MEMBANTU

Jio bermain bersama para polisi yang menjaganya. Jio sangat senang karena ada banyak orang yang mau mengajaknya bermain.

"ini namanya apa?" Jio menuliskan apa yang ingin dia katakan di buku catatan kecil yang dikalungkan oleh Ethan di lehernya lengkap dengan pulpen kecil diatasnya.

"oh ini namanya ayam Kate, ayam tapi badannya kecil lebih mirip seperti burung merpati tapi ini ayam" Ucap salah seorang polisi yang terlihat cukup tua di mata Jio.

"Bisa dimakan?" tanya Jio semakin penasaran.

"Bisa sih tapi rasanya tidak enak, rasanya aneh tapi lucu loh bisa di jadikan hewan peliharaan imut imut seperti Jio imut" Ucapan Dela langsung di setujui oleh semua orang.

Terkadang senyuman yang terlukis di wajah seorang anak yang polos seperti Jio bisa mengobati banyak luka di hati orang orang yang melihatnya. Tawa Jio membuat orang orang yang melihatnya terpana.

Brian diam diam mengambil foto kebersamaan Jio dengan polisi polisi itu dan mengirimkannya pada Ethan.

Keadaan dirumah sakit sudah mulai bisa terkendali karena kini Asrama dokter juga dijadikan tempat penampungan pasien. Ethan masih sibuk menangani seorang pasien yang mengalami luka cukup berat di bagian punggungnya.

"Ethan kau harus istirahat, kau belum makan apapun sejak tadi" Nea mengkhawatirkan Ethan yang sejak tadi belum istirahat sama sekali.

"Nea tolong kau lanjutkan hanya tinggal menjahit luka luarnya saja, aku sedikit pusing" Ethan merasa pusing dan kepalanya seperti di pukul dari belakang rasa sakit itu membuatnya kewalahan sendiri.

Ethan berjalan dengan berpegang pada dinding kepalanya semakin pusing. Ethan hampir saja jatuh tapi untungnya ada Vina yang menolong Ethan.

"Ethan kau pucat sekali, duduklah" Vina mendudukan Ethan di kursi koridor rumah sakit.

"Ethan kau kenapa? Apa kau sakit kepala atau mual?" Vina khawatir pada Ethan.

"aku tidak apa apa hanya sedikit kelelahan saja, Vina bantu aku memeriksa beberapa pasien aku butuh istirahat sebentar" Ethan memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Ethan biar aku memeriksa mu dulu baru aku akan memeriksa pasien lainnya, kau sendiri lemah begini bagaimana aku bisa meninggalkan mu?" Vina membawa Ethan ke salah satu ranjang rumah sakit dan membaringkannya.

Vina memeriksa keadaan Ethan dengan hati hati dan teliti. Ethan hanya bisa diam dan membiarkan Vina memeriksa keadaannya.

"Ethan asam lambung mu naik lagi, apa kau sudah makan?"

"Bagaimana aku bisa makan keadaan sedang kacau balau seperti ini, sejak kemarin aku belum makan apapun sama sekali minum air putih saja aku lupa"

"aku serius kali ini Ethan kau harus makan dan minum obat jika tidak aku akan memaksa mu untuk opname"

Ethan terkekeh dengan ancaman dari Vina karena bukan yang pertama kalinya Vina mengancam Ethan.

"Baiklah aku akan makan dan minum obat, aku juga ingin menelpon Brian sejak kemarin aku menitipkan Jio padanya aku khawatir Jio merepotkan dia"

"aku belikan makanan untuk mu dulu ya ingat jangan kemana mana, kalau kau pergi aku akan suruh Brian membawa kabur Jio! Kau tau kan Bria sangat sayang pada Jio" Ancam Vina.

Ethan hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah Vina pergi Ethan mengambil ponselnya dan menelepon Brian.

*drrt drrt drrt

"Halo Ethan? Bagaimana keadaan di rumah sakit?" Brian menjawab telpon dari Ethan.

"rumah sakit sudah bisa dikendalikan walaupun masih cukup berantakan sih, oh iya aku sedang tidak enak badan bisa kau kesini dan bawa Jio?" sahut Ethan dari seberang telepon sana.

