MENAKUTKAN

Jio menggenggam tangan Ethan dan tidak mau melepaskannya. Jio sangat mengkhawatirkan Ethan padahal Nea dan Vina sudah berulang kali mengatakan padanya bahwa Ethan baik baik saja.

"Jio pulang ya sayang ikut dengan kak Brian saja, nanti kakak menyusul sayang" Ethan membujuk Jio

"Jio mau menemani kakak disini, Jio takut kakak kenapa Napa" Jio tetap menolak.

"Jio sayang kakak tidak apa apa, Jio pulang ya ikut dengan kak Brian kalau Jio terus disini nanti Jio ikut sakit sayang " Ethan khawatir pada Jio karena rumah sakit sedang dalam keadaan yang kacau dan Jio tidak seharusnya disini.

*BRAKH! DRGH!

Suara dentuman dan ledakan tiba tiba terdengar. Ethan langsung beranjak dan menggendong Jio, Brian yang juga ada disana langsung mengecek situasi.

"ada ledakan tapi aku tidak tau apa penyebabnya!" Brian kaget dan panik.

"Brian kita harus membawa Jio pergi dari sini!" Ethan mengeratkan pelukannya pada Jio.

Brian mengambil Jio dari gendongan Ethan dan menarik tangan Ethan untuk keluar dari gedung rumah sakit itu. Suara ledakan dan dentuman keras kembali terdengar di sertai dengan jatuhnya reruntuhan gedung rumah sakit.

*DUGH!

"Akh!" Sebuah puing jatuh dan mengenai lengan Ethan.

Semua orang didalam gedung itu panik mereka berlarian untuk menyelamatkan diri dan berteriak meminta tolong.

"Ethan kau harus tahan!" Brian panik karena lengan Ethan berdarah.

"Shhh gila ada yang mau membunuh kita semua disini!" Ethan meringis kesakitan.

Brian memapah Ethan dengan satu tangan masih menggendong Jio. Meskipun berdesakan dan hampir tidak bisa keluar Brian berhasil membawa Jio dan Ethan keluar dari sana, hanya beberapa detik setelah Brian membawa mereka keluar gedung itu benar benar runtuh.

"Hiks hiks akh uhuk uhuk" Jio menangis ketakutan didalam pelukan Brian.

"Ethan? Ethan kau baik baik saja?" Brian semakin panik karena Ethan terlihat lemas.

"Brian... Jio? Kalian tidak apa apa?" Ethan masih mengkhawatirkan keadaan adik dan sahabatnya padahal dirinya sendiri sudah terluka parah.

"korban yang selamat sangat sedikit! Gila!" Brian kesal bukan main.

Polisi dan team penyelamat berdatangan Jio langsung demam karena syok dan trauma berat. Ethan memangku Jio dan mencoba menenangkannya saat ini mereka duduk di dalam mobil Brian tapi dengan keadaan semua pintu mobil terbuka untuk memberikan lebih banyak oksigen pada Jio.

"Jio sayang bernafas perlahan, Jio... dengarkan kakak ya sayang" Ethan hampir menangis karena sejak tadi Jio kesulitan bernafas.

"Ethan ini aku bawakan oksigen team medis yang memberikannya, kau jangan menangis kita pasangkan ini pada Jio ya" Brian memakaikan masker oksigen dan menyetel aliran oksigen dari tabung ke selang oksigen itu.

"Huft... huft... Huhftt" Jio mulai bernafas dengan teratur, dan tenang Ethan tersenyum dan memegang wajah Jio.

"Anak baik... Hiks hiks hiks Jio bernafas pelan pelan ya sayang hiks, Jio jangan buat kakak takut sayang hiks hiks" Ethan benar benar khawatir pada Jio karena saat ini keadaan benar benar tidak terkendali.

Ethan hanya bisa menangis dia mengkhawatirkan Nea dan Vina juga rekan kerjanya yang lain. Ethan masih ketakutan dan teringat dengan kejadian mengerikan tadi.

"Brian... Hiks hiks ini bagaimana? Hiks hiks semuanya hancur Brian hiks hiks" Ethan tidak bisa berbuat apa apa selain menangis dan memeluk Jio.

