"Om serius mau ke luar kota?" tanya Hanum dengan nada cemas, sambil mencoba memasangkan dasi di leher suaminya.
Meskipun tubuh Hanum lebih pendek daripada Ken, ia tetap semangat dan fokus pada tugasnya. Ken tersenyum melihat kegigihan istrinya, lalu ia membungkuk perlahan, agar sejajar dengan Hanum. Dengan perlahan, Hanum menggerakkan jari-jarinya yang lincah untuk menyempurnakan simpul dasi tersebut. Saat mereka saling menatap, suasana haru dan kehangatan memenuhi ruangan.
"Iya. Aku keluar kota hanya dua hari!" ucap Ken tersenyum lembut.
"Aku boleh ikut?"
"Kau kan baru satu hari kuliah! Masa mau libur?"
"Iya juga sih." Wajah Hanum nampak muram.
Sebenarnya Hanum sudah terbiasa dengan adanya Ken disisinya. Saat Ken mengatakan akan pergi untuk mengurus perusahaan cabang, entah kenapa Hanum merasa tidak rela.
"Jangan muram, aku hanya akan pergi selama dua hari, bukan dua tahun. Andai saja kau libur, pasti aku akan mengajakmu!"
"Baiklah."
"Ambil ini, Hanum!" Ken menyerahkan satu buah ATM pada istrinya.
"Apa ini, Om?"
"Itu ATM, masa kau tidak tahu!"
"Ya, aku tahu. Maksudku untuk apa?"
"Anggap saja itu nafkah dari ku. Sudah ada uangnya di ATM itu. Kamu bisa mempergunakannya untuk keperluan mu. Setiap bulan aku akan mentransfer sebagai nafkah dari ku. Kau juga bisa mentraktir teman-temanmu di kampus. Pokoknya, pandai-pandailah mengaturnya!" ucap Ken pada sang istri, "Oya, satu lagi, nomor pin-nya sesuai dengan tanggal pernikahan kita!"
"Baiklah, Om. Hanum paham!" Hanum menyimpan kartu ATM itu di dompetnya.
******
Sebelum berangkat ke kantor, Ken mengantar Hanum ke kampus. Sesampainya di area parkir kampus, Hanum disambut hangat oleh seorang gadis muda yang sepertinya seumuran dengan sang istri. Melihat Hanum tersenyum gembira dan cepat akrab dengan teman-teman barunya, Ken merasa lega dan senang karena istrinya tampak betah untuk belajar di sana.
"Siapa itu, Num?" tanya teman Hanum, dengan iseng.
"Itu...," ucap Hanum, raut wajahnya nampak kebingungan mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan temannya. Ia menoleh ke arah Ken yang masih setia menunggu sebelum dia masuk kelas.
"Om, kamu ya?" tanya gadis berambut kriwil itu lagi.
"Iya," jawab Hanum dengan ekspresi kikuk yang tersungging di bibirnya.
Sayangnya, jawaban Hanum terdengar oleh Ken. Hal ini membuat Ken merasa kecewa dan muram. Sebagai suaminya, Ken berharap Hanum lebih bangga dan percaya diri ketika memperkenalkannya.
"Kamu pasti malu ya, Num, memperkenalkan aku sebagai suamimu!" Ken berpikir dalam hati, kekecewaannya semakin mendalam seiring keberangkatannya ke kantor.
*
*
*
"Ayo kita ke kelas!" ajak Rini, gadis berambut kriwil itu, teman yang baru dikenalnya kemarin.
"Ayok!"
Di dalam kelas, Hanum dan Rini duduk bersebelahan. Hanum merasa sangat bahagia karena bisa mengenal Rini yang ternyata asyik diajak bertukar pikiran, terutama saat membahas pelajaran yang kerap membuat Hanum kesulitan. Rasa lega dan senang menghiasi wajahnya.
Dari sudut ruangan, terlihat seorang pemuda yang tengah memerhatikan keduanya dengan saksama. Tatapannya fokus pada Hanum, begitu tajam namun lembut, sesekali tersenyum tipis saat melihat Hanum terlihat percaya diri dan ceria dalam mengobrol dengan Rini. Pemuda itu, menatap Hanum dengan penuh kehangatan, terpesona oleh kecantikan alami gadis bermata coklat itu.
"Hey, boleh kenalan nggak!"
Hanum dan Rini yang tengah asyik mengobrol dikejutkan dengan kedatangan pemuda tampan itu meminta kenalan. Pemuda itu tersenyum manis, menampilkan deretan gigi putihnya yang rapih dan bersih.
"Wah, ganteng banget!" gumam Rini mengagumi sosok tersebut. Sementara Hanum menatap biasa, dia tenang dan tidak heboh seheboh Rini.
"Kenalin, Aku Aldi. Nama kamu siapa?" Aldi mengulurkan tangannya ke arah Hanum, namun Hanum tak menerima uluran tangan itu. Gadis itu menatap bingung, hingga Rini dengan tiba-tiba menyenggol lengannya.
"Dia mau kenalan sama kamu, Num! Kenapa kamu diem aja!" bisik Rini membuat Hanum terlonjak kaget.
"Ahh, saya Hanum!" sahut Hanum, namun enggan membalas uluran tangan Aldi.
Rini, yang berdiri di sampingnya, segera mengulurkan tangannya sambil tersenyum lebar, "Saya Rini, temannya Hanum!"
