Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!

"Pokoknya mama harus menekan Ken untuk menyerahkan semua hartanya pada kita. Aku nggak rela Mah, kalau Ken menerima warisan papa. Apalagi papa mewariskan harta lebih banyak untuk Ken." Tekan Sofia pada mamanya.

"Iya, Mah. Apa yang dikatakan Sofia benar. Aku juga nggak setuju, Ken mendapatkan bagian lebih besar dari kita!" giliran Monika yang berbicara.

"Yah, Mama tahu itu. Tapi mau bagaimana lagi, di surat wasiat yang ditinggalkan papa kalian, Ken memang mendapatkan lebih besar harta papa kalian, karena Ken adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga kita. Mau tidak mau, kita harus menuruti surat wasiat itu!"

"Terus mama terima begitu saja dengan surat wasiat dari papa?" tanya Monica.

"Tentu saja mama tidak terima. Mama sedang menyusun rencana agar Ken mau menyerahkan semua miliknya pada kita, tanpa kita menekan anak itu!"

"Susah, Mah. Ken itu cerdas. Dia tidak akan menyerahkan begitu saja bagiannya pada kita secara cuma-cuma. Apalagi sekarang dia sudah memiliki istri!" ujar Sofia.

"Kamu tenang saja. Itu urusan mama. Yang penting kalian terima beres saja!" ucap Ambar pada kedua anaknya.

"Kalau perusahaan sudah ada di tangan kita, apa kalian mau menggantikan posisi Kenzo?" tanya Ambar pada Sofia dan Monika kurang begitu yakin.

Pasalnya memang selama ini kedua putrinya, Sofia dan Monika, sama sekali tidak memiliki keahlian mengelola perusahaan. Sebaliknya, Kenzo, anak tiri telah dibekali ilmu kepemimpinan sejak kecil oleh mendiang suaminya. Terlahir sebagai pewaris perusahaan Varo Ltd, Kenzo dengan penuh dedikasi memastikan kesuksesan bisnis keluarganya. Hingga saat ini, perusahaan tersebut terus berkembang pesat, menjulurkan sayapnya hingga ke mancanegara.

Sementara itu, Sofia dan Monika lebih terbiasa menikmati kemewahan hidup, menjalani hari-hari dengan shopping di mall, bersenang-senang, dan berfoya-foya menghabiskan uang suami mereka. Tak ada tekad dalam diri mereka untuk berkontribusi mengelola perusahaan. Sungguh, bagaikan perbedaan antara langit dan bumi jarak mereka dengan Kenzo dalam hal dedikasi terhadap bisnis keluarga.

Ambar merasa ragu; apakah keputusan untuk meminta Ken menyerahkan seluruh bagian hartanya kepada kedua putri kandungnya benar? Bisnis keluarga saat ini sepenuhnya berada di tangan Kenzo, putra tirinya yang sangat ia benci, karena ibu kandung Ken telah merenggut kebahagiaan yang seharusnya ia dan kedua putrinya rasakan.

"Apakah ini pilihan yang tepat? Apakah anak-anakku akan mampu menjalankan perusahaan ini tanpa Ken? Bisakah mereka mendapatkan keberhasilan dan kebahagiaan yang aku impikan untuk mereka, jika aku melepaskan jaminan keuangan yang ada di tangan Ken?" gumam Ambar dalam hati.

Seiring dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, rasa benci yang mendalam kepada Ken pun tumbuh.

Namun, di sisi lain, Ambar tahu betul bahwa jika ia meminta Ken untuk menyerahkan hartanya hari ini juga, pasti Ken akan melakukannya tanpa ragu-ragu. Ken adalah anak yang sangat tunduk dan patuh, dan selalu merasa berhutang budi kepada Ambar. Pasalnya, Ambar-lah yang merawat dan membesarkan Ken meskipun perasaan benci selalu ada di hatinya.

"Dilema ini semakin menyiksa. Tapi aku harus merebut demi kedua anak-anakku, aku harus melampiaskan rasa benciku dengan mengorbankan satu anak yang sudah menghancurkan keluargaku, kebahagiaanku!" gumam Ambar dengan perasaan tak menentu.

Hanum segera meninggalkan ruangan itu, langkahnya terburu-buru. Ketakutan terpancar dari matanya; takut kalau-kalau mama mertuanya menyadari kehadirannya di sana. Hatinya berdegup kencang seiring langkah yang semakin cepat hingga ia masuk ke dalam kamarnya.