"Ethan! Ethan lihat aku! Kau harus tenang, lihat Jio... Dia ketakutan! Jika kau tidak bisa mengendalikan diri mu lalu siapa yang akan menenangkan Jio?! Aku tau kau takut! Aku juga takut... Tapi aku janji akan melindungi kalian" Brian memeluk Ethan dan mengusap kepala Jio.

"Aku akan menjaga kalian... Jangan takut Ethan, jangan takut Jio..." Brian memeluk Ethan dan menenangkan Jio.

"Brian untuk para korban akan kami kirim ke kantor polisi pusat disana aman" Ucap seorang pria yang merupakan pimpinan dari team detektif sekaligus rekan kerja Brian.

"Mario tolong panggilkan dokter karena Ethan terluka" Brian memberikan perintah.

"Brian aku takut..." Ethan berucap lirih.

"aku akan menjaga mu dan Jio kau jangan takut, kalian pergilah ke kantor polisi pusat disana kalian aman aku janji akan segera kesana dan menemui kalian" Brian.

Ethan menatap Brian dengan tatapan penuh ketakutan, Ethan memeluk Jio erat dan menggenggam tangan Brian.

"Brian hiks hiks aku takut..." Ethan menangis dia benar benar ketakutan.

"Aku tau ku takut... Aku tau tapi kau disini juga akan dalam bahaya, jangan membantah ku pergilah dengan Mario hm" Brian menangkup wajah Ethan dan tersenyum.

"Mario bawa mereka ke tempat yang aman, mereka adik adikku dan aku akan menjemput mereka segera" Brian berucap dengan penuh keyakinan.

"Kunci mobil?"

"Sudah terpasang kau bisa bawa mereka sekarang, aku akan mulai melihat lihat ke sekitar sini"

Mario membawa Ethan dan Jio ke tempat pengungsian sementara dimana semua korban di tempatkan. Ethan menatap wajah Jio yang sudah tertidur dalam pelukannya.

"kalian nanti bisa tidur di kamar yang sudah kami siapkan, kau jangan khawatir disana peralatan medisnya lengkap... Kau dan Jio bisa di obati disana" Mario membuka pembicaraan untuk mencairkan suasana karena Ethan hanya diam saja.

Ethan hanya mengangguk pelan dan tidak mau mengucapkan apapun. Ethan merasa seluruh tubuhnya kini sakit, dan lelah luar biasa selain itu Ethan juga merasa tidak semangat untuk berbicara.

Mario bisa mengerti keadaan Ethan ini karena siapapun yang mengalami kejadian seperti yang di alami oleh Ethan pasti akan syok dan trauma. Ethan menangis tanpa suara sembari menatap wajah Jio yang tertidur pulas.

"tuhan terimakasih telah melindungi kami... Kejadian tadi begitu cepat dan mengerikan, aku benar benar takut tuhan" Ethan berucap dalam hati sembari Menitikkan air matanya.

"Ethan aku bisa mengerti ketakutan yang kau rasakan tapi jika nanti polisi meminta keterangan dari mu kau tetap harus menjawabnya, jika kau diam saja seperti ini kau akan menyulitkan kami" Mario mencoba untuk memberikan pengertian kepada Ethan.

"Apa kalian akan langsung meminta keterangan pada orang yang masih trauma? Dan apa kau akan memaksa jika aku diam?! Kami hampir saja mati didalam gedung itu! Pasien ku, sahabat ku, dan rekan kerja ku yang lain entah bagaimana nasib mereka sekarang!" Ethan kesal karena Mario terus saja bicara.

"Adikku bahkan hampir tiada hiks hiks hiks kami hampir tertimpa reruntuhan itu... Hiks hiks hiks aku mohon jangan paksa aku bicara terus hiks aku takut, aku masih sangat takut" Ethan benar benar masih sangat ketakutan, dia emosi karena sejak tadi dia merasa Mario menyudutkan dirinya.

Mario terdiam dan membiarkan Ethan menangis sembari memeluk Jio. Mario tidak ingin semakin membuat Ethan merasa tertekan.

Brian dan rekan kerjanya yang lain sudah memulai penyelidikan dan beberapa team penyelamat sudah mulai melakukan evakuasi terhadap para korban.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!