BELAJAR

"belajar bahasa isyarat? Kenapa kau tiba tiba mau belajar bahasa isyarat dengan ku" tanya seorang dokter yang tampaknya cukup dekat dengan Ethan.

"aku ingin belajar bahasa isyarat karena aku ingin berkomunikasi dengan adik angkat ku, kau adalah orang yang paling bisa ku andalkan dalam hal ini Nea"

"adik angkat? Kapan kau mengangkat seorang adik?"

"baru saja kebetulan dia juga pasien ku, dia anak yang sangat lucu kau mau bertemu dia?" .

"ayo aku ingin melihat adik mu itu, aku ingin tau selucu apa anak yang bisa meluluhkan hati seorang Ethan" .

Ethan membawa Nea ke ruang pemulihan Jio saat masuk mereka melihat Jio yang sedang makan siang dengan di temani oleh Vina.

"kakak dia siapa?" Jio bertanya dengan menggunakan bahasa isyarat.

"dia bilang apa?" Ethan penasaran.

"Dia bertanya pada mu, aku ini siapa?" Nea mengartikan bahasa isyarat yang ditunjukkan oleh Jio.

"Nama ku Nea... Aku teman Ethan" Nea menjawab dengan menggunakan bahasa isyarat.

"kakak bisa bahasa isyarat?" Jio heran dan penasaran.

"Iya aku bisa dan aku disini untuk mengajari Ethan bahasa isyarat juga, kau sangat manis siapa nama mu?" Nea menjawab dengan semangat.

"Jonathan tapi aku lebih sering dipanggil Jio, kakak sangat cantik..."

"Vina apa Jio sudah minum obat?" Ethan bertanya sembari memeriksa infus Jio.

"dia sudah minum obat tapi makannya yang agak sulit, jadi sedikit ku paksa" sahut Vina.

"Jangan terlalu keras padanya nanti dia takut dengan kita, aku tidak mau Jio takut pada kita seperti dia takut pada orang tuanya"

"Ethan aku mengerti maaf ya... oh iya semua barang yang kau mau sudah aku kirimkan ke apartment mu, pelayan mu juga sudah menyusun semuanya jadi kapan kau akan bawa Jio pulang?"

"Mungkin Minggu depan saat Jio sudah benar benar sembuh, sekarang ini Jio masih terlalu lemah" Ethan, Jio memegang tangan Ethan.

"Ada apa manis?"

"Kakak akan bawa Jio pulang kemana? Rumah Jio sudah tidak ada lagi" Jio takut jika Ethan akan meninggalkannya.

"Nea?" Ethan menatap Nea bingung.

"dia bertanya kau mau membawa dia pulang kemana karena sekarang rumahnya sudah tidak ada" Nea mengartikan bahasa isyarat yang ditunjukkan oleh Jio.

"Jio sayang..." Ethan duduk disamping Jio dan merangkulnya.

"Jio nanti kita akan pulang ke rumah kita sayang, kau jangan khawatir aku akan mengurus semuanya"

"Ethan aku sudah mengirimkan nomor telepon dan alamat dari orang tua kandung Jio, aku tidak berani menghubungi mereka karena itu bukan wewenang ku" ucap Vina kepada Ethan.

"Aku akan menghubungi mereka nanti"

Jio kaget dan takut ketika mendengar Ethan akan menghubungi orang tuanya. Jio tiba tiba memeluk Ethan dan menangis.

"Kenapa sayang? Kau kenapa?" Ethan jadi bingung karena Jio menggelengkan kepalanya ribut.

"Tenang sayang tenang... Aku janji tidak akan menyakiti mu"

"jangan telpon mama nanti mama jemput Jio, Jio tidak mau di pukul kak sakit" Jio ketakutan sampai menangis.

"Ethan dia takut kau akan memulangkan dia kepada orang tua kandungnya, dia bilang dia tidak mau di pukul katanya sakit" Nea menerjemahkan apa yang dikatakan oleh Jio.

"aku tidak akan mengembalikan mu pada orang tua mu Jio, justru aku ingin meminta mereka menyerahkan hak asuh mu pada ku...

Jalur apapun akan ku tempuh untuk bisa mendapatkan hak asuh mu sayang, sekarang lanjutkan dulu makannya" Ethan menyuapi Jio dan memeluknya hingga Jio tertidur kembali.

