Palsu atau Nyata

Selama seminggu Athalla di rumah sakit, selama itu juga Baldwin dan Chadfael menemani Athalla.

Athalla merasa aneh, kenapa Chadfael juga menemaninya.

Di taman rumah sakit,

Athalla duduk dikursi roda yang di dorong oleh Chadfael, karena saat ini Baldwin sedang ada urusan.

“Hmm... ka, boleh aku bertanya sesuatu padamu?” tanya Athalla.

“Tentu, Athalla," jawab Chadfael.

“Kenapa kau menemaniku di rumah sakit?” tanya Athalla lagi.

“Huh? Tentu saja karena kau teman Baldwin, lagipula Baldwin sedang sibuk," jawab Chadfael mencoba dengan tenang.

“Aku hanya merasa aneh saja dan juga teman Baldwin bukan cuma aku, hanya karena kalian dekat, bukan berarti kau juga harus seperti ini padaku," ucap Athalla, gadis itu terlihat sendu.

“Ah, aku sebenarnya... memangnya kenapa? Tidak boleh?” Chadfael mencoba mengalihkan pembicaraan dengan bertanya balik.

“Ah, bukan seperti itu. Aku hanya merasa sedikit tidak nyaman. Karena aku menyukaimu, tapi kau menolakku.

Jadi, ini terasa sedikit aneh. Yah, seperti itulah …," ucap Athalla.

Chadfael mendengus mendengar penuturan Athalla.

“Aku mau bertanya sesuatu juga padamu.” Ucap Chadfael.

“Tentang apa?” tanya Athalla.

“Apa kau membenci orang yang menabrakmu?” tanya Chadfael.

“Sebenarnya aku kesal sih, tapi Mama bilang dia orang yang baik dan mau bertanggung jawab. Jadi, aku tidak boleh membencinya. Walaupun dia tidak minta ma’af langsung padaku, aku harus mema’afkannya,” ucap Athalla, Chadfael kaget mendengarnya.

Athalla sangat baik, dia bahkan tidak membenci orang yang telah menabraknya dan membuatnya lumpuh.

Seharusnya Athalla marah dan memakinya, dia merasa pantas mendapatkannya. Dia benar-benar merasa sangat bersalah dengan Athalla.

“Apa kau tau siapa yang menabrakmu?” tanya Chadfael.

“Aku tidak tahu, kak. Kenapa? Kau tahu sesuatu?” tanya Athalla balik.

“Ahh, aku... juga tidak tahu," ucap Chadfael gugup.

“Baiklah," ucap Athalla, gadis itu menunduk dan mengusap tangannya yang di infus.

Sebuah ide terlintas di pikiran Chadfael, tanpa berpikir panjang. Dia tidak berpikir tentang resikonya.

“Athalla, maukah kau jadi kekasihku?” ucap Chadfael secara tiba-tiba.

Athalla kaget, dia mengerjapkan matanya beberapa kali.

“Kakak, apa kau salah bicara? Atau aku yg salah dengar?” Athalla ragu dengan apa yang dia dengar.

“Tidak kok, aku sedang menyatakan perasaanku padamu. Apa jawabanmu?” ucap Chadfael.

“Kakak, kau pasti bercanda. Lucu sekali!" Athalla tertawa.

“Athalla Putri, aku Chadfael Jericho Pradipta menyukaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?” ulang Chadfael, dia memperjelas kalimatnya.

Chadfael berlutut dan menggenggam tangan Athalla. Wajah Chadfael terlihat serius, Athalla berhenti tertawa.

“Kak, aku... tentu saja aku mau, lagipula kenapa kau bertanya padaku? Kau sudah tahu jawabannya," ucap Athalla tersenyum bahagia, Chadfael pun ikut tersenyum.

“Baiklah kita sekarang resmi menjadi sepasang kekasih,” ucap Chadfael.

“Tapi, bukankah waktu itu kau bilang kau sedang menyukai seseorang?” tanya Athalla.

