RUMAH SAKIT

"ini obat demam? Apa anak ibu sakit?" tanya pria itu pada Tari.

"bukan anak saya yang sakit tapi anak majikan saya" Tari terlihat gugup.

"perkenalan saya Ethan dan saya seorang dokter kalau boleh saya ingin memeriksa anak majikan ibu, jangan khawatir saya tidak akan meminta bayaran... Saya ikhlas melakukannya"

"Baiklah tuan ayo kasihan anak itu demamnya tinggi sekali"

Tari mengajak Ethan langsung ke gudang tua tempat Jio kini berada melalui pintu belakang dan mobil Ethan terpaksa di parkir di halaman rumah tetangga.

"Bi kenapa kita lewat sini? Memangnya anak itu dimana?" tanya Ethan bingung.

"anak itu ada di gudang, tuan dan nyonya mengurung anak itu karena dia terlahir cacat" sahut Tari berterus terang.

"kasihan anak itu tuan... Dia setiap hari di pukuli, di siksa, sampai akhirnya sekarang dia tidak bisa lagi bicara padahal dulu bisa walaupun terbata bata" sambung Tari menjelaskan.

Ethan terdiam dia merasa kasihan pada anak yang di sebutkan oleh Tari. Saat Tari membuka pintu gudang dia melihat Jio sudah tidak sadarkan diri, Ethan yang juga melihat itu langsung memeriksa Jio.

"Anak ini kekurangan gizi dan cairan, sejak kapan dia tidak makan dan minum?" Ethan bertanya dengan khawatir.

"sudah sejak kemarin dia belum makan dan belum minum tuan"

"Gila! Kalian bisa membunuh dia!" Ethan menggendong Jio dan membawanya pergi ke rumah sakit.

Tari mengabari Calista jika saat ini Jio di bawa ke rumah sakit oleh dokter Ethan. Calista sangat marah dan langsung memecat Tari karena yang dia harapkan adalah kematian Jio bukan kabar jika anak itu diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.

"Pembantu sialan! Dia pasti sengaja mencari bantuan saat anak itu sekarat!" Calista sangat marah ketika mendapatkan kabar itu.

"sudahlah jangan marah marah lagi lebih baik kita pergi keluar kota untuk menemui Rendy dia pasti sudah sangat merindukan kita, anak itu mau dia mati ataupun hidup biarkan saja tidak usah pedulikan lagi" Sahut Devan dengan santainya.

"benar... Rendy pasti merindukan kita lebih baik kita cepat kesana, anak kita itu masih kecil aku menyesal sekali memasukan dia ke sekolah berbasis asrama seperti itu"

"bagaimana jika kita menjemput Rendy dan kita pindah keluar kota, kita pindahkan sekolahnya Rendy ke sekolah baru yang tidak berbasis asrama"

"aku sangat setuju dengan mu, aku tidak mau anak kita Rendy mengalami kesulitan"

Ethan menangani Jio dengan sangat teliti di bantu oleh beberapa rekan sesama dokternya. Ethan memasangkan infus di tangan mungil Jio.

"Ethan anak ini sebenarnya anak siapa?" Tanya Vina sahabat Ethan.

"aku menolong dia saat disekap di gudang tua dirumahnya sendiri, orang tua kandungnya sendiri yang tega menyakiti anak ini"

"Dia mengalami kelumpuhan saraf dan pembengkakan otak besar, kasihan anak ini... kaki kirinya lumpuh dan ada keretakan di tengkorak belakang kepalanya

Seluruh tubuhnya di penuhi luka lebam dan memar, berdasarkan semua hasil pemeriksaan ini dia memang anak berkebutuhan khusus" Vina menjelaskan.

"iya aku tau itu... Tapi Vin ada hal yang membuat aku lebih kasihan, anak ini tidak lagi di inginkan oleh keluarganya dan pembantu rumah itu yang tadi membantu ku menyelamatkan anak ini dia sudah di pecat

Aku bingung harus bagaimana sekarang setelah anak ini nanti sadar dan sembuh aku harus antarkan dia kemana?" Ethan ragu ragu.