"Ethan kapan kau akan membawa Jio bertemu dengan orang tuanya?" Tanya Nea penasaran.

"aku tidak akan membawa Jio bertemu dengan mereka, aku akan kesana sendiri tanpa Jio... Aku tidak mungkin mempertemukan Jio dengan orang yang sudah membuat dia trauma berat seperti ini" Ethan.

"Aku setuju dengan mu Ethan karena lebih baik Jio tidak usah lagi bertemu dengan orang tua yang kejam seperti mereka! Tapi bagaimana tentang sekolah Jio?" Vina penasaran.

"Sudahlah kita bahas itu nanti sekarang lebih baik kita pikirkan bagaimana caranya agar hak asuh Jio bisa jatuh ke tangan Ethan, kita harus mencari pengacara dan mengumpulkan saksi yang bisa memperkuat tuntutan pengambilan hak asuh yang akan dilakukan oleh Ethan" Nea menjawab dengan tegas.

"aku sudah menghubungi Bi Tari dia pengasuh sekaligus pembantu di rumah lama Jio, dia saksi yang bisa di mintai keterangan selain itu masih ada beberapa tetangga yang juga merupakan saksi kejahatan ibu Jio"

"bagus Ethan aku yakin kau akan memenangkan hak asuh Jio nantinya, hasil visum dan catatan medis Jio juga bisa di jadikan barang bukti aku yakin pihak kita akan memenangkan kasus ini" sahut Vina memberikan semangat pada Ethan.

"Aku tidak akan membiarkan orang seperti mereka mengasuh anak sebaik Jio" Ethan menatap wajah Jio sedih.

Orang tua Jio yang ada di luar kota mendapatkan surat dari pengacara Ethan yang mengajak mereka untuk bertemu secara langsung.

"rupanya dokter muda itu ingin mengadopsi Jio" Calista berbicara dengan suaminya.

"Jika dia memang menginginkan anak itu ya sudah kita berikan saja, lagi pula aib untuk apa di pelihara" Devan tidak begitu peduli.

"Kita temui dia besok dengan membawa pengacara kita, aku tidak Sudi jika setelah anak itu adopsi kita masih harus memberikan dia nafkah!"

"siapa juga yang Sudi menafkahi anak pembawa sial itu sayang? Aku tidak mau keluarga kita ketularan kena sial gara gara dia tapi bagus juga jika anak itu di ambil oleh dokter muda itu jadi kesialan kita pindah padanya"

"intinya kita tidak punya anak kedua! Anak kita hanya satu yaitu Rendy!" Calista.

"Tepat sekali sayang" Devan memeluk Calista mesra.

Ethan belajar bahasa isyarat dengan Nea hingga tengah malam. Kegigihan Ethan untuk belajar bahasa isyarat membuahkan hasil walaupun tidak seberapa, Ethan masih sering lupa dengan beberapa gerakan.

"Ethan melihat mu belajar sekeras ini membuat ku kagum, padahal dulu saat kita kuliah kau itu pemalas"

"ini berbeda Vina... Seumur hidup ini aku selalu sendirian, aku tidak pernah memiliki keluarga bahkan aku dibesarkan di panti asuhan...

Aku bisa bersekolah hingga kuliah itu semua berkat beasiswa yang diberikan oleh negara untukku, anak ini adalah anggota keluarga pertama yang aku miliki"

Nea dan Vina terdiam mereka hanya menatap Ethan dengan tatapan sedih.

"Aku selalu berharap bisa hidup dengan baik dengan seseorang yang bisa menyayangi ku, tapi nyatanya tidak ada wanita yang ingin menjalin hubungan dengan seorang pria seperti ku...

Laki laki dengan identitas dan latar belakang yang tidak jelas, hm... Jika nanti ku tidak bisa memiliki pasangan setidaknya aku punya adik yang bisa menjadi teman ku hingga tua nanti" Ethan tersenyum hambar dan duduk disamping Jio.

Ethan menggenggam tangan Jio membuat anak itu terusik dan terbangun dari tidurnya. Jio menatap Ethan dengan tatapan bingung.

"kakak kenapa? Apa kakak tidak tidur? Ini sudah malam"

"Kau tidurlah lagi kakak hanya ingin menggenggam tangan mu saja, emh... Boleh kakak memanggil mu adek?" Ethan.

Jio mengangguk pelan dan tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!