"Kenapa mama berusaha menjatuhkan posisi Om Ken di perusahaan? Om Ken juga kan anaknya sendiri!" gumam Hanum sambil merenung. Suasana hatinya semakin terhanyut dalam lamunan dan pertanyaan yang tak terjawab tentang niat jahat mama mertuanya serta kedua kakak iparnya. Hanum benar-benar bingung dan dilema.

Rasa khawatir dan gelisah dalam hati Hanum terus mengganggunya sehingga ketika Ken pulang, ia bahkan tidak menyadari suara pintu yang terbuka dan suaminya yang sudah ada di dekatnya.

Melihat Hanum melamun, Ken tiba-tiba memeluk tubuh Hanum dari belakang. Gadis itu nampak terkejut, seandainya saja Hanum tidak mengatakan siapa dirinya.

"Ommm!" Hanum nampak terkejut.

"Apa yang sedang kau lamunkan?" tanya Ken dengan berbisik di telinga gadis itu.

"Ih, jangan begini, Om. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana?"

"Tidak ada. Hanya ada kita berdua di kamar!"

"Iya, Tapi.....! Aku tidak nyaman kalau Om memelukku begini!" ujar Hanum, pipinya sudah memerah menahan malu.

"Kenapa? Aku suamimu, dan kau istriku. Kita suami istri, dan sah-sah saja melakukan ini. Bahkan kalau lebih pun sah-sah saja!" kekeh Ken sengaja menggoda istrinya.

"Sini duduk dulu deh, Om. Aku mau ngomong penting!" Hanum menarik tangan Kenzo, dan kedudukannya di sofa yang ada di ruangan itu.

"Hah, Ada apa? Oh, kau mau duduk di pangkuanku?" ledek Ken, matanya sengaja kedap-kedip.

"Ish, Om ini selalu bercanda. Aku serius, Om!" Hanum memukul pelan dada suaminya.

"Oke, aku serius. Kamu mau ngomong penting apa?"

"Tapi om jangan marah ya!"

Ken menautkan kedua alisnya, "Tidak. Ngomong saja. Ada apa?"

"Tadi saat aku mau ke dapur, aku tidak sengaja mendengar percakapan antara mama, Kak Sofia, dan Kak Monika."

"Terus?"

Hanum pun menceritakan apa yang didengarnya tadi pada Kenzo hingga selesai. Kenzo menautkan kedua alisnya, lalu menghela nafasnya panjang. Sepanjang jalan kenangan. Hanum menatapnya dengan perasaan aneh.

"Sudah. Biarkan saja. Tidak perlu kau pikirkan! Okey!"

"Hah, apa Om nggak marah sama mereka? Mereka mau melengserkan posisi om loh!" ucap Hanum lucu.

Ken hanya tersenyum kecil melihat Hanum begitu antusias memikirkan dirinya. Apakah Ken boleh berharap sesuatu pada Hanum?

"Om kan juga putra mama Ambar. Dan Kak Sofia dan Kak Monika adalah kakak Om. Masa mereka tega sih melakukan itu?" Hanum yang biasanya hanya bicara satu dua patah kata, tapi kali ini bicaranya banyak sekali. Ken tersenyum lebar begitu tahu kalau ternyata istrinya itu sangat cerewet sekali.

"Mama Ambar itu bukan ibu kandungku, Hanum!" potong Ken, saat Hanum tak berhenti bicara.

Begitu Ken mengatakan itu, Hanum langsung terdiam.

"Apa?"

"Iya. Mama Ambar bukanlah mama kandungku."

"Om, serius?"

"Iya." Ken menatap lekat manik coklat itu, "Aku hanyalah anak dari istri kedua. Istri siri papaku. Istri yang tidak diakui keluarga. Tapi papa sangat menyayangi ku, karena aku adalah anak laki-laki yang selalu diharapkan dan dibanggakan oleh papa. Aku sadar selama ini papa hanya menyayangi dan memperhatikan ku, bahkan perlakuannya padaku dan kedua kakak ku juga sangat berbeda. Mungkin itulah yang membuat mama Ambar sangat membenciku. Mamaku sendiri meninggal setelah melahirkanku. Dan yang merawat serta membesarkanku adalah mama Ambar. Seandainya Mama Ambar memintaku untuk menyerahkan semua harta warisan yang di wasiatkan papa hari ini juga, maka aku pun akan menyerahkannya. Aku berhutang banyak pada mama yang sudah merawat dan membesarkanku hingga aku besar. Jika memang dengan menyerahkan perusahaan dan semua harta warisan bagianku pada mereka membuat mereka bahagia, aku rela dan ikhlas."

Degh ....

