Bab 5 : Om ganteng dan baik

Acara makan malam bersama dengan keluarga Kenzo bagi Hanum sangat luar biasa. Bagaimana tidak, menu makanan yang terhidang di meja makan, semuanya makanan kelas atas. Ada chef khusus yang sengaja dipekerjakan di rumah mewah itu hanya untuk memasak untuk seluruh anggota keluarga.

Dengan penuh perhatian Ken mengambilkan makanan untuk istri kecilnya. Padahal Hanum sudah menolak, tapi pria itu tetap saja memaksa mengambilkan.

"Makanlah!" ucap pria itu mengusap lembut pucuk kepala sang istri. Hanum tersenyum lembut ke arah Ken.

"Hm, enaknya. Baru datang ke rumah ini, tapi gayanya seperti nyonya rumah," sindir Sofia tersenyum sinis.

Wanita bernama Monica giliran tersenyum mengejek.

"Mama heran dengan kamu, Ken. Dari begitu banyaknya pacar kamu, kenapa kamu memilih wanita kampungan dan masih bocah seperti dia. Apa dia bisa mengurusmu!" kini nyonya rumah yang berbicara. Hanum tetap tenang mendengarkan ejekan mereka saat sedang menikmati makan malamnya.

"Aku sudah dewasa, Ma. Usiaku sudah 37 tahun. Aku berhak menentukan wanita yang menjadi istriku!" jawab Ken tetap tenang.

Ambar tersenyum sinis. Pilihan Kenzo memang kampungan. Tapi dia bersyukur karena Ken memilih gadis udik dan masih bocah seperti Hanum. Dengan begitu jalannya akan mudah bagi Ambar untuk menyingkirkan Ken, toh Hanum bukanlah halangan besar untuk dirinya.

"Harusnya saat kau akan menikah, kau mengabari kami. Kenapa diam-diam? Apakah kau tidak menganggap kami keluarga?" cecar Monica.

Ken tersenyum geli mendengar pertanyaan kakak keduanya. Sejak kapan wanita itu kepo dengan kehidupan pribadinya.

Selama ini ketiga wanita yang selalu Ken hargai, tidak pernah sekalipun peduli. Lalu kenapa tiba-tiba mereka seolah ingin tahu dan penasaran dengan kehidupan pribadinya.

"Aku yakin wanita kampungan seperti dia baru pertama kali makan makanan enak seperti ini!"ejek Sofia.

BRAKK ….

"Cukup mengomentari istriku!" Ken tidak terima Monica dan Sofia terus mengejek Hanum.

"Jika kalian tidak suka Hanum di sini, kami akan makan malam di luar!" Ken menarik tangan Hanum, membawa gadis itu makan malam di luar.

Tepat di pintu depan, mereka berpapasan dengan Rangga. Rangga adalah kakak ipar Ken, suami Sofia. Pria itu nampak terpesona melihat kecantikan Hanum.

"Ken, kau mau ke mana?" tanya pria itu basa-basi.

"Makan malam diluar," sahut Ken datar.

"### Eh, itu____!" baru mau bertanya perihal gadis cantik itu, Ken sudah melajukan mobilnya dengan sangat kencang.

-

"Wanita rendahan seperti dia, berani sekali datang ke sini. Dan sok ingin menjadi nyonya rumah!" sungut Monica.

"Hahahaha, aku yakin setelah Ken bosan bermain-main dengan gadis itu, gadis itu pasti akan langsung dibuang!" timpal Sofia.

"Aneh sekali. wanita rendahan dan tidak selevel dengan kita berlagak ingin jadi nyonya rumah!"

"Mimpi saja dia!" sahut Sofia.

"Mama juga heran dengan pemikiran Ken. Sebenarnya apa sih yang ada di otaknya?"

"Sayang, itu tadi Ken menggandeng siapa?" Rangga yang baru datang bertanya pada Sofia, istrinya.

"Istri yang baru dinikahi kemarin!"

"Hah!"

"Kamu pasti capek kan, Sayang. Yuk kita ke atas!" ajak Sofia dengan manja pada suaminya.

