BRIAN MENJAGA

Anggota polisi itu pergi dengan perasaan kesal dia menutup pintu dengan kasar membuat Ethan langsung terbangun. Ethan melihat Jio tapi anak itu masih tertidur lelap, Ethan meraih tangan Brian.

"Mereka datang lagi?" Ethan bertanya pada Brian dengan suara bergetar.

"Ada aku disini mereka tidak akan berani mengganggu kalian lagi, demam mu sudah turun aku akan membelikan kalian makanan sebentar ya?" sahut Brian lembut.

"Brian... Apa bisa kau disini saja? Aku dan Jio merasa aman jika ada kau disini" Ethan memegang tangan Jio.

Brian kembali duduk di kursi yang ada disamping tempat tidur Ethan dan Jio. Brian mengusap lembut kepala Ethan.

"Aku pasti akan selalu berada didekat kalian, ini pasti berat bagi mu tapi kau harus tegar kita akan menghadapi ini bersama sama" Brian tersenyum lembut.

"Aku tidak tau kenapa semua ini harus terjadi, disaat aku baru saja bahagia karena memiliki Jio tapi sekarang aku sudah harus bersedih lagi...

Bagaimana aku bisa membiayai kehidupan Jio nanti? Aku harus bekerja dimana? Bagaimana nasib pasien ku dan bagaimana nasib Nea dan Vina? Aku bingung Brian..." Ethan sangat tertekan terlihat jelas ada begitu banyak beban yang ada didalam hatinya saat ini.

Ethan tiba tiba mimisan Brian yang melihat itu jadi panik dan memberikan Ethan sapu tangan yang ada di saku jaketnya.

"Hei... Aku ada disini aku tidak akan membiarkan mu melalui semua ini sendirian, untuk urusan pekerjaan kau jangan khawatir kantor polisi ini membutuhkan seorang dokter hebat seperti mu untuk ditempatkan di rumah sakit biro kepolisian gajinya juga lebih besar dari pada gaji mu sebelumnya

Dan untuk masalah lainnya jangan kau pikirkan lagi, biarkan aku saja yang mengurus semuanya"

Ethan mengangguk paham sembari sibuk menyeka darah yang keluar dari hidungnya. Brian khawatir pada Ethan karena tiba tiba mimisan seperti ini, Brian memegang wajah Ethan lembut.

"aku akan membawa mu ke apartment ku, disana ada beberapa pelayan dan kalian aman disana"

"aku mau pulang ke apartment ku sendiri saja, aku tidak mau merepotkan mu lagi"

"Sejak kapan kau merepotkan ku? Jangan membantah lagi ayo ku bawa kalian ke apartment ku"

"Ahsss... Brian tangan ku tidak bisa digerakkan sakit sekali" Ethan benar benar kesakitan tangan kirinya yang terluka karena kejatuhan puing gedung itu sekarang tangannya terasa sakit dan nyeri.

Brian memeriksa luka Ethan dengan teliti dia mengganti perban yang membalut luka Ethan tidak lupa juga membersihkan lukanya dan memberikan obat.

"Masih sakit?" Tanya Brian khawatir.

"Masih... Brian jika aku seperti ini bagaimana dengan Jio? Siapa yang akan merawat dia?" Ethan sangat khawatir.

"Kau ini terlalu banyak berpikir"

"Aku pusing... Sebentar aku tidak bisa berdiri sekarang" Ethan merasa kepalanya seperti berputar putar dan tiba tiba pandangan matanya gelap.

Ethan tiba tiba pingsan dan membuat Brian panik. Brian membawa Ethan dan Jio ke apartment pribadinya dan memanggil dokter pribadi untuk memeriksa dan menangani mereka berdua.

Brian sudah lama bersahabat dengan Ethan tapi baru kali ini dia melihat Ethan sampai selemah ini. Di mata Brian sosok Ethan adalah sosok pemuda yang tangguh, tegar, tegas, dan kadang cerewet.