Hanum terkejut mendengar penjelasan yang keluar dari mulut suaminya. Selama ini ternyata mama Ambar bukanlah ibu kandung Kenzo, suaminya. Tak bisa dipungkiri, ada perasaan lega yang menghampirinya. "Oh, begitu rupanya alasan di balik perbedaan perlakuan mama Ambar terhadap kami," gumam Hanum dalam hati.

Dia merenungi perasaan-perasaan yang kini bercampur aduk; ada rasa simpati pada suaminya yang ternyata tidak tumbuh dalam keluarga yang utuh, sekaligus rasa lega karena mengetahui alasan mengapa mama Ambar begitu jauh berbeda dalam memperlakukan anak-anaknya. Hanum kemudian melirik ke arah suaminya, mencoba memahami apa yang dirasakannya saat ini. Mungkinkah ini juga merupakan beban bagi Kenzo?

"Maaf, Om. Aku nggak tau kalau Om......?" ujarnya dengan perasaan ingin tahu sekaligus cemas. Apakah rasa terluka itu juga menoreh dalam diri suaminya, atau mungkin, suaminya telah menemukan cara untuk menerima kenyataan tersebut dengan lapang dada?

Wajah Kenzo nampak muram, jelas bahwa dia juga merasa sedih, "Apapun yang kau dengarkan tentang aku, berpura-puralah tidak tahu. Kalau kau tidak tahan untuk mendengarnya, maka jangan didengarkan. Mending kau belajar menjadi istri yang baik. Belajar bagaimana caranya melayani suami diatas ranjang supaya suami PUAS!" Kenzo menekan kata puas sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Krikk ... Krikk ... Krikk

Bersambung ....

Kasih Om Ken semangat dengan rate bintang 5 .....

Terpopuler

Comments

Bundanya Aulia

Bundanya Aulia

mana tahan thor,,,😄

2025-01-04

0

Rosliza Maznah

Rosliza Maznah

mantap

2024-09-09

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusemangat

2024-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79 Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80 Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81 Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82 Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83 Bab 83 : Keluarga Rakus
84 Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85 Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86 Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87 Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88 Pengumuman
89 Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90 Bab 90 : Teman Bule
91 Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92 Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93 Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94 Episode 94 : Kecelakaan
95 Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96 Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97 Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98 Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99 Bab 99 : Rencana Ngelamar
100 Bab 100 : Pengumuman
101 Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102 Bab 102 : Rumah Sakit
103 Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104 Bab 104 : Calon Mertua
105 Bab 105 : Belum Disunat
106 Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107 Bab 107 : Disunat
108 Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109 Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110 Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111 Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112 Bab 112
113 Bab 113 : Lamaran Diterima
114 Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115 Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116 Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117 Bab 117 : Rencana Melamar
118 Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119 Bab 119 : Ziarah
120 Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121 Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122 Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123 Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124 Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125 Bab 125 : Kamila Andini
126 Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127 Bab 127 : Pengumuman
128 Bab 128 : Rencana Pindah
129 Bab 129 : Akhirnya Sah
130 Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131 Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132 Bab 132
133 Bab 133 : Baba
134 Bab 134 : Selamat Ya!!!
135 Bab 135 : Karya Baru
136 Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137 Bab 137 : Papa
138 Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139 Bab 139 : Penjelasan Jane
140 Bab 140 : Akhirnya
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146 Bab 146
147 Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79
Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80
Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81
Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82
Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83
Bab 83 : Keluarga Rakus
84
Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85
Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86
Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87
Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88
Pengumuman
89
Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90
Bab 90 : Teman Bule
91
Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92
Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93
Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94
Episode 94 : Kecelakaan
95
Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96
Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97
Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98
Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99
Bab 99 : Rencana Ngelamar
100
Bab 100 : Pengumuman
101
Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102
Bab 102 : Rumah Sakit
103
Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104
Bab 104 : Calon Mertua
105
Bab 105 : Belum Disunat
106
Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107
Bab 107 : Disunat
108
Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109
Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110
Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111
Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112
Bab 112
113
Bab 113 : Lamaran Diterima
114
Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115
Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116
Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117
Bab 117 : Rencana Melamar
118
Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119
Bab 119 : Ziarah
120
Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121
Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122
Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123
Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124
Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125
Bab 125 : Kamila Andini
126
Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127
Bab 127 : Pengumuman
128
Bab 128 : Rencana Pindah
129
Bab 129 : Akhirnya Sah
130
Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131
Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132
Bab 132
133
Bab 133 : Baba
134
Bab 134 : Selamat Ya!!!
135
Bab 135 : Karya Baru
136
Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137
Bab 137 : Papa
138
Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139
Bab 139 : Penjelasan Jane
140
Bab 140 : Akhirnya
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146
Bab 146
147
Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!