Monika mencebik sebal melihat pasangan mesra itu. Pasalnya suaminya sendiri tak kunjung pulang, masih berada di luar negeri mengurusi bisnis.

"Ken sudah menikah, tapi kok kita tidak diundang?" tanya Rangga begitu sampai di kamar.

"Mana aku tahu. Tiba-tiba dia datang membawa gadis kampungan itu."

"Cantik ya!"

"Apa kau bilang?" Sofia melotot tajam.

Hanum menundukkan kepala, sambil terus berfikir. Gara-gara kehadirannya, membuat Ken dan keluarga saling bermusuhan. Dia jadi merasa bersalah.

"Om," Hanum melirik ke arah Ken yang masih fokus menyetir mobil.

"Hemm!"

"Maaf. Gara-gara aku, Om sama keluarga Om bertengkar!"

"Tidak masalah. Kau kan istriku. Jadi sudah sepantasnya aku membelamu di depan mereka. Lagian mereka juga keterlaluan mengejekmu seperti tadi!"

"Tapi apa yang dikatakan mereka itu benar. Hanum memang cuma wanita kampungan dan udik."

"Ya, tapi tidak perlu menghina. Aku tidak suka jika ada yang menghinamu!"

"Kenapa?"

"Kau masih tanya kenapa?" Ken menautkan kedua alisnya.

"Iya, kenapa?"

"KARENA KAMU ISTRIKU, HANUM!"

Sudut bibir Hanum terangkat sedikit. Entah kenapa perkataan Ken membuat hatinya terbang melayang.

Ken membelokkan mobil ke sebuah cafe. Begitu sampai di depan cafe, ia turun terlebih dahulu, lalu membukakan pintu untuk Hanum. Sebenarnya Hanum tidak meminta, tapi pria itu sangat sigap melakukan itu semua.

"Hanum bisa membuka sendiri, Om!"

"Aku hanya membantumu membukakan pintunya, kau berjalan lah sendiri. Apa mau kugendong?" goda Kenzo sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak perlu, Om. Hanum bisa jalan sendiri." Wajah gadis itu bersemu merah.

"Ya sudah, ayo kita masuk ke dalam. Aku sudah lapar!"

Ken mencari tempat kosong untuk mereka duduk. Lalu seorang pelayan datang dengan membawa buku menu dan menyodorkan pada mereka.

"Kamu mau pesan apa?"

"Terserah Om saja. Saya bukan tipe pemilih makanan. Apapun makanannya akan saya makan, yang penting halal."

"Kamu nggak alergi seafood kan?"

Hanum menggelengkan kepala,"Nggak, Om."

Ken pun memilih dua porsi nasi goreng seafood dan dua jus jeruk pada pelayan. Pelayan mencatatnya, dan menyuruh mereka untuk menunggu pesanannya datang.

Tak berselang lama, pesanan makanan yang mereka pesan datang dan terhidang di meja. Melihat penampilannya saja, sudah menggiurkan, apalagi rasanya. Pasti sangat enak.

"Jangan dipandangi terus. Makanlah!"

"Om sering makan di tempat kayak gini ya?" tanya Hanum disela menikmati nasi gorengnya.

"Nggak juga. Aku lebih sering makan di restoran dibandingkan dengan cafe seperti ini!"

"Wah, orang kaya mah bebas!" Hanum tersenyum kecil.

"Sebenarnya bukan itu alasan aku sering makan diluar. Terkadang karena sibuk, membuat aku malas makan di rumah. Biasanya aku lebih memilih makan malam dulu sebelum pulang ke rumah!" jelas Ken.

"Oh begitu," sahut gadis itu sambil manggut-manggut.

"Apakah kamu kamu masih ingin melanjutkan pendidikanmu?"

"Hehe, nggak ada biaya, Om," gadis itu terkekeh kecil.

"Bagaimana kalau kamu melanjutkan pendidikanmu. Masalah biaya biar aku yang menanggung!"

"Hah, serius, Om? Om sedang nggak bohongin aku kan?"

"Memang tampang ku, tampang seorang pembohong?"

"Hehe, nggak sih. Om itu ganteng dan juga baik. Eh!" Hanum keceplosan.