“Oh, dia? Ah, lupakan saja. Saat ini aku menyukaimu kok," jawab Chadfael tersenyum.

“Are you sure?” tanya Athalla.

“yes, I'm sure. Would you trust me?” ucap Chadfael.

“Hmm, iya." Athalla mengangguk dan tersenyum.

 

🍃🍃🍃

 

Keesokan harinya,

Chadfael mendorong kursi roda Athalla menuju kelas 10-3, banyak fans Chadfael yang melirik dengan mulut menganga, mereka tak percaya dengan yang mereka lihat.

Pasalnya Chadfael itu senior populer, sedangkan Athalla sama sekali bukan siapa-siapa di sekolah.

Setelah sampai di kelas Athalla, Chadfael pergi ke kelasnya. Baldwin hanya menatap mereka, tanpa bicara apapun.

“Win, kau tau apa yang membuatku sangat senang?” ucap Athalla antusias.

“Apa?” tanya Baldwin.

“Aku dan Chadfael berkencan. Wah, akhirnya dia benar-benar menembakku, Win. Terima kasih karena selama ini kau sudah membantuku,” jawab Athalla bahagia, dia tak berhenti tersenyum.

Baldwin mengernyitkan alisnya, dia sama sekali tidak merasa telah membantu Athalla.

Tunggu dulu, tadi Athalla bilang apa? Berkencan?

“APA? Kau berkencan dengan Chadfael?” ucap Baldwin nyaring, seisi kelas memperhatikan mereka.

“Hey, kenapa kau berteriak? Ssttt... tak usah berisik begitu, bisa kan?” ucap Athalla kesal.

“Bagaimana ceritanya?” tanya Baldwin penasaran.

“Yah, kemarin dia menembakku. Awalnya aku juga tak percaya, karena waktu itu dia menolakku. Tapi sekarang aku percaya, dia benar-benar jadi kekasihku,” Athalla teringat kejadian kemarin.

“Baiklah, aku turut senang mendengarnya,” ucap Baldwin meskipun dia masih merasa tak percaya.

Jam istirahat,

Chadfael menjemput Athalla di kelasnya untuk mengajaknya ke kantin, yang diikuti oleh Baldwin juga. Setelah mendapatkan tempat untuk makan, Baldwin mendekati Chadfael dan berbisik padanya.

“Fael, kita perlu bicara," ucap Baldwin dengan nada serius.

Chadfael mengangguk dan mengikuti Baldwin.

“Eh? Kalian mau kemana?” tanya Athalla.

“Aku mau ke toilet, Chadfael akan memesankan makanan," sahut Baldwin.

“Oh, baiklah." Athalla mengangguk.

Baldwin membawa Chadfael keluar dari kantin.

“Fael, kau serius? Kencan dengan Athalla?” tanya Baldwin.

“Tentu saja," jawab Chadfael.

“Fael, jangan main-main," Baldwin memegang pundak Chadfael.

“Sebenarnya aku juga tidak tahu, Win. Aku sudah menyakiti hati dan fisiknya. Mungkin saja ini dapat melupakan rasa sakitnya, aku sedang mencoba menyukainya juga Win,” ucap Chadfael tertunduk.

“Baiklah Fael, jangan sakiti dia. Awas saja kalau kau melukainya lagi. Aku membiarkanmu saat ini, karena aku tidak ingin menghapus wajah bahagia Athalla." Ancam Baldwin.

"Iya. Aku tau." Chadfael mengangguk.

Mereka kembali ke tempat mereka. Baldwin datang duluan, yang kemudian disusul oleh Chadfael.

"Kalian lama sekali. Kemana aja sih?" tanya Athalla.

"Aku mengantri mengambilkan makanan," jawab Chadfael cepat.

"Eh, aku juga mengantri kok di toilet. Ada banyak orang tadi," jawab Baldwin.

"Baiklah, ayo segera makan. Jam istirahat hampir berakhir," ucap Athalla.

Baldwin dan Chadfael hanya saling diam. Athalla merasa aneh, tapi dia biarkan saja.

