MASAK

Ethan Memegang wajah Brian dengan lembut, walupun Brian selalu tersenyum Ethan bisa merasakan ada kesedihan yang tersimpan didalam hatinya. Ethan memeluk Brian dan menepuk punggung Brian lembut.

"Kau sudah melakukan semuanya dengan baik... Brian ku sudah bekerja keras selama ini, mulai sekarang aku akan menjaga mu seperti kau yang selalu menjaga aku dan Jio" Ethan berucap lembut sembari terus menepuk punggung Brian.

Brian membalas pelukan Ethan hatinya luluh didalam pelukan sahabatnya itu. Brian akhirnya meneteskan air mata bukan karena sedih tapi karena untuk pertama kalinya kini Brian memiliki seseorang yang bisa di jadikannya sebagai rumah dan tempat untuk bersandar.

"Lihat sekarang kita seperti keluarga yang saling melengkapi" Brian tersenyum lebar dan melepaskan pelukannya.

"Mari bersahabat selamanya... Kita dan Jio bersama hingga maut yang memisahkan, dan jika nanti kita menikah dan punya keluarga masing masing jangan pernah saling melupakan"

"Siapapun yang menjadi pendamping ku, kau tetaplah rumah pertama ku... Tempat ku pulang setelah lelah dengan hidup ini"

Jio tiba tiba datang dan memeluk mereka berdua. Ethan menggendong Jio dan Brian merangkul Ethan, mereka masuk ke dalam apartment dan mengunci pintu balkon karena sepertinya hujan akan segera turun.

Brian dan Ethan duduk di ruang tengah sedangkan Jio dia sudah tidur dikamar.

"Bagaimana perkembangan kasus ini?"

"buntu... Semua bukti mengarah pada dugaan bom bunuh diri, sama sekali tidak ada petunjuk apapun tentang otak sebenarnya dari dua kejadian ledakan bom ini"

"Brian apa mungkin ada orang dalam yang berusaha menyembunyikan petunjuk atau bukti yang seharusnya ada ditempat kejadian?"

"Orang dalam? Maksudnya?"

"Maaf aku tidak bermaksud untuk menuduh tapi aku curiga ada anggota team kalian yang bekerja sama dengan dalang dari peledakan kedua gedung ini, yang aku khawatirkan adalah jangan jangan si orang dalam ini yang diam diam menghilangkan jejak dan barang bukti

Dari kejadian peledakan sebesar ini sangat tidak mungkin jika tidak ada barang bukti atau sekedar petunjuk yang tertinggal, apa lagi dua kejadian ini terjadi di saat yang berdekatan"

Brian berpikir sejenak dan mencoba mengingat kembali siapa orang di dalam teamnya yang mencurigakan.

"pendapat mu ini masuk akal Ethan tapi jangan katakan ini pada siapapun, aku akan mencari tau apa benar ada duri didalam daging di team ku

Selama masalah ini belum terbukti kau tidak boleh memberitahu siapapun. Jangan sampai duri dalam daging itu sadar jika kita mengetahui keberadaannya

Aku khawatir dia akan menyakiti mu atau Jio, karena masalah ini sangat sensitif dan berbahaya "

"Aku mengerti Brian... Kau jangan khawatir ya sekarang lebih baik kau istirahat aku juga akan ke kamar ku untuk istirahat, besok aku akan ikut dengan mu ke rumah sakit di biro kepolisian kalian

Jio juga sudah ku daftarkan ke sekolah untuk anak anak berkebutuhan khusus disana dia pasti bisa belajar dengan lebih baik"

"Baiklah kalau begitu besok kita antarkan Jio ke sekolah dulu baru pergi bekerja, dia pasti senang bisa sekolah lagi"

"Terimakasih Brian kau memberikan aku dan Jio semangat untuk bisa kembali menjalani hidup kami, setelah semua kejadian mengerikan ini"

"Kau ini bicara apa? Aku melakukan ini karena kita saudara, pergi ke kamar mu dan istirahat lebih awal aku mau ke dapur dulu dan membuat teh sebelum tidur" Brian.