"Jadi kamu mengakui kalau aku ganteng?" goda Ken.

"Ihhhh, siapa yang ngomong om ganteng? Om salah dengar kali!" Hanum menyembunyikan tawanya. Melihat istrinya salah tingkah seperti itu, Ken tertawa senang.

"Apapun yang keluarga saya katakan, jangan diambil hati. Anggap saja mereka seperti radio rusak!"

"Apa sikap mereka selalu seperti itu, Om?"

"Iya, seperti itulah. Terkadang memang menyebalkan. Tapi tidak usah kau ambil pusing. Rumah itu juga rumahku, berarti rumahmu juga. Kau juga nyonya di rumah itu. Statusmu sama-sama kuat dengan mereka!"

"Hem, baiklah. Tapi kalau mereka mengejekku lagi, apakah aku boleh membalasnya?"

Bukannya marah, Ken malah terkekeh geli. Lalu mengusap puncak kepala Hanum dengan lembut.

"Boleh. Tapi harus jaga batasan juga. Bagaimanapun mereka lebih tua darimu!"

"Oke. Aku akan ingat kata-kata, Om!"

Terpopuler

Comments

Rosliza Maznah

Rosliza Maznah

bagus

2024-09-09

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-07-29

0

Win wina

Win wina

kirain kalau Meraka tak suka pada Hanum, kau akan mengusir mereka, Ken.....

