Tulus

Untukmu bunga lotus,

Kau berada dikubangan lumpur,

Kau tetap berdiri tegak,

Namun terlihat sangat cantik dan mempesona.

🌸🌸🌸

Jam Istirahat di ruang musik. Athalla mendekati Jaya.

"Eh, Athalla. Ngapain? Hari ini gak ada latihan," ucap Jaya.

"Gak kok, kak. Mau bantu bersih-bersih saja." Athalla tersenyum.

"Hah? Siapa yang nyuruh?" tanya Jaya.

"Gak ada, aku merasa kemarin itu ruangan agak kotor. Sedangkan aku malah langsung pulang," jawab Athalla.

"Santai saja kali, Thal. Kan ada petugas kebersihan?" ucap Jaya santai.

"Iya sih, tapi aku mau bantuin merapikan peralatan juga," jawab Athalla.

"Sepertinya kamu punya energi berlebih ya Thal?"

Jaya tertawa. Athalla hanya tersenyum.

"Yakin kamu ke sini bukan mencari Lintang?" tanya Jaya menyelidik.

"Hah? Enggak kok, kak. Aku malah mikir ruangan ini gak ada siapapun, ternyata malah ada kak Jaya.

Kok sendirian saja kak?" tanya Athalla.

"Mau tidur, capek. Tadi malam bergadang." Jaya menepuk-nepuk pundaknya.

"Ngapain kak bergadang? Ngerjain tugas? Berarti aku ganggu dong nih?" tanya Athalla.

Jaya hanya tertawa. Jaya berpikir seorang Athalla mempunyai sikap cuek dan gak perduli. Tapi, dia salah besar. Athalla orang yang perduli dengan lingkungannya tanpa disadarinya. Athalla pernah bilang, kalau dirinya seorang introvert. Tapi Jaya merasa, dia tidaklah seperti itu. Menurutnya Athalla hanya memilih teman, bukan dalam konteks negatif. Dia memilih teman yang membawa hal positif kepadanya.

"Kok tertawa sih?" tanya Athalla bingung.

Jaya menghela nafas, dia menjawab, "gak. Aku merasa lucu saja. Kamu berpikir, aku bergadang karena tugas. Padahal faktanya, aku bergadang main game online.

Tenang, aku merasa kamu gak mengganggu, kok. Malah seneng aja, ada yang nemenin."

"Kakak ngantuk kan?" tanya Athalla.

"Gak terlalu sih, tadi juga sempat tidur di kelas sebentar." Jaya menggaruk tengkuknya.

"Hah? Tidur di kelas? Gak kena marah Guru?" Athalla terkejut.

"Gak. Aman lah. Soalnya aku sudah menyelesaikan ulangan lebih cepat, sebelum waktunya habis," ucap Jaya.

"Ulangan?" tanya Athalla.

"Iya, ulangan harian saja sih," jawab Jaya santai.

"Kakak bisa menjawab? Sementara kakak gak belajar tadi malam?" Athalla merasa tak percaya.

"Iya bisalah, kalau gak bisa. Aku gak bakalan selesai dengan cepat. Aku bisa mengingatnya dengan baik, jadi tak perlu sering-sering belajar."

"Wah! Kakak hebat banget," ucap Athalla mengacungkan dua jempolnya.

Jaya menyibak rambutnya, bertingkah keren.

"Kamu gak istirahat?" tanya Jaya.

Athalla mengeluarkan isi tas jinjingnya, kotak bekal.

"Aku mau makan disini saja, boleh kan kak?" tanya Athalla.

"Boleh lah, by the way dimana Baldwin?" tanya Jaya.

"Sama kak Zeva," jawab Athalla.

"Tumben gak ngikutin kamu?" tanya Jaya.

"Aku yang gak mau diikutin, kak." Athalla mengangkat bahunya.

"Tumben? Biasanya kalian selalu menempel?" tanya Jaya.

Athalla tertawa, "memangnya kakak kira kami perangko?"

Jaya menjawab, "habisnya... Ya sudah lah, lanjutin saja makannya."

Athalla menyerahkan kotak bekalnya ke Jaya.

"Aku gak pernah melihat kakak makan di kantin, aku kasih ini ke kakak. Aku mau makan snack saja." Wanita itu membuka snacknya.

"Aku malas saja ke kantin, aku merasa gak lapar. Paling kalau makan, pas pulang sekolah saja.

Gak usah, kamu makan aja Thal. Kenapa sih suka banget bagiin makanan?" tanya Jaya heran.

Athalla prihatin pada Jaya. Athalla merasa dia harus membantu Jaya.

Athalla gak tahu aja, kalau Jaya anak orang kaya. Athalla malah berpikir, Jaya gak mampu. Kasihan Jaya. #Ma'afin Author.

"Gak apa-apa kak, aku pengen ngasih saja.

Lagian aku juga sering ditraktir kak Lintang dan kak Zeva. Mereka gak mau dibalas, ya aku balasnya ke kakak saja," jawab Athalla santai, wanita itu memasukkan keripik ke mulutnya.

Polos sekali sih Athalla pikir Jaya, "aku gak enak nih menerimanya."

"Gak apa-apa, kak. Aku rapiin peralatan sebentar, setelah ini kembali ke kelas," ucap Athalla.

Memang ada orang yang mau take and give? Malah berpikir maunya give and give. Biasanya juga maunya take and take. Athalla memang berbeda pikir Jaya.

Pulang sekolah, di jalanan masih sekitar sekolah, ban motor Jaya bocor. Dia pun mendorongnya mencari tempat bengkel terdekat. Athalla yang baru keluar dari gerbang sekolah melihat Jaya dari kejauhan mendorong motornya.