"kau kan sendirian dan apartement mu juga besar lebih baik anak ini kau asuh saja, jadikan dia adik angkat mu..."

"aku setuju dengan ide mu tapi masalahnya bagaimana dengan orang tua anak ini? Aku kan harus minta izin pada mereka dulu"

"Aku akan membantu mu mengurus semua itu yang penting sekarang dia sudah punya tempat untuk pulang, kasihan dia... Lihatlah anak selucu ini di sia siakan oleh orang tua yang tidak bertanggung jawab!" Vina jadi kesal sendiri.

"ya sudahlah jangan dibahas disini kalau dia dengar nanti dia semakin sedih, Vina bantu aku untuk membeli beberapa kebutuhan untuk anak ini karena aku harus menemani dia"

"hm baiklah aku akan belikan baju, sepatu, kaus kaki, dan... dan apa lagi?" tanya Vina bingung.

"Susu, makanan, dan buah juga sayur nanti semua barang itu kau antar saja langsung ke apartment ku nanti ku kirimkan password kunci apartment ku" Ethan memberikan daftar belanjaannya.

Vina mengangguk paham dan berlalu pergi untuk membantu membelikan barang barang kebutuhan Jio yang dipesan oleh Ethan.

Ethan duduk di kursi yang ada disamping tempat Jio terbaring lemah. Ethan menatap anak itu dengan tatapan penuh kekhawatiran.

"anak manis seperti ini kenapa harus di benci? Memangnya kenapa jika dia berbeda? Apa salahnya itu?

Dia juga tidak mau terlahir seperti ini, kasihan sekali kau nak... Mulai sekarang kau ikut kakak ya, kakak janji akan menjaga mu baik baik anak manis" Ethan bicara pada Jio yang belum sadarkan diri.

Jio mulai membuka matanya dan menatap Ethan dengan tatapan bingung. Ethan tau jika Jio tidak bisa berbicara dan dia terlalu lemah untuk menggerakkan tangannya.

"kalau kau ingin bertanya kedipkan mata mu satu kali, jika kau ingin menjawab iya kau berkedip saja dua kali mengerti?" Ethan.

Jio berkedip dua kali dan tersenyum tipis.

"Nama ku Ethan aku yang membawa mu ke rumah sakit, aku juga dokter yang menangani mu" Ethan.

"kenapa Jio disini? Nanti mama dan papa marah" ucap Jio berbicara dengan bahasa isyarat.

"maaf Jio aku tidak mengerti bahasa isyarat, tapi kau jangan khawatir ya aku akan belajar pelan pelan supaya bisa mengerti bahasa isyarat agar kita bisa berkomunikasi" Ethan bingung.

Ethan memberikan kertas dan pensil pada Jio agar Jio bisa menulis apa yang ingin dia katakan.

"kenapa Jio disini? Nanti papa dan mama bisa marah" tulis Jio.

"Jio dengar ya anak baik... Orang tua mu sudah pindah keluar kota dan rumah yang kau tinggali sebelumnya sudah di jual, sekarang kau tinggal saja dengan ku kebetulan aku yatim piatu dan tidak punya keluarga

Aku sering kesepian dan jarang pulang ke apartment ku karena aku lebih suka tinggal di asrama rumah sakit"

"kak orang tua ku akan sangat marah kalau tau kakak sudah menyelamatkan ku, nanti kakak bisa dipukul mama" tulis Jio dan menatap Ethan khawatir.

"jangan khawatir aku tidak akan di pukul oleh orang tua mu lagi pula aku sudah dewasa dan aku bisa melawan, kau istirahat saja dulu aku harus menemui teman ku untuk membahas masalah pekerjaan sebentar

Dan ingat jangan pergi kemana mana karena sekarang aku adalah wali mu. Aku janji akan menjaga mu dengan baik"

Terpopuler

Comments

Ezar Faruq

Ezar Faruq

sungguh malang nasibmu jio

2024-03-10

0

jun.

jun.

nangis dikit, selebih nya nangis berat.

2024-02-19

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!