2024-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Kondangan
2 Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3 Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4 Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5 Bab 5 : Om ganteng dan baik
6 Bab 6 : Ah, SHITT
7 Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8 Bab 8 : Senam Jari
9 Bab 9 : First Kiss
10 Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11 Bab 11 : Hanum Muram
12 Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13 Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14 Bab 14 : Melakukan Apa?
15 Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16 Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17 Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18 Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19 Bab 19 : Hanum Sakit
20 Bab 20 : Ken Diusir
21 Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22 Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23 Bab 23 : Mandi Bareng
24 Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25 Bab 25 : Perundungan
26 Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27 Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28 Bab 28 : Kedatangan Ken
29 Bab 29 : Gaya Menungging
30 Bab 30 : Banyolan Garing
31 Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32 Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33 Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34 Bab 34 : Restaurant
35 Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36 Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37 Bab 37 : Kerjasama
38 Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39 Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40 Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41 bab 41 : C E O
42 Bab 42 : Pesona Ken
43 Bab 43 : Terciduk
44 Bab 44 : Talak 3
45 Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46 Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47 Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48 Bab 48 : Kisah Harun
49 Bab 49 : Soal Edo
50 Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51 Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52 Bab 52 : Pengen Punya Anak
53 Bab 53 : Duo Gesrek
54 Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55 Bab 55 : Ken vs Harun
56 Bab 56 : Rangga Kabur
57 Bab 57 : Kemarahan Hanum
58 Bab 58 : Panggilan Dosen
59 Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60 Bab 60 : Kemarahan Ken
61 Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62 Bab 62 : Menyusul Hanum
63 Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64 Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65 Bab 65 : Kritis
66 Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67 Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68 Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69 Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70 Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71 Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72 Bab 72 : Sama-sama Diam
73 Bab 73 : Puk-Puk
74 Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75 Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76 Bab 76 : Hutang
77 Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78 Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79 Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80 Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81 Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82 Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83 Bab 83 : Keluarga Rakus
84 Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85 Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86 Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87 Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88 Pengumuman
89 Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90 Bab 90 : Teman Bule
91 Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92 Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93 Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94 Episode 94 : Kecelakaan
95 Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96 Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97 Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98 Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99 Bab 99 : Rencana Ngelamar
100 Bab 100 : Pengumuman
101 Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102 Bab 102 : Rumah Sakit
103 Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104 Bab 104 : Calon Mertua
105 Bab 105 : Belum Disunat
106 Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107 Bab 107 : Disunat
108 Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109 Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110 Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111 Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112 Bab 112
113 Bab 113 : Lamaran Diterima
114 Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115 Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116 Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117 Bab 117 : Rencana Melamar
118 Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119 Bab 119 : Ziarah
120 Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121 Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122 Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123 Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124 Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125 Bab 125 : Kamila Andini
