahut keduanya membuat Rini semakin dongkol.

"Terimakasih tendanganmu waktu itu kuat sekali, membuat aku sampai tidak bisa berjalan sampai beberapa hari!" ucap Aldi begitu Rini sudah tak terlihat lagi.

Sontak membuat manik indah Hanum membulat sempurna, "Maksud kamu?" Hanum mengernyit heran sesudahnya.

"Hahaha, kamu lupa! Pertama kita bertemu itu nggak sengaja aku nyenggol kamu, hingga kamu jatuh tersungkur ke lantai. Niatnya aku mau minta maaf, tapi kamu sudah keburu nendang duluan! Ingat nggak!"

"Kamu.....!"

"Yups, aku cowok itu!"

Krikk .... Krikk ... Krikk....

*

*

*

"Num, setelah pulang mau kemana?" tanya Rini begitu mereka berada di parkiran.

"Nggak kemana-mana sih. Paling langsung pulang di jemput Om aku!"

"Om ganteng yang tadi pagi ya!" ucap Rini penasaran.

"Hehehe, iya." Padahal di dalam hati Hanum merasa bersalah, karena mengaku pada Rini kalau Kenzo Om-nya.

Hanum cuma nggak bisa bayangin kalau semua teman kampusnya tahu kalau dia sudah menikah, dan suaminya om-om. Apa nggak gempar semua teman kampusnya?

Namun setelah sampai diparkiran, Hanum tidak menemukan keberadaan Ken di sana. Hanum justru bertemu dengan seorang pria yang mengaku sopir yang akan menjemput dirinya.

"Memangnya Om Ken kemana?" tanya Hanum heran.

"Tuan Kenzo ke Bandung, Nona!" jawab pak sopir bernama Pak Agus. Hanum sempat melirik nama yang melekat di bajunya.

"Bukankah om bilang besok ke luar kotanya?" gumam Hanum dalam hati.

"Rin, aku pulang dulu ya! Besok jumpa lagi. Bye!"

"Bye, Num!" gadis bernama Rini melambaikan tangannya.

Bersambung ....

Kasih like, komen, dan rate bintang lima buat si cantik Hanum.....😁😁

Terpopuler

Comments

phity

phity

hanum.umurn37 38 itu untuk laki2 belum tua...

2024-04-15

0

Rini Shop

Rini Shop

Hanum sih gak peka jdi cewek

2024-03-29

0

Fang

Fang

Om Ken kecewa karena kamu nggak nganggep dia ada

2024-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!