 

🌻🌻🌻

 

Chadfael dan Athalla bagaikan perangko, mereka sangat lengket kemanapun mereka selalu bersama.

Membuat yang melihat mereka menjadi iri. Chadfael pria idaman semua wanita, dia sangat romantis.

Chadfael dengan sabar dan setia selalu mengantarkan Athalla ke tempat terapinya.

Chadfael dan Athalla berkencan, mereka pergi ke taman bermain.

“Fael, aku mau naik Roller Coaster,” Athalla menunjuk wahana yang dimaksud.

“Apa? Kenapa kau ingin naik itu?” tanya Chadfael merasa kaget.

“Aku hanya ingin naik itu, mau ya Fael?” ucap Athalla bernada manja, Chadfael pun luluh.

“Baiklah, kenapa wanita mau naik itu sih? Ah aku lupa, kau kan Tomboy," ucapnya sambil tertawa.

“Hey Chadfael Jericho Pradipta, kau ini benar-benar …, ” Athalla terlihat kesal.

“Baiklah. Aku hanya bercanda, baby. Ayo kita naik itu,” ucap Chadfael terkekeh.

Chadfael menggendong Athalla seperti gaya pengantin, sungguh pemandangan yang sangat romantis. Mereka seperti pengantin baru. Semua pasangan di sekitar tempat itu menatap iri. Athalla merona, Chadfael selalu membuatnya terkejut dengan semua perlakuan manisnya.

Mereka pergi ke tempat-tempat romantis dan selalu berfoto berdua. Akhirnya setelah puas seharian berkencan, Chadfael mengantar Athalla pulang.

Athalla selalu memposting semua foto mereka di semua media sosialnya. Teman-temannya selalu saja memberi komentar iri, pasalnya mereka pasangan yang sangat romantis.

 

🌷🌷🌷

 

Tiga bulan kemudian,

Athalla sudah sembuh total, dia sudah bisa berjalan kembali. Dia sangat senang dan memeluk Chadfael setelah mendengar berita tersebut. Namun, setelah itu Chadfael tidak terlalu memperhatikannya lagi, mereka jarang bersama. Karena Chadfael sudah berada di tingkat akhir, dia harus belajar lebih giat untuk ujian kelulusannya. Athalla mencoba mengerti, walau sebenarnya sedikit kecewa.

Hari itu Athalla mengerjakan tugas sendirian di perpustakaan, hingga waktu menunjukkan pukul lima sore.

Dia berjalan keluar dan melewati taman belakang sekolah.

Awalnya dia tak perduli melihat seorang pria dan seorang wanita yang duduk di bangku panjang, pasalnya mereka membelakangi Athalla. Namun, yang membuat Athalla terhenti adalah saat mendengar suara pria tersebut, dia sangat mengenalnya.

“Ranti, sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak lama. Maukah kau menjadi kekasihku?” ucap pria tersebut, Athalla shock dia bersembunyi di tembok terdekat. Dia membekap mulutnya sendiri, berusaha menahan suaranya agar tidak terdengar.

“Chadfael, ma'af. Bukannya kau sudah mempunyai kekasih? Siapa itu namanya? Athalla?” jawab Ranti sambil mengingat-ingat.

“Ah, dia. Sebenarnya aku tidak sungguh menyukainya, kau tau. Dia menyukaiku dan sialnya hari itu aku tidak sengaja menabraknya, aku harus bertanggung jawab atas kesembuhannya juga.

Dia lumpuh sementara, aku kasihan padanya. Akhirnya aku berpikir menjadikan dia kekasihku, untuk membuatnya melupakan rasa sakitnya. Dan yah, itulah yang sebenarnya terjadi,” ucap Chadfael.

Athalla tidak tahan lagi, air matanya pun lolos begitu saja, ia berusaha meredam suara tangisnya.

"Kau gila, Fael! Aku tidak mau, lagipula aku tidak mau menjadi orang ketiga. Sebaiknya kau akhiri hubungan palsumu itu.