Hari ini Athalla pulang sendiri, Baldwin bersama Zeva.

Dia gak tega, akhirnya dengan sedikit berlari mengejar Jaya.

Jaya kaget disampingnya ada Athalla yang membantunya mendorong dengan nafas yang masih tersengal.

"Thal, ngapain? Gak usah kali, aku bisa kok sendiri. Aku kan cowok, aku kuat saja Thal." Larang Jaya.

"Aku tahu kak, tapi aku merasa bisa membantu.

Jadi, santai saja kali kak.

Kayanya gak seru saja gitu mendorong sendirian," ucap gadis itu sambil tertawa.

Jaya hanya tertawa, "gak ada kali Thal yang mau bantuin dorong motor butut kaya gini. Lagian aku bisa saja sendiri."

"Paling gak, ada teman yang diajak ngobrol. Biar kakak gak merasa sepi banget.

By the way, kak Lintang gak pulang bareng sama kakak?" tanya Athalla.

"Bisa saja kamu, Thal.

Iya nih, dia kan anggota Osis juga, Thal. Jadi, masih belum pulang karena masih ada rapat tadi.

Kalau kamu? Kenapa gak bareng Baldwin?" tanya Jaya.

"Oh iya, sibuk banget pastinya. Sebentar lagi ada acara ulang tahun SMA kita.

Iya kak, dia pulang bareng kak Zeva.

Gak pulang juga sih katanya mau nonton.

Tadi ngajakin aku juga, tapi aku mau pulang saja, mau mengerjakan tugas," jelas Athalla.

"Oh, pantesan saja.

Terus kamu pulang naik apa?" tanya Jaya.

"Mau naik taksi aja kak," jawab Athalla.

Mereka telah sampai di depan bengkel.

"Tunggu ya Thal, gak lama kok," ucap Jaya.

"Mau apa kak?" tanya Athalla.

"Tungguin saja," pinta Jaya.

"Ya sudah, aku temani kakak menunggu," ucap Athalla.

Ban sudah selesai diperbaiki.

"Ayo pulang, aku antar," ajak Jaya.

"Hah? Gak usah sih, kak. Aku bisa pulang sendiri," tolak gadis itu.

"Kamu malu naik motor butut punyaku?" tanya Jaya.

Athalla menghela nafas dia menggeleng, "Ya ampun, aku bukannya bermaksud kaya gitu kak. Aku gak mau merepotkan, kakak."

"Yang direpotin siapa? Aku merasa gak repot sama sekali.

Lagian kamu sudah membantu aku tadi. Jadi, aku mau mengantar kamu sebagai tanda terima kasih.

Cuma mengantar saja, bukan memberi hadiah atau apa," ucap Jaya, dia menaiki motornya.

"Bagaimana ya?" Athalla terlihat sedang berpikir.

"Aku memaksa nih," paksa Jaya.

"Emm, baiklah kak," sahut Athalla cepat.

Akhirnya Jaya mengantar sampai depan rumah Athalla.

"Terima kasih, kak. Mau mampir dulu?" ajak Athalla.

"Wah jadi gak enak nih, Lintang pernah gak diajak mampir?" goda Jaya.

"Kok kak Lintang? Beda kak kondisinya dengan kakak saat ini. Kalau kak Lintang nganterinnya sudah hampir malam. Jadi, gak aku ajak mampir.

Kalau ini kan baru sore, jadi mau aku ajak mampir.

Di rumah ada Mama juga," jelas Athalla.

Jaya hanya tertawa.

"Aku tahu kakak capek juga," ucap Athalla.

"Gak apa-apa, aku langsung pulang saja. Terima kasih banyak untuk hari ini," ucap Jaya tersenyum.

"Tunggu dulu!

Tunggu sebentar saja kak, aku ke dalam sebentar."

Athalla lari ke dalam rumahnya, tak berapa lama dia kembali dengan nafas tersengal.

Dia menyerahkan sebotol minuman mineral dan sepotong kue coklat. Jaya terlihat bingung.

"Ambil buat kakak."

"Untuk apa ini?" tanya Jaya.

Athalla menjawab, "ya untuk dimakan lah kak, itu kue buatanku. Aku belajar bikin kue kemarin. Ma'af kalau enggak enak."

"Serius? Kenapa sih suka banget ngasih aku makanan? Memang aku terlihat apa?" tanya Jaya mengerutkan alisnya.

"Ya ampun, ma'af kak. Please, jangan tersinggung kak.

Aku ngasih karena pengen ngasih saja, bukan karena apa-apa," ucap Athalla.

"Baiklah, terima kasih ya. Aku terima nih ya.

Wah, Lintang pasti iri nih sama aku karena kamu sering memberi ku makanan seperti ini," ucapnya tertawa kecil.

Ekspresi Athalla berubah. Dia merasa gak enak.

"Kamu ada masalah sama Lintang?" tanya Jaya.

Athalla menggeleng, wajahnya murung, "gak kak, aku gak tahu juga kenapa aku bersikap seperti ini."

"Mending perbaiki hubungan kalian. Aku kasihan juga sih, lihat Lintang sendu kaya gitu di kelas," ucap Jaya.

"Baiklah kak. *B*y the way, kita malah ngobrol disini?"

"Ya sudah, aku pulang dulu ya?" pamit Jaya.

"Ok, hati-hati di jalan ya." Athalla melambai ke arah Jaya, dibalas Jaya dengan mengangkat tangannya dan segera tancap gas.

Terpopuler

Comments

FauLia

FauLia

suka ❤️

2020-09-12

1

Ita Yulfiana

Ita Yulfiana

semangat semangat

2020-09-08

1

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Likee lagii

2020-09-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!