RUMAH SAKIT

Ethan memimpin team medis yang berada di lobi utama untuk menangani para pasien yang terus berdatangan ke rumah sakit. Ethan masih sangat memikirkan tentang Jio tapi dia berusaha untuk profesional.

"hubungi bank darah minta mereka mengirimkan stok darah dengan semua golongan sekarang juga! Bawa pasien yang patah tulang kaki ke ruang sembilan" Ethan sangat sibuk.

"Dokter ada pasien dengan luka parah di bagian kaki kami harus segera melakukan tindakan amputasi tapi semua ruang operasi penuh" Perawat.

Ethan terdiam sejenak untuk berpikir.

"IGD VIP" Ethan menjawab dengan tegas.

"tapi tuan disana-" Belum sempat perawat melanjutkan ucapannya Ethan sudah berlari ke arah ruangan yang di maksud sembari memberikan isyarat menyuruh perawat itu cepat membawa pasien untuk mengikutinya.

*Ceklek.

"Jio sayang dengarkan kakak kami membutuhkan ruangan ini, apa kau bisa ikut kakak? Kakak akan mengantarkan mu ke asrama dokter" Ethan menggendong Jio.

Jio mengangguk dia mulai merasa takut sekarang karena jas putih Ethan memiliki bercak darah. Wajah Ethan yang penuh dengan kekhawatiran membuat Jio yakin jika keadaan diluar benar benar kacau.

Ethan menggendong Jio dan membawanya keluar dari ruangan itu. Jio memeluk erat Ethan karena takut.

"Dokter dimana anakku?! Dimana anakku dokter?!" Seorang wanita tiba tiba menghampiri Ethan dan menanyakan keberadaan anaknya.

"Maaf saya tidak tau dimana anak anda tapi saya akan berusaha membantu anda mencarinya, sekarang saya ada urusan penting permisi" Ethan membawa Jio pergi.

Ethan berlalu pergi meninggalkan keluarga pasien itu dia mengantarkan Jio ke asrama rumah sakit. Disana Jio langsung ditempatkan di kamar pribadi milik Ethan.

"tetap disini sayang kakak akan segera kembali, kau akan baik baik saja setelah semua kekacauan ini berakhir kakak akan mencari cara agar kita bisa bertemu Prof Nadia.

Kakak akan berusaha agar kau bisa bicara lagi, jangan khawatir Jio kakak akan selalu disini untuk mu" Ethan mengecup kening Jio dan pergi dari asrama.

Saat Ethan kembali ke rumah sakit keadaan jadi semakin kacau ada banyak sekali korban yang tergeletak dilantai. Ethan memeriksa beberapa dari mereka dan tiba tiba Nea datang memegang bahu Ethan.

"Ethan dokter bantuan dari berbagai rumah sakit lain akan segera datang, kau pemimpin kami... Kami butuh arahan dari mu tolong jangan kacau seperti ini" Nea melaporkan pada Ethan.

Ethan beranjak dan melihat ke sekeliling, rumah sakit penuh dengan orang terluka suara tangis dan rintihan kesakitan ada dimana mana.

"Dengar Nea kau pergi ke gudang medis ambil pita sebagai tanda untuk para pasien ini, pasien dengan luka ringan ikatkan pita kuning di tangan mereka dan pastikan itu bisa di lihat team medis kita

Untuk pasien kritis berikan pita merah ikat di tangan mereka agar mereka bisa segera mendapatkan tindakan, dan untuk pasien meninggal berikan pita hitam agar pasien meninggal bisa langsung di kirim ke kamar jenazah

Kita harus cepat waktu kita hanya sedikit semakin lama pasien akan semakin banyak, kita harus bisa mengambil tindakan yang cepat dan tepat"

Nea mengangguk paham dan segera melakukan perintah Ethan. Nea juga mengumumkan perintah Ethan kepada rekan team medis yang lain mereka semua bangga pada Ethan karena tindakannya yang cepat dan tepat semua bisa lebih terkendali dari pada sebelumnya.

Team medis bantuan dari berbagai rumah sakit datang mereka semua di kumpulkan dihalaman depan rumah sakit untuk mendapatkan arahan penting dari Ethan.