Hah... aku benar-benar prihatin padanya, bagaimanapun juga dia seorang perempuan. Aku merasakan apa yang dia rasakan, seandainya aku di posisinya.

Aku tidak tega, Fael. Kau benar-benar keterlaluan, kau telah mempermainkannya. Aku kecewa padamu, sebaiknya kau harus berkata jujur padanya sebelum dia terluka lebih dalam lagi," ucap Ranti, dia pergi meninggalkan Chadfael.

Athalla tidak kuat lagi, dia berlari meninggalkan tempat itu. Dia tidak menyangka, semua perlakuan Chadfael selama ini hanya pura-pura.

Sesampainya di rumah Athalla hanya mengurung dirinya di kamar.

Handphonenya berdering, telepon dari Chadfael. Dia tidak ingin bicara terlebih lagi dengan Chadfael, tapi dia berusaha menyembunyikan itu. Akhirnya dia pasrah dan mengangkatnya.

📞: “Halo?” ucap Athalla, suaranya sedikit bergetar.

📞: “Halo, Athalla, kenapa denganmu? Suaramu seperti orang yang menangis?” tanya Chadfael.

📞: “Ah, tidak kok. Aku baru bangun tidur Fael, aku baik-baik saja,” jawab Athalla bohong.

📞: “Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan denganmu, tapi sepertinya kau lelah. Besok saja kita bicaranya. Apa kau butuh sesuatu?” tanya Chadfael.

📞: “Hmm, tidak ada. Kalau begitu, sampai jumpa besok,” jawab Athalla.

📞: “Baiklah, see you," ucap Chadfael.

Athalla menutup teleponnya. Dia melanjutkan tangisnya. Dia merasa dunia seakan runtuh, dia terus teringat perkataan Chadfael.

 

🍂🍂🍂

 

Keesokan harinya, Athalla berjalan langkahnya gontai. Dia tidak bersemangat, namun tetap berusaha tersenyum.

“Ada apa denganmu Athalla? Matamu bengkak seperti itu? Kau menangis semalaman? Kau ada masalah apa? Cerita pada Mamamu,” ucap Mama Athalla melihat putri semata wayangnya, ia prihatin.

“Tidak kok, Ma. Aku baik-baik saja. Aku hanya bergadang semalaman mengerjakan tugas. Aku tidak punya masalah,” Athalla memasukkan roti ke mulutnya dan meminum susunya. Dia bergegas berangkat sekolah.

“Oh iya Ma, kalau Chadfael menjemput, bilang saja aku sudah pergi duluan. Ada yg harus ku selesaikan pagi ini.”

“Huh? Baiklah."

Mamanya sedikit bingung, tidak biasanya Athalla bersikap begitu. Terutama pada Chadfael.

 

🍁🍁🍁

 

Di kelas 10-3, Baldwin menatap Athalla horor, pasalnya wajah Athalla benar-benar pucat seperti zombie.

“Hey, kenapa matamu merah dan bengkak seperti ini? Kau menangis semalaman? Kenapa?” Baldwin menangkupkan kedua tangannya di wajah Athalla. Wanita itu menepis tangan Baldwin.

“Tidak kok, aku hanya bergadang semalaman mengerjakan tugas,” ucap Athalla bohong.

“Cih, kau sama sekali tidak pandai berbohong Nona Athalla. Memangnya aku tidak tau, kau kemarin menyelesaikannya di perpustakaan? Dan juga aku ini sahabatmu, aku terlalu mengenalmu. Jadi, ceritakan kau ada masalah apa, hmm?” ucap Baldwin meyakinkan.

“Baiklah, nanti saja ya Win? Aku sangat lelah sekarang,” ucap Athalla, dia menelungkupkan wajahnya di meja.

“Kau sedang tidak baik Thal, sebaiknya kau pergi ke klinik saja,” ucap Baldwin prihatin.

“Tidak mau, aku baik-baik saja kok. Aku tak mau ketinggalan pelajaran hari ini Win,” ucap Athalla lemah.

“Baiklah, terserah kau saja." Baldwin pasrah.

