Bab 4 : Tarzan Bergelantungan

Pasangan pengantin beda usia itu kini sudah sampai di depan sebuah rumah mewah gaya Eropa. Rumahnya sangat megah, dengan banyak pilar tinggi di sisi kanan dan kirinya.

Bentuk pintunya sendiri bermacam-macam, ada yang persegi panjang tanpa lengkungan atau dengan lengkungan pada bagian atasnya. Jendelanya besar, dan sangat banyak. Hanum sampai tak berkedip menatap itu semua.

Ken menjentikkan jari di depan muka Hanum persis, membuat gadis itu terkesiap kaget. Ken tersenyum saat melihat wajah polos Hanum terheran-heran seperti itu.

"I-ni ru-mah siapa, Om?" Hanum memberanikan diri untuk bertanya.

"Rumahku." Sahut Ken dengan santainya, lalu menggandeng tangan Hanum, mengajaknya masuk ke dalam.

Hanum menurut tanpa menjawab ucapan Kenzo.

"Apapun yang dikatakan ibu dan kedua saudaraku, kau abaikan saja. Anggap saja ucapan mereka masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Pokoknya bodo amat!" pria itu tergelak. Hanum mencerna perkataan suaminya.

"Memangnya mereka kenapa?"

"Nanti kau akan tahu sendiri!" sahut Ken, masih begitu santai.

Mereka berjalan melewati ruang tamu. Beberapa pekerja yang sedang bekerja membersihkan ruang tamu langsung menganggukkan kepala, memberi hormat.

Ken masih menggandeng tangan Hanum melewati ruang tamu.

Ada seorang wanita tua sedang duduk. Ditafsir mungkin usianya 50 tahun ke atas. Selain itu ada dua wanita lebih tua, mungkin usianya tidak beda jauh dari Kenzo.

Ketiga wanita itu berdiri begitu melihat Kenzo datang, mereka menatap Ken tajam. Lebih-lebih saat Ken datang menggandeng Hanum dengan erat di hadapan mereka.

"Dari mana kamu, Ken?" tanya wanita paruh baya itu ketus. Maniknya melirik ke arah Hanum, tentu saja tatapannya sangat tidak bersahabat.

"Nikah." Jawab Ken santai seraya tersenyum kecil.

Mulut ketiga wanita itu ternganga lebar, mereka seperti orang yang tidak percaya mendengar pengakuan Ken. Mereka tertawa, tapi tawa mereka seperti meremehkan.

"Jangan bercanda kamu, Ken. Siapa wanita kampungan ini? Kenapa kau membawa wanita lusuh ini?" tanya wanita dengan rambut blonde.

"Kamu nemu di mana?" gelak wanita satunya.

Bukannya Ken marah, tapi dia malah tersenyum dan merangkul bahu Hanum. Wajah Hanum memerah, jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Kamu pikir dia itu barang." Jawab Kenzo santai, "Oke, kenalkan dia. Dia adalah istriku. Namanya Hanum Salsabiela. Kalian boleh memanggilnya Hanum!" jelas Ken menjeda kalimatnya, "Dan Hanum. Mereka bertiga adalah keluargaku satu-satunya. Ini mama Ambar. Kalau yang ini, Sofia. Kakak pertamaku. Kalau yang itu Monika, kakak keduaku. Kamu boleh memanggilnya kakak, sama seperti yang aku lakukan!"

"Salam kenal, Mah, kak Sofia, Kak Monika. Saya, Hanum!" dengan ramah Hanum memperkenalkan dirinya.

Sayangnya perkenalan itu tidak disambut baik oleh keluarga Om Ken. Mereka acuh, bahkan seperti pura-pura tidak mendengar. Oh, ada apa ini? Hanum membatin.

Namun lagi-lagi Ken merangkul seraya tersenyum lebar meski mama dan kedua kakaknya tidak menyambut mereka dengan baik. Hanum tidak berani bertanya, sebelum Om Ken bercerita.

Kenzo membawa Hanum ke kamarnya. Satu tangan menggenggam erat tangan sang istri, dan satunya lagi membawa koper kecil milik Hanum.