"Pita untuk tanda harus selalu di berikan pada pasien karena kita harus memprioritaskan pasien kritis terlebih dahulu, jangan takut dan jangan gugup karena setiap hal yang kita lakukan adalah demi menyelamatkan nyawa banyak orang

Bergerak dengan teratur dan jangan menunda lagi, kita harus menyelamatkan mereka sekalipun untuk itu kita harus meninggalkan urusan pribadi kita"

"Go!" Ethan memberikan aba aba dan semua team medis itu meninggalkan halaman depan rumah sakit dan masuk ke dalam gedung rumah sakit itu.

Ethan menatap ponselnya sesaat dia melihat foto Jio yang di jadikan wallpaper ponselnya.

"Ethan kau memikirkan Jio?" Vina bertanya pada sahabatnya itu.

"Saat ini para korban adalah prioritas utama ku, meskipun hari ini aku tidak bisa membawa Jio bertemu Prof Nadia tapi setidaknya aku tetap tidak akan mengecewakan mereka" Ethan berlalu pergi dan melanjutkan pekerjaannya sebagai dokter dan pemimpin seluruh tenaga medis di rumah sakit ini.

"Dia memang laki laki yang bertanggung jawab" Vina kagum pada Ethan yang mengambil keputusan secara tepat dan cepat.

Jio sendirian didalam kamar asrama Ethan sebenarnya dia lapar dan bosan tapi sesuai dengan kata kata Ethan dia tidak boleh kemana mana. Jio memutuskan untuk tidur dari pada harus terus merasakan lapar.

Keadaan masih kacau hingga malam hari dan Ethan tidak beristirahat walau hanya sebentar karena banyak pasien yang terus berdatangan dan tidak sedikit pasien yang meninggal.

"Ethan kau harus istirahat sejak tadi kau sibuk, kau bisa sakit karena kelelahan!" Nea.

"Bagaimana aku bisa istirahat dalam keadaan seperti ini?! Astaga! Bodoh!" Ethan memaki dirinya sendiri.

"Ada apa?!" Nea terkejut.

"Jio pasti kelaparan aku tidak menyiapkan apapun untuknya" Ethan panik

"Dokter Ethan ada pasien kritis harus segera di operasi" Perawat.

*Drrt drrt drrt

"Halo?" Brian menjawab telpon dari Ethan.

"Brian aku butuh bantuan mu"

"Ada apa?" Brian terkejut dan langsung berdiri dari duduknya.

"Rumah sakit ku kacau balau karena banyak korban dari runtuhnya mall di kirim kesini, tolong kau jemput Jio dia ada di kamar asrama ku

Jio belum makan apapun aku terlalu sibuk sampai aku lupa padanya. Brian hanya kau yang bisa ku mintai tolong, aku janji setelah pekerjaan ku selesai aku akan menjemputnya"

"Baiklah aku akan segera kesana kau jangan khawatir, Jio akan aman bersama ku"

Ethan menutup telponnya dan menuju ke ruang operasi. Brian mengambil jasnya dan kunci mobilnya dia bergegas menuju ke asrama rumah sakit Ethan, Brian adalah sahabat yang paling di percaya oleh Ethan jadi dia memegang kunci cadangan dari asrama Ethan.

*Ceklek.

"Jio?" Bria melihat Jio yang lemas tertidur, tanpa banyak berpikir Brian menggendong Jio dan membawanya pergi dari asrama itu.

"Jio? Bangun? Jio? Anak ini pingsan" Ucap Brian panik.

Brian terpaksa membawa Jio ke rumah sakit lain karena rumah sakit Ethan saat ini kacau bahkan para pasien sudah mulai ada beberapa yang ditempatkan di asrama dokter.

"Sabar ya Jio, kau pasti sangat lapar seharusnya kau tidak boleh kelaparan seperti ini nanti aku akan memarahi kakak mu itu

Jio bangun, astaga sial! Anak ini harus selamat atau Ethan akan membunuh ku Jio aku mohon bertahanlah" Brian menginjak gas mobilnya dan menerobos lampu merah dengan kecepatan tinggi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!