 

🌿🌿🌿

 

Jam istirahat, Chadfael menuju kelas Athalla, dia kaget melihat Athalla seperti zombie.

“Athalla ayo pergi," ajak Chadfael.

Chadfael mengajak Athalla ke taman belakang sekolah.

“Athalla, kau sakit? Kau pucat sekali, matamu merah. Kau habis menangis?” tanya Chadfael khawatir.

“Aku baik-baik saja. Ah, kau ingin bicara kan kemarin? Bicara apa?” Athalla berusaha tegar.

“Ah, itu. Aku ingin mengajakmu jalan, tapi melihat kondisimu seperti ini. Sebaiknya tidak jadi saja. Kau perlu istirahat," jawab Chadfael.

“Aku juga ingin bicara Fael..., " Athalla menarik nafasnya dan menghembuskannya, "Hah... kau tidak perlu melakukan semua itu lagi karena aku ingin kita putus saja," Athalla menekankan di setiap kata.

Chadfael kaget, dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Namun, dia masih menunggu Athalla menyelesaikan kalimatnya.

"Aku tidak mau menjalani hubungan pura-pura ini lagi. Aku tidak butuh rasa kasihanmu. Sebaiknya lupakan saja semua yang telah terjadi, aku tidak akan mengungkit masalah kecelakaan itu lagi. Jadi, sekarang kau bebas berkencan dengan siapapun,” air matanya menetes, dia segera mengusapnya.

Chadfael menganga tak percaya, bagaimana mungkin Athalla bisa mengetahui semuanya.

“Athalla, aku... aku sungguh minta ma'af. Aku tidak bermaksud seperti itu, sungguh. Ku mohon ma'afkan aku," Chadfael meraih tangan Athalla, namun ditepis Athalla.

“Sudah ku bilang, aku sudah melupakan semuanya. Mulai sekarang, sebaiknya kita tidak usah memiliki hubungan apapun," ucap Athalla lirih.

Athalla pergi meninggalkan Chadfael yang terpaku, dia sedang berpikir bagaimana mungkin Athalla bisa tahu.

Hanya Baldwin yang tahu, tapi Baldwin tidak mungkin mengatakannya. Dia hanya bercerita pada Ranti kemarin, jangan-jangan….

Chadfael segera kembali ke kelasnya, “Ranti, bisa kita bicara sebentar di luar?” ujar Chadfael.

Ranti mengangguk, ia mengikuti Chadfael ke taman belakang sekolah. Ranti bingung, “ada apa Chadfael?”

“Apa kau yang memberitahu Athalla semuanya?” tanya Chadfael.

“Hah? Apa maksudmu Fael? Aku bahkan tidak bertemu dengannya sama sekali, bagaimana mungkin aku memberitahunya?" tanya Ranti, dia bingung.

“Argh... aku bisa gila... bagaimana dia bisa tahu? Aku merasa jadi orang yang paling jahat sekarang,” ucap Chadfael frustasi, dia mengusak wajahnya.

“Kau harus minta ma’af, Fael. Aku yakin sebenarnya kau mencintainya juga, hanya saja kau belum sadar sepenuhnya.

Mungkin kau memang menyukaiku, tapi setelah ada Athalla, ku rasa perasaanmu sudah teralihkan kepadanya. Jadi, perbaikilah hubungan kalian,” ucap Ranti seraya menyentuh pundaknya, berusaha menenangkannya.

Athalla tidak sengaja melihat mereka berdua, dan menimbulkan kesalahpahaman.

“Aku baru putus dengannya beberapa menit yang lalu, dia bahkan sudah jadian lagi dengan wanita lain. Hah... sepertinya sebegitunya dia tidak menginginkanku," ucap Athalla lirih dan berlalu.

Terpopuler

Comments

Maria W.H

Maria W.H

Masih di sini.
Mari kita saling mendukung

2020-09-28

2

Muffi

Muffi

semangat lanjut

2020-09-21

1

Selena

Selena

Lanjut kak

2020-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!