Ethan beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar. Dikamar Ethan melihat Jio yang sudah tertidur sembari memegang sebuah kertas dengan tulisan diatasnya, Ethan mengambil kertas itu dan duduk di tepi tempat tidur mereka.

"Tuhan... Terimakasih sudah memberikan Jio dua orang kakak yang sangat baik dan sayang sama Jio, sekarang hidup Jio bahagia tuhan

Jio sudah bisa bicara lagi dan Jio belajar dengan baik. Jika nanti Jio sudah dewasa maka Jio yang akan menjaga kakak kakak Jio, terimakasih tuhan" Jio menuliskan semua kata kata manis itu didalam kertas gambar.

Ethan tersenyum bahagia dan menyimpan kertas itu di dalam laci. Ethan mencium kening Jio beberapa kali dan menyelimuti tubuh mungil sang adik.

"Jika nanti kau sudah dewasa kakak tidak akan mengharapkan apapun dari mu Jio... Kakak hanya ingin kau bahagia dan hidup dengan baik, kau tidak perlu memikirkan kami...

Setelah kau dewasa dan bisa menentukan arah jalan hidup mu, kami akan selalu mendukung mu asalkan kau berada di jalan yang benar kami tidak akan menghalangi impian dan cita cita mu" Ethan berbisik lembut pada Jio yang sudah terlelap dalam tidurnya.

Brian merapikan buku dan berkas yang ada di meja kerjanya. karena sudah terlalu berantakan Brian punya kebiasaan buruk yaitu jarang merapikan buku dan berkas yang ada di meja kerjanya.

*tok tok tok

Ada suara ketukan pintu dari balik pintu kamar Brian. Setelah menghela nafas panjang Brian akhirnya membuka pintu.

"Brian maaf aku mengganggumu malam malam begini, tapi apa kau bisa menemani ku turun ke market dua puluh empat jam di bawah?"

"kenapa? Apa ada barang yang ingin kau beli?"

"Aku mau beli kotak bekal untuk mu dan Jio, mulai besok aku akan membuatkan kalian bekal makan siang"

"Baiklah ayo aku temani kau turun ke mini market bawah"

Brian dan Ethan sudah sampai di mini market bawah. Ethan memilih tiga kotak bekal dan botol air minum, Brian senang menghabiskan waktu bersama dengan Ethan seperti ini karena saat bersama dengan Ethan dan Jio hidup Brian jadi lebih berwarna.

"Besok kau makan siang apa? biar aku siapkan"

"apa saja yang kau masak akan ku makan"

"Baiklah... Kalau begitu aku akan membuatkan mu nasi goreng dengan sayur dan potongan daging sapi, nanti aku tambahkan paprika hijau yang kau suka"

"Ethan masakan mu itu adalah yang terbaik aku sangat menyukai masakan mu, terimakasih"

"Ya sudah aku akan memasakkan makanan untuk kalian setiap hari, aku senang bisa memasak untuk kalian

Oh iya aku lupa paprika hijau di kulkas kita sudah habis ayo bantu aku memilih paprika yang bagus disana"

Senyuman Ethan membuat hati Brian bahagia. Brian memperhatikan Ethan yang sedang sibuk memilih sayuran, dan buah buahan.

"Paprika yang bagus itu yang tidak ada bercak hitam, dan memiliki warna yang hijau segar nanti kalau kau belanja sayur ingat perhatikan baik baik sebelum membayarnya

Jangan sembarangan membeli tapi malah rugi. Oh iya kenapa pelayan mu tidak pernah belanja? Apa mereka tidak memasak?" Ethan menegur Brian.

"aku menyuruh mereka beli makanan dari luar dan jarang menyuruh mereka masak, karena itulah dapur kita kosong"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!