126 Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127 Bab 127 : Pengumuman
128 Bab 128 : Rencana Pindah
129 Bab 129 : Akhirnya Sah
130 Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131 Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132 Bab 132
133 Bab 133 : Baba
134 Bab 134 : Selamat Ya!!!
135 Bab 135 : Karya Baru
136 Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137 Bab 137 : Papa
138 Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139 Bab 139 : Penjelasan Jane
140 Bab 140 : Akhirnya
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146 Bab 146
147 Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Bab 1 : Kondangan
2
Bab 2 : Niat Kondangan Malah Jadi Manten
3
Bab 3 : Aku Bukan Tua, Tapi Matang!
4
Bab 4 : Tarzan Bergelantungan
5
Bab 5 : Om ganteng dan baik
6
Bab 6 : Ah, SHITT
7
Bab 7 : Kapan Godaan Ini Berakhir????
8
Bab 8 : Senam Jari
9
Bab 9 : First Kiss
10
Bab 10 : Dia Bukan Mama Kandungku!!!!
11
Bab 11 : Hanum Muram
12
Bab 12 : Sisi Terkuat Hanum
13
Bab 13 : Ken Datang Tepat Waktu
14
Bab 14 : Melakukan Apa?
15
Bab 15 : Pulang Ke Rumah
16
Bab 16 : Tarzan Gagal Bergelantungan
17
Bab 17 : Senam Jari Lagi Deh!!!!
18
Bab 18 : Ketika Dua Sahabat Bertemu
19
Bab 19 : Hanum Sakit
20
Bab 20 : Ken Diusir
21
Bab 21 : Cairan Bening, Agak Keputihan
22
Bab 22 : Aku Siap!!!!???!!!
23
Bab 23 : Mandi Bareng
24
Bab 24 : Pertemuan dengan Edo, Bikin Sesak Hati Om Ken
25
Bab 25 : Perundungan
26
Bab 26 : Kedatangan Tamu Tak Diundang
27
Bab 27 : Apakah Kedua Putrimu Bisa Diandalkan?
28
Bab 28 : Kedatangan Ken
29
Bab 29 : Gaya Menungging
30
Bab 30 : Banyolan Garing
31
Bab 31 : Kenzo Rayyan Alvaro
32
Bab 32 : Jalan-jalan Malam
33
Bab 33 : Aku Bisa Khilaf
34
Bab 34 : Restaurant
35
Bab 35 : Uncle Err dan Aunty Soraya
36
Bab 36 : Apa Hubby Cemburu????
37
Bab 37 : Kerjasama
38
Bab 38 : Kikuk-Kikuk
39
Bab 39 : Kamu Harus Tanggungjawab
40
Bab 40 : Aku Pemilik Perusahaan Itu, Hanum!!!
41
bab 41 : C E O
42
Bab 42 : Pesona Ken
43
Bab 43 : Terciduk
44
Bab 44 : Talak 3
45
Bab 45 : Apa Kau Cemburu?
46
Bab 46 : Maaf Aku Tidak Mau Ikut Campur
47
Bab 47 : Baju Mirip Saringan Teh
48
Bab 48 : Kisah Harun
49
Bab 49 : Soal Edo
50
Bab 50 : Lain Kali Tidak Mau Ikut!!!
51
Ba 51 : Dijebak Kok Sampai Hamil?!?
52
Bab 52 : Pengen Punya Anak
53
Bab 53 : Duo Gesrek
54
Bab 54 : Motor Yang Melaju Kencang
55
Bab 55 : Ken vs Harun
56
Bab 56 : Rangga Kabur
57
Bab 57 : Kemarahan Hanum
58
Bab 58 : Panggilan Dosen
59
Bab 59 : Rasa Takut Hanum
60
Bab 60 : Kemarahan Ken
61
Bab 61 : Sekarang Ken Murka
62
Bab 62 : Menyusul Hanum
63
Bab 63 : Permintaan Maaf Ken
64
Bab 64 : Nasehat Uncle Err
65
Bab 65 : Kritis
66
Bab 66 : Siapa Dalangnya?!?
67
Bab 67 : Edo Ditangkap Polisi
68
Bab 68 : Aku Nggak Rela Hanum Dinikahi Pria Tua
69
Bab 69 : Aku Sedang Palang Merah
70
Bab 70 : Sama Sekali Nggak Cocok Sama Hanum!!!
71
Bab 71 : Ke Rumah Uncle Err
72
Bab 72 : Sama-sama Diam
73
Bab 73 : Puk-Puk
74
Bab 74 : Tarsan Kepedesan
75
Bab 75 : Mau Nggak Om Jadi Pacar Aku?!!?
76
Bab 76 : Hutang
77
Bab 77 : Perempuan Tidak Punya Malu
78
Bab 78 : Saya Ingin Om Terpesona Dengan Saya!?!
79
Bab 79 : Ken Mual-Muntah
80
Bab 80 : Atau Jangan-jangan Penyakit Menular?!?
81
Bab 81 : Kehamilan Simpatik
82
Bab 82 : Kenapa Menangis Gara-gara Cowok?
83
Bab 83 : Keluarga Rakus
84
Bab 84 : Aku Nggak Bakal Diam!!!!
85
Bab 85 : Ya Jelas Aku Cemburu
86
Bab 86 : Rencana Liburan Sessions 1
87
Bab 87 : Rencana Liburan Sessions 2
88
Pengumuman
89
Bab 89 : Jalan Maju Mundur Kena
90
Bab 90 : Teman Bule
91
Bab 91 : Model Pakaianmu Jelek
92
Bab 92 : Ngidamnya Hanum
93
Bab 93 : Om Tuh Setannya!!!!
94
Episode 94 : Kecelakaan
95
Episode 95 : Panggil Bram!!!!
96
Bab 96 : Gara-gara Sayang!?!
97
Bab 97 : Ungkapan Perasaan Dave
98
Bab 98 : Gara-gara Namamu, Rumah Tanggaku Hampir Hancur!!!!
99
Bab 99 : Rencana Ngelamar
100
Bab 100 : Pengumuman
101
Bab 101 : Jadi, Pria Yang Membuat Kamu Patah Hati, Dave?
102
Bab 102 : Rumah Sakit
103
Bab 103 : Pria Bertopi Hitam
104
Bab 104 : Calon Mertua
105
Bab 105 : Belum Disunat
106
Bab 106 : Aku Belum Sunat!!!
107
Bab 107 : Disunat
108
Bab 108 : Jahitan Yang Terlepas
109
Bab 109 : Surat Apa Ini?!!?
110
Bab 110 : Bingung Mau Kasih Judul Apa???
111
Bab 111 : Ahhh, SHITT!!!!
112
Bab 112
113
Bab 113 : Lamaran Diterima
114
Bab 114 : Maaf, Saya Sudah Menikah!
115
Bab 115 : Terserah Deh, Mau Judul Apa
116
Bab 116 : Kehangatan Sebuah Keluarga
117
Bab 117 : Rencana Melamar
118
Bab 118 : Tiga Ibu Julid
119
Bab 119 : Ziarah
120
Bab 120 : Ganteng Pisan!!!!
121
Bab 121 : Liontin Bentuk Hati
122
Bab 122 : Lo Masih Idup?!?
123
Bab 123 : Jangan Main Rahasia-rahasiaan!!!
124
Bab 124 : Pertemuan Bapak dan Anak
125
Bab 125 : Kamila Andini
126
Bab 126 : Aku Sumpahin Itunya Impoten
127
Bab 127 : Pengumuman
128
Bab 128 : Rencana Pindah
129
Bab 129 : Akhirnya Sah
130
Bab 130 : Malam Ini Tidur Diluar
131
Bab 131 : Nah Ini Yang Kayak Jamur!!
132
Bab 132
133
Bab 133 : Baba
134
Bab 134 : Selamat Ya!!!
135
Bab 135 : Karya Baru
136
Bab 136 : Koper Isi Baju Haram
137
Bab 137 : Papa
138
Bab 138 : Terserah Mau Kasih Judul Apa???
139
Bab 139 : Penjelasan Jane
140
Bab 140 : Akhirnya
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145 : Lima Tahun Kemudian
146
Bab 146
147
Bab 147 : Mau Ngenalin Karya Baru Aku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!