"Kau sakit? Sakit apa? Okay sudah jangan di jawab aku akan segera ke rumah sakit dan membawa Jio, kau istirahat saja ya" Brian sangat khawatir pada Ethan.

Brian meninggalkan semua pekerjaannya dan menggendong Jio yang masih tidur di pangkuannya untuk menuju ke rumah sakit tempat Ethan bekerja. Brian sengaja tidak membawa mobil sendiri ada supir yang mengantarkan mereka.

"Jio sayang... Bangun sayang" Brian membangunkan Jio dengan lembut.

Jio mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang membuat kedua mata indahnya merasa silau. Brian tersenyum dan mengusap lembut pipi Jio.

"bangun sayang kita mau bertemu dengan kakak mu Ethan, kau harus bangun hm?" Brian berucap dengan suara lembut.

Jio menatap Brian dengan tatapannya yang masih sayu. Jio tersenyum dan mengangguk pelan. Brian menurunkan Jio di kursi roda dan membawanya ke ruangan Ethan.

"Ethan?" Brian mendorong kursi roda Jio ke samping tempat tidur Ethan.

"Bagaimana keadaan mu?" Brian khawatir.

"aku baik baik saja hanya sedikit pusing, Jio sayang... Apa kabar? Kau tidak nakal kan?" Ethan tersenyum.

"kakak kenapa? Kenapa kakak diberi infus kakak sakit?" Tanya Jio khawatir.

"aku tidak apa apa sudah jangan khawatirkan kakak ya Jio" Ethan tidak ingin membuat Jio khawatir.

Jio meraih tangan Ethan dan menggenggamnya dengan erat.

"Brian ada apa? Kau sepertinya sedang ada masalah" Ethan melihat wajah Brian yang nampak murung.

"Ethan pembunuh berantai itu kembali dan kali ini korbannya adalah anak berusia dua belas tahun, anak itu tewas dengan paku yang tertancap dikepalanya...

Jujur saja Ethan kami merasa kasus ini semakin aneh sudah dua tahun dan korbannya sudah mencapai sepuluh orang" Brian mengungkapkan kekesalannya.

"aku akan membantu mu... saat ini rumah sakit sudah bisa ditangani karena ada bantuan dari beberapa dokter lainnya, aku bisa membantu mu untuk menyelidiki kasus itu"

"Tidak usah Ethan kau harus fokus pada kesembuhan mu, dan untuk masalah ini aku akan berusaha menyelesaikannya sendiri... selama kau sakit biarkan Jio bersama ku dia akan lebih aman tinggal di rumah ku untuk sementara waktu"

"Sebenarnya aku sedih karena tidak bisa membawa Jio menemui prof Nadia, aku sangat ingin Jio bisa bicara lagi... Aku tidak tega jika dia terus terusan begini" Ethan.

"aku akan cari cara agar kita bisa membawa Jio bertemu dengan profesor Nadia, kau harus percaya pada ku dan soal Jio aku akan pastikan dia bisa bicara lagi nanti"

"Jio baik baik saja walaupun tidak bisa bicara kak, dan Jio janji akan tetap jadi anak baik walaupun tidak bisa bicara lagi... Kakak jangan khawatir dengan Jio ya" Jio tersenyum.

"Jio harus sembuh sayang, kakak akan lakukan apa saja agar Jio bisa sembuh... Jio anak baik harus semangat untuk bisa bicara dan berjalan lagi, jangan sampai Jio kehilangan semangat itu" Ethan mengusap pipi Jio lembut dan menatap wajah Jio dengan mata berkaca-kaca.

"Jio harus jadi anak yang kuat, pintar, dan sehat kakak tidak mau Jio di sakiti oleh orang lain dan kakak tidak mau melihat Jio di hina lagi..."

"Ethan jangan terlalu memaksakan diri kau juga harus memikirkan tentang pertumbuhan dan perasaan Jio, aku akan mendukung semua yang kau lakukan asal itu tidak menyakiti diri mu dn juga Jio"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!