"Ini kamarku. Kau akan tidur di sini bersamaku!" ucap Ken mempersilahkan Hanum masuk terlebih dulu.

"Apakah kita akan satu kamar, Om?"

"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Ken memicingkan sebelah matanya.

"Ti-tidak. Maksud _____!"

"Kita sudah menikah. Wajar kan kalau kita satu kamar?"

Hanum menganggukkan kepalanya, "Iya, Om."

"Kamu tenang saja, aku nggak akan meminta hakku, sebelum kamu sendiri yang mengizinkan aku memasukimu!" ucap Ken frontal, tentu saja membuat Hanum langsung merinding ketakutan.

Melihat tingkah lucu Hanum, Ken terkekeh geli. Istrinya benar-benar sangat menggemaskan.

"Itu lemarimu. Dan ini lemariku. Kau bisa menata baju-baju mu disini!"

"Iya, Om."

Hanum mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar Ken. Dia baru pertama kali menginjakkan kaki di kamar seluas dan semewah itu. Ada ruangan khusus untuk ganti baju, dimana di sana juga ada banyak pakaian Ken. Sepertinya pakaian kantor. Di samping ruangan itu ada ruangan lagi, sepertinya kamar mandi.

Saat membuka kamar mandi, Hanum menelan ludahnya sendiri. Kamar mandi mewah, lengkap dengan peralatan mandi dan berbagai macam shampoo dan sabun. Ada bak besar di tengah, mirip kolam renang kecil. Maksudnya bathtub. Hanum menamai bathtub sebagai kolam kecil, karena memang mirip kolam kecil.

Setelah menunjukkan semuanya pada Hanum, Ken memilih masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Dia sampai lupa membawa handuk, karena memang biasanya di kamar itu dia terbiasa sendiri.

Ken keluar begitu saja dari kamar mandi untuk mengambil handuk, ia lupa kalau di kamarnya ada Hanum. Hanum yang berjalan masuk dari arah balkon, ia terkejut dan syok melihat Ken tidak memakai apa-apa. Bagian itunya gondal-gandul bebas tanpa penutup apapun.

Aaaaaaaaaa ....

Hanum berteriak melihat penampakan itu. Dan itu adalah pertama kali baginya melihat seorang pria bertelanjang seperti itu.

Mendengar teriakkan Hanum, Ken juga refleks terkejut. Dia baru sadar kalau dikamar, kini sudah ada penghuni baru. Dan sialnya dia sedang dalam keadaan naked di depan Hanum.

"SHITT!" Ken menyambar jubah mandi, dan berlari kencang ke kamar mandi.

Nafas Hanum tak beraturan, dadanya kembang kempis, jantungnya berdebar kencang. Antara takut, malu, dan merinding mengingat benda tumpul yang bergelantungan di pohon seperti tarzan.

Hanum menggetok kepalanya sendiri, karena kepikiran terus. Sungguh matanya sudah ternoda melihat penampakan tarzan bergelantungan di akar pohon.

Tak berselang lama Ken keluar dari kamar mandi. Wajahnya nampak biasa, dan terlihat cuek. Kini ia hanya memakai celana panjang, tanpa kaos yang menutupi dadanya yang bidang.

Hanum dibuat terpana menatap bentuk tubuh Om Ken yang Perfect sekali. Perut kotak-kotak, dengan bulu lebat di bagian dadanya. Otot-otot yang menyembul di bagian lengan, dan kulit liat tanpa lemak, kencang, dan manley sekali.

Harus Hanum akui, tubuh Om Ken sangat jauh bagus. Dia yakin Om Ken sangat menjaga tubuh dan pola makannya, membuat otot-ototnya terlihat indah saat dipandang.

"Apa kau akan terus menatapku seperti itu?" ucapan Om Ken membuat Hanum sadar akan lamunannya yang liar.

Hanum salah tingkah, ia langsung menyambar handuk, dan berjalan ke arah kamar mandi.

Hanum keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di tubuhnya, ia lupa tidak membawa baju ganti. Dan ia merutuki dirinya sendiri. Gara-gara berpikiran yang tidak-tidak soal tubuh Om Ken, dia sampai lupa membawa baju ganti ke kamar mandi. Sementara Ken sendiri, dia tak berkedip saat melihat Hanum berpenampilan seperti itu.