Ethan selalu penuh kasih sayang kepada siapapun. Karena itu dirinya di kenal sebagai dokter berhati malaikat, tapi saat ini Ethan melihat sendiri bagaimana rumah sakit itu hancur dan dia mendengar jeritan dari para korban itu mengacaukan pikirannya dan membuat Ethan stress berat.

"Brian..." dokter memegang pundak Brian dan mengacaukan lamunannya.

"Jio dan Ethan butuh istirahat sepenuhnya, istirahat dalam urusan fisik juga mental jangan sampai mereka tertekan kasihan mereka untuk sementara ini aku terpaksa meresepkan obat penenang dan obat tidur untuk mereka

Ini resep untuk Jio dan yang ini untuk Ethan jangan sampai tertukar. Obat yang aku resepkan untuk Ethan adalah anti depresan, obat penenang, dan obat tidur juga nafsu makan semoga mereka lekas sembuh kau juga harus sabar Brian" dokter itu tampaknya sudah cukup akrab dengan Brian.

Brian hanya mengangguk lesu dia langsung menebus obat obat itu sekaligus membelikan makanan kesukaan Ethan dan Jio lalu langsung kembali ke apartment. Brian menyuruh pelayan untuk membeli baju dengan ukuran Ethan dan Jio karena dirinya ingin menemani kedua orang terdekatnya itu di apartment.

"Jio?... Hei kau sudah bangun sayang?" Brian langsung menggendong Jio.

Jio dan Ethan sudah bangun tapi mereka masih saling diam. Mereka berdua sama sama masih dalam masa pemulihan.

"Jio tadi kakak belikan makanan kesukaan mu, makan dulu ya setelah itu minum obat" Brian.

Jio tidak menjawab tapi Jio malah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Brian. Jio demam dan Brian yang tau itu menghela nafas berat.

"Jio sayang harus makan biar cepat sembuh ya nanti kalau Jio sudah sembuh kita main di taman, kakak akan ajari Jio main sepeda" Brian berusaha menghibur Jio.

Brian memangku Jio duduk di sofa yang ada didalam kamar itu. Brian membujuk Jio untuk makan Jio tidak melawan karena memang dia sangat lapar, Jio makan dengan baik walau hanya sedikit tapi Brian lega setidaknya Jio bisa makan dan minum obat.

"Sayang sekarang mandi ya? Kakak mandikan tadi pelayan sudah membelikan baju baru untuk Jio, mandi yuk" Brian mengangkat tubuh mungil Jio untuk di mandikan.

Ethan masih saja melamun tanpa mengatakan apapun. Setelah memandikan Jio dan memakaikan baju baru untuknya Brian menyuruh pelayan untuk mengajak Jio bermain di ruang tamu.

Brian mengambilkan piring baru dan di isi dengan makanan yang sama. Brian duduk disamping Ethan dan tersenyum.

"Makan dulu ya" suara lembut Brian menyadarkan Ethan dari lamunannya.

"Makan dulu aku suapi lalu setelah itu minum obat, jangan melamun terus nanti kau tidak sembuh sembuh" Ucapan Brian mendapatkan anggukan persetujuan dari Ethan.

"Brian... Apa orang tua mu tidak akan marah jika aku dan Jio tinggal disini?" Ethan.

"ini apartment yang aku beli dengan uang ku sendiri, dan orang tua ku tidak tau tentang apartment ini...

Kalaupun mereka tau itupun tidak masalah karena aku yang berhak menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh ada di apartment ini" Brian.

"Aku benar benar berantakan ya?"

"tidak... Kau baik baik saja wajah tampan mu juga aman, aku sudah siapkan skincare mu di meja rias, pakaian baru untuk mu juga ada di lemari, dan mulai sekarang kau tidak boleh kemana mana tanpa izin ku mengerti?"

Ethan mengangguk paham dan melanjutkan makannya. Setelah makan dan minum obat Ethan pergi mandi untuk menenangkan diri.

*drrt drrt drrt

"Halo ini siapa?" Brian menjawab telpon dari nomor tidak di kenal.

"Brian ini aku Mario, dasar rekan kerja kurang ajar nomor ku tidak kau simpan ya?!" Kesal Mario dari seberang telepon sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!