"Oh, iya, senang banget bisa ketemu dan kenalan sama kalian. Semoga kita bisa jadi teman yang baik, ya!" ujar Aldi bersemangat.
Hanum tersenyum kecil, masih ragu-ragu, sementara Rini sudah tersenyum lebar, mencari perhatian dan bersemangat menjalin pertemanan baru.
"Wah, senang sekali. Di kelas ini ada kalian, Suasana kelas pasti seru!" ujar Rini. Hanum hanya tersenyum hambar.
Waktu berjalan dengan cepat, Hanum melirik ke arah jam tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Waktu makan siang tiba.
Gadis itu berdiri, dan mengajak Rini untuk pergi ke kantin. Padahal Rini sedang terlibat obrolan serius dengan Aldi.
"Sudah, ngobrolnya dilanjutkan nanti. Aku lapar, tadi di rumah tidak sempat sarapan. Ayo kita ke kantin, aku traktir kamu!" ajak Hanum pada Rini. Mendengar kata traktir, Rini langsung bersemangat.
"Kamu mau ke kantin bersama kami!" ajak Rini pada Aldi.
"Duh, ngapain sih si Rini ngajakin Aldi! Bikin keki aja!" gumam Hanum dalam hati,"Semoga dia menolak!"
"Wah, kebetulan aku juga sudah lapar! Ayo kita ke kantin bareng!" Aldi malah semakin bersemangat mendengar ajakan Rini. Itu berarti peluang mendekati Hanum sangatlah besar.
Hanum mencebik sebal pada Rini, harusnya dia meminta persetujuannya terlebih dahulu. Bukan asal mengajak seseorang.
Mereka bertiga sampai di kantin, lalu langsung mencari tempat kosong. Hanum memesan satu porsi ketoprak dan es teh untuk makan siangnya. Rini memesan bakso dan es teh untuk dirinya sendiri. Sementara Aldi, dia memesan menu makanan yang sama dengan Hanum.
"Wah, selera kita sama. Jangan-jangan kita berjodoh!" celetuk Aldi dengan guyonan garingnya.
Sontak saja membuat Hanum hampir tersedak mendengar guyonan garing tersebut. Buru-buru Hanum meminum es teh nya.
"Pelan-pelan, Num!" ujar Aldi hendak menepuk punggung Hanum, namun Hanum langsung menepisnya.
"Aku bisa sendiri!" ketus Hanum.
"Kalau makan itu pelan-pelan. Jadi tersedak kan?"
"Rayuan gombal kamu yang membuatku tersedak!" cebik Hanum sambil memanyunkan bibirnya.
Aldi terkekeh geli mendengar ucapan gadis cantik itu, sementara Rini terlihat tidak suka, karena sedari tadi Aldi terus saja menggombali Hanum. Harusnya dia yang digombali, bukan Hanum. Kan dia yang suka Aldi duluan.
"BRAKK, aku mau ke toilet!" tiba-tiba Rini berdiri dengan sedikit menghentakkan meja.
"Ah, iya." Sahut keduanya membuat Rini semakin dongkol.
"Terimakasih tendanganmu waktu itu kuat sekali, membuat aku sampai tidak bisa berjalan sampai beberapa hari!" ucap Aldi begitu Rini sudah tak terlihat lagi.
Sontak membuat manik indah Hanum membulat sempurna, "Maksud kamu?" Hanum mengernyit heran sesudahnya.
"Hahaha, kamu lupa! Pertama kita bertemu itu nggak sengaja aku nyenggol kamu, hingga kamu jatuh tersungkur ke lantai. Niatnya aku mau minta maaf, tapi kamu sudah keburu nendang duluan! Ingat nggak!"
"Kamu.....!"
"Yups, aku cowok itu!"
Krikk .... Krikk ... Krikk....
*
*
*
"Num, setelah pulang mau kemana?" tanya Rini begitu mereka berada di parkiran.
"Nggak kemana-mana sih. Paling langsung pulang di jemput Om aku!"
"Om ganteng yang tadi pagi ya!" ucap Rini penasaran.
"Hehehe, iya." Padahal di dalam hati Hanum merasa bersalah, karena mengaku pada Rini kalau Kenzo Om-nya.
Hanum cuma nggak bisa bayangin kalau semua teman kampusnya tahu kalau dia sudah menikah, dan suaminya om-om. Apa nggak gempar semua teman kampusnya?
Namun setelah sampai diparkiran, Hanum tidak menemukan keberadaan Ken di sana. Hanum justru bertemu dengan seorang pria yang mengaku sopir yang akan menjemput dirinya.
"Memangnya Om Ken kemana?" tanya Hanum heran.
"Tuan Kenzo ke Bandung, Nona!" jawab pak sopir bernama Pak Agus. Hanum sempat melirik nama yang melekat di bajunya.
"Bukankah om bilang besok ke luar kotanya?" gumam Hanum dalam hati.
"Rin, aku pulang dulu ya! Besok jumpa lagi. Bye!"
"Bye, Num!" gadis bernama Rini melambaikan tangannya.
Bersambung ....
Kasih like, komen, dan rate bintang lima buat si cantik Hanum.....😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
phity
hanum.umurn37 38 itu untuk laki2 belum tua...
2024-04-15
0
Rini Shop
Hanum sih gak peka jdi cewek
2024-03-29
0
Fang
Om Ken kecewa karena kamu nggak nganggep dia ada
2024-03-01
1