"A-aku pikir Om Ken akan keluar setelah berganti baju. Kenapa masih disini?" tanya Hanum merasa malu. Ini pertama kali tubuhnya dilihat oleh pria seperti itu.

"Ini kamarku. Suka-suka aku dong!" jawab Ken memberikan tatapan yang sulit diartikan.

"Tapi aku nggak bisa ganti baju di depan Om." Wajah Hanum sudah sangat merah saking malunya.

"Itu ada ruang ganti. Kenapa nggak ganti di sana saja?"

"Tapi Om nggak bakal ngintip kan?"

Mendengar ucapan Hanum, Ken tergelak.

"Nggak janji!" kekeh Ken, membuat Hanum melototkan matanya.

"Awas bintitan!"

Ken kembali terkekeh mendengar ancaman gadis kecilnya.

"Ya Ampun, aku sepertinya sudah tidak waras. Satu hari aku sudah berkali-kali tertawa dan tersenyum karena gadis itu!" gumam Ken di dalam hatinya.

Bersambung.....

Tarzan bergelantungan di ranting pohon????

Tuing ... Tuing....

Apa maksudnya ya?????🤣🤣🤣

Jangan lupa banyakin komentar biar kolom rame .......

Terpopuler

Comments

Bundanya Aulia

Bundanya Aulia

next thor,,,😊

2025-01-04

0

Rosliza Maznah

Rosliza Maznah

rapat

2024-09-09

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

teussabar

2024-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79 Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80 Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81 Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82 Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83 Bab 83 : Keluarga Rakus
84 Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85 Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86 Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87 Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88 Pengumuman
89 Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90 Bab 90 : Teman Bule
91 Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92 Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93 Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94 Episode 94 : Kecelakaan
95 Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96 Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97 Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98 Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99 Bab 99 : Rencana Ngelamar
100 Bab 100 : Pengumuman
101 Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102 Bab 102 : Rumah Sakit
103 Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104 Bab 104 : Calon Mertua
105 Bab 105 : Belum Disunat
106 Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107 Bab 107 : Disunat
108 Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109 Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110 Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111 Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112 Bab 112
113 Bab 113 : Lamaran Diterima
114 Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115 Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116 Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117 Bab 117 : Rencana Melamar
118 Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119 Bab 119 : Ziarah
120 Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121 Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122 Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123 Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124 Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125 Bab 125 : Kamila Andini
126 Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127 Bab 127 : Pengumuman
128 Bab 128 : Rencana Pindah
129 Bab 129 : Akhirnya Sah
130 Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131 Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132 Bab 132
133 Bab 133 : Baba
134 Bab 134 : Selamat Ya!!!
135 Bab 135 : Karya Baru
136 Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137 Bab 137 : Papa
138 Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139 Bab 139 : Penjelasan Jane
140 Bab 140 : Akhirnya
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146 Bab 146
147 Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79
Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80
Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81
Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82
Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83
Bab 83 : Keluarga Rakus
84
Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85
Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86
Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87
Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88
Pengumuman
89
Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90
Bab 90 : Teman Bule
91
Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92
Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93
Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94
Episode 94 : Kecelakaan
95
Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96
Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97
Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98
Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99
Bab 99 : Rencana Ngelamar
100
Bab 100 : Pengumuman
101
Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102
Bab 102 : Rumah Sakit
103
Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104
Bab 104 : Calon Mertua
105
Bab 105 : Belum Disunat
106
Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107
Bab 107 : Disunat
108
Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109
Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110
Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111
Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112
Bab 112
113
Bab 113 : Lamaran Diterima
114
Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115
Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116
Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117
Bab 117 : Rencana Melamar
118
Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119
Bab 119 : Ziarah
120
Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121
Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122
Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123
Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124
Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125
Bab 125 : Kamila Andini
126
Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127
Bab 127 : Pengumuman
128
Bab 128 : Rencana Pindah
129
Bab 129 : Akhirnya Sah
130
Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131
Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132
Bab 132
133
Bab 133 : Baba
134
Bab 134 : Selamat Ya!!!
135
Bab 135 : Karya Baru
136
Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137
Bab 137 : Papa
138
Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139
Bab 139 : Penjelasan Jane
140
Bab 140 : Akhirnya
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146
Bab 146
147
Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!